Pengertian Kemencangan
Ancaman atau kecenderungan (skewness) adalah tingkat ketidaksimetrisan atau
kejauhan simetri dari sebuah distribusi.
Distribusi yang tidak simetris akan memiliki rata-rata, median dan modus yang
tidak sama besarnya, sehingga distribusi akan terkonsentrasi pada salah satu sisi dan
kurvanya akan menceng. Jika distribusi memiliki ekor yang lebih panjang ke kanan
daripada yang ke kiri maka distribusi disebut menjenguk tahanan atau memiliki
kemencengan positif. Sebaliknya, jika distribusi memiliki ekor yang lebih panjang ke
kiri dari Pada ke kanan maka distribusi disebut menceng ke kiri atau memiliki
kemencengan negatif.
Berikut ini gambar kurva dari distribusi yang manceng ke kanan (menceng positif)
dan menceng ke kiri (menceng negatif).
1. Koefisien KemencenganPearson
Koefisien kemencengan Pearson nilai selisih rata-rata dengan modus dibagi
simpangan baku. Koefisien kemencengan pearson dirumuskan dengan :
Keterangan :
Sk : Koefisien kemencanganpearson
Apabila secara empiris didapatkan hubungan antar nilai pusat sebagai:
RUMUS
Jika nilai sk dihubungkan dengan keadaan kurva maka:
Contoh soal:
Berikut ini adalah data nilai ujian statistik dari 40 orang mahasiswa sebuah
universitas.
Penyelesaian :
Nilai X f u u2 fu fu2
31 - 40 35,5 4 -4 16 -16 64
41 - 50 45,5 3 -3 9 -9 27
51 - 60 55,5 5 -2 4 -10 20
61 - 70 65,5 8 -1 1 -8 8
71 - 80 75,5 11 0 0 0 0
81 - 90 85,5 7 1 1 7 7
91 - 95,5 2 2 4 4 8
100
Jumlah 40 -32 134
2. Koefisien Kemencengan Bowley
Koefisien kemencengan Bowley berdasarkan pada hubungan kuartil-kuartil
(Q 1 , Q 2 , dan Q 3) dari sebuah distribusi. Koefisien kemencengan Bowley
dirumuskan :
atau
Keterangan :
sk B = koefisien kemencengan Bowley
Q = Kuartil
Koefisien kemencengan Bowley sering juga disebut Kuartil Koefisien
Kemencengan.
Apabila nilai sk B dihubungkan dengan keadaan kurva, didapatkan :
1) Jika Q 3 – Q 2 > Q 2 – Q 1 maka distribusi akan menceng ke kanan atau
menceng secara postif.
2) Jika Q 3 – Q 2 < Q 2 – Q 1 maka distribusi akan menceng ke kiri atau
menceng secara negatif.
3) sk B positif, berarti distribusi menceng ke kanan.
4) sk B negatif,, berarti distribusi menceng ke kiri.
5) sk B = ± 0,10 menggambarkan distribusi yang menceng tidak berarti
dan sk B > 0,30 menggambarkan kurva yang menceng berarti.
6)
Contoh soal:
Tentukan kemencengan kurva dari distribusi frekuensi berikut!
Tabel 5.6 NILAI UJIAN MATEMATIKA DASAR I DARI 111
MAHASISWA, 1997
Nilai Ujian Frekuensi
20,00 – 29,99 4
30,00 – 39,99 9
40,00 – 49,99 25
50,00 – 59,99 40
60,00 – 69,99 28
70,00 – 79,99 5
Jumlah 111
Penyelesaian:
Kelas Q1 = kelas ke-3
Q1 = B1++ n – (∑f1)o .C
FQ2
= 39,995 + 27,75 – 13 X 10
25
= 45,895
Kelas Q2 = kelas ke- 4
n – (∑f2)o
Q2 =B2 + .C
F Q2
55,5 – 38
= 49,995 + X 10
40
= 54,37
Kelas Q3 = kelas ke- 5
n–
Q3 = B 3 + .C
(∑f3)o
83,25 – 78
= 59,995 + X 10
28
= 61,87
Keterangan :
sk p = koefisien kemencengan persentil
P = persentil
Contoh soal :
Tentukan nilai sk p dari distribusi frekuensi berikut!
TABEL 5.7 UPAH 65 KARYAWAN PERUSAHAAN “A” , 1997
Upah (ratusan ribu rupiah) Frekuensi
250,00 – 259,99 8
260,00 – 269,99 10
270,00 – 279,99 16
280,00 – 289,99 14
290,00 – 299,99 10
300,00 – 309,99 5
310,00 – 319,99 2
Jumlah 65
Penyelesaian :
Kelas P90 = kelas ke- 6
n – (∑f90)o
P90 =B50 + .C
f90
58,5 – 58
= 299, 995 + X 10
5
= 301
n–
.C
(∑f50)o
P50 = B50 +
32,5 – 18
= 269,995 + X 10
16
= 279,06
= 258,12
= 0,023
Untuk menilai nilai α3 dibedakan antara data tunggal dan data berkelompok.
Penyelesaian :
= =6
X X- (X - )2 (X - )3
2 -4 16 64
3 -3 9 27
5 -1 1 1
9 3 9 27
11 5 25 125
Jumlah - 60 244
S=
= =3,873
α3 =
= 0,77
Atau
15 – 19 17 1 -2 -2 4 -8
20 – 24 22 29 -1 -29 29 -29
25 – 29 27 43 0 0 0 0
30 – 34 32 41 1 41 41 41
35 – 39 37 24 2 48 96 192
40 – 44 42 12 3 36 108 324
Jumlah 150 - 94 278 520
Jika digunakan rumus pertama untuk mencari nilai α3 maka hasil nya akan
sama. dari perhitungan-perhitungan itu didapat :
X =30,13
S = 6,04
α 3=
=
= 0,27
a) Koefisien Keruncingan
Koefisien keruncingan atau koefisien kurtosis dilambangkan dengan α4(alpha
4). Jika hasil penghitungan koefisien keruncingan diperoleh :
1) Nilai lebih kecil dari 3 (<3) maka distribusinya adalah distribusi platikurtik
2) Nilai lebih besar dari 3 (>3) maka distribusinya adalah distribusi
leptokurtik
3) Nilai yang sama dengan 3 (= 3) maka distribusinya adalah distribusi
mesokurtik
Untuk mencari nilai koefisien keruncingan, dibedakan antara data tunggal dan
data berkelompok.
Untuk data tunggal
1
∑( X − X́ )4
n
α 4=
s4
Contoh soal :
2, 3, 6, 8, 11!
Penyelesaian :
=6
s=3,67
X X − X́ ( X − X́ )4
2 -4 256 1 4
∑ ( X− X́ )
n
3 -3 81 α 4=
s4
6 0 0 1
× 978
5 195,6
8 2 16 α 4= = =1,08
(3,67) 181,4
4
11 5 625
Jumla
0 978
h
Contoh soal :
X f X − X́ ( X − X́ )4 f (X − X́ )4
66 2 -7,425 3.039,3858 6.078,7716
69 5 -4,425 383,4009 1.917,0044
72 13 -1,425 4,1234 53,6047
75 14 1,575 6,1535 86,1490
78 4 4,575 438,0911 1.752,3642
81 2 7,575 3.292,5361 6.585,0722
Jumlah 40 - - 16.472,9661
a.
1
×16.472,9661
40
α 4=
(3,42)4
411,8241
α 4= =3,01
136,8058
∑ f u2 ∑ fu 2
s=C
√ n
−¿(
n
)¿
63 −21 2
s=3
√ 40
−¿( )
40
¿
C 4 ∑ f u4 ∑ f u3 ∑fu ∑ f u2 ∑ fu 2 ∑fu 4
α 4=
s4
(
n
−4 ( n )( ) (
n
+6
n )( ) ( )
n
−3
n
)
81
α 4= ( 2,7075+2,6046−0,2279 )=3,0102
136,81
Karena nilai keruncingannya hampir sama atau sama dengan 3 maka bentuk
kurvanya adalah mesokurtik.
b. Gambar grafiknya adalah :
b) Koefisien Kurtosis Persentil
Koefisien kurtosis persentil dilambangkan dengan
1
K= ¿ ¿
2
Contoh soal:
Berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi dari tinggi 100 mahasiswa
universitas XYZ.
Penyelesaian:
a.
1
(69,61−65,64)
2
K=
71,28−63,33=0,25