)DAN
UBI JALAR (Ipomoea batatasL.) DI KECAMATAN KUALUH SELATAN
KABUPATEN LABUHANBATU UTARA
SKRIPSI
OLEH:
ASLAN PASARIBU
130301050/ILMU TANAH
SKRIPSI
OLEH:
ASLAN PASARIBU
130301050/ILMU TANAH
Disetujui Oleh:
Komisi Pembimbing
(Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.sc, PhD.)(Dr. Mariani Br, Sembiring SP, MP. )
Ketua Anggota
Mengetahui,
This study aimed to evaluate the suitability of land in corn and sweet
potato In Southern Kualuh Sub-district of Nort Labuhanbatu district. It can be
obtained 5 (five) SPL (land mapping Unit) wich determined based on overlay
result of soil type map, slope maps and altitude map with scale of 1: 50.000 that
is SPL 1 (Inseptisol; 0-8%; 100-200 masl), SPL 2 (Ultisol; 0-8%; 100-200 masl),
SPL 3 (Inceptisol; 0-8%; 0-200 masl), SPL 4 (Ultisol; 0-8%; 0-100 masl) and SPL
5 (Entisol; 0-8%; 0-100 masl). This study used survey method and land the class
assessment of land suitability was done by matching based on the criteria established
by the Bogor Land Research Center Staff of 1993.
The results showed that the land suitability classes of actual corn plant in
SPL 1 and SPL 5 is Marginal suitable / S3nrfh by abarrier factor nutrient
retentionand danger of flooding (fh), SPL 2 and SPL 3 is Suitable Marginal / S3nr
by a nutrient retentionbarrier Factor, and SPL 4 Suitable Marginal / S3wanr by
abarrier factor of water availability (wa) and nutrient retention (nr). While the
potential class of land suitability for corn plant is sufficient suitable / S2tc for SPL
1, SPL 2, SPL 3, SPL 4 and SPL 5 by atemperature barrier factor (tc).The
suitability class for actual sweet potato plant in SPL 1, and SPL 5 is Marginal
suitable/ S3nr,fhby a nutrient retention(nr)barrier factor and danger of flooding
(fh), and SPL 2, SPL 3 and SPL 4 is suitable Marginal / S3nr by anutrient
retention barrier factor. While the potential land suitability classes isSufficient
suitable / S2tcwa by a temperature (tc) barrier factor and water availability (wa).
RIWAYAT HIDUP
07 Agustus 1995, anak ke-empat dari empat bersaudara, dari ayahanda Daut
di SD Negeri 115476 Rantau Selamat dan tamat tahun 2007. Sekolah Menengah
Pertama di MTs Negeri Damuli Pekan dan tamat tahun 2010.Sekolah Menengah
Atas di MA Negeri Kualuh Hulu dan tamat tahun 2013. Diterima di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada tahun 2013 melalui jalur
(HIPMA LBR) Serta tercatat telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
di PT. Anglo Eastern Plantations- PT. Tasik Raja- Tasik Harapan Estate di
KATA PENGANTAR
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian ini tepat pada
waktunya.
Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jagung (Zea maysL.) dan Ubi Jalar
Medan.
Penelitian dan skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya
kepada :
sayang yang terdalam atas semua perjuangan yang diberikan, serta abang
Sulaiman Pasaribu dan kedua kakak saya Rohani dan Rafmaita yang telah
Feyzar, Aji, Siska, Tohap dan teman-teman lainnya yang telah membantu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna.Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
Penulis
ABSTRAK ....................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ....................................................................................... 1
Tujuan Penelitian .................................................................................... 2
Kegunaan Penelitian................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA
Survei Tanah .......................................................................................... 4
Evaluasi Lahan ........................................................................................ 5
Metode Evaluasi ...................................................................................... 6
Klasikasi Kesesuaian lahan ..................................................................... 6
s Karakteristik Lahan ................................................................................. 6
Kualitas Lahan ........................................................................................ 7
Sifat Fisik Tanah ..................................................................................... 10
Tekstur tanah ................................................................................... 10
Drainase tanah ................................................................................ 12
Kedalaman tanah .............................................................................. 14
Bahaya Banjir .................................................................................. 14
Bahan Kasar ..................................................................................... 15
Sifat Kimia Tanah .................................................................................. 16
Kapasitas Tukar Kation (KTK) ........................................................ 16
Kejenuhan Basa (KB) ...................................................................... 16
pH Tanah .......................................................................................... 17
C-Organik Tanah .............................................................................. 17
Bahaya Erosi .................................................................................... 18
Syarat Tumbuh Tanaman Jagung (Zea mays L.) .................................... 20
Syarat Tumbuh Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) ..................... 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
No Keterangan Hal
No Keterangan Hal
No Keterangan Hal
suatu penggunaan tertentu yang lebih spesifik dari kemampuan lahan.Tujuan dari
termasuk kendala serta potensi yang terdapat pada lahan yang diusahakan,
kelurahan yang memiliki luas daerah sekitar 3.545,80 Ha. Kecamatan Kualuh
palawija yang banyak di budidayakan yaitu komoditi Jagung, Ubi kayu dan ubi
jalar dengan luas lahan 71 Ha, 68 Ha dan 22 Ha. Komoditi Jagung dan Ubi Jalar
Produktivitas tanaman jagung pada periode Mei - Agustus 62,32 Ku/ha dan
Ubi jalar pada bulan Mei – Agustus 137, 56 dan pada periode September -
Melalui evaluasi lahan dapat ditentukan nilai potensi suatu lahan untuk
tujuan tertentu agar dapat diketahui kondisi dan kelas kesesuain lahan sebagai
yang optimal.
Jagung merupakan salah satu jenis bahan pangan pokok yang memiliki
kandungan gizi yang tidak kalah dengan padi dan menempati urutan ke 2
gizi jagung kalori (129 kkl), Protein (4.1 g), Karbohidrat (30.3 g),
Kalsium (30 mg) dan nilai vitamin A (117 Si), vitamin B1 (0.18 mg),
Tanaman ubi jalar merupakan sumber energi yang baik dalam bentuk
gizi ubi jalar kalori (323 Kkl), Protein (1.8 g), Karbohidrat (27.9 g),
Kalsium (5 mg) dan nilai vitamin A (770 SI), vitamin B1 (0.09 mg),
vitamin C (22 mg) (Badan Ketahanan Pangan dan Peyuluhan DIY, 2011).
tentang evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman Jagung (Zea mays L.) dan
Labuhanbatu Utara, mengingat daerah ini memiliki lahan yang luas dan
Tujuan Penelitian
kesesuain lahan aktual dan potensial serta usaha perbaikan yang dapat dilakukan
untuk tanaman Jagung (Zea mays L.) dan Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)di
Kegunaan Penelitian
tanaman Jagung (Zea mays L.) dan Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) di
Survey Tanah
Survei dan pemetaan tanah (soil survey and mapping) adalah suatu
wilayah, yang didukung oleh data hasil analisis laboratorium. Produk utama
survei dan pemetaan tanah adalah peta tanah (soilmap) yang menyajikan
wilayah. Peta tanah dilengkapi dengan keterangan legenda peta, narasi, dan
(1:50.000 atau 1:100.000). Satuan tanah yang di gunakan adalah grup (Great
group) atau subgrup dari sistem taksonomi tanah (soil survey Staff, 1999; 2003).
Dalam setiap satuan peta, dapat dijumpai satu atau lebih satuan tanah dalam
memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah yang sama dan hampir sama
profil tanah atas warna, struktur, tekstur, konsistensi, sifat kimia dan lain-lain
dilakukan agar survei tanah dapat berjalan lancar, sistematis, dan efektif yaitu:
a. Pra – survei
b. Survei utama
(3) Analisis data dan pembuatan peta dan laporan ( Rayes, 2007).
Evaluasi Lahan
akan meningkatkan masalah kemiskinan dan masalah sosial lain. Karena itu,
evaluasi lahan merupakan salah satu mata rantai yang harus dilakukan agar
rencana tata guna lahan dapat tersusun dengan baik (Mubekti, 2012).
Sedangkan manfaat evaluasi lahan adalah menilai kesesuaian lahan bagi suatu
dirinci ke dalam kualitas lahan (land qualities), dan setiap kualitas lahan biasanya
terdiri atas satu atau lebih karakteristik lahan (land characteristics). Beberapa
mencocokkan (matching) data tanah dan fisik lingkungan dengan tabel rating
Dalam evaluasi lahan, suatu daerah yang akan dievaluasi, harus dibagi
kedalam beberapa satuan peta lahan (SPL) yang merupakan daerah yang
dipetakan dengan karakteristik tertentu. Biasanya SPL ini, didasarkan atas satuan
peta tanah (SPT) dari hasil survei tanah. Seperti halnya satuan peta tanah, maka
satuan peta lahan (SPL) jarang yang benar-benar homogen, oleh karena itu
dibedakan atas:
- SPL majemuk: mengandung lebih dari satu jenis lahan (Rayes, 2007).
suatu lahan untuk tujuan penggunaan tertentu, melalui penentuan nilai (kelas)
lahan serta pola tata guna lahan yang dihubungkan dengan potensi wilayahnya,
sehingga dapat diusahakan penggunaan lahan yang lebih terarah berikut usaha
karakteristik lahan. Oleh karena, itu klasifikasi ini sering juga disebut species
matching. Kelas kesesuaian lahan terbagi menjadi empat tingkat, yaitu : sangat
sesuai (SI), sesuai (S2), sesuai marjinal (S3) dan tidak sesual (N).
Sub Klas pada klasifikasi kesesualan lahan ini juga mencerminkan jenis
biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan
Dalam menilai kesesuaian lahan ada beberapa cara, antara lain, dengan
parameter dengan kriteria kelas kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan
Kualitas Lahan
Kualitas lahan adalah sifat-sifat pengenal atau yang bersifat kompleks dari
terhadap kesesuaiannya bagi penggunaan tertentu dan biasanya terdiri atas satu
atau lebih karakteristik lahan. Kualitas lahan ada yang bisa diestimasi atau diukur
langsung terhadap persyaratan dasar dari penggunaan lahan dan di harapkan dapat
yang lain. Menurut Beek (1978), Kualitas Lahan (KL) terdiri atas :
(Rayes, 2007).
toksisitas, salinitas, bahaya sulfidik, bahaya erosi, bahaya banjir, dan penyiapan
pertanian sedang.
Tekstur tanah
Tekstur adalah perbandingan relatif fraksi pasir, debu dan liat yang
menyusun massa tanah. Tekstur tanah turut menentukan tata air dalam tanah,
berupa kecepatan infiltrasi, penetrasi dan kemampuan pengikat air oleh tanah.
mulai 0 % - 100 %.Segitiga ini terbagi atas 13 bidang yang menunjukkan masing -
Agak halus (ah) : Lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu
debu.
1 Pasir (S) Sangat kasar sekali, tidak membentuk bola dan gulungan,
serta tidak melekat
2 Pasir berlempung Sangat kasar, membentuk bola yang mudah sekali
(LS) hancur, serta agak melekat.
3 Lempung berpasir Agak kasar, membentuk bola agak kuat tapi mudah
(SL) hancur, serta agak melekat.
4 Lempung (L) Rasa tidak kasar dan tidak licin, membentuk bola teguh,
dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat, dan
melekat.
5 Lempung berdebu Licin, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung
(SiL) dengan permukaan mengkilat, serta agak melekat.
6 Debu (Si) Rasa licin sekali, membentuk bola teguh, dapat sedikit
digulung dengan permukaan mengkilat, serta agak
melekat.
7 Lempung berliat (CL) Rasa agak kasar, membentuk bola agak teguh (lembab),
membentuk gulungan tapi mudah hancur, serta agak
melekat.
8 Lempung liat Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak teguh
berpasir (SCL) (lembab), membentuk gulungan tetapi mudah hancur,
serta melekat.
9 Lempung liat Rasa licin jelas, membentuk bola teguh, gulungan
berdebu (SiCL) mengkilat, melekat.
10 Liat berpasir (SC) Rasa licin agak kasar, membentuk bola dalam keadaan
kering sukar dipilin, mudah digulung, serta melekat.
11 Liat berdebu (SiC) Rasa agak licin, membentuk bola dalam keadaan kering
sukar dipilin, mudah digulung, serta melekat.
12 Liat (C) Rasa berat, membentuk bola sempurna, bila kering
sangat keras, basah sangat melekat.
Sumber : (Djaenudin et al., 2011).
dan karatan. Faktor keadaan drainase ini di bagi dalam beberapa kelas drainase .
Drainase yang baik sampai kedalaman 4 cm atau lebih diperlukan oleh tanaman-
tanaman yang membutuhkan aerase yang baik seperti jagung,kacang tanah dan
sangat rendah dan daya menahan air sangat rendah, tanah basah secara
permanen dan tergenang untuk waktu yang cukup lama sampai ke permukaan.
Tanah demikian cocok untuk padi sawah dan sebagian kecil tanaman lainnya.
Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah mempunyai warna gley
dan daya menahan air rendah sampai sangat rendah, tanah basah untuk waktu
yang cukup lama sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi
sawah dan sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di
lapangan, yaitu tanah mempunyai warna gley (reduksi) dan bercak atau
hidrolik agak rendah dan daya menahan air rendah sampai sangat rendah,
tanah basah sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi sawah
dan sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di lapangan,
sedang sampai agak rendah dan daya menahan air rendah, tanah basah dekat
dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogen tanpa bercak atau
karatan besi dan/atau mangan serta warna gley (reduksi) pada lapisan
sampai ≥ 50 cm.
5. Baik (well drained), tanah mempunyai konduktivitas hidrolik sedang dan daya
menahan air sedang, lembab, tapi tidak cukup basah dekat permukaan. Tanah
lapangan, yaitu tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi
dan/atau mangan serta warna gley (reduksi) pada lapisan sampai ≥ 100 cm.
hidrolik tinggi dan daya menahan air rendah. Tanah demikian hanya cocok
untuk sebagian tanaman kalau tanpa irigasi. Ciri yang dapat diketahui di
lapangan, yaitu tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi dan
sampai sangat tinggi dan daya menahan air rendah. Tanah demikian tidak
cocok untuk tanaman tanpa irigasi. Ciri yang dapat diketahui di lapangan,
yaitu tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi dan aluminium
pertumbuhan akar tanaman, yaitu sampai pada lapisan yang tidak dapat ditembus
oleh akar tanaman.Lapisan tersebut dapat berupa kontak lithik, lapisan keras,
karena pengaruhnya terhadap volume media yang menyuplai air dan unsure hara
memungkinkan pertumbuhan akar baik sehingga dapat mengambil air dan hara
Dangkal : 20 - 50 cm
Sedang : 50 - 75 cm
Bahaya Banjir
dan lamanya banjir (Y).Kedua data tersebut dapat diperoleh melalui wawancara
2. 25 - 50 cm 2. 1 - 3 bulan
3. 50 - 150 cm 3. 3 - 6 bulan
O0 = tidak pernah (dalam periode satu tahun tanah tidak pernah kebanjiran
O2 = selama waktu satu bulan dalam setahun tanah secara teratur kebanjiran
O3 = selama 2 – 5 bulan dalam setahun secara teratur selalu dilanda banjir yang
O4 = selama≥ 6 bulan tanah selalu dilanda banjir seca ra teratur yang lamanya
Bahan Kasar
jumlah persentasi kerikil, kerakal, atau batuan pada setiap lapisan tanah,
dibedakan menjadi:
sedang : 15 - 35%
banyak : 35 - 60%
Kapasitas tukar kation ( KTK ) atau cation exchange capcity (CEC) adalah
pada koloid tanah dan jumlah kation yang dapat diadsorbsi dan dipertukarkan
(Mukhlis, 2014).
Tanah-tanah yang mempunyai kadar liat yang tinggi /koloid lebih tinggi
dan atau kadar bahan organik tinggi mempunyai KTK lebih tinggi di bandingkan
dengan tanah yang mempunyai kadar liat rendah (tanah pasiran) dan Bahan
100 g tanah (me/100 g) atau centimol per kg tanah (cmol (+)/kg. Satuan yang
Kejenuhan basa
≥
kejenuhan basa. Suatu tanah dianggap sangat subur jika kejenuhan basanya
80%, berkesuburan sedang jika kejenuhan basanya antara 50 dan 80% dan tidak
basah di dalam tanah. Pada tanah masam lebih banyak ion H+ dari pada ion OH-.
Sebaliknnya Tanah basa akan lebih banyak mengandung ion OH- dari pada ion
H+. Tanah yang bereaksi netral mengandung ion H+ dan ion OH- yang sama
C-organik
Bahan organik tanah adalah semua bahan organik di dalam tanah baik
yang mati maupun yang hidup, walaupun organisme hidup (biomassa tanah) yang
Bahan organik tanah dapat didefinisikan sebagai sisa - sisa tanaman dan
hewan di dalam tanah pada berbagai pelapukan dan terdiri dari baik masih hidup
maupun mati.Di dalam tanah dapat berfungsi atau dapat memperbaiki baik sifat
perbaikan sifat - sifat tanah, dan bukan khususnya untuk meningkatkan unsur hara
di dalam tanah. Sebagai contoh Urea kadar N 46% sedangkan bahan organik
mempunyai kadar N < 3%, sangat jauh perbedaan kadar unsur N. Akan tetapi
Ada beberapa metode yang bias dilakukan dalam analisis bahan organik
tanah, antara lain dengan pambakaran, oksidasi basa. Kebanyakan metode dari
manual hingga otomatis menduga kadar C-organik melalui oksidasi seluruh atau
Bahaya erosi
proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan air dang angin,
manusia. Sehubungan dengan itu maka kita akan mengenal normal atau
Keterangan :
SR : Sangat Rendah
R : Rendah
S : Sedang
B : Berat
SB : SangatBerat
dengan cara memperhatikan adanya erosi lembar permukaan (sheet erosion), erosi
alur (reel erosion), dan erosi parit (gully erosion). Pendekatan lain untuk
memprediksi tingkat bahaya erosi yang relatif lebih mudah dilakukan adalah
dibandingkan tanah yang tidak tererosi yang dicirikan oleh masih adanya horizon
terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara
230 - 300 C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang
cocok sekitar 300C. Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih
baik daripada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji
hasil yang baik. Distribusi hujan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman jagung
kurang lebih 200 mm tiap bulan.Untuk memperoleh hasil yang baik, tanaman
jagung memerlukan air yang cukup, terutama pada fase perbungaan hingga
gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-
7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah
Tanaman ubi jalar membutuhkan hawa panas dan udara yang lembab.
Daerah yang paling ideal untuk budidaya ubi jalar adalah daerah yang bersuhu
daerah yang disukai.Pertumbuhan dan produksi yang optimal untuk usah atani ubi
jalar tercapai pada musim kering (kemarau).Di tanah yang kering (tegalan) waktu
tanam yang baik untuk ubi jalar yaitu pada waktu musim hujan, sedangkan pada
tanah sawah waktu yang baik yaitu sesudah tanaman padi dipanen. Tanaman ubi
lingkungan di sekitar tumbuhan tinggi maka difusi air dalam ruang udara pada
tumbuhan rendah, difusi air dalam ruang udara pada tumbuhan berlangsung cepat
(Lakitan, 2007).
paling cocok dan potensial, dengan hasil produksi yang bagus dan tinggi adalah di
tanah pasir berlempung yang gembur dan halus.Tanah dengan pH 5.6-6.6 lebih
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah
yang diambil dari setiap Satuan Peta Lahan (SPL), serta bahan – bahan yang
Alat yang digunakan adalah Peta Satuan Peta Lahan (SPL) Kecamatan
Kualuh Selatan skala 1 : 50.000 yang dihasilkan dari overlay antara Peta Jenis
Tanah skala 1 : 50.000, Peta Kemiringan Lereng skala 1 : 50.000 dan Peta
sampel, bor tanah, kertas label, kantong plastik, karet gelang, cangkul, kamera,
spidol, alat tulis, serta alat-alat yang digunakan untuk analisis di laboratorium.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan data iklim yang
sifat kimia dan fisika dievaluasi berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Staf
Jagung (Zea mays L.) dan Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) di Kecamatan Kualuh
Selatan, maka data iklim, data lapangan dan data hasil analisis laboratorium
dicocokkan (matching) dengan kriteria kelas kesesuaian lahan untuk tanaman oleh
Pelaksanaan Penelitian
Tahap persiapan
prasurvey ke lapangan dan persiapan alat dan bahan yang digunakan dalam
penelitian ini.
berdasarkan peta jenis tanah, peta kemiringan lereng dan peta ketinggian
1 : 50.000.
- Pemboran tanah pada setiap SPL yang dianggap mewakili karakter tanah
pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm, dari beberapa lokasi pada Satuan
Peta Lahan (SPL) yang sama dimasukkan sampel tanah tersebut kedalam
Sampel tanah setiap SPL dari lapangan di kering udarakan untuk diteliti di
ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) menurut Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan
- Drainase
4. Temperatur (tc)
- Genangan
Hasil
Data Iklim
Karakteristik Lahan
Berdasarkan hasil overlay peta jenis tanah, peta ketinggian tempat, dan
peta kemiringan lereng maka diperoleh data karakteristik lahan sebanyak 5 (lima)
Satuan Peta Lahan. Adapun rincian disetiap SPL dapat dilihat berikut :
dengan faktor pembatas retensi hara yaitu kejenuhan basa, pH dan bahaya banjir
yaitu genangan. Ketiga faktor pembatas dapat diperbaiki, pada kelas kesesuaian
kesesuaian lahan aktual tanaman jagung adalah sesuai marginal/S3 dengan faktor
pembatas ketersediaan air yaitu curah hujan, retesi hara yaitu pH dan kejenuhan
Kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman jagung pada
kesesuaian lahan aktual tanaman jagung adalah sesuai marginal/S3 dengan faktor
kejenuhan basa. Faktor pembatas dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan
Kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman jagung pada
Tabel 10. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jagung (Zea mays L.) pada Satuan
Peta Lahan 4 (SPL 4)
Persyaratan penggunaan Kelas Kes. Kelas Kes.
Nilai Data
lahan/karakteristik lahan Lahan Aktual Lahan Potensial
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C) 27,3 0C S2 S2
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) 1543,3 S2 S1
Kelembaban (%) 83,34 S1 S1
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase Agak Bik S1 S1
Media perakaran (rc)
Tekstur Sedang S1 S1
Bahan kasar (%) < 15 S1 S1
Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) 12,54 S2 S1
Kejenuhan basa (%) 6 S3 S1
pH H2O 4,30 S3 S1
C-organik (%) 0,98 S1 S1
Toksisita (xc)
Salinitas (dS/m) 0,002 S1 S1
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) 0,87 S1 S1
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%) 8 S1 S1
Bahaya erosi Ringan S1 S1
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 S1 S1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1
Singkapan batuan (%) <5 S1 S1
Kesesuaian Lahan Aktual S3 (wa, nr)
Usaha Perbaikan pemupukan, pengapuran, penambahan bahan organik
Kesesuaian Lahan Potensial S2(tc)
dengan faktor pembatas curah hujan, pH, kejenuhan basa, faktor pembatas dapat
diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial. Maka kelas kesesuian lahan
Kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman jagung pada
Tabel 11. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jagung (Zea maysL.)pada Satuan
Peta Lahan 5 (SPL 5)
Persyaratan penggunaan Kelas Kes. Kelas Kes.
Nilai Data
lahan/karakteristik lahan Lahan Aktual Lahan Potensial
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C) 27,3 0C S2 S2
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) 1543,3 S2 S1
Kelembaban (%) 83,34 S1 S1
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase Agak Baik S1 S1
Media perakaran (rc)
Tekstur Agak halus S1 S1
Bahan kasar (%) < 15 S1 S1
Kedalaman tanah (cm) > 100 S1 S1
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) 10,63 S2 S1
Kejenuhan basa (%) 7 S3 S1
pH H2O 4,40 S3 S1
C-organik (%) 0,61 S1 S1
Toksisita (xc)
Salinitas (dS/m) 0,010 S1 S1
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) 1,03 S1 S1
Bahaya erosi Ringan S1 S1
Bahaya banjir (fh)
Genangan F1 S3 S1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1
Singkapan batuan (%) <5 S1 S1
Kesesuaian Lahan Aktual S3 ( nr, fh)
Usaha Perbaikan Pembuatan drainase, pemupukan, pengapuran.
Kesesuaian Lahan Potensial S2 (tc)
S3(wa,nr,fh) dengan faktor pembatas curah hujan, pH, dan genangan, faktor
pembatas dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial. Maka kelas
Tabel 12. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)pada
Satuan Peta Lahan 1 (SPL 1)
Persyaratan penggunaan Kelas Kes. Kelas Kes.
lahan/karakteristik lahan Nilai Data Lahan Lahan Potensial
Aktual
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C) 26,7 0C S2 S2
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) 1543,3 S2 S1
Kelembaban (%) saat panen 83,34 S2 S2
Lama bulan kering 2,3 S1 S1
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase Baik S1 S1
Media perakaran (rc)
Tekstur Agak halus S1 S1
Bahan kasar (%) < 15 S1 S1
Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) 7,67 S1 S1
Kejenuhan basa (%) 5 S3 S1
pH H2O 4,10 S3 S1
C-organik (%) 1,29 S2 S1
Toksisitas (xc)
Salinitas (ds/m) 0,039 S1 S1
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) 1,29 S1 S1
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%) 8% S1 S1
Bahaya erosi Rendah S2 S1
Bahaya banjir (fh)
Genangan F1 S3 S1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1
Singkapan batuan (%) <5 S1 S1
Kesesuain Lahan Aktual S3 ( nr,fh )
Usaha Perbaikan pemupukan, pengapuran, Pembuatan Drainase
Kesesuaian Lahan Potensial S2 (tc,wa)
lahan aktual tanaman ubi jalar adalah S3(nr,fh) dengan faktor pembatas untuk
tanaman ubi jalar yang dapat diperbaiki adalah retensi hara yaitu
Kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman ubi jalar pada
Tabel 13. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)pada
Satuan Peta Lahan 2 (SPL 2)
Persyaratan penggunaan Kelas Kes. Kelas Kes.
Nilai Data
lahan/karakteristik lahan Lahan Aktual Lahan Potensial
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C) 26,70C S2 S2
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) 1543,3 S2 S1
Kelembaban (%) 83,34 S2 S2
Lama Bulan Kering 2,3 S1 S1
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase Baik S1 S1
Media perakaran (rc)
Tekstur Halus S2 S1
Bahan kasar (%) < 15 S1 S1
Kedalaman tanah (cm) 60 S2 S1
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) 7,67 S2 S1
Kejenuhan basa (%) 6 S3 S1
pH H2O 4,00 S3 S1
C-organik (%) 2,02 S2 S1
Toksisitas (xc)
Salinitas (ds/m) 0,015 S1 S1
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) 1,04 S1 S1
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%) 8% S1 S1
Bahaya erosi Rendah S2 S1
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 S1 S1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1
Singkapan batuan (%) <5 S1 S1
Kesesuain Lahan Aktual S3 (nr)
Usaha Perbaikan pemupukan, pengapuran, bahan organik
Kesesuaian Lahan Potensial S2 (tc wa).
lahan aktual adalah sesuai marginal/S3(nr) faktor pembatas untuk tanaman ubi
Kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman ubi jalar
Tabel 14. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatasL.)pada
Satuan Peta Lahan 3 (SPL 3)
Persyaratan penggunaan Kelas Kes. Kelas Kes.
Nilai Data
lahan/karakteristik lahan Lahan Aktual Lahan Potensial
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C) 27,30C S2 S2
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) 1543,3 S2 S1
Kelembaban (%) 83,34 S2 S2
Lama Bulan Kering 2,3 S1 S1
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase Baik S1 S1
Media perakaran (rc)
Tekstur Agak Halus S1 S1
Bahan kasar (%) < 15 S1 S1
Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) 16,52 S1 S1
Kejenuhan basa (%) 2 S3 S1
pH H2O 4,30 S3 S1
C-organik (%) 0,67 S3 S1
Toksisitas (xc)
Salinitas (ds/m) 0,010 S1 S1
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) 0,43 S1 S1
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%) 8% S1 S1
Bahaya erosi Ringan S1 S1
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 S1 S1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1
Singkapan batuan (%) <5 S1 S1
Kesesuain Lahan Aktual S3 ( nr )
Usaha Perbaikan Pemupukan, Pengapuran, penambahan bahan organik.
Kesesuaian Lahan Potensial S2 (tc wa)
kesesuaian lahan aktual tanaman ubi jalar adalah sesuai marginal/S3(nr) dengan
Kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman ubi jalar pada
Tabel 15. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)pada
Satuan Peta Lahan 4 (SPL 4)
Persyaratan penggunaan Kelas Kes. Kelas Kes.
Nilai Data
lahan/karakteristik lahan Lahan Aktual Lahan Potensial
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C) 27,30C S2 S2
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) 1543,3 S2 S1
Kelembaban (%) 83,34 S2 S2
Lama bulan kering (bln) 2,3 S1 S1
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase Baik S1 S1
Media perakaran (rc)
Tekstur Sedang S1 S1
Bahan kasar (%) < 15 S1 S1
Kedalaman tanah (cm) > 100 S1 S1
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) 12,54 S2 S1
Kejenuhan basa (%) 6 S3 S1
pH H2O 4,30 S3 S1
C-organik (%) 0,98 S3 S1
Toksisita (xc) S1
Salinitas (dS/m) 0,002 S1
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) 0,87 S1 S1
Bahaya erosi Ringan S1 S1
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 S1 S1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1
Singkapan batuan (%) <5 S1 S1
Kesesuaian Lahan Aktual S3 ( nr )
Usaha Perbaikan pemupukan, pengapuran, pemberian bahan organik
Kesesuaian Lahan Potensial S2 (tc, wa)
kesesuaian lahan aktual untuk tanaman ubi jalar adalah sesuai marginal/S3(nr)
kesesuaian lahan potensial. Maka kelas kesesuian lahan potensial adalah cukup
sesuai/S2(tc,wa).
Kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman ubi jalar pada
Tabel 16. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)pada
Satuan Peta Lahan 5 (SPL 5)
Persyaratan penggunaan Kelas Kes. Kelas Kes.
lahan/karakteristik lahan Nilai Data Lahan Lahan Potensial
Aktual
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C) 27,3 0C S2 S2
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) 1543,3 S2 S1
Kelembaban (%) 83,34 S2 S2
Lama Bulan Kering 2,3 S1 S1
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase Agak Baik S1 S1
Media perakaran (rc)
Tekstur Agak halus S1 S1
Bahan kasar (%) < 15 S1 S1
Kedalaman tanah (cm) > 100 S1 S1
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) 10,63 S2 S1
Kejenuhan basa (%) 7 S3 S1
pH H2O 4,40 S3 S1
C-organik (%) 0,61 S3 S1
Toksisita (xc)
Salinitas (dS/m) 0,010 S1 S1
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) 1,03 S1 S1
Bahaya erosi Ringan S1 S1
Bahaya banjir (fh)
Genangan F1 S3 S1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1
Singkapan batuan (%) <5 S1 S1
Kesesuaian Lahan Aktual S3 ( fh, nr )
Usaha Perbaikan Pemupukan, pengapuran, bahan organi,drainase
Kesesuaian Lahan Potensial S2(tc,wa)
lahan aktual untuk tanaman ubi jalar adalah S3(fh,nr) yaitu yang harus diperbaiki
adalah retensi hara dan genangan, faktor pembatas tersebut dapat di perbaiki,
namun suhu dan kelembaban tidak dapat di perbaiki sehingga kesesuaian lahan
Gambar 3.Peta keseuaian lahan aktual tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas L.).
Gambar 4.Peta keseuaian lahan Potensial tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas L.).
jagung maka diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual pada SPL 1, SPL 2, SPL 3,
SPL 4 dan SPL 5 adalah sesuai marginal/S3 (nr,fh) dengan faktor retensi hara
yaitu kejenuhan basa, pH, C-organik, curah hujan dan genangan. Permasalahan
pada factor pembatas tersebut dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan
potensial. retensi hara dapat dilakukan dengan pemberian kapur dan bahan
adalah pembuatan drainase,Hal ini sesuai literatur Rayes (2007) yang menyatakan
bahwa dalam evaluasi lahan dengan karakteristik lahan ketersediaan air, retensi
hara, bahaya erosi dapat diperbaiki oleh tingkat pengolahan rendah dan sedang.
SPL 1, SPL 2, SPL 3, SPL 4 dan SPL 5 adalah Cukup sesuai/S2 dengan faktor
pembatas suhu.
jagung untuk kesesuaian lahan aktual pada SPL 1, SPL 2, SPL 3, SPL 4 dan
SPL 5 memiliki faktor pembatas retensi hara yaitu kejenuhan basa, pH,
kekurangan unsur hara dan tanaman dapat terserang penyakit, hal ini sesuai
dengan literatur winarso (2005) yang menyatakan Tanah yang memiliki kadar liat
dan bahan organi tinggi maka memiliki KTK lebih tinggi sehingga tanah lebih
dan lain-lain), dekomposisi dan sintesa senyawa kimia organic serta serangan
penyakit.
jalar maka diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual pada SPL 1, SPL 2, SPL 3,
retensi hara yaitu kejenuhan basa, pH, C-organik dan genangan. Retensi hara
kesesuian lahan potensial pada SPL 1, SPL 2, SPL 3, SPL 4 dan SPL 5 adalah, S2
dengan faktor pembatas yang tidak dapat diperbaiki yaitu kelembaban, jadi
diperoleh kelas kesesuian lahan potensial adalah S2 (tc,wa). Hal ini sesuai dengan
literatur Rayes (2007) yang menyatakan bahwa dalam evaluasi lahan, karakteristik
lahan berupa suhu udara dan kelembaban jenis usaha perbaikan tidak dapat
dilakukan.
jalar untuk kesesuaian lahan potensial pada SPL 1, SPL 2, SPL 3, SPL 4 dan
terhadap laju transpirasi, karena tanaman ubi jalar hawa panas dan udara yang
lembab sehingga lahan yang memiliki curah hujan yang tinggi produksi
maksimum dapat di capai pada musim kemarau, hal ini sesuai dengan literatur
Deputi Menristek (2008) yang menyatakan tanaman ubi jalar membutuhkan hawa
panas dan udara yang lembab. Daerah yang paling ideal untuk budidaya ubi jalar
untuk usaha tani ubi jalar tercapai pada musim kering (kemarau).
jagung dan ubi jalar adalah retensi hara (kejenuhan basa, pH H2O dan C-organik)
dan curah hujan dan genangan, usaha perbaikan yang dapat di lakukan adalah
drainase dengan tingkat usaha perbaikan sedang sampa tinggi, hal ini sesuai
dengan literatur Rayes (2007) yang menyatakan untuk karakteristik lahan retensi
bahan organik, untuk karakteristik lahan ketersediaan air dan bahaya banjir
Kesimpulan
curah hujan, retensi hara, genangan (S3 nr,fh). Sedangkan Kelas kesesuaian
pada SPL 1, SPL 2, SPL 3, SPL 4 dan SPL 5 dengan faktor pembatas Suhu
(tc).
2. Kelas kesesuaian lahan aktual tanaman ubi jalar dengan tingkat kesesuaian
lahan S3 yaitu pada SPL 1, SPL 2, SPL 3, SPL 4 dan SPL 5 dengan faktor
penghambat yaitu retensi hara, dan genangan; pada SPL 2, SPL 3, SPL 4
potensial tanaman ubi jalar dengan tingkat kesesuaian lahan S2 dengan faktor
Saran
Perbaikan untuk faktor Pembatas retensi hara yaitu KTK, KB, BO, pH
sedangkan untuk curah hujan dan bahaya banjir dengan usaha perbaikan sistem
Aditya. S. 2012. Uji Ketahanan Beberapa Varietas Dan Pengaruh Jarak Tanam
Terhadap Penyakit Karat Daun (Puccinia Polysora Underw) Pada Tanaman
Jagung (Zea Mays L.) Di Dataran Rendah. USU, Medan.
Djaenudin, D., Marwan, H., Subagjo, H., dan A. Hidayat. 2011. Petunjuk Teknis
Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Bogor.
Mega, I.M., Dibia, I.N., Adi, I.G.P.R., dan T.B. Kusmiyarti. 2010. Klasifikasi
Tanah dan Kesesuaian Lahan. Universitas Udayana. Denpasar.
Mukhlis. 2014. Analisis Tanah Tanaman. Edisi Kedua. USU Press, Medan.
Mukhlis., Sarifuddin., dan H, Hanum. 2011. Kimia Tanah Teori dan Aplikasi.
USU Press, Medan.
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava
Media, Yogyakarta.
Lampiran 4. Data Iklim : Curah Hujan Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara
pada 10 Tahun Terakhir (mm/tahun).
BULAN
TAHUN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jumlah
2007 88 200 104 286 325 134 218 485 475 245 232 202 2,994.0
2008 162 118 497 200 237 127 181 277 X X 106 X 1,905.0
2009 93 92 433 317 171 53 146 166 x 316 189 122 2,098.0
2010 169 35 85 153 136 160 276 106 118 172 264 X 1,674.0
2011 X x x X X X X X x x X X 0.0
2012 X x x X X X X X x x 317 101 418.0
2013 219 256 51 221 191 119 79 174 89 299 258 130 2,086.0
2014 58 40 9 129 140 38 64 242 194 273 110 221 1,518.0
2015 147 15 16 71 189 X 41 61 61 76 259 167 1,103.0
2016 123 85 6 51 171 122 117 100 213 191 284 174 1,637.0
Jumlah 1,059 841 1,201 1,428 1,560 753 1,122 1,611 1,15 1,572 2,019 1,117 15,433.0
Rataan Rerata Curah Hujan Tahun 2007-2016 1,543.3
Ket : x = alat rusak.
Lampiran 6. Data Iklim : Suhu Udara Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu
Utara pada 10 Tahun Terakhir (mm/tahun).
TAHUN BULAN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov
Rata- Des
rata
2007 26.3 26.6 27.5 27.6 27.7 27.7 27.1 27.1 27.0 26.6 26.4 26.2 27.0
2008 26.9 26.6 26.5 27.3 27.5 27.5 26.8 26.9 26.8 26.6 26.7 26.1 26.9
2009 26.0 26.6 26.9 27.7 27.7 28.1 27.6 27.2 27.0 NR 26.7 26.9 27.1
2010 26.8 27.8 28.5 28.6 29.0 27.5 27.3 27.4 27.2 27.5 26.7 26.3 27.6
2011 26.2 26.9 26.8 27.2 27.9 28.0 27.8 27.0 27.1 27.0 26.7 26.4 27.1
2012 26.7 27.3 27.4 27.4 27.7 28.2 27.5 27.4 27.4 27.0 27.3 27.3 27.4
2013 27.1 26.8 28.3 28.1 28.6 28.6 27.7 27.2 26.7 26.9 26.9 26.3 27.4
2014 26.0 26.8 27.7 28.0 28.3 29.0 28.8 27.2 27.1 27.1 27.0 26.6 27.5
2015 26.6 26.6 28.0 27.8 28.3 28.7 28.0 27.5 27.7 27.4 27.2 27.4 27.6
2016 27.8 27.3 28.8 29.4 28.2 27.5 27.5 27.8 27.5 27.0 26.9 26.9 27.7
Jumlah 266.4 269.3 276.4 279.1 280.9 280.8 276.1 272.7 271.5 243.1 268.5 266.4 27.3
Rataan 26.64 26.93 27.64 27.91 28.09 28.08 27.61 27.27 27.15 27.01 26.85 26.64 27.32
Ket : x = alat rusak.
SPL 1 SPL 2
SPL 3 SPL 4
SPL 5