Anda di halaman 1dari 16

Nama : TRIO PUTRA SIREGAR

Nim : 8156171075
Kelas : A-2
Dosen : Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd
M. Kuliah : Filsafat Pendidikan

1. Apakah yang menjadi karakteristik obyek ontologis ilmu yang membedakan ilmu dari
pengetahuan-pengetahuan lainnya?
Jawab :
Karakter obyek ontologis ilmu yang membedakannya dari pengetahuan-pengetahuan lain
adalah ilmu memulai penjelajahannya pada pengalaman manusia dan berhenti di batas
pengalaman manusia. Artinya, pengetahuan yang dikaji oleh ilmu hanyalah pengetahuan
yang diperoleh dari pengalaman manusia selama hidup atau dapat juga dikatakan bahwa
ilmu membatasi diri pada pengkajian objek yang berada dalam ruang lingkup pengalaman
empiris manusia. Di luar itu, tidak termasuk dalam ranah ilmu, seperti misteri tentang
eksistensi surga dan neraka sebagaimana yang diyakini dalam ajaran agama. Ilmu mencoba
menafsirkan alam ini sebagaimana adanya bukan bagaimana seharusnya.

2. Jelaskan termasuk ke dalam kategori manakah pendidikan ditinjau dari aspek keilmuan?
Jawab :
Pendidikan termasuk dalam kategori aspek aksiologis keilmuan. Pendidikan merupakan
usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk menciptakan situasi dan proses
dimana siswa dapat belajar secara aktif, kreatif, inovatif dalam usaha mengembangkan
potesi pikiran, kepribadian dan kemampuan fisik yang dimilikinya sehingga menjadi
manusia yang cerdas, terampil, berakhlak mulia, bermoral serta memiliki kekuatan spiritual
keagamaan agar dapat menjadi generasi yang berguna di tengah-tengah masyarakat. Oleh
sebab itu, pelaksanaan pendidikan tidak boleh terlepas dari pengenalan nilai-nilai budaya
yang harus dikembangkan dalam diri anak. Nilai-nilai budaya yang dikembangkan ini
haruslah relevan dengan zaman dimana anak itu akan hidup di kemudian hari, dan dalam
usaha pengenalan nilai-nilai budaya ini maka proses pendidikan harus dilakukan secara
eksplisit (terungkap) dan definitif sehingga anak pun dapat mengerti secara jelas apa saja
nilai-nilai budaya yang harus dipahami, didalami dan dikembangkan dalam diri. Dari
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang diharapkan dari pendidikan adalah adanya
manfaat atau nilai dari pendidikan itu sendiri sesuai dengan fungsinya. Dengan adanya
pendidikan yang baik tentu akan menghasilkan generasi yang berkualitas yang berdampak
pada peradaban manusia yang semakin berkembang.

3. Jelaskan apakah matematika merupakan ilmu?


Jawab :
Matematika bukan merupakan ilmu tetapi sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir ilmiah
maksudnya adalah sesuatu yang membantu proses metode ilmiah. Disebut sebagai sarana
berpikir ilmiah karena matematika bukan merupakan kumpulan pengetahuan yang
diperoleh berdasarkan metode ilmiah. Akan tetapi, matematika merupakan salah satu
sarana untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah itu dengan baik. Matematika
merupakan sarana berpikir deduktif, artinya matematika menemukan pengetahuan yang
baru berdasarkan premis-premis yang kebenaranya telah ditentukan sebelumnya.
Matematika juga dikatakan sebagai bahasa, karena matematika melambangkan serangkaian
makna dari pernyataan yang ingin disampaikan, dimana lambang-lambang matematika
tersebut bersifat artifisial yang berarti bahwa baru mempunyai arti setelah sebuah makna
diberikan padanya. Tentu saja, matematika sebagai bahasa memiliki peran penting dalam
proses komunikasi ilmiah. Matematika berfungsi untuk mengatasi kekurangan yang
terdapat pada bahasa verbal, yaitu berusaha menghilangkan sifat kabur, majemuk dan
emosional dari bahasa verbal tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa matematika mempunyai
sifat yang jelas, spesifik, dan informatif tanpa menimbulkan makna konotasi yang bersifat
emosional. Matematika mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan kita untuk
melakukan pengukuran secara kuantitatif. Oleh sebab itu, matematika sangat perlu bagi
semua disiplin keilmuan untuk meningkatkan daya prediksi dan kontrol yang cepat dan
cermat dari ilmu tersebut. Dari uraian tersebut jelas bahwa matematikan bukanlah ilmu,
tetapi merupakan sarana berpikir ilmiah.
4. Sebutkan ciri-ciri yang spesifik mengenai apa, bagaimana, dan untuk apa pengetahuan?
Jawab :
Ciri-ciri yang spesifik mengenai apa, bagaimana, dan untuk apa pengetahuan adalah
sebagai berikut:
 Objek apa yang dikaji dalam pengetahuan tersebut.
 Bagaimana cara mendapatkan pengetahuan tersebut. Pada dasarnya pengetahuan
diperoleh melalui proses berpikir, mengindera, dan merasa. Dua cara mendapatkan
pengetahuan yang benar yakni mendasarkan diri kepada rasio dan mendasarkan diri
pada pengalaman (empiris)
 Manfaat atau nilai dari pengetahuan yang dikaji

5. Coba deskripsikan dari pohon sisilah logika, di mana posisi Socrates.


Jawab :
Berdasarkan pohon silsilah logika, Socrates berada di posisi paling bawah yakni di akar
pohon. Ini berarti bahwa Socrates merupakah generasi pertama dari 3 orang ahli filsafat
besar dari Yunani. Menurut catatan sejarah, Socrates adalah guru Plato, dan Plato pada
gilirannya juga mengajar Aristoteles. Socrates merupakan filsuf yang mencoba mencari
hakikat pengetahuan melalui penalaran dialektis, yang mana pengejaran pengetahuan ini
menjadi pembuka jalan bagi para filsuf selanjutnya dalam pengembangan filsafat.
Perubahan fokus filsafat dari alam menjadi manusia juga disebut sebagai jasa dari Sokrates.
Manusia menjadi objek filsafat yang penting setelah sebelumnya dilupakan oleh para
pemikir hakikat alam semesta. Pemikiran tentang manusia ini menjadi landasan bagi
perkembangan filsafat etika dan epistemologis.

6. Apa yang dimaksudkan hipotesis itu?


Jawab :
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan
sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis
dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah
yang dirumuskan.
7. Bagaimanakah kerangka berpikir ilmiah yang berintikan proses logico hipothetico
verifikasi dengan langkah-langkahnya?
Jawab :
Cara alur berpikir yang terdiri dalam metode ilmiah bisa dijabarkan dalam beberapa
langkah yang memperlihatkan tahapan-tahapan dalam hal kegiatan ilmiah, karena
kerangka berpikir ilmiah itu pada dasarnya berintikan proses logico-hypothetico verifikasi
(berfikir hipotesa dan verifikasi) ini terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :
 Perumusan masalah yang merupakan bagian dari pertanyaan mengenai obyek empiris
yang sangat jelas batas-batasnya dan juga bisa diidentifikasikan dengan faktor-faktor
yang terkait yang ada didalamnya.
 Penyusunan kerangka berpikir didalam pengajuan hipotesis yang memang merupakan
argumentasi(alasan) yang menerangkan hubungan yang mungkin ada diantara
berbagai faktor yang saling berkaitan dan membentuk konstelasi permasalahan.
Kerangka berpikir ini disusun secara rasional(masuk akal) berlandaskan premis-premis
ilmiah yang sudah teruji kebenarannya /keshahihannya dengan meninjau faktor-faktor
empiris yang sangat sesuai dengan permasalahan yang ada.
 Pengajuan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap
pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka
berpikir yang dikembangkan.
 Pengujian hipotesis yang merupakan bagian dari pengumpulan fakta-fakta yang sesuai
dengan hipotesis yang disajikan untuk memeperlihatkan apakah ada fakta-fakta yang
mendukung hipotesis tersebut atau tidak ada sama sekali.
 Penarikan kesimpulan adalah merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang
diberikan itu ditolak atau diterima, Sekiranya pada proses pengujian terdapat fakta
yang memang cukup mendukung hipotesis maka hipotesis itu bisa diterima semua.
Sebaliknya sekiranya pada proses pengujian tidak terdapat fakta yang cukup
mendukung hipotesis maka hipotesis itupun ditolak. Hipotesis yang dapat di diterima
lalu kemudian diakui bagian dari pengetahuan ilmiah itu sebab sudah mencakup
persyaratan keilmuan yakni memiliki kerangka penerangan yang konsisten dengan
pengetahuan ilmiah sebelumnya dan telah diuji kebenarannya.
8. Kajian teori itu untuk apa dalam suatu karya ilmiah?
Jawab :
Kajian teori dalam karya ilmiah adalah untuk :
 Mengungkapkan penelitian-penelitian yang serupa dengan penelitian yang (akan) kita
lakukan; dalam hal ini, diperlihatkan pula cara penelitian-penelitian tersebut menjawab
permasalahan dan merancang metode penelitiannya;
 Membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam
penelitian yang mempunyai permasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita
hadapi;
 Mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang
mungkin belum kita ketahui sebelumnya;
 Mengenal peneliti-peneliti yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita hadapi
(yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri karya -karya tulisnya
yang lain—yang mungkin terkait); 
 Memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah
perkembangan dan konteks ilmu pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada;

9. Berbagai percobaan ilmiah dapat diulang ilmuwan lainnya yang berhasrat, jelaskan kenapa
itu tidak disebut plagiator?
Jawab:
Hal itu tidak disebut plagiator karena karena percobaan ilmiah tidak bersifat absolut.
Artinya bahwa kebenaran yang didapatkan dari hasil percobaan ilmiah sebelumnya bisa
saja tidak diterima lagi karena adanya kebenaran baru yang diperoleh dari hasil percobaan
ilmiah yang baru. Di samping itu, percobaan ilmiah bertujuan untuk memecahkan masalah-
masalah dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan sifat pragmatis dari ilmu yakni
berguna secara praktis dalam kehidupan manusia. Oleh sebab itu, maka apabila percobaan
ilmiah diulang kembali oleh ilmuwan lain bukanlah disebut sebagai plagiator.

10. Apa artinya sifat pragmatis dari ilmu yang sebenarnya merupakan kelebihan dan
kekurangan dari hakikat ilmu?
Jawab :
Sifat pragmatis dari ilmu artinya bahwa kebenaran dari ilmu diukur berdasarkan kriteria
apakah ilmu tersebut bersifat fungsional (bermanfaat/berguna) dalam kehidupan secara
praktis. Pengetahuan ilmiah tidak lah absolut. Artinya belum dapat dipastikan bahwa
kebenaran yang sekarang diterima di kalangan ilmiah akan tetap benar di masa yang akan
datang. Faktanya, banyak kebenaran ilmiah di masa lalu yang tidak diterima lagi
kebenarannya sekarang karena telah ada penemuan baru yang lebih unggul. Oleh sebab
itulah sifat pragmatis dari ilmu sebenarnya merupakan kelebihan sekaligus kekurangan dari
hakikat ilmu.

11. Pengetahuan ilmiah harus mempunyai sifat yang universal, apa maksudnya? Jelaskan.
Jawab :
Pengetahuan ilmiah bersifat universal artinya adalah bahwa kebenaran yang disajikan
dalam pengetahuan ilmiah harus berlaku secara umum dan diterima di semua institusi
pendidikan. Sifat universal ini selain bertujuan untuk mempermudah dalam pembelajaran
juga agar tercipta suatu keseragaman. Sehingga kebenaran yang diungkapkan dapat di
terima diseluruh pelosok dunia.

12. Konsep apa yang mempersatukan suatu sistem supaya terpadu? Jelaskan.
Jawab :
Konsep yang mempersatukan suatu sistem supaya terpadu adalah teori. Makin tinggi
tingkat keumuman sebuah konsep maka makin teoretis konsep tersebut. Teoritis dalam hal
ini terkait dengan gejala fisik yang dijelaskan oleh konsep tersebut. Arinya semakin dalam
kajian teoretis sebuah konsep maka semakin jauh pernyataan yang dikandungnya bila
dikaitkan dengan gejala fisik yang nyata.

13. Fungsi bahasa dalam kehidupan ini untuk apa, jelaskan.


Jawab :
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk dapat berkomunikasi
dengan manusia yang lain. Sebagai makhluk sosial, manusia diharapkan mampu
memahami fungsi bahasa agar memperlancar keharmonisasian antarsesama mereka.
Bahasa juga digunakan untuk menyalurkan ide, gagasan, saran serta perasaan terhadap
manusia yang lain. Oleh karena itu, fungsi bahasa sangat urgen dalam berkehidupan sosial.

14. Seni merupakan kegiatan estetik yang banyak mempergunakan aspek emotif, jelaskan?
Jawab :
Seni merupakan kegiatan estetik yang banyak mempergunakan aspek emotif artinya adalah
bahwa seni dalam kegiatannya adalah bertujuan untuk mengemukakan perasaan serta
pengalaman-pengalaman yang ekspresif melalui bahasa. Seni mencoba mengungkapkan
obyek yang dikaji sehingga bermakna bagi yang meresapinya melalui emosi atau perasaan.

15. Bahasa bersifat multifungsi sebagai sarana komunikasi emotif, afektif, dan simbolik.
Jelaskan kekurangannnya.
Jawab :
Pada dasarnya, dalam ruang lingkup ilmiah bahasa harus bersifat objektif dan tidak
mengandung emosi dan sikap atau istilah lainnya adalah bahasa ilmiah harus bersifat
antiseptik dan reproduktif. Sebab seperti yang telah kita ketahui bahwa pengetahuan ilmiah
mengkaji suatu objek sebagaimana adanya, bukan bagaimana seharusnya. Dari ketiga
fungsi tersebut, seharusnya dalam komunikasi ilmiah hanya fungsi simbolik yang
digunakan. Namun pada kenyataannya, bahasa verbal tetap mengandung 3 unsur yang
bersifat emotif, afektif dan simbolik yang tidak dapat terpisahkan.

16. Kenapa matematika itu dikatakan bahasa bahasa?


Jawab :
Karena dalam matematika terdapat sekumpulan lambang/simbol dan kata (baik kata dalam
bentuk lambang, misalnya “≥” yang melambangkan kata “lebih besar atau sama dengan”.
Matematika menghilangkan sifat-sifat kabur, majemuk, dan emosional dari bahasa verbal,
misalnya untuk menunjukkan proses memanjangnya suatu benda akibat perlakuan tertentu
maka informasi ukuran panjang secara eksak dapat ditunjukkan melalui simbol-simbol
matematika. Bahasa matematika bersifat jelas, spesifik dan informatif sehingga tidak
menimbulkan konotasi yang emosional. Jadi jelaslah bahwa matematika merupakan bahasa
yang digunakan untuk berkomunikasi.
17. Bagaimana peranan statistika dikatakan sarana ilmiah?
Jawab :
Statistik berperan untuk memproses pengetahuan secara ilmiah. Statistika membantu dalam
melakukan generalisasi serta pengambilan kesimpulan tentang karakteristik dari suatu
kejadian secara pasti melalui cara berpikir induktif. Statistika juga memberikan
kemampuan kepada kita untuk mengetahui apakah suatu hubungan kausalita antar dua
faktor atau lebih apakah bersifat kebetulan atau memang benar-benar terkait dalam suatu
hubungan yang bersifat empiris. Penarikan kesimpulan secara statistik memungkinkan kita
untuk melakukan kegiatan ilmiah secara ekonomis, statistika memberikan sifat yang
pragmatis terhadap penelaahan keilmuan. Contoh peranan praktis statistika sebagai sarana
ilmiah adalah penyajian data-data atau informasi-informasi dari suatu kejadian secara
matematis, misalnya dalam bentuk angka-angka.

18. Jelaskan kaitan antara ilmu dengan moral (yang bersumber pada ajaran agama).
Jawab :
Kaitan antara ilmu dengan moral (yang bersumber pada ajaran agama) adalah bahwa sesuai
dengan ajaran agama maka kejadian alam yang terjadi diakibatkan karena adanya
kekuatan-kekuatan spiritual yang menyebabkannya, sehingga diharapkan bahwa
pengkajian ilmu didasarkan pada pernyataan-pernyataan dalam ajaran agama.

19. Ada istilah Ilmu bebas nilai dan taat azas, apa artinya?
Jawab :
Ilmu bebas nilai artinya tuntutan terhadap setiap kegiatan ilmiah agar didasarkan pada
hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri. Ilmu pengetahuan menolak campur tangan faktor
eksternal yang tidak secara hakiki menentukan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Ilmu taat azas berarti bahwa ilmu diperoleh melalui proses ilmiah, melalui tahap-tahap
yang sistematis, logis, serta analitis dengan menggunakan metode ilmiah dan ilmu itu
sendiri bersifat pragmatis dan universal dalam penyelesaian masalah-masalah yang ditemui
dalam kehidupan secara praktis.
20. Ilmuwan memmpunyai tanggung jawab sosial, maknai pernyataan tersebut?
Jawab :
Ilmuwan mempunyai tanggungjawab sosial artinya bahwa ilmuwan tidak terbatas pada
proses pengkajian ilmu itu secara personal, melainkan lebih dari itu ilmuwan
bertanggungjawab agar ilmu yang dihasilkan dapat diketahui dan dimanfaatkan oleh
masyarakat dalam upaya pemecahan masalah-masalah yang dihadapi serta dalam upaya
meningkatkan kemaslahatan manusia. Ilmuwan memiliki tanggungjawab sosial dalam
bertindak secara persuasif dan argumentatf serta memberikan perspektif tentang apa
keuntungan dan kerugian, baik buruk ilmu tersebut sehingga didapatkan penyelesaian yang
objektif efektif dan efisien dari suatu masalah.

21. Dalam rangka krisis listrik di Sumatera Utara, ada gagasan untuk membangun instlasi
listrik tenaga nuklir, berikan komentar anda.
Jawab :
Menurut saya gagasan pembangunan instalasi listrik tenaga nuklir sangat baik yang penting
direncanakan dengan sistematis. Karena kita tahu bahwa tenaga nuklir memiliki resiko
yang sangat tinggi maka perencanaannya harus diakukan sebaik mungkin dan
pengawasannya pun harus dilakukan secara intensif. Instalasi listrik tenaga nuklir tentu
akan memberikan supply energi yang sangat besar. Disamping itu tenaga nuklir tidak
menghasilkan emisi gas rumah kaca, tidak mencemari udara, sedikit meghasilkan limbah
padat, biaya bahan bakar rendah (ekonomis), ketersediaan bahan bakar yang melimpah.
Jadi, kegunaannya sangat baik walaupun di sisi lain resiko dari kecelakaan nuklir juga
sangat tinggi. Namun, selama proses perencanaan dan pengawasannya dilakukan secara
intesif maka pastinya akan meminimalisir kemungkinan resiko yang akan terjadi.

22. Ilmu pengetahuan suatu ketika dapat bagaikan pisau bermata dua. Jelaskan.
Jawab :
Ilmu pengetahuan dapat bagaikan pisau bermata dua artinya adalah bahwa ilmu tersebut
dapat membawa manfaat yang baik dan dapat juga membawa keburukan bagi kehidupan
manusia. Jika pengetahuan digunakan sesuai dengan fungsinya maka ilmu tentunya akan
sangat bermanfaat bagi kemaslahatan manusia. Namun, bukan tidak mungkin ilmu tersebut
disalahgunakan juga sehingga menyebabkan kehancuran manusia itu sendiri. Oleh sebab
itu, dalam hal ini ilmuwan memiliki tanggungjawab moral dan sosial untuk tidak
membiarkan hasil penemuannya disalahgunakan, meskipun sebenarnya ilmu dan ilmuwan
itu dalam kenyataannya bersifat netral.

23. Deskripsikan secara jelas hakikat dan asas keilmuan.


Jawab :
Hakikat keilmuan adalah kajian pengetahuan-pengetahuan tentang alam sebagaimana
adanya. Azas keilmuan adalah azas empirisme yaitu pengetahuan diperoleh dari
pengalaman-pengalaman manusia secara empiris.

24. Bagaimana dikatakan Anhtropologi sosial itu sebagai ilmu terapan?


Jawab :
Kalkulus dikatakan sebagai ilmu terapan karena kalkulus merupakan cabang dari
matematika yang penerapannya berfungsi untuk menyelesaikan masalah-masalah secara
praktis yang dihadapi secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, untuk
menghitung luas daerah maka kita dapat menggunakan integral. Kalkulus juga memiliki
aplikasi yang luas dalam bidang-bidang sains, ekonomi, dan teknik, bisnis, kedokteran,
kependudukan, dan lain-lain.

25. Jelaskan apa yang dimaksud dengan aliran hedonisme.


Jawab :
Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia
dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari
perasaan- perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan
bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia.

26. Sebutkan aliran-aliran yang ada dalam filsafat ilmu.


Jawab :
Aliran – aliran yang ada dalam filsafat ilmu adalah :
 Rasionalisme
Rasionalisme adalah keinginan untuk membebaskan diri dari segala pemikiran
tradisional (skolastik), yang pernah diterima tetapi ternyata tidak mampu menangani
hasil-hasil ilmu pengetahuan yang dihadapi.
 Empirisme
Empirisme secara etimologis berasal dari kata bahasa Inggris empiricism dan
experience. Kata-kata ini berakar dari kata bahasa Yunani έμπειρία (empeiria) yang
berarti pengalaman.
 Realisme
Realisme adalah aliran yang menyatakan bahwa objek-objek yang diketahui adalah
nyata dalam dirinya dan tidak bergantung pada yang mengetahui, atau pun pikiran.
Dunia ada sebelum dan sesudah pikiran
 Kritisisme
Kritisisme Secara harfiah, kata kritik berarti pemisahan. Jadi filsafatnya dimaksud
sebagai penyadaran atas kemampuan-kemampuan rasio secara obyektif dan
menentukan batas-batas kemampuannya untuk memberi tempat iman dan kepercayaan.
 Idalisme
Idealime adalah sebuah istilah yang digunakan pertama kali dalam dunia filsafat oleh
Leibniz pada awal abad 18.
 Positivisme
Positivisme berpendirian bahwa kepercayaan-kepercayaan yang dogmatis harus
digantikan dengan pengetahuan faktawi.
 Pragmatisme
Pragmatisme diambil dari kata Pragma (bahasa Yunani) yang berarti tindakan,
perbuatan.

27. Sebutkan apa dinamakan kejadian merupakan deteminimisme, dan indeterminisme.


Jawab :
Determinisme adalah pandangan bahwa semua kejadian saat ini dan masa depan secara
kausal diharuskan oleh peristiwa masa lalu yang dikombinasikan dengan hukum alam. Baik
determinisme maupun sebaliknya, indeterminisme, adalah posisi dalam perdebatan tentang
kehendak bebas. Argumen standar terhadap keberadaan kehendak bebas ini sangat
sederhana. Entah apakah determinisme benar atau indeterminisme yang benar. Ini akan
menimbulkan kemungkinan logis yang buruk. Jika determinisme benar, kita tidak bebas.
Jika indeterminism benar, tindakan kita acak dan kehendak kita tidak memiliki kontrol
penuh untuk bertanggung jawab secara moral.

28. Apa yang dimaksud dengan pengetahuan dilihat dari aspek utilitas.
Jawab :
Pengetahuan dilihat dari aspek ulitilas adalah pengaturan ruang yang baik, didasarkan pada
fungsi, hubungan antar ruang, dan teknologi bangunan (pencahayaan, penghawaan, dan
lain sebagainya). Pengaturan seperti ini juga berlaku untuk penataan kota. Misalnya :
dimana kita harus menempatkan kuil, benteng, dan lain-lainya di ruang kota.

29. Apa dapat kita ketahui, dijawab oleh metafisika


Jawab :
Menurut Prof. S. Takdir Alisyahbana, metafisika ini dibagi menjadi dua golongan besar,
yaitu : (1) yang mengenai kuantitas (jumlah) dan (2) yang mengenai kualitas (sifat).Yang
mengenai kuantitas terdiri atas (a)monisme, (b) dualisme, dan (c) pluralisme. Monisme
adalah aliran yang mengemukakan bahwa unsur pokok segala yang ada ini adalah esa
(satu). Menurut Thales: air menurut Anaximandros: ‘apeiron’ menurut Anaximenes: udara.
Dualisme adalah aliran yang berpendirian bahwa unsur pokok sarwa yang ada ini ada dua,
yaitu roh dan benda. Pluralisme adalah aliran yang berpendapat bahwa unsur pokok hakikat
kenyataan ini banyak. Menurut Empedokles: udara, api, air dan tanah. Yang mengenai
kualitas dibagi juga menjadi dua bagian besar, yakni (a) yang melihat hakikat kenyataan itu
tetap, dan (b) yang melihat hakikat kenyataan itu sebagai kejadian.

30. Apa yang boleh kita kerjakan, dijawab oleh etika


Jawab :
Aliran-aliran penting dalam etika banyak sekali, diantaranya ialah:
 Aliran etika nuturalisme, yaitu aliran yang beranggapan bahwa  kebahagiaan manusia itu
diperoleh dengan menurutkan panggilan natural    (fitrah) kejadian manusia sekali.
 Aliran etika hedonisme, yaitu aliran yang berpendapat bahwa perbuatan     susila itu ialah
perbuatan yang menimbulkan ‘hedone’ (kenikmatan dan    kelezatan).
 Aliran etika utilitarianisme, yaitu aliran yang menilai baik dan    buruknya perbuatan
manusia ditinjau dari kecil dan besarnya manfaat bagi    manusia (utility = manfaat).
 Aliran etika idealisme, yaitu aliran yang menilai baik buruknya    perbuatan manusia
janganlah terikat pada sebab-musabab lahir, tetapi    haruslah didasarkan atas prinsip
kerohanian (idea) yang lebih tinggi.
 Aliran etika vitalisme, yaitu aliran yang menilai baik-buruknya    perbuatan manusia itu
sebagai ukuran ada atau tidak adanya daya hidup    (vital) yang maksimum
mengendalikan perbuatan itu.
 Aliran etika theologis, yaitu aliran yang berkeyakinan bahwa ukuran    baik dan buruknya
perbuatan manusia itu dinilai dengan sesuai atau tidak    sesuainya dengan perintah
Tuhan (Theos = Tuhan).

31. Apa yang dinamakan manusia, dijawab oleh antropologi.


Jawab :
Aliran ini mencoba menjawab pertanyaan, bagaimana manusia mendapat pengetahuannya
sehingga pengetahuan itu benar dan berlaku.
Pertama, golongan yang mengemukakan asal atau sumber pengetahuan. Termasuk ke
dalamnya:
 Rationalisme, yaitu aliran yang mengemukakan bahwa sumber pengetahuan   manusia
ialah pikiran, rasio dan jiwa manusia.
 Empirisme, yaitu aliran yang mengatakan bahwa pengetahuan manusia itu   berasal dari
pengalaman manusia, dari dunia luar yang ditangkap  pancainderanya.
 Kritisisme (transendentalisme), yaitu aliran yang berpendapat bahwa  pengetahuan
manusia itu berasal dari luar maupun dari jiwa manusia itu  sendiri.
 Kedua, golongan yang mengemukakan hakikat pengetahuan manusia. Termasuk ke
dalamnya:
 Realisme, yaitu aliran yang berpendirian bahwa pengetahuan manusia itu adalah gambar
yang baik dan tepat dari kebenaran dalam pengetahuan yang baik tergambarkan
kebenaran seperti sungguh-sungguhnya ada.
 Idealisme, yaitu aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan itu tidak lain daripada
kejadian dalam jiwa manusia, sedangkan kenyataan yang diketahui manusia itu
sekaliannya terletak di luarnya.

32. Apa yang menjadi harapan kita, dijawab oleh agama


Jawab :
Agama
1. Agama berarti mengabdikan diri, jadi yang penting ialah hidup secara beragama sesuai
dengan aturan-aturan agama itu.
2. Agama menuntut pengetahuan untuk beribadat yang terutama merupakan hubungan
manusia dengan Tuhan.
3. Agama dapat dikiaskan dengan ‘enjoyment’ atau rasa cinta seseorang, rasa pengabdian
(dedication) atau ‘contentment’.
4. Agama banyak berhubungan dengan hati.
5. Agama dapat diumpamakan sebagai air sungai yang terjun dari bendungan dengan
gemuruhnya.
6. Agama, oleh pemeluk-pemeluknya, akan dipertahankan dengan habis-habisan, sebab
mereka telah terikat dn mengabdikan diri.
7. Agama, di samping memenuhi pemeluknya dengan semangat dan perasaan pengabdian
diri, juga mempunyai efek yang menenangkan jiwa pemeluknya.
8. Filsafat penting dalam mempelajari agama.

33. Apa gunanya mempelajari filsafat ilmu


Jawab :
Adapun guna dari mempelajari filsafat ilmu, yaitu :
 Menyadarkan seorang ilmuwan agar tidak terjebak ke dalam pola pikir “menara
gading”yakni hanya berpikir murni dalam bidangnya tanpa mengaitkannya dengan
kenyataan yang ada di luar dirinya. Padahal setiap aktivitas keilmuwan nyarisnyaris
tidak dapat dilepaskan dalam konteks kehidupan sosial kemasyarakatan. Jadi filsafat
ilmu diperlukan kehadirannya di tengah perkembangan IPTEK yang ditandai semakin
menajamnya spesialisasi ilmu pengetahuan. Sebab dengan mempelajari filsafat
ilmumaka para ilmuwan akan menyadari keterbatasan dirinya dan tidak terperangkap
ke dalam sikap arogansi intelektual. Hal yang diperlukan adalah sikap keterbukaan diri
di kalangan ilmuwan sehingga mereka dapat saling menyapa dan mengarahkan seluruh
potensi keilmuan yang dimilikinya untuk kepentingan umat manusia.
 Mengembangkan ilmu, teknologi dan perindustrian dalam batasan nilai ontologis.
Melalui paradigma ontologism diharapkan dapat mendorong pertumbuhan wawasan
spiritual keilmuan yang mampu mengatasi bahaya sekularisme segala ilmu.
 Mengembangkan ilmu, teknologi dan pertindustrian dalam batasan nilai epistemologis.
Melalaui paradigma epistemologis diharapkan akan mendorong pertumbuhan wawasan
intelektual keilmuan yang mampu membentuk sikap ilmiah.
 Mengembangkan ilmu, teknologi dan perindustrian dalam batasan akiologi. Melalui
paradigma aksiologis diharapkan dapat menumbuhkembangkan nilai-nilai etis, serta
mendorong perilaku adil dan membentuk moral tanggung jawab. Segala macam ilmu
dan teknologi dipertanggung jawabkan bukan unntuk kepentingan manusia, namun juga
untuk kepentingan obyek semua sebagai sumber kehidupan.
 Menambah pandangan dan cakrawala yang lebih luas agar tidak berpikir dan bersikap
sempit dan tertutup.

34. Apa yang menjadi prinsip dalam pelaksanaan politik.


Jawab :
Prinsip dalam pelaksanan politik adalah :
 Negara Indonesia menjalankan politik damai.
 Indonesia membantu pelaksanaan keadilan sosial internasional dengan berpedoman pada
piagam PBB.
 Indonesia bersahabat dengan segala bangsa atas dasar saling menghargai dengan tidak
mencampuri urusan pemerintahan dalam negeri negara lain.

35. Proses berfilsafat mengikuti empat tahap, sebutkan dan jelaskan.


Jawab :
 LOGIS, yaitu berpikir dengan menggunakan logika (undang-undang berpikir) yaitu
melalui tiga tahap; pemahaman, keputusan dan argumentasi.
contoh:
Alam berubah-ubah (premis minor)
Setiap berubah-ubah baru (premis mayor)
Alam baru (simpulan)
 SISTEMATIS, yaitu berpikir melalui alur yang sistemik sehingga ditemukan adanya
koheren (saling runtut), diantara satu pertanyaan dengan pertanyaan lainnya.
 RADIKAL, yaitu berpikir sampai kepada akar masalah.
 UNIVERSAL, yaitu berpikir secara umum bukan khusus. Disini perbedaannya ilmu
berpikir secara khusus, filsafat berpikir secara umum.

Anda mungkin juga menyukai