Anda di halaman 1dari 16

\

SiSTEM EKSRESI PADA


MANUSIA

BUKU AJAR BIOLOGI


Oleh
DEA GITA (431419062) SEMESTER VI
PENDIDIKAN BIOLOGI A
MATA KULIAH: Pengembangan Bahan Ajar

Prakata
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas bahan ajar dengan tepat waktu.Bahan ajar disusun untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah pengembangan bahan ajar Selain itu, bahan ajar ini bertujuan menambah
wawasan tentang manusia khususnya materi sistem eksresi bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Hartono D Mamu, M.Pd
selaku Dosen Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya bahan ajarini.

Penulis menyadari bahan ajar ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan bahan ajar ini.

Daftar ISI

Cover ...........................................................................................................
Prakata ........................................................................................................
Daftar Isi .....................................................................................................
Kompentensi Inti ........................................................................................
Kompetensi Dasar.......................................................................................
Indikator .....................................................................................................
Tujuan .........................................................................................................
Pendahuluan ...............................................................................................
Penyajian Materi.........................................................................................
Bab I ...........................................................................................................
Bab II...........................................................................................................
Rangkuman ................................................................................................
Daftar Pustaka ............................................................................................
Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2


: Mengembangkan perilaku ( jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, santun,ramah lingkungan, gotong royong, kerja sama, cinta
damai, responsive, dan pro aktif) dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual,
procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang di pelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.

Kompotensi Dasar
a. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
ekskresi dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat
terjadi pada sistem ekskresi manusia.
b. Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur
dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan pada sistem ekskresi serta
kaitannya dengan teknologi.

Indikator
1. Menemukan letak dan struktur organ eksresi manusia

2. Menjelaskan struktur dan fungsi organ eksresi pada manusia dan hewan
3. Menganalisis mekanisme sistem eksresi pada manusia

Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menjelaskan fungsi dan organ sistem eksresi pada manusia
2. Peserta didik dapat menjelaskan mekanisme sistem eksresi pada manusia

3. Peserta didik dapat menjelaskan mekanisme pembentukan urine


A. PENDAHULUAN

Peristiwa ekskresi merupakan pengeluaran sisa metabolisme yang tidak di


manfaatkan lagi. Pernahkah kalian merasa haus setelah berolahraga berat? Atau
setelah berjalan di bawah terik matahari? Setelah berolahraga berat atau aktivitas
lainnya, kita akan merasa haus. Hal itu disebabkan tubuh telah kehilangan banyak
cairan (keringat). Keringat merupakan sisa metabolisme yang sudah tidak diperlukan
lagi oleh tubuh.

Manusia memiliki organ ekskresi yang kompleks dibandingkan dengan makhluk


hidup lainnya. Organ-organ ekskresi tersebut sangat penting dalam menjalankan
fungsinya, seperti mengeluarkan sisa-sisa metabolisme, mengatur homeostasis tubuh,
dan mengatur kadar pH cairan tubuh. Apa sajakah organ ekskresi pada manusia?
Perhatikan Gambar 1. yaitu organ-organ ekskresi antara lain: kulit, paru-paru, hati dan
ginjal
A. Penyajian Materi
BAB I

Struktur dan Fungsi Organ Eksresi Pada Manusia


Sistem ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah
tidak digunakan lagi oleh tubuh. Sisa-sisa metabolisme ini berupa senyawa-senyawa yang
bersifat toksik (racun) sehingga jika tidak dikeluarkan dapat menyebabkan terganggunya
fungsi organ- organ di dalam tubuh. Organ-organ yang berperan dalam sistem ekskresi pada
manusia meliputi kulit, ginjal, paru-paru, dan hati.

A. KULIT
Kulit merupakan lapisan jaringan pelindung terluar yang terdapat di permukaan tubuh. Kulit
termasuk organ ekskresi karena mampu mengeluarkan zat-zat sisa berupa kelenjar
keringat. Selain sebagai organ ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai alat indera perasa dan
peraba. Kulit terdiri dari tiga lapisan, masing-masing lapisan mempunyai fungsinya seperti
gambar berikut:

Struktur lapisan kulit (Sumber: saintif.com)

Epidermis (Lapisan Kulit Ari)


Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar dan sangat tipis. Epidermis terdiri dari
lapisan tanduk dan lapisan malphigi. Lapisan tanduk merupakan sel-sel mati yang mudah
mengelupas, tidak mengandung pembuluh darah dan serabut saraf, sehingga lapisan ini tidak
dapat mengeluarkan darah saat mengelupas. Lapisan malphigi merupakan lapisan yang
terdapat di bawah lapisan tanduk, yang tersuun dari sel-sel hidup dan memiliki kemampuan
untuk membelah diri. Lapisan malphigi terdapat pigmen yang dapat menentukan warna kulit,
dan melindungi sel dari kerusakan akibat sinar matahari.
Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar yang tersusun dari sel-sel epitel yang
mengalami keratinisasi (pendewasaan). Lapisan ini memiliki beberapa lapisan kulit, antara
lain stratum korneum yang merupakan lapisan kulit mati dan selalu mengelupas, serta
lapisan stratum granulosum yang mengandung pigmen melanin. Di bawah stratum
granulosum terdapat lapisan stratum germinativum yang terus membentuk sel-sel baru ke
arah luar menggantikan sel kulit yang terkelupas. Oh ya, lapisan epidermis tidak memiliki
pembuluh darah maupun serabut saraf.

Dermis (Lapisan Kulit Jangat)


Dermis merupakan lapisan kulit yang terletak di bawah lapisan epidermis. Lapisan
dermis lebih tebal daripada lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri dari beberapa jaringan
sebagai berikut:

Lapisan dermis terdapat di bawah lapisan epidermis. Pada lapisan ini terdapat otot
penggerak rambut, pembuluh darah, saraf, kelenjar minyak (glandula sebasea), dan kelenjar
keringat (glandula sudorifera). Kelenjar keringat memiliki pangkal yang menggulung dan
berhubungan dengan kapiler darah dan serabut saraf.
Serabut saraf ini akan meningkatkan kerja kelenjar keringat, sehingga merangsang produksi
keringat. Lalu kelenjar keringat akan menyerap air, ion-ion, NaCl, dan urea dari dalam darah,
kemudian dikeluarkan melalui pori-pori kulit.
Serabut saraf dapat meningkatkan kerja kelenjar keringat karena mendapatkan rangsangan
dari hipotalamus, yaitu bagian dari otak yang berfungsi sebagai pengendali suhu tubuh. Dan
saraf yang menerima rangsangan ini adalah saraf simpatik.
Secara garis besar, kelenjar keringat pada kulit dibagi menjadi dua, yaitu
kelenjar ekrin dan apokrin. Kelenjar ekrin mengeluarkan garam, asam, urea, dan amonia
yang merupakan kotoran hasil metabolisme nitrogen dalam tubuh. Sementara itu, kelenjar
apokrin mengeluarkan keringat yang mengandung protein berlemak.Ketika kamu sedang
beraktivitas di cuaca panas atau berolahraga, tubuh kamu pasti mengeluarkan keringat, kan?
Hal itu bertujuan agar suhu tubuh tetap dingin karena akibat adanya pembakaran. Jadi, tubuh
akan mengeluarkan keringat untuk menyeimbangkan suhu dalam tubuh dengan lingkungan.
Oh ya, kalo kamu lihat pada gambar di atas, terdapat lapisan hipodermis yang berada di bawah
lapisan dermis. Lapisan itu bukan merupakan bagian dari kulit, namun merupakan kumpulan
jaringan ikat yang berfungsi menyatukan kulit pada otot. Lapisan ini berfungsi menjaga suhu
tubuh karena tersusun atas jaringan lemak.
Jaringan ikat bawah kulit
Lapisan ini terletak di bawah dermis, di antara lapisan jaringan ikat bawah kulit dengan
dermis dibatasi oleh sel lemak. Lemak ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari benturan,
sebagai sumber energi dan penahan suhu tubuh.

A. GINJAL
Ginjal merupakan komponen utama penyusun sistem ekskresi manusia yaitu
urin. Manusia memiliki sepasang ginjal berukuran sekitar 10 cm. Letak ginjal di rongga perut
sebelah kiri dan kanan ruas-ruas tulang pinggang. Ginjal berfungsi untuk menyaring zat-zat
sisa metabolisme dari dalam darah, mempertahankan keseimbangan cairan tubuh,
mengeskresikan gula darah yang melebihi kadar normal dan mengatur keseimbangan kadar
asam, basa, dan garam di dalam tubuh.

Struktur ginjal (Sumber: myrightspot.com)

Secara umum ginjal terdiri dari tiga bagian:

Posisi ginjal berada di kanan dan kiri tulang pinggang yaitu di dalam rongga perut pada
dinding tubuh bagian belakang. Bentuknya seperti biji kacang merah, ginjal di sebelah kiri
letaknya lebih tinggi daripada di sebelah kanan. Keduanya berwarna merah, karena banyak
darah yang masuk ke dalamnya. Wah, bagaimana caranya darah bisa masuk ke dalam ginjal
ya? Nah, pertama-tama melalui pembuluh arteri besar dan akan keluar dari ginjal lewat vena
besar.
Ginjal tersusun atas lebih kurang 1 juta alat penyaring yang disebut dengan nefron.
Apa itu nefron? Merupakan penyusun utama ginjal yang berperan penting dalam proses
penyaringan darah. Bentuknya terdiri dari komponen penyaring/badan malpighi yang
dilanjutkan oleh saluran-saluran/tubulus. Tiap badan malpighi itu mengandung gulungan
kapiler darah yaitu glomerulus yang berada dalam kapsula bowman. Di sinilah, proses
penyaringan darah dimulai. Agar kamu tidak bingung, perhatikan kembali gambar di atas ya.
Badan malpighi kemudian melanjutkan salurannya ke medula renalis (bagian tengah ginjal) dan
korteks renalis. Saluran-saluran itu adalah:
 Tubulus proksimal
 Lengkung henle: saluran ginjal yang melengkung pada daerah medula, menghubungkan
tubulus proksimal dengan tubulus distal.
 Tubulus distal
 Tubulus kolektivus (pengumpul) yang terdapat pada medula
Setelah kamu mengetahui cara penyaringan, tahukah kamu bahwa urine yang dihasilkan ginjal
harus melalui tiga tahapan? Pertama yaitu filtrasi, kedua reabsorpsi, dan ketiga augmentasi.
a. Tahap Filtrasi

Pembentukan urine dimulai dari darah mengalir melalui arteri aferen ginjal, masuk ke
dalam glomerulus yang tersusun atas kapiler-kapiler darah. Saat darah masuk ke glomerulus,
tekanan darah pun menjadi tinggi sehingga mendorong air dan zat-zat yang memiliki ukuran
kecil akan keluar melalui pori-pori kapiler, dan menghasilkan filtrat. Cairan hasil
penyaringan tersebut (filtrat), tersusun atas:
 Urobilin;
 Urea;
 Glukosa;
 Air;
 Asam amino;
 Ion-ion seperti natrium, kalium, kalsium, dan klor.

Filtrat selanjutnya disimpan sementara di dalam kapsula bowman dan disebut urine
primer. Tahapan pembentukan urine primer ini disebut tahap filtrasi. Sementara itu, darah
dan protein tetap tinggal di dalam kapiler darah karena tidak dapat menembus pori-pori
glomerulus.
b. Tahap Reabsorpsi

Urine primer yang terbentuk pada tahap filtrasi masuk ke tubulus proksimal. Di dalamnya
terjadi proses penyerapan kembali zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh (tahap
reabsorpsi). Glukosa, asam amino, ion kalium, dan zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh
juga diangkut ke dalam sel, kemudian ke dalam kapiler darah di dalam ginjal. Sedangkan urea
hanya sedikit yang diserap kembali.
Cairan yang dihasilkan dari proses reabsorpsi disebut urine sekunder yang
mengandung air, garam, urea (penimbul bau pada urine), dan urobilin (pemberi warna kuning
pada urine). Urine sekunder yang terbentuk dari proses reabsorpsi selanjutnya mengalir ke
lengkung henle, kemudian menuju tubulus distal. Selama mengalir dalam lengkung henle, air
dalam urine sekunder juga terus direabsorpsi.

c. Tahap Augmentasi
Pada bagian tubulus distal masih ada proses penyerapan air, ion natrium, klor, dan urea. Di
sinilah terjadi proses augmentasi, yaitu pengeluaran zat-zat yang tidak diperlukan tubuh
ke dalam urine sekunder. Ketika telah bercampur, inilah yang merupakan urine
sesungguhnya. Kemudian disalurkan ke pelvis renalis (rongga ginjal). Urine yang terbentuk
selanjutnya keluar dari ginjal melalui ureter, menuju kandung kemih yang merupakan
tempat menyimpan urine sementara.
Kandung kemih memiliki dinding yang elastis dan mampu meregang untuk dapat
menampung sekitar 0,5 L urine. Proses pengeluaran urine dari dalam kandung kemih
disebabkan oleh adanya tekanan akibat adanya sinyal yang menunjukkan bahwa kandung
kemih sudah penuh. Kontraksi otot perut dan otot-otot kandung kemih akan terjadi saat
adanya sinyal penuh dalam kandung kemih. Akibat kontraksi ini, urine dapat keluar dari tubuh
melalui uretra.

B. PARU-PARU
Dalam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan karbondioksida (CO 2)
dan uap air (H2O). Ketika kamu bernapas melalui hidung atau mulut, terjadi proses
pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida.Oksigen yang masuk melalui hidung pergi
menuju trakea melewati tenggorokan. Di trakea, udara akan dibagi-bagi ke dalam saluran-
saluran udara yang disebut saluran bronkus dan langsung memasuki paru-paru.
Nah, di paru-paru ini, udara akan terbagi lagi ke dalam bronkiolus menuju ke alveolus (kantung
udara). Alveolus adalah tempat terjadinya pertukaran antara oksigen dan karbondioksida.
Dalam alveolus, oksigen akan diserap oleh pembuluh darah lalu disalurkan ke jantung.
Kemudian, organ jantung akan memompa oksigen untuk sel-sel tubuh. Proses penggunaan
oksigen oleh sel-sel tubuh itulah yang akan menghasilkan karbon dioksida. Lalu, karbon
dioksida tersebut akan diserap oleh darah dan dibawa kembali ke paru-paru untuk dikeluarkan
dari tubuh melalui hembusan napas bersama uap air.Paru-paru manusia berjumlah sepasang,
terletak di dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk.
Stuktur paru-paru (Sumber: scgh.health.wa.gov.au)
C. HATI
Hati berada di dalam rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma yang dilindungi oleh
selaput tipis bernama kapsula hepatis. Hati berfungsi untuk mengeksresikan getah empedu
zat sisa dari perombakan sel darah merah yang telah rusak dan dihancurkan di dalam
limpa. Selain berfungsi sebagai organ ekskreksi, hati juga berperan sebagai penawar racun,
menyimpan glikogen (gula otot), pembentukan sel darah merah pada janin dan sebagai
kelenjar pencernaan.

Struktur hati (Sumber: ebiologi.net)


Sebagai organ yang berperan dalam sistem ekskresi, hati berfungsi untuk merombak sel-sel
darah merah yang sudah tua/rusak. Di dalam hati, hemoglobin pada sel darah merah yang
sudah rusak akan diuraikan menjadi globin, zat besi, dan senyawa hemin. Nah, hemoglobin itu
sendiri merupakan protein yang mengandung zat besi pada sel darah merah.
Zat besi akan disimpan di dalam hati atau dialirkan menuju sumsum tulang belakang,
sedangkan globin digunakan untuk membentuk sel darah merah baru dan metabolisme protein.
Sementara itu, senyawa hemin akan diubah menjadi zat warna pada empedu, yaitu bilirubin
dan biliverdin.
Selain itu, hati juga berfungsi untuk menghasilkan empedu secara terus-menerus. Empedu?
Kayak gimana tuh? Empedu merupakan cairan berwarna kehijauan dan rasanya pahit. Empedu
ini berperan untuk mengeluarkan racun dalam tubuh serta melindungi tubuh dari bakteri. Zat-
zat yang tidak baik bagi tubuh akan diserap oleh hati dan dikeluarkan dari tubuh melalui
empedu. Zat ini, dikeluarkan bersama dengan urin atau feses.
Fungsi hati lainnya dalam sistem ekskresi adalah untuk menguraikan gas amonia yang
berbahaya dalam tubuh menjadi zat yang lebih aman, yaitu urea. Amonia tersebut
dihasilkan dari proses metabolisme asam amino. Urea dari dalam hati akan dikeluarkan dan
diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urine.

Nah, itulah penjelasan organ-organ sistem ekskresi pada manusia yaitu kulit, ginjal, paru-paru,
dan hati. Kulit mengekskresikan kelenjar keringat, ginjal mengekskresikan urin, paru-paru
mengekskresikan karbondioksida dan uap air, dan hati mengekskresikan empedu. Kalau kamu
masih ingin mempelajari materi ini, langsung saja gunakan ruangbelajar dari Ruangguru.
Kamu bisa menonton video animasi lengkap dengan latihan soal, pembahasan dan
rangkumannya juga, lho. Gunakan sekarang juga supaya #BelajarJadiHebat.
BAB II

MEKANISME PEMBENTUKAN URINE

Di dalam ginjal terjadi serangkaian proses pembentukan urin, yaitu filtrasi


(penyaringan), reabsorbsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (pengeluaran).
Darah yang masuk ke ginjal mengandung lebih banyak oksigen dan sedikit karbon
dioksida. Biasanya, darah yang masuk memiliki kadar air, garam mineral, dan
produk limbah nitrogen yang lebih besar daripada darah yang meninggalkan
ginjal. Kelebihan garam mineral dan limbah nitrogen (seperti urea, kreatinin, dan
asam urat) yang tidak berguna lagi bagi tubuh akan dibuang.

a) Penyaringan Darah (Filtrasi)


Proses filtrasi terjadi di antara glomerulus dan kapsula Bowman.Ketika
darah dari arteriol aferen memasuki glomerulus, tekanan darah menjadi
tinggi. Hal tersebut menyebabkan air dan molekul-molekul yang tidak
larut dalam darah melewati dinding kapiler pada glomerulus. Kemudian,
air dan molekul-molekul memasuki lempeng filtrasi dari kapsula
Bowman. Hasil filtrasi ini disebut filtrat glomerulus atau urin primer.
Filtrat ini akan dipindahkan melalui tubulus kontortus proksimal,
lengkung Henle, tubulus kontortus distal, kemudian menuju tubulus
pengumpul.
b) Penyerapan Kembali (Reabsorpsi)
Ketika filtrat dipindahkan, darah di arteriol eferen glomerulus menjadi
sangat pekat. Hal tersebut terjadi karena hilangnya begitu banyak air.
Selain itu, filtrasi mengandung substansi-substansi besar yang tidak
dapat melewati dinding kapiler glomerulus, seperti sel darah, protein-
protein besar, dan kepingan-kepingan lemak. Sementara itu, urin primer
yang dihasilkan dari kapsula Bowman, memasuki tubulus kontortus
proksimal. Di titik pertautan antara kapiler-kapiler yang melingkupi
tubulus, diserap glukosa dan asam amino serta ion Na+. Urin primer
yang memasuki lengkung Henle telah lebih isotonik dengan darah di
kapiler. Pada lengkung Henle terjadi penyerapan garam NaCl dan air.
Penyerapan berlanjut di tubulus kontortus distal. Di sini terjadi penyerapan
urea, kreatinin, bahan obat-obatan, H+, dan NH4–. Sementara itu,
garam NaCl dan air serta ion HCO3– kembali diserap. Urin yang
dihasilkan dari tubulus kontortus distal, disebut urin sekunder. Hasil
reabsorpsi ini mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang
memberikan bau dan warna pada urin.
c) Pengumpulan (Augmentasi)
Urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan memasuki tubulus
pengumpul. Di tubulus ini, masih terjadi penyerapan kembali air, garam
NaCl, dan urea sehingga terbentuk urin yang harus dibuang dari tubuh.
Dari tubulus pengumpul, urin memasuki pelvis renalis, lalu mengalir
menuju ureter menuju kandung kemih (vesika urinaria). Ketika
kandung kemih penuh, orang akan merasakan keinginan untuk buang
air kecil. Beberapa hal yang memengaruhi volume urin, di antaranya
zat-zat diuretik, suhu, konsentrasi darah, dan emosi. Jika sering
mengonsumsi kopi dan teh, zat diuretik (kafein) yang dikandungnya
akan menghambat reabsorpsi air sehingga volume urin meningkat. Pada
saat terjadi peningkatan suhu, kapiler di kulit melebar dan air berdifusi
keluar serta kelenjar keringat menjadi aktif. Saat volume air turun,
penyerapan air di ginjal berkurang sehingga volume urin menurun.
Begitu pula halnya ketika konsentrasi darah meningkat, atau ketika
darah menjadi lebih cair karena banyak mengonsumsi cairan.
Tabel. Proses Pembentukan urine
No Nama Proses Contoh Molekul
Filtrat Glomerolus
Tekanan darah Air, glukosa, asam amino,
akan urea, asam ureat, dan
mendorong molekul kreatinin
kecil
dari glomerolus bergerak
menuju kapsul
glomerolus
Reabsorbsi Difusi dan transpor aktif Air, glukosa, asam
Tubulus mengembalikan amino, dan garam
molekul ke dalam
darah pada tubulus

kontortus
proksimal
3 Sekresi Tubulus Transpor aktif akan
Asam urat, kreatinin, ion
memindahkan hidrogen, amonia, dan
molekul dari darah ke penisilin
dalam
tubulus kontortus distal
4 Reabsorbsi air Sepanjang struktur nefron Garam dan air
dan lengkung henle
serta tubulus
pengumpul, air akan
bergerak kembali
dengan adanya
osmosis yang diikuti
dengan
reabsorbsi aktif sejumlah
garam mineral
Ekskresi Pembentukan urine dan Air, garam, urea, asam
pembuangan zat urat, amonium,
sisa dan kreatinin
metabolik dari tubuh
Daftar pustaka
1. https://www.ruangguru.com/blog/organ-organ-sistem-ekskresi-pada-manusia
2. https://www.ruangguru.com/blog/sistem-ekskresi-manusia
https://www.ruangguru.com/blog/ginjal-struktur-dan-fungsi-ekskresi-pada-manusia

Anda mungkin juga menyukai