) DI
DESA SUKOREJO KECAMATAN SEI BALAI KABUPATEN BATUBARA
SKRIPSI
OLEH:
SKRIPSI
OLEH:
Disetujui oleh :
Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
This study aimed to evaluate the suitability of rice paddy (Oryza sativa L.)
in Desa Sukorejo Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batubara. It can be obtained 2
(two) Land Mapping Unit (SPL) which is determined base on the overlay result
from the map of topography, map of soil types and map of land use with scale of
1 : 20.000 that is Sawah Ultisol SPL 1A and 1B and Sawah Inceptisol SPL 2A
and 2B. This study used survey method and the class assessment of land
suitability was done by matching based on criteria astablished by Peraturan
Mentri Pertanian No.79 (2013). The results showed that the land suitability
classes of actual rice paddy (Oryza sativa L.) in SPL 1A, 1B and 2A is Marginally
Suitable/ S3nrxs by a nutrient retention and sulfidic material barrier factor while
in SPL 2B is Marginally Suitable/S3nr by a nutrient retention barrier factor. The
land suitability calasses potential rice paddy (Oryza sativa L.) for all SPL (1A, 1B,
2A dan 2B) is very suitable/ S1 without barrier factor.
Keywords : Land suitability, Rice paddy, Rice
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini pada
waktunya.
Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Di Desa Sukorejo Kecamatan Sei
orang tua yang telah membesarkan penulis sampai saat ini. Penulis juga
Ir. Purba Marpaung ,S.U., selaku ketua komisi pembimbing dan ibu
Dr. Mariani Br. Sembiring, S.P., M.P., selaku dosen anggota komisi pembimbing
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir
Penulis
ABSTRACT ............................................................................................................ i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................1
Tujuan Penelitian ............................................................................................2
Kegunaan Penelitian .......................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA
Evaluasi Lahan ...............................................................................................4
Kualitas Lahan ................................................................................................4
Karakteristik Lahan ........................................................................................5
Klasifikasi Kesesuaian Lahan .........................................................................6
Kesesuaian Lahan Aktual dan Potensial .........................................................9
Kriteria Klasifikasi .......................................................................................12
Suhu Udara ............................................................................................12
Curah Hujan...........................................................................................12
Kelembaban ..........................................................................................13
Drainase Tanah ......................................................................................13
Tekstur Tanah ........................................................................................15
Bahan Kasar...........................................................................................16
Kedalaman Tanah ..................................................................................16
KTK (Kapasitas Tukar Kation) .............................................................16
Kejenuhan Basa .....................................................................................17
pH (Kemasaman Tanah) ........................................................................17
C-organik ...............................................................................................18
Salinitas .................................................................................................19
Sulfidik ..................................................................................................19
Alkalinitas/ ESP.....................................................................................20
Lereng (Kemiringan) .............................................................................20
Erosi .......................................................................................................21
Bahaya Banjir ........................................................................................21
Batuan di Permukaan .............................................................................22
Perhitungan (Prediksi) Laju Erosi Metode USLE ........................................22
Faktor Erosivitas Hujan (R) ...................................................................23
Faktor Erodibilitas Tanah (K)................................................................24
Faktor Topografi (LS) ...........................................................................24
LAMPIRAN ..........................................................................................................42
No Judul Hal
1 Jenis usaha perbaikan karakteristik/ kualitas lahan aktual (saat ini) 10
untuk menjadi potensial menurut tingkat pengelolaannya
5 Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Pada 31
SPL 1A
6 Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Pada 32
SPL 1B
7 Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Pada 34
SPL 2A
8 Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Pada 35
SPL 2B
No Judul Hal
1 Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Padi (Oryza sativa L.) 42
2 Data Iklim: Curah Hujan Desa Sukorejo Kec. Sei BalaiKab. Batubara 43
pada 10 Tahun Terakhir (mm/tahun)
3 Data Iklim: Suhu Desa Sukorejo Kec. Sei Balai Kab. Batubara pada 10 43
Tahun Terakhir (oC)
4 Data Iklim: Kelembaban Desa Sukorejo Kec. Sei Balai Kab. Batubara 44
pada 10 Tahun Terakhir (oC)
14 Dokumentasi 52
Latar Belakang
juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami penurunan sebanyak 0,67 juta
karena penurunan luas lahan seluas 66,93 ribu hektar (0,48%) dan penurunan
pengolahan lahan, sistem irigasi dan pengembalian bahan organiknya. Selain itu,
secara spasial perbedaan sistem ragam, jenis tanah dan topografi atau ketinggian
Sifat dan kemampuan setiap tanah berbeda-beda dari satu tempat dengan
tempat yang lain. Tanah tersebut dapat berfungsi optimal harus digunakan sesuai
adalah penggunaan lahan yang sesuai dengan tingkat kesesuaian lahan untuk
dusun dengan batas-batas wilayah yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa Sei
Balai, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Ramai, sebelah timur
berbatasan dengan Desa Perk. Sei Balai serta sebelah barat berbatasan dengan
perkebunan dan perternakan. 80% dari jumlah penduduk Desa Sukorejo sebagai
petani Padi Sawah, rata-rata petani mempunyai lahan pertanian minimal 0,5 Ha
yang di tanami padi sawah. Namun pada kenyataanya sudah 2 tahun ini petani di
Desa Sukorejo mengalami penurunan produksi, bahkan ada tanaman yang mati.
semua parameter berada pada kisaran normal, hanya pH tanah 4.6-4.8 (masam).
tanaman yang mati, maka dicoba secara penilaian lahan yaitu Evaluasi Kesesuaian
Lahan Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) di Desa Sukorejo Kecamatan Sei
Tujuan Penelitian
dan potensial untuk tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) di Desa Sukorejo
tanama Padi Sawah (Oryza sativa L.) dan tanaman yang mati di Desa Sukorejo
− Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Evaluasi Lahan
faktor fisik dan sosial ekonomi serta konservasi sumber daya lingkungan untuk
Kualitas Lahan
Kualitas lahan adalah sifat-sifat atau atribut yang bersifat kompleks dari
satu bidang lahan. Setiap kualitas lahan berpengaruh terhadap kesesuaiannya bagi
penggunaan tertentu. Kualitas lahan ada yang bisa diestimasi atau diukur secara
Setiap kualitas lahan pengaruhnya tidak selalu terbatas hanya pada satu
bisa berpengaruh terhadap lebih dari satu jenis penggunaan. Demikian pula satu
jenis penggunaan lahan dipengaruhi oleh berbagai kualitas lahan. Sebagai contoh
bahaya erosi dipengaruhi oleh sifat tanah, keadaan medan (lereng) dan iklim atau
adalah sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi. Karakteristik lahan yang
- Curah hujan : merupakan curah hujan rerata tahunan dan dinyatakan dalam
mm
dinyatakan dalam %
- Bahan kasar : menyatakan volume dalam % dan adanya bahan kasar dengan
ukuran > 2 mm
- Kejenuhan basa : jumlah basa-basa (NH4OAc) yang ada dalam 100 g contoh
tanah
- Salinitas : kandungan garam terlarut pada tanah yang dicerminkan oleh daya
hantar listrik
lembar permukaan (sheet erosion), erosi alur (reel erosion), dan erosi parit
tanah/lapisan olah
- Singkapan batuan : volume batuan (dalam %) yang ada dalam solum tanah
pada jenis pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan dalam kelas
Ordo S (Sesuai) : Lahan yang termasuk dalam ordo ini dapat digunakan untuk
Ordo N (Tidak Sesuai) : lahan yang termasuk ordo ini mempunyai pembatas
Kelas kesesuaian lahan merupakan pembagian lebih lanjut dari ordo dan
ditunjukkan oleh angka (nomor urut) yang ditulis di belakang simbol ordo. Nomor
urut tersebut menunjukkan tingkatan kelas yang menurun dalam suatu ordo
(Rayes, 2007).
menggunakan 3 kelas untuk ordo sesuai dan 2 kelas untuk ordo tidak sesuai,
Kelas S1 (Sangat Sesuai) : lahan tidak mempunyai pembatas yang berat untuk
Kelas S3 (Sesuai Marginal) : lahan mempunyai pembatas yang cukup berat untuk
Kelas N1 (Tidak Sesuai Saat Ini) : lahan mempunyai pembatas yang lebih berat,
tapi masih mungkin untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan
lestari.
Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian
Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik
tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan–
masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa
lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan. Lahan yang
dievaluasi dapat berupa hutan konversi, lahan terlantar atau tidak produktif, atau
+++ kenaikan kelas tiga tingkat lebih tinggi (N1 menjadi S1)
Suhu Udara
permeabilitas dinding sel, absorpsi air dan hara, transpirasi, aktivitas enzim dan
lingkungan suhu dalam kisaran 200C sampai 350C. Suhu kritis tersebut bervariasi
menurut varietas, lamanya suhu kritis berlangsung, perubahan suhu, harian siang
dan malam, dan status fisiologis dari tanaman itu sendiri (Hanum, 2013).
T = 26,50C – 0,61 h
Curah Hujan
Curah hujan ialah jumlah air yang jatuh pada permukaan tanah selama
periode tertentu bila tidak terjadi kehilangan oleh proses evaporasi, pengaliran dan
peresapan, yang diukur dalam satuan tinggi. Dengan kata lain curah hujan adalah
mungkin dan akan lebih mempertegas strategi dan laternatif penggunaan pola
tanam dan jenis tanaman yang lebih tepat dan spesifik lokasi melalui penyusunan
Kelembaban
karena dalam udara air selalu terkandung dalam uap air. Kelembapan udara dalam
humidity).
RH = pa x 100%
pj
Drainase Tanah
keadaan tanah yang menunjukkan lamanya dan seringnya jenuh air. Parameter
kondisi drainase perlu dicatat dalam kaitannya untuk penentuan klasifikasi baik
sangat rendah dan daya menahan air sangat rendah, tanah basah secara
permanen dan tergenang untuk waktu yang cukup lama sampai ke permukaan.
Tanah demikian cocok untuk padi sawah dan sebagian kecil tanaman lainnya.
dan daya menahan air rendah sampai sangat rendah, tanah basah untuk waktu
yang cukup lama sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi
sawah dan sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di
lapangan, yaitu tanah mempunyai warna gley (reduksi) dan bercak atau karatan
hidrolik agak rendah dan daya menahan air rendah sampai sangat rendah, tanah
basah sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi sawah dan
sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu
tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi dan/atau mangan serta
sedang sampai agak rendah dan daya menahan air rendah, tanah basah dekat ke
permukaan. Tanah demikian cocok untuk berbagai tanaman. Ciri yang dapat
karatan besi dan/atau mangan serta warna gley (reduksi) pada lapisan sampai ≥
50 cm.
5. Baik (well drained), tanah mempunyai konduktivitas hidrolik sedang dan daya
menahan air sedang, lembab, tapi tidak cukup basah dekat permukaan. Tanah
demikian cocok untuk berbagai tanaman. Ciri yang dapat diketahui di lapangan,
hidrolik tinggi dan daya menahan air rendah. Tanah demikian hanya cocok
untuk sebagian tanaman kalau tanpa irigasi. Ciri yang dapat diketahui di
lapangan, yaitu tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi dan
sampai sangat tinggi dan daya menahan air rendah. Tanah demikian tidak
cocok untuk tanaman tanpa irigasi. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu
tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi dan aluminium serta
Tekstur Tanah
pasir, debu dan liat. Tekstur tanah mempengaruhi kapasitas tanah untuk menahan
air dan permeabilitas tanah serta berbagai sifat fisik dan kimia tanah lainnya.
Definisi kelas tekstur tanah mengacu pada sistem USDA (Rayes, 2007).
digunakan adalah :
t2 : agak halus : lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu.
t5 : kasar : pasir.
Bahan Kasar
Menurut Djaenudin et. al., (2011) bahan kasar merupakan modifier tekstur
yag ditentukan oleh jumlah persentase krikil, kerakal atau batuan pada setiap
Sedang : 15 – 35%
Banyak : 35 – 60%
Kedalaman tanah
pertumbuhan akar tanaman, yaitu sampai pada lapisan yang tidak dapat ditembus
oleh akar tanaman. Lapisan tersebut dapat berupa kontak lithik, lapisan keras,
Dangkal : 20 - 50 cm
Sedang : 50 - 75 cm
Dalam : > 75 cm
Salah satu sifat kimia tanah sawah yang berkaitan erat dengan ketersediaan
hara bagi tanaman dan menjadi indikator kesuburan tanah adalah kapasitas tukar
kation (KTK) atau Cation Exchange Cappacity (CEC). KTK merupakan jumlah
100 g tanah (me/100g) atau centimol per kg tanah (cmol/kg). Satuan yang terakhir
Terdapat juga korelasi positif antara % kejenuhan basa dan pH tanah. Umumnya,
terlihat bahwa kejenuhan basa tinggi jika pH tanah tinggi. Kejenuhan basa sering
terjerap untuk tanaman tergantung pada tingkat kejenuhan basa. Suatu tanah
dianggap sangat subur jika kejenuhan basanya≥ 80%, berkesuburan sedang jika
kejenuhan basanya antara 50 dan 80%, dan tidak subur jika kejenuhan basanya≤
pH (Kemasaman Tanah)
dan dinyatakan sebagai – log10 [H+]. Secara praktikal ukuran logaritma aktivitas
atau konsentrasi H+ ini berarti setiap perubahan satu unit pH tanah berarti terjadi
perubahan 10 kali dari jumlah kemasaman atau kebasahan. Pada tanah yang
sebagai berikut :
satu cara untuk meningkatkan pH tanah adalah dengan pemberian kapur seperti
C-organik Tanah
Bahan organik tanah dapat didefinisikan sebagai sisa – sisa tanaman dan
hewan di dalam tanah pada berbagai pelapukan dan terdiri dari baik masih hidup
maupun mati. Di dalam tanah dapat berfungsi atau dapat memperbaiki baik sifat
fisika, kimia, dan biologi tanah. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
perbaikan sifat – sifat tanah, dan bukan khususnya untuk meningkatkan unsur hara
di dalam tanah. Sebagai contoh Urea kadar N 46% sedangkan bahan organik
mempunyai kadar N < 3%, sangat jauh perbedaan kadar unsur N. Akan tetapi urea
memperbaiki sifat fisik tanah (kemantapan agregat, retensi air, pori aerasi, dan
lain-lain); sifat kimia tanah (C-organik, kapasitas tukar kation, dan suplai hara);
dan biologi tanah (sumber energi dan penyusun tubuh mikroorganisme tanah)
(Nursyamsi, 2004).
Salinitas
Sulfidik
merupakan masalah yang serius. Salah satu cara untuk mengatasi masalah pada
tanah ini adalah dengan penyawahan (penggenangan), akan tetapi kendala lain
penggantian air perlu dilakukan tetapi hal ini belum sepenuhnya diterapkan oleh
petani, karena petanitidak dapat menduga dengan pasti berapa lama air pengganti
datangnya air pada lahan pasang surut tidak jelas. Karena itu petani tetap
Namun umumnya petani tidak menyadari bahwa keadaan tergenang yang terlalu
pirit.
Alkalinitas/ ESP
ESP dipakai untuk mengkriteriakan tanah sodik, ESP <15 menunjukkan tanah non
Lereng (Kemiringan)
l0 = 0 - 3 % : datar
l1 = 3 - 8 % : landai/berombak
l3 = 15 - 30% : miring/berbukit
l4 = 30 - 45 % : agak curam
l5 = 45 - 65% : curam
besarnya erosi dan aliran permukaan. Lereng sering kali dapat menjadi petunjuk
jenis tanah tertentu dan pengaruhnya pada penggunaan dan pengelolaan tanah
besarnya erosi dibawah sistem pengelolaan tertentu atau kepekaan tanah (nilai K)
tersedia, maka data tersebut dapat digunakan untuk mengelompokkan tanah pada
Erosi
dengan cara memperhatikan adanya erosi lembar permukaan (sheet erosion), erosi
alur (rill erosion), dan erosi parit (gully erosion). Pendekatan lain untuk
memprediksi tingkat bahaya erosi yang relatif lebih mudah dilakukan adalah
dibandingkan tanah yang tidak tererosi yang dicirikan oleh masih adanya horizon
Bahaya banjir
f1 = ringan yaitu periode kurang dari satu bulan banjir bisa terjadi dan bisa tidak.
Batuan Permukaan
Batu diatas permukaan tanah ada dua macam, yaitu batuan lepas yang
terletak diatas permukaan tanah dan batuan tersingkap yang berada diatas
permukaan tanah yang merupakan bagian dari batuan besar yang terbenam
didalam tanah. Batuan lepas adalah batuan yang tersebar diatas permukaan tanah
dan berdiameter > 25 cm (berbentuk bulat) atau bersumbu memanjang lebih dari
tanaman.
yaitu:
Dimana:
Curah hujan terdiri curah hujan harian, bulanan, tahun. Dimana Curah
hujan harian dapat dihitung yaitu Menurut Hardjowigeno dan widiatmaka (2007 ):
RH = 2,467 ( Rh )²
0,02727Rh + 0,275
setahun .
penghanyutan oleh air curahan hujan. Erodibilitas tanah tinggi hal ini berarti
bahwa tanah itu peka atau mudah tererosi dan erodibilitas tanah itu rendah hal ini
akan berarti bahwa resistensi atau daya tahan tanah itu kuat, dengan perkataan lain
berikut:
diukur pada waktu survey tanah dilapangan, atau dapat juga ditentukan dengan
rumus :
S = kemiringan Lereng
tanah disini tidak hanya tindakan konservasi tanah secara mekanik atau
fisik saja, tetapi termasuk juga berbagai macam usaha yang bertujuan
permukaan laut (dpl), yang akan dilaksanakan dari bulan September 2016 sampai
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah yang
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Position System
(GPS) untuk mengetahui titik koordinat dan ketinggian tempat, bor tanah untuk
mengambil sampel tanah, meteran untuk mengukur kedalaman tanah, pisau untuk
lapangan, kantong plastik sebagai tempat sampel tanah, karet gelang untuk
mengikat sampel tanah dalam kantong plastik, label untuk menandai sampel tanah,
Metode Penelitian
Padi sawah (Oryza sativa L.) di Desa Suko Rejo Kecamatan Sei Balai Kabupaten
Batubara, maka data iklim, data lapangan dan data hasil analisis laboratorium
Padi sawah (Oryza sativa L.) di Desa Suko Rejo Kecamatan Sei Balai Kabupaten
Batubara.
Pelaksanaan Penelitian
Tahap Persiapan
persiapan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dan prapenelitian
SPL 2a: penggunaan lahan sawah, kelerengan 0-8%, jenis tanah Inseptisol
SPL 2a: penggunaan lahan sawah, kelerengan 0-8%, jenis tanah Inseptisol
− Pemboran tanah pada setiap SPL yang dianggap mewakili karakter tanah
pada kedalaman 0-20 cm, dari beberapa lokasi pada Satuan Peta Lahan
- Data iklim untuk Kecamatan Sei Balai selama 10 tahun di peroleh dari
Sampel tanah setiap SPL dari lapangan dijemur hingga kering udara untuk
kesesuaian lahan untuk tanaman Padi sawah (Oryza sativa L.) oleh Peraturan
Parameter Pengamatan
1. Temperatur (tc)
Kelembaban (%)
Drainase
4. Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m)
5. Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Genangan
Hasil
Data Iklim
Klimatologi Sampali Medan meliputi data: Curah hujan, Suhu Udara dan
BPP Sei Balai (Batu Bara) dianggap mewakili data iklim di Desa Sukorejo
Karakteristik Lahan
Berdasarkan hasil overlay pada peta jenis tanah, peta kemiringan lereng
dan peta penggunaan lahan maka diperoleh data kaakteristik lahan sebanyak 2
(dua) Satuan Peta Lahan. Adapun rincian SPL dapat dilihat pada tabel berikut:
Kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman padi sawah
pada Satuan Peta Lahan 1A (SPL 1A), terdapat pada tabel berikut:
Tabel 5. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Pada
SPL 1A
Persyaratan Penggunaan Kelas Kes. Kelas Kes.
Nilai Data
Lahan Lahan Aktual Lahan Potensial
Temperatur (tc)
Temperatur rata-rata (oC) 24,2 S1 S1
Curah hujan (mm/tahun) 1702,5 S1 S1
Kelembapan (%) 83,3 S1 S1
Media perakaran (rc)
Drainase Terhambat S2 S1
Tekstur Agak Halus S1 S1
(LLiP)
Bahan kasar (%) <3 S1 S1
Kedalaman tanah (cm) >50 S1 S1
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) 37,24 S1 S1
Kejenuhan basa (%) 6,49 S3 S1
pH H 2 O 4,20 S3 S1
C-Organik (%) 0,35 S3 S1
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m) 0,05 S1 S1
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) 0,05 S1 S1
Bahaya Sulfidik (xs)
Kedalaman Sulfidik (cm) 70 S3 S1
Bahaya Erosi (eh)
Lereng (%) <3 S1 S1
Bahaya erosi Sangat rendah S1 S1
Bahaya banjir (fh)
Genangan F11 S1 S1
Penyiapan Lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1
Singkapan batuan (%) <5 S1 S1
Kesesuaian Lahan Aktual S3nrxs
Usaha Perbaikan Pengapuran dan penambahan bahan organik; Pengaturan
sistem tata air tanah, tinggi permukaan air tanah harus
diatas lapisan bahan sulfidik; Perbaikan drainase
Kesesuaian Lahan Potensial S1
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas
kesesuaian lahan aktual untuk tanaman Padi sawah (Oryza sativa L.) pada tabel 5
adalah Sesuai Marginal/S3 dengan faktor pembatas Retensi hara (nr) yaitu
dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensialnya. Maka kelas kesesuaian
Kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman padi sawah
pada Satuan Peta Lahan 1B (SPL 1B), terdapat pada tabel berikut:
Tabel 6. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Pada
SPL 1B
Persyaratan Penggunaan Kelas Kes. Kelas Kes.
Nilai Data
Lahan Lahan Aktual Lahan Potensial
Temperatur (tc)
Temperatur rata-rata (oC) 24,2 S1 S1
Curah hujan (mm/tahun) 1702,5 S1 S1
Kelembapan (%) 83,3 S1 S1
Media perakaran (rc)
Drainase Terhambat S2 S1
Tekstur Agak Halus S1 S1
(LLiP)
Bahan kasar (%) <3 S1 S1
Kedalaman tanah (cm) >50 S1 S1
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) 32,19 S1 S1
Kejenuhan basa (%) 7,67 S3 S1
pH H 2 O 4,05 S3 S1
C-Organik (%) 0,74 S3 S1
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m) 0,06 S1 S1
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) 0,03 S1 S1
Bahaya Sulfidik (xs)
Kedalaman Sulfidik (cm) 41 S3 S1
Bahaya Erosi (eh)
Lereng (%) <3 S1 S1
Bahaya erosi Sangat rendah S1 S1
Bahaya banjir (fh)
Genangan F11 S1 S1
Penyiapan Lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1
Singkapan batuan (%) <5 S1 S1
Kesesuaian Lahan Aktual S3nrxs
Usaha Perbaikan Pengapuran dan penambahan bahan organik; Pengaturan sistem
tata air tanah, tinggi permukaan air tanah harus diatas lapisan
bahan sulfidik; Perbaikan drainase
Kesesuaian Lahan Potensial S1
kesesuaian lahan aktual untuk tanaman Padi sawah (Oryza sativa L.) pada tabel 6
adalah Sesuai Marginal/S3 dengan faktor pembatas Retensi hara (nr) yaitu
pada Satuan Peta Lahan 2A (SPL 2 A), terdapat pada tabel berikut:
Tabel 7. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Pada
SPL 2A
Persyaratan Penggunaan Kelas Kes. Kelas Kes.
Nilai Data
Lahan Lahan Aktual Lahan Potensial
Temperatur (tc)
Temperatur rata-rata (oC) 24,2 S1 S1
Curah hujan (mm/tahun) 1702,5 S1 S1
Kelembapan (%) 83,3 S1 S1
Media perakaran (rc)
Drainase Terhambat S2 S1
Tekstur Agak Halus S1 S1
(LLiP)
Bahan kasar (%) <3 S1 S1
Kedalaman tanah (cm) >50 S1 S1
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) 23,45 S1 S1
Kejenuhan basa (%) 12,15 S3 S1
pH H 2 O 4,31 S3 S1
C-Organik (%) 0,55 S3 S1
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m) 0,09 S1 S1
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) 0,04 S1 S1
Bahaya Sulfidik (xs)
Kedalaman Sulfidik (cm) 40 S3 S1
Bahaya Erosi (eh)
Lereng (%) <3 S1 S1
Bahaya erosi Sangat rendah S1 S1
Bahaya banjir (fh)
Genangan F11 S1 S1
Penyiapan Lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1
Singkapan batuan (%) <5 S1 S1
Kesesuaian Lahan Aktual S3nrxs
Usaha Perbaikan Pengaturan sistem tata air tanah, tinggi permukaan air tanah harus
diatas lapisan bahan sulfidik; Perbaikan drainase; Pengapuran dan
penambahan bahan organik
Kesesuaian Lahan Potensial S1
kesesuaian lahan aktual untuk tanaman Padi sawah (Oryza sativa L.) pada tabel 7
adalah Sesuai Marginal/S3 dengan faktor pembatas Retensi hara (nr) yaitu
Kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman padi sawah
pada Satuan Peta Lahan 2B (SPL 2B), terdapat pada tabel berikut:
Tabel 8. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Pada
SPL 2B
Persyaratan Penggunaan Kelas Kes. Kelas Kes.
Nilai Data
Lahan Lahan Aktual Lahan Potensial
Temperatur (tc)
Temperatur rata-rata (oC) 24,2 S1 S1
Curah hujan (mm/tahun) 1702,5 S1 S1
Kelembapan (%) 83,3 S1 S1
Media perakaran (rc)
Drainase Agak Terhambat S1 S1
Tekstur Agak Halus S1 S1
(LLiP)
Bahan kasar (%) <3 S1 S1
Kedalaman tanah (cm) >50 S1 S1
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) 26.62 S1 S1
Kejenuhan basa (%) 8,75 S3 S1
pH H 2 O 4,27 S3 S1
C-Organik (%) 0,47 S3 S1
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m) 0,07 S1 S1
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) 0,07 S1 S1
Bahaya Sulfidik (xs)
Kedalaman Sulfidik (cm) 90 S2 S1
Bahaya Erosi (eh)
Lereng (%) <3 S1 S1
Bahaya erosi Sangat rendah S1 S1
Bahaya banjir (fh)
Genangan F11 S1 S1
Penyiapan Lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1
Singkapan batuan (%) <5 S1 S1
Kesesuaian Lahan Aktual S3nr
Usaha Perbaikan Pengaturan sistem tata air tanah, tinggi permukaan air tanah harus
diatas lapisan bahan sulfidik; Pengapuran dan penambahan bahan
organik
Kesesuaian Lahan Potensial S1
kesesuaian lahan aktual untuk tanaman Padi sawah (Oryza sativa L.) pada tabel 8
adalah Sesuai Marginal/S3 dengan faktor pembatas Retensi hara (nr) yaitu
Pembahasan
Padi sawah (Oryza sativa L.) maka diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual pada
SPL 1A, 1B dan 2A adalah sesuai marginal S3nrxs dengan faktor pembatas
Retensi hara (nr) yaitu kejenuhan basa, pH H 2 O dan C-Organik; Bahaya sulfidik
(xs) yaitu kedalaman sulfidik. Permasalahan pada faktor pembatas tersebut dapat
diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial. Retensi hara, pH dan kejenuhan
basa dapat diperbaiki dengan pengapuran yang sesuai dengan literatur Menurut
organik hal ini sesuai dengan literatur Nursyamsi (2004) yang menyatakan bahwa
bahan organik tanah merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan
pengaturan tata air tanah, tinggi permukaan air tanah harus di atas lapisan bahan
sulfidik hal ini sesuai dengan literatur Yuliana (2012) yang menyatakan bahwa
salah satu cara untuk mengatasi masalah pada tanah ini adalah dengan
keracunan Fe2+, H2S, dan asam-asam organik. Pada media perakaran kesesuaian
lahan aktualnya S2 dengan faktor pembatas drainase yang dapat diperbaiki dengan
diperoleh kelas kesesuaian lahan potensial pada SPL 1A , 1B dan 2A yaitu sangat
sesuai / S1.
Padi sawah (Oryza sativa L.) maka diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual pada
SPL 2B adalah sesuai marginal/S3nr dengan faktor pembatas Retensi hara (nr)
pembatas tersebut dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial. Retensi
hara, pH dan kejenuhan basa dapat diperbaiki dengan pengapuran yang sesuai
dengan literatur Menurut Halim (1987), yang menyatakan bahwa selain dapat
dengan penambahan bahan organik hal ini sesuai dengan literatur Nursyamsi
(2004) yang menyatakan bahwa bahan organik tanah merupakan faktor yang
diperoleh kelas kesesuaian lahan potensial pada SPL 2B yaitu sangat sesuai / S1.
Balai Kabupaten Batubara diketahui bahwa yang menjadi faktor pembatas pada
tanaman yang optimal. Hal ini sesuai dengan literatur Efendi (2011) yang
menyatakan bahwa secara umum pertumbuhan dan hasil tanaman ditentukan oleh
Kesimpulan
1. Kelas kesesuaian lahan aktual tanaman Padi sawah (Oryza sativa L.) SPL 1A,
2. Kelas kesesuaian lahan aktual tanaman Padi sawah (Oryza sativa L.) SPL 2B
Saran
Balai Kabupaten Batubara yaitu dengan memperbaiki faktor pembatas yang ada
pada lahan tersebut yaitu Retensi hara, pH dan kejenuhan basa dapat diperbaiki
bahan organik dan bahaya sulfidik dapat diperbaiki dengan pengaturan tata air
tanah, tinggi permukaan air tanah harus di atas lapisan bahan sulfidik
Badan Pusat Statistik. 2014 . Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai. Angka
Sementara Tahun 2013. (http://www.bps.go.id).
Djaenudin, D., Marwan, H., Subagjo, H., dan A. Hidayat. 2011. Petunjuk Teknis
Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Bogor.
FAO. 1976. A Framework for Land Evaluation, FOA Soil Bull. Soil Resources
Management and Conservation Service Land and Water Development
Division. FAO Soil Bulletin No. 52. FAO-UNO, Rome
Halim, A. 1987. Pengaruh pencampuran tanah mineral dan basa dengan tanah
gambut pedalaman Kalimantan Tengah dalam budidaya tanaman kedelai.
Disertasi. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.Bogor
Indriati, N., 2012. Indeks Dan Tingkat Bahaya Erosi Kawasan Hutan Pendidikan
Gunung Walat, Kabupaten Sukabumi. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Kyuma, K., 2004. Paddy Soil Science. Kyoto University. Trans Pasific Press.
Japan.
Mukhlis. 2014. Analisis Tanah Tanaman. Edisi Kedua. USU Press. Medan.
Mukhlis., Sarifuddin., dan H. Hanum. 2011. Kimia Tanah : Teori dan Aplikasi.
USU Press. Medan
Rayes, M.L., 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Andi. Yogyakarta.
Ritung, S., Wahyunto., Agus F., dan H, Hidayat., 2007. Evaluasi Kesesuaian
Lahan dengan Contoh Peta Arahan Kabupaten Aceh Barat. Balai
Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre. Bogor.
Winarso., 2005. Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava
Media. Yogyakarta.
Yuliana, E. D. 2012. Jenis Mineral Liat Dan Perubahan Sifat Kimia Tanah Akibat
Proses Reduksi Dan Oksidasi Pada Lingkungan Tanah Sulfat Masam.
Jurnal Bumi Lestari, Volume 12 No. 2. Jurusan Biologi Fakultas MIPA,
Universitas Hindu Indonesia. Denpasar.
Lampiran 1. Kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah (Oryza sativa L.)
Persyaratan penggunaan/ Kelas kesesuaian lahan
karakteristik lahan S1 S2 S3 N
Temperatur (tc)
Temperatur rata-rata (0C) 24 - 29 22 - 24 18 - 22 < 18
29 - 32 32 - 35 > 35
Curah hujan (mm/tahun) > 1500 1200-1500 800 - 1200 < 800
Kelembaban (%) 33 – 90 30 - 33 < 30, > 90 -
Media Perakaran (rc)
Drainase Agak Terhambat, Sangat Cepat
terhambat, baik terhambat,
sedang agak cepat
Tekstur Halus, agak Sedang Agak Kasar
halus kasar
Bahan kasar (%) <3 3 - 15 > 35
Kedalaman tanah (cm) > 50 40 - 50 15 - 35 < 25
25 - 40
Retensi Hara (nr)
KTK liat (cmol) > 16 ≤ 16 - -
Kejenuhan basa (%) > 50 35 - 50 < 35 -
pH H2O 5,5 - 8,2 4,5 - 5,5 < 4,5 -
8,2 - 8,5 > 8,5
C-organik (%) > 1,5 0,8 – 1,5 < 0,8 -
Toksisitas (xc) <2 2-4 4-6 >6
Salinitas (dS/m)
Sodisitas (xn) <20 20-30 30-40 >40
Alkalinitas/ESP (%)
Bahaya Sulfidik (xs) >100 75-100 40-75 <40
Kedalaman Sulfidik (cm)
Bahaya Erosi (eh)
Lereng (%) <3 3-5 5-8 >8
Bahaya erosi Sangat Rendah Sedang Berat
rendah
Bahaya Banjir (fh)
Genangan F0,F11,F12, F13, F22, F14, F24, F15, F25,
F21, F23, F33, F41, F34, F44 F35, F45
F31, F32 F42, F43
Penyiapan Lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 5 - 15 15 - 40 > 40
Singkapan batuan (%) <5 5 - 15 15 - 25 > 25
Sumber : Peraturan Mentri Pertanian No.79 (2013)
Lampiran 3. Data Iklim: Suhu Desa Sukorejo Kec. Sei Balai Kab. Batubara pada
10 Tahun Terakhir (oC)
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Rata
2007 25,9 25,1 25,3 24,9 25,4 24,8 24,5 25,3 24 24,8 24,9 24 24,9
2008 23,3 23,7 23,9 24,2 24 24,8 17,9 23,9 24,1 22,1 24,5 22,1 23,2
2009 24 24,4 23,9 24,2 24,7 24,2 24,4 24,6 24,6 24,8 24,5 24,8 24,4
2010 24,4 24 25,1 25,1 25,9 25,3 25 24,3 24,8 24 24,3 24 24,7
2011 24,7 24,5 24,5 24,7 24,7 24,6 24,2 24,1 23,3 24,1 24 23,6 24,3
2012 23,5 23,4 24,1 24,3 24,7 24,2 24,3 24 24 24,1 24,3 24,3 24,1
2013 24 24,1 23,8 23,9 24 24,1 23 24,1 23,8 23,8 24,4 24,2 23,9
2014 23,9 24,8 24 24,3 24,4 24,3 24 24 23,9 24 23,9 24 24,1
2015 23,9 24 23,9 24 24,1 24,9 24 23,7 24,1 23,9 24 24 24,0
2016 23,3 24,4 25,1 25,1 24,9 24,7 24,2 24,8 24,4 24 24,2 22,6 24,3
Jumlah 240,9 242,4 243,6 244,7 246,8 245,9 235,5 242,8 241 239,6 243 237,6 242,0
Rata 24,09 24,24 24,36 24,47 24,68 24,59 23,55 24,28 24,1 23,96 24,3 23,76 24,2
Sumber: Stasiun Klimatologi Sampali Medan