Disusun Oleh:
ii
LEMBAR PENGESAHAN
DEPARTEMEN PRODUKSI IB
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Menyetujui,
iii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis diberi kekuatan dan kesehatan untuk
menyelesaikan Laporan Tugas Khusus ini. Penulis melaksanakan Praktik Kerja
di bagian Ammonia, Departemen Produksi IB, PT. Petrokimia Gresik periode
tanggal 1 Juli 2019 – 31 Juli 2019. Laporan Tugas Khusus ini dilaksanakan dan
disusun berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan studi literatur di PT.
Petrokimia Gresik.
Kami menyadari bahwa Laporan Tugas Khusus ini masih jauh dari
sempurna oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami
perlukan.
Akhir kata semoga dengan tersusunnya Laporan Tugas Khusus ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak, penulis sendiri dan para pembaca dalam
menambah wawasan mengenai PT Petrokimia Gresik (Persero).
iv
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
1.4 Manfaat..............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pompa.................................................................................................................3
2.2 Pompa Sentrifugal..............................................................................................3
2.2.1 Pengertian Pompa Sentrifugal..................................................................3
2.2.2 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal..............................................................4
2.3 Deskripsi Pompa GA-109 A/B..........................................................................5
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efisiensi Pompa.......................................6
2.5 NPSH (Net Positive Suction Head)...................................................................6
2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi NPSHa.....................................................8
2.7 Kavitasi..............................................................................................................9
BAB III METODOLOGI
3.1 Pengumpulan Data...........................................................................................11
3.1.1 Pengumpulan Data Primer......................................................................11
3.1.2 Pengumpulan Data Sekunder..................................................................11
3.2 Pengolahan Data..............................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Perhitungan.............................................................................................14
v
4.2 Pembahasan......................................................................................................14
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................................16
5.2 Saran.................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Carbamate Condenser dengan adanya perbedaan tekanan. Oleh sebab itu
untuk mengetahui seluruh kerusakan dan gangguan pompa terhadap kinerja
pompa menjadi salah satu bahasan pokok dan utama dalam menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang ada. Dengan demikian, menghitung
efisiensi pompa sangatlah penting untuk mengetahui bagaimana performa
pompa yang digunakan apakah pompa dapat mencapai tekanan fluida dan
kebutuhan debit yang diharapkan atau tidak.
1.3 Tujuan
Mengetahui kinerja Steam Condensate Pump GA-109 A/B berdasarkan
nilai Net Possitive Head Suction (NPSH) yaitu NPSHa dan NPSHr dan
perbandingan efisiensi pompa desain dan efisiensi pompa aktual.
1.4 Manfaat
2
Manfaat yang dapat diperoleh dari tugas ini adalah untuk mengevaluasi
kinerja pompa berdasarkan hasil perhitungan efisiensi pompa, NPSHa, dan
NPSHr actual.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pompa
Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk
menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk
mengalirkan cairan dari daerah bertekanan rendah ke daerah yang bertekanan
tinggi dan juga sebagai penguat laju aliran pada suatu sistem jaringan
perpipaan. Hal ini dicapai dengan membuat suatu tekanan yang rendah pada
sisi masuk atau suction dan tekanan yang tinggi pada sisi keluar atau
discharge dari pompa. Pada prinsipnya, pompa mengubah energi mekanik
motor menjadi energi aliran fluida. Energi yang diterima oleh fluida akan
digunakan untuk menaikkan tekanan dan mengatasi tahanan – tahanan yang
terdapat pada saluran yang dilalui. Pompa juga dapat digunakan pada proses -
proses yang membutuhkan tekanan hidraulik yang besar. Hal ini bisa dijumpai
antara lain pada peralatan - peralatan berat. Spesifikasi pompa dinyatakan
dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan per satuan waktu (kapasitas) dan
energi angkat (head) dari pompa.
Dalam operasi, mesin - mesin peralatan berat membutuhkan tekanan
discharge yang besar dan tekanan isap yang rendah. Akibat tekanan yang
rendah pada sisi isap pompa maka fluida akan naik dari kedalaman tertentu,
sedangkan akibat tekanan yang tinggi pada sisi discharge akan memaksa
fluida untuk naik sampai pada ketinggian yang diinginkan (Suwasono, 2015).
3
Pompa sentifrugal memiliki sebuah impeler (baling-baling) yang
bertujuan untuk mengalirkan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain
dengan cara mengubah energi zat cair menjadi lebih besar. Pompa
digerakkan oleh motor. Daya dibagi menjadi dua macam, yaitu daya
poros yang merupakan daya dari motor listrik, serta daya air yang
dihasilkan oleh pompa. Daya dari motor diberikan pada poros pompa
untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Karena
pompa digerakkan oleh motor listrik (motor penggerak), jadi daya guna
kerja pompa adalah perbandingan antara gaya mekanis yang diberikan
motor kepada pompa (Suwasono,2015).
Akibat dari putaran impeler yang menimbulkan gaya sentrifugal,
maka zat cair akan mengalir dari tengah impeler keluar lewat saluran di
antara sudut-sudut dan meninggalkan imepeler dengan kecepatan yang
tinggi. Zat cair yang keluar dari impeler dengan kecepatan tinggi
kemudian melalui saluran yang penampangnya semakin membesar
yang disebut volute, sehingga akan terjadi perubahan dari head
kecepatan menjadi head tekanan. Jadi zat cair yang keluar dari flens
keluar pompa head totalnya bertambah besar. Sedangkan proses
pengisapan terjadi karena setelah zat cair dilemparkan oleh impeler,
ruang diantara sudut-sudut menjadi vakum, sehingga zat cair akan
terisap masuk. Selisih energi persatuan berat atau head total dari zat cair
pada flens keluar dan flens masuk disebut sebagai head total pompa.
Sehingga dapat dikatakan bahwa pompa sentrifugal berfungsi
mengubah energi mekanik motor menjadi energi aliran fluida
(Suwasono, 2015).
2.2.2 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal
Secara garis besar, pompa bekerja dengan cara mengubah energi
mekanik dari poros yang menggerakan sudut-sudut pompa, kemudian
menjadi energi kinetik dan tekanan pada fluida. Demikian pula pada
pompa sentrifugal, agar bisa bekerja pompa membutuhkan daya dari
mesin penggerak pompa. Berputarnya imepeler menyebabkan tekanan
4
vakum pada sisi isap pompa, akibatnya fluida yang mengalir terhisap
masuk ke dalam impeler. Di dalam impeler, fluida mendapatkan
percepatan dan terkena gaya sentrifugal, sehingga fluida mengalir
keluar dari impeler dengan kecepatan tertentu. Kecepatan keluar fluida
ini selanjutnya akan berkurang dan berubah menjadi energi tekanan
didalam pompa. Besarnya tekanan yang timbul tergantung besarnya
kecepatan fluida (Suwasono,2015).
2.3 Deskripsi Steam Condensate Pump GA-109 A/B
Spesifikasi Pompa :
1. Manufacture : Sulzer
2. Liquid : Steam Condensate
3. Pumping Temperature : 158°C
4. Pressure Discharge : 7,5 kg/cm2G
5. Pressure Suction : 5,5 kg/ cm2G
6. Differential Pressure : 2 kg/ cm2G
5
7. Flow (Capacity) : 1000 m3/h
8. Diferential Head : 22 m
9. Hydraulic Power : 54,48 Kw
10. Efisiensi Motor : 99,49%
11. Voltage : 380 V
6
akan semakin besar seiring dengan besarnya nilai WHP (water horse
power).
(Bachus et al., 2013)
NPSH merupakan hal yang sangat penting dan perlu dihitung pada saat
merancang pompa. Untuk mengetahui berapa besar energi yang tersedia pada
cairan untuk masuk ke dalam pompa, perhitungan NPSH yang digunakan
adalah feet atau head. Pada pompa, terdapat dua jenis NPSH yaitu NPSHr dan
NPSHa. Besarnya nilai NPSHa harus lebih besar daripada nilai NPSHr. Hal
ini dikarenakan agar tidak terjadi kavitasi. NPSHr (Net Positive Suction Head
Required) yaitu untuk melihat karakteristik pada pompa. Sedangkan NPSHa
(Net Positive Suction Head Available) yaitu untuk melihat karakteristik pada
sistem (Bachus et al.,2013).
7
b). NPSHa (Net Positive Suction Head Available)
NPSHa merupakan suatu energi fluida pada koneksi penghisap dari
pompa dan di atas tekanan uap fluida. Hal ini berdasarkan pada
karakteristik dari sistem. Dapat dikatakan bahwa NPSHa harus bernilai
lebih besar dari pada nilai NPSHr (NPSHa>NPSHr). Secara umum, nilai
NPSHa minimal 10% di atas NPSHr, atau sebesar 3 ft di atas NPSHr yang
mana pompa akan bekerja lebih baik. Berdasarkan buku – buku yang lain
menyebutkan bahwa NPSHa harus 50% di atas dari NPSHr, untuk
menghindari terjadinya kavitasi. Berikut adalah rumus dari NPSHa:
NPSHa=Ha + Hs−Hvp−Hf −Hi
Dengan:
Ha : Tekanan atmosfer (14,7 psi x 2,31) = 33,9 ft pada permukaan
laut.
Hs : Head statis (ft) pada level cairan dihitung dari suction vessel ke
pusat pompa.
Hvp : Tekanan uap dari fluida (ft)
Hf : Tekanan friksi (ft) pada suction piping dan sambungan.
Hi : Tekanan masuk (ft) biasanya sebesar 2 feet.
Jika kondisi tangkinya adalah open tank maka nilai Ha sebesar 33,9 ft.
Sedangkan, untuk kondisi tangkinya adalah closed tank maka nilai Ha =
Hv.
8
3. Head Statis (Ketinggian pada level cairan dari suction nozzle ke pusat
pompa)
Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang akan
dipompa harus dibuat serendah mungkin agar nilai head statis lebih
rendah. Hal ini dikarenakan akan mempengaruhi nilai NPSH yang
diperoleh.
4. Tekanan friksi
Pada panjang pipa suction, jumlah fitting dan jenis pipa akan
mempengaruhi nilai head pada pompa sehingga nilai head pompa akan
berpengaruh pada besarnya nilai NPSH.
(Bachus et al., 2013)
2.7 Kavitasi
Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir, karena
tekanannya berkurang sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Sehingga fluida
dapat menguap ketika tekanannya cukup rendah pada temperatur fluida
tersebut. Dalam hal ini temperatur fluida lebih besar dari temperatur jenuhnya.
Mekanisme dari kavitasi ini adalah berawal dari kecepatan air yang tinggi
sehingga tekanannya rendah dan menyebabkan titik didihnya menurun.
Karena fluida mencapai titik didihnya maka menguap dan timbul gelembung-
gelembung yang pada kecepatan tinggi akan menabrak bagian sudut.
Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung uap zat cair. Hal
ini dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa maupun
di dalam pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan yang berkecepatan
tinggi di dalam aliran, sangat rawan terhadap terjadinya kavitasi. Pada pompa
misalnya, bagian yang mudah mengalami kavitasi adalah sisi isapnya. Kavitasi
akan timbul jika tekanan isapnya terlalu rendah. Kavitasi di dalam pompa
dapat mengakibatkan :
1. Suara yang berisik dan getaran dari pompa
9
2. Perfoma pompa akan menurun secara tiba-tiba, sehingga pompa tidak
dapat bekerja dengan baik
3. Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara terus menerus
dalam jangka lama, maka permukaan dinding akan termakan sehingga
menjadi berlubang-lubang. Peristiwa ini disebut erosi kavitasi, sebagai
akibat dari tumbukan gelembung uap yang pecah pada dinding secara
terus menerus. Karena kavitasi mengakibatkan banyak sekali kerugian
pada pompa, maka kavitasi perlu dihindari.
Adapun cara-cara untuk mencegah kavitasi antara lain:
1. Tekanan gas diperbesar di dalam pipa-pipa dimana fluida yang mengalir
dipompakan
2. Sebuah pompa booster dipasang pada ujung pipa isap
3. Sebuah axial wheel atau helical wheel dipasang tepat didepan impeler
pada poros yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk membuat pusaran
(whirl) terhadap aliran. Cara ini merupakan pilihan yang paling baik.
Akan tetapi, apabila kecepatan putaran (n) dan debitnya (Q) sama dengan
kecepatan putaran dan debit dari impeler, maka kavitasi justru akan
terjadi pada runner pembantu itu sendiri. Oleh karena itu, dalam
pemasangan runner pembantu diperlukan pertimbangan yang sungguh-
sungguh (Mirrah, 2015).
10
11
BAB III
METODOLOGI
12
Untuk mengevaluasi kinerja pompa pada dasarnya menggunakan persamaan :
a. Head
2.31 x ∆ P
H= ................. (1)
Sp . Gr
Dengan :
H = Head (feet)
ΔP = Tekanan (lb/in2)
2.31 = Faktor Konversi
Sp. Gr = Specific Gravity
b. Hydraulic Power (Whp)
Whp=ρ x Q x H ...................... (2)
Dengan :
ρ = Massa Jenis (kg/cm3)
Q = Debit (m3/s)
H = Head (m)
Dengan :
V = Voltase (Volt)
I = Kuat Arus (Amper)
Dengan :
Whp = Water Horse Power (kilo watt)
Bhp = Brake Horse Power (kilo watt)
13
e. NPSHa (Net Positive Suction Head available)
NPSHa=Ha+ Hs−Hvp−Hf −Hi.........................(5)
Dengan:
Ha : Tekanan atmosfer (14,7 psi x 2,31) = 33,9 ft pada permukaan
laut.
Hs : Head statis (ft) pada level cairan dihitung dari suction vessel ke
pusat pompa.
Dengan :
ATM : Tekanan atmosfer
Pgs : Tekanan suction yang terbaca, diambil dari centerline pompa
(feet)
Hv : Velocity Head (yaitu = V²/2g). Yang mana V = kecepatan fluida
berpindah melewati pipa (feet/s²) dan g = percepatan gravitasi
(32,16 feet/s²).
Hvp : Tekanan uap fluida
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data desain yang terdapat pada Spesifikasi Desain dari Steam Condensate
Pump GA-109 A/B dibandingkan dengan data aktual 1 Mei- 4 Mei 2019 dapat
dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Data Hasil Analisis Kinerja Pompa GA-109 A dengan Data Rata-Rata
1 Mei – 4 Mei 2019.
15
4.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan nilai efisiensi pompa pada Steam
Condensate Pump GA-109 A/B actual sebesar 74,68% , sedangkan nilai
efisiensi pompa desain sebesar 75,7%. Dapat disimpulkan bahwa terjadi
penurunan nilai efisiensi Steam Condensate Pump GA-109 A/B hal ini
disebabkan adanya perbedaan Head tekanan pada desain yaitu sebesar 22 m
dan pada actual sebesar 30 m. Jika head tekanan besar menyebabkan cairan
yang akan dipindahkan menjadi berkurang sehingga menyebabkan laju alir/
debit (Q) menjadi kecil dan efisiensi pompa menurun (Bachus et al.,2013).
NPSHa merupakan suatu energi fluida pada koneksi penghisap dari pompa
dan di atas tekanan uap fluida. Hal ini berdasarkan pada karakteristik dari
sistem. Nilai NPSHa aktual yaitu sebesar 3,38 meter sedangkan NPSHr yaitu
sebesar 2,8 m. NPSHa harus bernilai lebih besar dari pada nilai NPSHr
(NPSHa>NPSHr). Secara umum, nilai NPSHa minimal 10% di atas NPSHr,
atau sebesar 3 ft di atas NPSHr yang mana pompa akan bekerja lebih baik
(Bachus et al., 2013). Maka berdasarkan data aktual diatas Steam Condensate
Pump GA-109 A/B masih layak untuk bekerja karena NPSH yang tersedia
masih memenuhi NPSH yang dibutuhkan.
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan analisis yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Efisiensi Pompa data aktual nilainya selisih 1% dari nilai data desain yaitu
74,68% pada aktual dan 75,7% pada desain.
2. NPSHa aktual sebesar 3,38 meter sedangkan NPSHr 2,8 m. Nilai NPSH
yang tersedia masih melebihi NPSH yang dibutuhkan sehingga pompa
masih bisa bekerja dengan baik.
5.2 Saran
Saran-saran yang dapat meningkatkan kinerja alat pompa antara lain :
1. Memperbesar arus recyle agar cairan yang dipindahkan menjadi besar.
17
DAFTAR PUSTAKA
Bachus, Larry and Custodio, Angel. 2003. Know and Understand Centrifugal
Pumps.Elsevier Bachus Company, Inc., Oxford: United Kingdom.
18
LAMPIRAN PERHITUNGAN
a. Menghitung Head
2,31 x ∆ P
Head (ft) =
Sp . Gr
2,31 x 38,34 lb/¿ 2
=
0,91
= 97,32 ft
= 30 meter
b. Menghitung WHP (Water Horse Power)
( ρ x 9,81 ) x Qx H
WHP =
3600
= ( 910
kg
cm3
x 9,81 ) x 728
m3
h
x 30 m
3600
= 54157,7 Watt
= 54,16 KW
c. Menghitung BHP (Brake Horse Power)
BHP = √ 3 x V x I x ηmotor x cos θ
19
= √ 3 x 380 x 130,6 x 0,949 x 0,89
= 72515,21 Watt
= 72,52 KW
d. Menghitung Efisiensi Pompa
WHP
η pompa = x 100%
BHP
54,16
= x 100%
72,52
= 74,68%
b. Hs
Hs sebesar 8 meter.
c. Hvp (H vapour)
kg 14,2 Psi
2,31 x 6 x
cm 2 kg
Hvp (ft) = 1 = 216,28 ft
cm 2
0,91
Hvp (m) = 65,92 m
d. Hf (friksi)
Hf pada pipa lurus = Hf suction + Hf discharge
= ( Ksuction x L) + (Kdischarge x L)
= (4,89 x 50 ft) + (0,637 x 130 ft)
= 3,27 ft
= 0,997 meter
20
Panjang Pipa sebesar 180 ft.
= 2,69 ft
= 0,819 meter
= 1,8104 ft
= 0,552 meter
Hf other = Hf reducer
= Hf suction + Hf discharge
= (K suction x L) + (K discharge x L)
= (0,28 x 1,35) + (0,28 x 1,34)
= 0,7532 ft = 0,229 m
Hf total = Hf pada pipa lurus + Hf pada elbow + Hf pada valve + Hf other
= 2,6 meter
21
e. Hi dianggap 2 ft = 0,6 m
Sehingga nilai NPSHa (available) yaitu:
NPSHa = Ha + Hs - Hvp – Hf – Hi
= 64,5 + 8 – 65,92 – 2,6 - 0,6
= 3,38 meter
Nilai NPSHr disesuaikan dengan data desain yaitu sebesar 2,8 m.
22