Anda di halaman 1dari 11

LIST CONTOH CEK KECUKUPAN DOKUMEN BERDSARKAN PEDOMAN BNSP 202

KLASUL ISI DOKUMEN YANG DIPERLUKAN

4.1.1 LSP dipersiapkan pembentukannya oleh suatu 1.Akte pendirian asosiasi industri
Panitia Kerja yang dibentuk oleh atau dengan 2. Penetapan pembentukan panitia kerja
dukungan Asosiasi Industri terkait.. 3.Hasil keputusan rapat panitia kerja
4.Surat permohonan kepada BNSP
4.1.2 Susunan Panitia Kerja terdiri atas Ketua, Sekretaris dan 1.Dokumen struktur organisasi
beberapa orang anggota. Personil panitia mencakup unsure 2.Surat perintah dari panitia kerja
industri, asosiasi profesi, instansi teknis terkait, dan unsur pakar
3.Suart tugas maing-masing unsure anggota
4.1.3 Panitia kerja memiliki tugas yang meliputi: 1.Tupoksi dari kepanitiaan
a. Menyiapkan badan usaha,
b. Menyusun organisasi dan personil,
c. Mendapatkan dukungan dari industri dan instansi
terkait.

4.1.4 Surat permohonan mendapatkan lisensi ditujukan kepada 1.Surat permohonan kepada BNS
Badan Nasional Sertifikasi Profesi

4.2.1 Lembaga Sertifikasi Profesi adalah suatu lembaga yang 1.Surat pembentukan LSP yang disyahkan oleh
dibentuk atas amanat Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun akte notaris
2004 yang pendiriannya disahkan oleh Notaris, dan dengan
demikian mempunyai kekuatan hukum untuk melakukan
perbuatan hukum dengan pihak ketiga.

4.2.2 Organisasi LSP terdiri unsur pengarah (board) dan unsur 1.Susunan organisasi dari LSP
pelaksana. Unsur pengarah terdiri atas ketua merangkap
anggota dan anggota yang berasal dari asosiasi profesi
dan/atau asosiasi industri, sedangkan unsur pelaksana minimal
terdiri atas Ketua (atau nama lainnya) bagian administrasi, dan
bidang-bidang Standardisasi, Sertifikasi dan Manajemen Mutu.
4.2.3 Pengarah mempunyai tangggung jawab atas keberlangsungan 1.Dokumen ADART
LSP dengan menetapkan Visi, misi dan tujuanLSP, program
kerja, anggaran belanja, mengangkat dan memberhentikan
pengurus LSP, komunikasi dengan stakeholder dan mobilisasi
sumber daya.

4/24 Unsur PelaksanaLSP memiliki fungsi sebagi pelaksana 1.Tupoksi LSP


kebijakan yang telah ditetapkan oleh pengarah, dengan tugas-
tugas sebagai berikut:
a) melaksanakan program kerja LSP,
b) melakukan monitoring dan evaluasi,
c) menyiapkan rencana program dan anggaran,
d) memberikan laporan dan bertanggungjawab kepada
Pengarah.

4.2.5 Standardisasi mempunyai tugas: 1.Tupoksi standarisai


a) memfasilitasi kegiatan identifikasi kebutuhan jenis
kompetensi tenaga dari industri,
b) memfasilitasi kegiatan pengembangan standar
kompetensi,
c) memfasilitasi pengusulan standar kompetensi baru
untuk ditetapkan sebagai SKKNI.

4.2.6 Bagian Sertifikasi mempunyai tugas: 1.Tupoksi sertifikasi


a) memfasilitasi penyusunan Materi Uji Kompetensi dan
kualifikasi,
b) melaksanakan kegiatan asesmen,
c) melaksanakan verifikasi TUK,
d) melakukan “recruitment” asesor serta pemeliharaan
kompetensi asesor baik asesor manajemen mutu
maupun asesor kompetensi.
4.2.7 Bagian manajemen mutu mempunyai tugas: 1.Tupoksi manajemen
a) mengembangkan menerapkan system manajemen mutu
LSP sesuai Pedoman BNSP 201,
b) memelihara berlangsungnya system manajemen agar
tatap sesui dengan standard an pedoman yang diacu,
c) melakukan audit internal dan kaji ulang manajemen
LSP.

4.2.8 Bagian Administrasi mempunyai tugas: 1.Tupoksi administrasi


a) memfasilitasi unsur-unsur organisasi LSP guna
terselenggarannya program sertifikasi profesi,
b) melaksanakan tugas-tugas ketatausahaan organisasi
LSP,

4.3.1 LSP seharusnya memiliki kantor tetap sekurang-kurangnya 1.Inventarisasi kantor baik gedung dan
dalam waktu 2 tahun dan memliki sarana kerja yang memadai. peralatannya
4.3.2 LSP harus memiliki rencana kegiatan yang mencerminkan 1.Program kerja kegiatan yang mencerminkan
pelayanan yang diberikan kepada industri dan sekaligus pelayanan yang diberikan kepada industri dan
sebagai penghasilan untuk pendanaan organisasi sekaligus sebagai penghasilan untuk pendanaan
organisasi
4.3.3 LSP harus memiliki perangkat kerja yang meliputi: 1 Dokumen LSP meliputi:
a) Standar kompetensi dan Materi Uji kompetensi, a) Standar kompetensi dan Materi Uji
b) Pedoman pelaksanaan sertifikasi termasuk tata cara kompetensi,
penetapan Tempat Uji Kompetensi, b) Pedoman pelaksanaan sertifikasi termasuk
c) Kualifikasi kompetensi, tata cara penetapan Tempat Uji Kompetensi,
d) Sistem pengendalian pelaksanaan sertifikasi. c) Kualifikasi kompetensi,
d) Sistem pengendalian pelaksanaan sertifikasi

5.1.1 LSP adalah organisasi tingkat nasional yang berkedudukan di 1.Dokumen keberadaan LSP
wilayah Republik Indonesia.

5.1.2 LSP dapat memiliki cabang yang berkedudukan di kota lain. 1.Dokumen keberadaan kantor cabang
5.2.1 LSP memiliki fungsi yaitu: 1.Dokumen ADART mengenai fngsi LSP
a) sebagai certificator, melaksanakan sertifikasi
kompetensi,
b) sebagai developer, melakukan pemeliharaan dan
pengembangan standar kompetensi.

5.2.2 Sebagai Certificator, LSP memiliki tugas: 1.Tupoksi certifikator LSP


 Membuat Materi Uji Kompetensi,
 Menyediakan tenaga penguji (asesor),
 Melakukan asesmen,
 Menyusun kualifikasi yang mengacu kepada KKNI,
 Memelihara kinerja asesor dan TUK.

5.2.3 Sebagai developer, LSP memiliki tugas: 1.Tupoksi sbg developer


 Mengidentifikasi kebutuhan kompetensi industri,
 Mengembangkan standar kompetensi,
 Mengkaji ulang standar kompetensi.

5.3 Wewenang 1.ADART berisi kewenangan


1) Menetapkan biaya uji kompetensi,
2) Menerbitkan sertifikat kompetensi,
3) Mencabut/mebatalkan sertifikat kompetensi,
4) Menetapkan TUK,
5) Memberikan sanksi kepada asesor dan TUK yang
melangggar aturan,
6) Mengusulkan standar kompetensi baru.
LIST CONTOH CEK KECUKUPAN DOKUMEN BERDSARKAN PEDOMAN BNSP 201

Klasul Isi Dokumen yang diperlukan


4.1.1 Kebijakan, prosedur, dan administrasi lembaga sertifikasi harus terkait dengan
kriteria sertifikasi, harus jujur dan wajar terhadap seluruh calon dan harus memenuhi
semua persyaratan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. LSP tidak
boleh menggunakan prosedur yang menghambat dan menghalangi akses oleh
pemohon dan calon, kecuali yang ditetapkan dalam pedoman ini.

4.1.2 LSP harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk pemberian, pemeliharaan,
perpanjangan, penundaan atau pencabutan sertifikasi serta perluasan/pengurangan
ruang lingkup sertifikasi yang diajukan
4.1.3 LSP harus membatasi persyaratan, evaluasi dan keputusan sertifikasinya, sesuai
dengan hal-hal spesifik yang berkaitan dengan ruang lingkup sertifikasi.

4.2.1 Struktur LSP harus dibentuk sedemikian rupa sehingga memberikan kepercayaan
kepada pihak terkait atas kompetensi, ketidakberpihakan dan integritasnya. Secara
khusus, lembaga sertifikasi harus :
a) independen dan tidak memihak dalam kaitannya dengan pemohon, calon dan
profesi yang disertifikasi, termasuk dengan pemilik dan pelanggannya dan
harus mengambil langkah yang dapat menjamin operasi yang layak;
b) bertanggung jawab atas keputusannya berkaitan dengan pemberian,
pemeliharaan, perpanjangan, penundaan dan pencabutan sertifikasi serta
perluasan/pengurangan ruang lingkup yang diajukan.
c) mengidentifikasi manajemen (kelompok atau profesi) yang memiliki tanggung
jawab menyeluruh untuk:
1) evaluasi, sertifikasi dan survailen sebagaimana ditetapkan dalam
pedoman ini, dalam persyaratan kompetensi dan dalam dokumen
relevan lain yang berlaku.
2) perumusan kebijakan operasi LSP, yang berkaitan dengan sertifikasi
profesi.
3) keputusan sertifikasi,
4) penerapan kebijakan dan prosedurnya
5) keuangan lembaga sertifikasi, dan
6) pendelegasian kewenangan kepada beberapa komite atau perorangan
untuk melakukan kegiatan yang ditetapkan atas namanya.
d) memiliki dokumen legalitas hukum atau bagian dari legalitas hukum

4.2.2 LSP harus memiliki struktur terdokumentasi yang menjaga ketidakberpihakan


termasuk ketentuan yang menjamin ketidakberpihakan pengoperasian LSP. Struktur
ini harus melibatkan partisipasi semua pihak penting yang terkait dalam
pengembangan kebijakan dan prinsip-prinsip tentang substansi dan fungsi sistem
sertifikasi, tanpa adanya pihak yang mendominasi
4.2.3 LSP harus membentuk komite skema atau nama lain, yang harus bertanggung jawab
dalam pengembangan dan pemeliharaan skema sertifikasi untuk setiap jenis
sertifikasi yang dipertimbangkan. Komite skema harus diwakili oleh pihak penting
terkait secara seimbang (tanpa ada pihak yang lebih mendominasi). Jika ada skema
sertifikasi yang dikembangkan oleh organisasi selain lembaga sertifikasi, maka
pengembangan skema tersebut harus mengikuti prinsip-prinsip yang sama.

4.2.4 LSP harus:


a) memiliki sumber keuangan yang diperlukan untuk operasi sistem sertifikasi
dan untuk membiayai pertanggunggugatan (liability) yang mungkin timbul.
b) memiliki kebijakan dan prosedur yang membedakan antara sertifikasi profesi
dan kegiatan lainnya,
c) menjamin bahwa kegiatan lembaga yang terkait tidak mengkompromikan
kerahasiaan objektivitas dan ketidakberpihakan dari sertifikasinya
4..2.5 tidak boleh menawarkan atau memberikan pelatihan atau membantu pihak lain
dalam penyiapan jasa tersebut.
4.2.6 LSP harus menetapkan kebijakan dan prosedur (seperti pedoman pelaksanaan)
untuk penyelesaian banding dan keluhan yang diterima dari pemohon, calon, profesi
yang disertifikasi dan atasan/institusi tempat profesi yang disertifikasi bekerja serta
dari pihak lain mengenai proses kriteria sertifikasi, termasuk kebijakan dan prosedur
untuk kinerja profesi yang disertifikasi. Kebijakan dan prosedur tersebut harus
menjamin bahwa banding dan keluhan diselesaikan secara independen, tegas dan
tidak berpihak.

4.2.7 LSP harus memperkerjakan personil permanen atau personil kontrak dalam jumlah
yang memadai dengan pendidikan, pelatihan, pengetahuan teknis dan pengalaman
yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi sertifikasi sesuai dengan jenis, rentang
dan volume pekerjaan yang dilakukan di bawah tanggung jawab manajemen
4.3.1 LSP harus menetapkan metode dan mekanisme untuk digunakan dalam
mengevaluasi kompetensi calon dan harus menetapkan kebijakan dan prosedur
yang sesuai untuk pengembangan awal dan pemeliharaan berkelanjutan dari metode
dan mekanisme tersebut.
CATATAN lampiran A memberikan panduan untuk pengembangan dan
pemeliharaan skema sertifikasi.

4.3.2 LSP harus menetapkan suatu proses pengembangan dan pemeliharaan skema
sertifikasi yang mencakup kaji ulang dan validasi skema yang dilakukan oleh komite
skema.

4.3.3 LSP harus segera memberikan informasi mengenai setiap perubahan di dalam
persyaratan kepada wakil-wakil komite. LSP harus mempertimbangkan pendapat
yang disampaikan oleh komite skema sebelum memutuskan bentuk perubahan yang
tepat dan tanggal efektif berlakunya perubahan. Setelah pengambilan keputusan dan
publikasi mengenai perubahan persyaratan, LSP harus memberikan informasi
kepada pihak-pihak yang terkait dan profesi yang disertifikasi. LSP harus
memverifikasi bahwa setiap profesi yang disertifikasi memenuhi persyaratan yang
diubah dalam periode waktu, yang penetapannya harus mempertimbangkan
pendapat komite skema.

4.3.4 Kriteria kompetensi profesi yang dievaluasi harus ditetapkan oleh LSP sesuai dengan
pedoman ini dan dokumen relevan lainnya. Jika diperlukan penjelasan untuk
penerapan dokumen tersebut terhadap skema sertifikasi yang spesifik, maka
penjelasan tersebut harus dirumuskan oleh para ahli, disahkan oleh komite skema
dan dipublikasikan oleh lembaga sertifikasi.

4.3.5 Sertifikasi tidak boleh dibatasi atas dasar keuangan atau kondisi lain yang tidak
semestinya, seperti keanggotaan dalam asosiasi atau kelompok. Sertifikat kelulusan
suatu lembaga pelatihan yang diakui dapat menjadi persyaratan skema sertifikasi.
Pengakuan atau persetujuan tersebut oleh LSP, tidak boleh dilakukan dengan
mengkompromikan ketidakberpihakan atau mengurangi bobot persyaratan evaluasi
dan sertifikasi
4.3.6 LSP harus mengevaluasi metode ujian calon. Penyelenggaraan ujian harus jujur,
absah dan dapat dipertanggungjawabkan. Minimum 1 (satu) tahun sekali, metodologi
dan prosedur yang tepat (seperti pengumpulan dan pemeliharaan data statistik)
harus ditetapkan untuk menegaskan kembali kejujuran, keabsahan, kepercayaan
dan kinerja umum setiap ujian dan semua perbaikan perbedaan yang teridentifikasi.

4.4.1 LSP harus menggunakan sistem manajemen yang didokumentasikan dan mencakup
semua persyaratan pedoman ini serta menjamin efektifitas penerapan persyaratan
tersebut.

LSP harus menggunakan sistem manajemen yang didokumentasikan dan mencakup


semua persyaratan pedoman ini serta menjamin efektifitas penerapan persyaratan
tersebut.

4.4.2 LSP harus menjamin bahwa:


a) sistem manajemen ditetapkan dan dipelihara sesuai dengan pedoman ini, dan
b) sistem manajemennya dimengerti dan diterapkan pada semua tingkat
organisasi.

4.4.3 LSP harus mempunyai sistem pengendalian dokumen dan audit internal serta kaji
ulang manajemen yang sudah diterapkan termasuk ketentuan untuk perbaikan
berkelanjutan, tindakan koreksi dan pencegahan
4.5.1 Jika LSP memutuskan untuk mensubkontrakkan pekerjaan yang berkaitan dengan
asesmen kepada asesor subkontrak, maka perjanjian terdokumentasi yang
mencakup pengaturan, termasuk kerahasiaan dan pencegahan konflik kepentingan
harus dituliskan. Keputusan sertifikat tidak boleh disubkontrakkan
4.5.2 LSP harus:
a) bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan yang disubkontrakkan dan tetap
bertanggung jawab atas pemberian, pemeliharaan, perpanjangan, perluasan
dan pengurangan ruang lingkup, penundaan atau pencabutan sertifikasi.
b) menjamin bahwa subkontraktor tersebut kompeten dan memenuhi ketentuan
yang berlaku dalam pedoman ini, dan tidak terlibat baik secara langsung atau
melalui atasannya dengan pelatihan atau pemeliharaan sertifikasi personel
sedemikian rupa sehingga kerahasiaan dan kenetralan dapat dikompromikan.
c) memelihara daftar subkontraknya dan menilai serta memantau kinerjanya
sesuai prosedur yang didokumentasikan
4.6.1 LSP harus memelihara sistem rekaman sesuai dengan kondisi dan peraturan
perundang-undangan, termasuk cara-cara untuk mengkonfirmasikan status profesi
yang disertifikasi. Rekaman harus membuktikan bahwa proses sertifikasi telah
dipenuhi secara efektif, khususnya yang berkaitan dengan formulir permohonan,
laporan evaluasi, kegiatan survailen, dan dokumen lain yang terkait dengan
pemberian, pemeliharaan, perpanjangan, perluasan, pengurangan, penundaan dan
pencabutan sertifikasi.

4.6.2 Rekaman harus diidentifikasi, diatur dan dimusnahkan dengan cara yang sesuai
untuk menjamin integritas proses dan kerahasiaan informasi tersebut. Rekaman
harus disimpan selama periode waktu tertentu untuk memberikan jaminan
kepercayaan berkelanjutan, minimal satu siklus sertifikasi penuh, atau sebagaimana
yang dipersyaratkan dalam perjanjian pengakuan, kontrak, hukum dan kewajiban
lainnya.

4.7 LSP harus menjaga kerahasiaan semua informasi yang diperoleh selama proses
kegiatannya, melalui komitmen terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Komitmen tersebut harus dilaksanakan oleh semua individu/personil yang
bekerja di lembaga sertifikasi, termasuk anggota komite dan lembaga atau individu
dari luar yang bekerja atas namanya. Informasi tersebut tidak boleh diberikan kepada
pihak yang tidak berwenang tanpa persetujuan tertulis dari organisasi atau individu
dari mana informasi diperoleh, kecuali bila perundang-undangan mensyaratkan
informasi tersebut harus diungkapkan. Bila lembaga sertifikasi disyaratkan oleh
peraturan perundang-undangan untuk mengumumkan informasi tersebut, organisasi
atau individu yang bersangkutan harus diberitahu sebelumnya tentang informasi
yang diberikan
4.8 Seluruh soal-soal ujian dan bahan-bahan yang terkait harus dipelihara dalam suatu
lingkungan yang aman oleh LSP, atau subkontraktornya untuk melindungi
kerahasiaan bahan-bahan tersebut selama masa pakainya.

5.1.1 LSP harus menetapkan persyaratan kompetensi bagi personil permanen atau yang
dikontrak yang terlibat dalam proses sertifikasi.
5.1.2 LSP mewajibkan personil permanen atau yang dikontrak untuk menandatangai
dokumen yang menyatakan komitmennya untuk memenuhi peraturan yang
ditetapkan oleh lembaga sertifikasi, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan
kerahasiaan dan kebebasan dari pengaruh komersial dan pengaruh lainnya dari
setiap hubungan sebelum dan/atau saat ini dengan profesi yang diuji yang dapat
mengkompromikan kenetralannya.

5.1.3 Uraian tugas dan tanggung jawab yang terdokumentasi dengan jelas harus tersedia
bagi setiap Profesi permanen atau yang dikontrak. Mereka harus dilatih sesuai
dengan bidang tugasnya, sehingga yang bersangkutan menyadari pentingnya
sertifikasi yang ditawarkan. Semua personil yang terlibat dalam setiap aspek
kegiatan sertifikasi harus memiliki kualifikasi pendidikan, pengalaman dan keahlian
teknis yang sesuai dengan kriteria kompetensi untuk tugas yang ditetapkan.

5.1.4 LSP harus membuat dan memelihara dokumentasi mutakhir mengenai kualifikasi
setiap personil. Informasi tersebut harus mudah diakses oleh personil permanen atau
yang dikontrak dan harus mencakup:
a) nama dan alamat;
b) organisasi dan jabatannya;
c) pendidikan, jenis dan status personil;
d) pengalaman dan pelatihan yang relevan dengan bidang tugasnya;
e) tanggung jawab dan kewajibannya dalam lembaga sertifikasi;
f) penilaian kinerja;
g) tanggal pemuktakhiran rekaman
h) tanggal pemutakhiran rekaman
5.2.1 Asesor kompetensi harus memenuhi persyaratan LSP berdasarkan persyaratan
kompetensi yang berlaku dan dokumen relevan lainnya.
Dalam proses pemilihan asesor yang ditugaskan untuk suatu ujian atau bagian dari
suatu ujian harus dijamin bahwa asesor kompetensi tersebut minimal:
a) mengerti skema sertifikasi yang relevan;
b) memiliki pengetahuan yang cukup mengenai metode ujian dan dokumen ujian
yang relevan;
c) memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang yang akan diuji;
d) mampu berkomunikasi dengan efektif baik secara lisan maupun tulisan dalam
bahasa yang digunakan dalam ujian, dan
e) bebas dari kepentingan apapun sehingga dapat melakukan penilaian
(asesmen) dengan tidak memihak dan tidak diskriminatif.

5.2.2 Jika seseorang asesor kompetensi mempunyai potensi konflik kepentingan dalam
ujian dengan calon, LSP harus mengambil langkah-langkah untuk menjamin bahwa
kerahasiaan dan kenetralan ujian tidak dikompromikan (lihat 4.2.5). Langkah-langkah
tersebut harus direkam.

Anda mungkin juga menyukai