Indahnya dunia kami, Dunia pramuka
Cinta tanah air adalah perasaan terindah
Sebagai bhakti kepada bangsa dan negara
Lebih baik memberi daripada menerima
Karena memberi berarti suatu pengorbanan dan menerima adalah
tanggung jawab
Kesukaan belajar itu bukan karena kecerdasan
Akan tetapi kepedulian, kemauan dan kesungguhan
Kebahagiaan dan kegembiraan ini milik kita
“Ayo bergabung dan berlatih bersama”
TRI SATYA
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh- sungguh:
Ø Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan mengamalkan Pancasila
Ø Menolong sesama hidup dan ikut serta dalam membangun masyarakat
Ø Menepati DasaDarma
DASA DARMA
Pramuka itu :
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, terampil, dan gembira
7. Hemat, cermat, dan bersahaja
8. Disiplin, berani, dan setia
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan
HYMNE PRAMUKA
Cipta Husein Muntahar
Renungkan hidupmu
Ketuk sanubarimu
Ketuk nuranimu
Kita hanyalah insan tiada daya
TanpaNya,
KepadaNya,
Tataplah kedepan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena
limpahan kasih dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan buku adat
ambalan Gajah Mada- Cut Nyak Dhien ini dengan baik.
Buku adat ambalan Gajah Mada- Cut Nyak Dhien ini kemudian kami beri
nama Pramugari Jalu Dara Prawira. Pramugari Jalu Dara Prwira
mengandung makna sebuah buku yang akan menjadi penuntun bagi para Penegak
putra- putri yang memiliki jiwa patriotise dan kepemimpinan, terutama bagi warga
ambalan Gajah Mada- Cut Nyak Dhien. Di dalam buku adat ambalan Gajah Mada-
Cut Nyak Dhien ini memaparkan tentang adat dan kebiasaan yang berlaku dan
menjadi ciri khas yang berhubungan erat dengan latar belakang ambalan Gajah
Mada- Cut Nyak Dhien. Pramugari Jalu Dara Prawira akan menjelaskan adat
ambalan yang wajib diberlakukan dan dipatuhi oleh warga ambalan Gajah Mada-Cut
Nyak Dhien.
Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak ada kesempurnaan yang paling sempurna
kecuali Dia. Namun diharapkan berbagai kekurangan yang terdapat dalam buku ini
dapat menjadi koreksi untuk lebih maju ke depan sehingga menjadi sempurna.
Beberapa kelebihan yang melengkapi buku adat ini semoga dapat menjadi tuntunan
sebagaimana yang diharapkan.
Buku adat ini dapat terbentuk tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada ; Kak Dra. Sri Hartati
selaku Ka.Mabigus, Kak Dra.Dyah Mujiarti, Kak Drs.Agus Suprihartono, Kak Nining
Indriatun S.Pd, Kak Tri Anggoro, Kak Asti Wibowowati, adik-adik yang saat ini telah
menjadi Dewan Ambalan, dan seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu oleh karena keterbatasn kami, namun telah membantu terselesaikannya
buku adat ini baik secara moriil maupun materiil.
Pramugri Jalu Dara Prawira diharapkan dapat digunakan sebagai acuan warga
ambalan Gajah Mada- Cut Nyak Dhien sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
dan pengamalan kita semua. Akhir kata, Satyaku Kudharmakan Dharmaku
Kubhaktikan
Purwokerto,1 November 2009
Dewan Ambalan Gajah Mada-Cut Nyak Dhien
2008/2009
DAFTAR ISI
PROLOG…………………………………………………………………………………………. i
TRISATYA………………………………………………………………………………………. ii
DASA DARMA………………………………………………………………………………… iii
HYMNE PRAMUKA……………………………………………………………………….. iv
SANDI AMBALAN…………………………………………………………………………. v
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………. viii
BAB I PENDAHULUAN
Pengertian Dan Fungsi Adat…………………………………………………. 1
Pemegang Adat…………………………………………………………………….. 1
Sasaran………………………………………………………………………………….. 3
Revisi Adat……………………………………………………………………………… 4
BAB II ISI
ADAT KESEHARIAN……………………………………………………………. 4
Pakaian Dan Penampilan…………………………………………………….. 4
Berjalan…………………………………………………………………………………. 5
Makan……………………………………………………………………………………. 6
Berbicara………………………………………………………………………………… 6
Tidur………………………………………………………………………………………. 7
Sanksi……………………………………………………………………………………. 7
Formasi………………………………………………………………………………….. 9
Petugas…………………………………………………………………………………. 10
GAJAH MADA………………………………………………………………………………… 12
A. Filosofi………………………………………………………………………………. 12
PASAL 2
PEMEGANG ADAT
1. Pemegang Adat Ambalan adalah Pemangku Adat.
2. Pemangku Adat adalah seseorang yang memiliki hak, kewajiban dan wewenang
dalam memegang adat.
3. Pemangku Adat memiliki Pusaka Adat yang wajib dijaga.
PASAL 3
HAK, KEWAJIBAN, DAN WEWENANG PEMANGKU ADAT
1. Hak Pemangku Adat
A. Dihargai semua apa yang menjadi kebijaksanaannya.
B. Memberikan saran yang bersifat membangun.
C. Diperbolehkan mengambil keputusan secara sepihak apabila kondisi tidak
memungkinkan.
D. Merevisi adat yang sudah tidak sesuai dengan kondisi.
2. Kewajiban Pemangku Adat
PASAL 4
TEMPAT DAN WAKTU
1. Adat Ambalan Gajah Mada – Cut Nyak Dien berlaku di pangkalan Ambalan Gajah
Mada – Cut Nyak Dien.
2. Adat Ambalan Gajah Mada – Cut Nyak Dien berlaku hanya 1 tahun jabatan dan
selanjutnya dapat direvisi.
PASAL 5
SASARAN
Sasaran Adat ambalan Gajah Mada-Cut Nyak Dhien adalah membentuk warga
ambalan yang :
b. Menghargai seluruh adat dan ketentuan yang berlaku dalam ambalan.
c. Menghargai apa yang menjadi cita-cita dalam ambalan Gajah Mada- Cut Nyk
Dhien.
PASAL 6
REVISI ADAT
1. Adat Ambalan ditetapkan atas persetujuan seluruh Warga Ambalan.
BAB II
ISI
ADAT KESEHARIAN
PASAL7
PAKAIAN DAN PENAMPILAN
1. Pemakaian atribut Pramuka sesuai dengan peraturan Kwartir Ranting Nasional.
4. Bagi Pramuka Penegak Ambalan Cut Nyak Dhien yang berambut panjang wajib
diikat.
5. Bagi Pramuka Penegak Ambalan Gajah Mada wajib berambut pendek, panjang
maksimal 1,5 cm.
7. Saat baret tidak dipakai, tidak boleh dimasukan kedalam saku celana atau tempat
dek, wajib dipegang atau ditaruh di tempat yang semestinya.
9. Warna kaos kaki dan sepatu yang dikenakan adalah hitam polos.
13. Pada saat pelaksanaan Apel maupun Upacara wajib menenakan pakaian
pramuka lengkap beserta topi dan baret.
PASAL8
MASUK – KELUAR RUANGAN
Sebelum masuk dan/atau keluar ruangan yang di dalamnya terdapat bendera merah
putih dan/atau panji ambalan wajib melakukan penghormatan. “Apabila kondisi
tidak memungkinkan untuk melakukan penghormatan boleh langsung masuk.”
PASAL 9
BERJALAN
1. Berjalan minimal 2 orang ( menyesuaikan ).
2. Ketika berjalan lebih dari satu orang harus dalam bentuk barisan maksimal 2
banjar.
PASAL 10
MAKAN
1. Sebelum makan pasukan harus dalam bentuk barisan yang rapi.
2. Salah satu anggota ( pemimpin ) memimpin pasukan dalam laporan sebelum
makan ( disesuaikan ).
3. Makanan dipegang di tangan kanan, dan minuman dipegang di tangan kiri.
4. Hasduk diselamatkan sesuai dengan pasal 6 ayat 6 tentang Adat pakaian dan
penampilan.
PASAL 11
BERBICARA
1. Dilarang membuat forum di dalam sebuah forum.
2. Di dalam sebuah forum apabila ingin menanggapi atau memberi saran wajib
mengacungkan tangan terlebih dahulu setelah itu memohon ijin untuk berbicara,
dan boleh berbicara jika sudah disilakan oleh pemimpin forum.
4. Dalam forum, laki – laki dan perempuan membentuk satuan terpisah.
PASAL 12
TIDUR
1. Tidur tidak boleh mengenakan pakaian Pramuka.
PASAL 13
SANKSI
1. Sanksi diberlakukan jika terdapat suatu pelanggaran terhadap Adat Ambalan
Gajah Mada-Cut Nyak Dhien dan/ atau terhadap ketentuan yang diberlakukan oleh
pihak sekolah yang berhubungan dengan kegiatan Kepramukaan.
2. Sanksi- sanksi yang terdapat di ambalan Gajah Mada- Cut Nyak Dhien
diberlakukan kepada seluruh warga ambalan Gajah Mada-Cut Nyak Dhien.
3. Sanksi- sanksi tersebut tidak berlaku bagi Ka Mabigus,Ka Gudep, Pembina, dan
Tamu Ambalan.
4. Jenis sanksi yang diberikan sesuai dengan kebijakan Pemangku Adat dan/ atau
dari hasil musyawarah Dewan Ambalan beserta Pembina.
5. Jenis- jenis sanksi yang diberikan dapat berupa:
a. Peringatan secara lisan melalui teguran dari Pemangku Adat dan/ atau Dewan
Ambalan.
c. Diselesaikan oleh pihak sekolah yang berwenang dalam menangani pelanggaran
peserta didik.
PASAL 15
TEMPAT DAN WAKTU
1. Apel dan/atau Upacara dapat dilaksanakan di dalam maupun di luar ruangan.
2. Apel dan/atau Upacara dapat dilaksanakan di awal dan/atau di akhir kegiatan.
PASAL 16
JENIS UPACARA DAN APEL
1. Upacara Umum adalah upacara yang dilakukan untuk kegiatan tertentu dengan
menggunakan peraturan yang berlaku secara umum.
2. Upacara Pelantikan adalah upacara yang dilakukan dalam rangka peresmian
seorang calon menjadi anggota gerakan pramuka sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan dapat juga dilakukan untuk pengangkatan pemegang jabatan tertentu
dalam satuan.
3. Apel Pembukaan dan Apel Penutupan latihan adalah apel yang dilakukan dalam
rangka usaha melaksanakan dan mengakhiri suatu pertemuan di lingkungan
Gerakan Pramuka.
PASAL 17
FORMASI
1. Formasi peserta upacara dan/atau apel dalam bentuk bersaf.
5. Ajudan upacara dan/atau apel menempatkan diri di sebelah kiri Pradana atau
Pembina.
7. Tamu undangan menempatkan diri di sebelah kanan belakang Pradana atau
Pembina.
PASAL 18
PETUGAS
1. Petugas Upacara dan/atau adalah sekumpulan orang yang mengatur jalannya
upacara dan/atau apel supaya berjalan lancar dan tertib.
2. Petugas Upacara dan/atau apel terdiri dari Pembina dan/atau apel, pemimpin
upacara dan/atau apel, pengatur upacara dan/atau apel, pembawa acara,
pembawa bendera (dalam upacara)
BAB III
PENUTUP
PASAL 19
Penutup
1. Hal-hal yang belum ditetapkan dalam buku adat ini akan ditetapkan lebih lanjut.
3. Buku adat ini ditetapkan berdasarkan persetujuan seluruh warga ambalan.
GAJAH MADA
A.Filosofi
Gajah Mada merupakan salah satu tokoh besar pada zaman kerajaan Majapahit.
Menurut berbagai kitab dari zaman Jawa Kuno, ia menjabat sebagai Patih (Menteri
Besar), kemudian Mahapatih (Perdana Menteri) yang mengantarkan Majapahit ke
puncak kejayaannya. Ia terkenal dengan sumpahnya, yaitu Sumpah Palapa, yang
menyatakan bahwa ia tidak akan memakan palapa sebelum berhasil
menyatukan Nusantara. Di Indonesia pada masa kini, ia dianggap sebagai salah satu
pahlawan pentingdan merupakan simbol nasionalisme.
Asal-usul Gajah Mada semuanya dilupakan dengan lalim oleh sejarah. Barangkali
keadaan itu selaras pula dengan perbawa dan nasib Gajah Mada. Dia tidak bertopang
kepada darah keturunan, dan namanya terpaku dalam lembaran emas sejarah
karena tujuan hidup yang tinggi dan maju kedepan atas tenaga usaha sendiri.
Sebagai pemuda dia tidak mempunyai hidup yang mewah-bahagia, melainkan
dibesarkan sebagai anak desa yang bersatu dalam kemelaratan sehari-hari dengan
alam yang kaya raya.Dari pemuda rakyat yang lebih tua mendengar bagaimana
runtuhnya kerajaan Singasari dengan pembakaran keraton dan pembunuhan
bangsawan pada tempat yang letaknya dekat disebelah utara.Keadaan negara turun
dan negara naik itu mengisi dada pemuda Gajah Mada yang mempunyai panggilan
hidup yang luar biasa.
Pemuda yang penuh cita-cita membantu kerajaan dan jiwa kepala negara. Dialah
yang mempersatukan kepulauan Nusantara dengan sumpah nusantara atau sumpah
palapa.
Pada waktu pengangkatannya, ia mengucapkan Sumpah Palapa, yang berisi bahwa
ia akan menikmati palapa atau rempah-rempah (yang diartikan kenikmatan
duniawi) jika telah berhasil menaklukkan Nusantara. Sebagaimana tercatat dalam
kitab Pararatonberikut:
“ Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira ”
Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun
kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang,
Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti
palapa
Arti
Gajah Mada sang Mahapatih tak akan menikmati palapa, berkata Gajah Mada,
“Selama aku belum menyatukan Nusantara, aku takkan menikmati palapa. Sebelum
aku menaklukkan Pulau Gurun, Pulau Seram, Tanjungpura, Pulau
Haru, Pahang, Dompu, Pulau Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik, aku takkan
mencicipi palapa.
Jadi, maksud dari pangkalan SMA negeri 4 Purwokerto memilih Gajah
Mada sebagai simbol ambalan, adalah dengan harapan para anggota Pramuka
Penegak putra SMA Negeri 4 Purwokerto memiliki jiwa setangguh dan sesederhana
Patih Gajah Mada yang tidak secara mudah memilih maupun menerima sebuah
tawaran, tapi melalui proses pembuktian diri kepada atasan. Sehingga secara tidak
langsung dapat mengembangkan potensi diri yang kemudian mengetahui batas-
batas yang ada dalam diri kita. Selain itu, patih Gajah Mada merupakan simbol
pemimpin yang serba bisa. Dewasa ini mencari seorang pemimpin adalah semudah
membalikan telapak tangan , namun untuk mendapatkan seorang pemimpin yang
kreatif, inisiatif, rendah hati, memiliki tujuan hidup yang tinggi, dan yang terpenting
menanamkan jiwa Ikhlas Bhakti Bina Bangsa, Berbudi Bawa Laksana adalah suatu
tahap perjuangan. Menjadi sosok sebesar Gajah Mada pun membutuhkan waktu
bertahun-tahun untuk ditempa dengan keras. Kaitannya dengan para anggota
ambalan, bahwa pada dasarnya masing-masing orang adalah pemimpin dan
diharapkan bisa memimpin diri masing-masing untuk menjadi lebih baik dan
berkualitas,asalkan seseorang itu memiliki kemampuan yang diimbangi kemauan
yang tinggi.
B. Makna Kibaran Cita
Kibaran Cita diambil dari dua kata yaitu kibaran dan cita. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Kibaran berarti bendera dan cita berarti harapan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa arti dari Kibaran cita adalah bendera yang menjadi simbol
harapan. Symbol yang dimaksud adalah:
Anak buah Cut Nyak Dhien yang bernama Pang Laot melaporkan lokasi markasnya
kepada Belanda sehingga Belanda menyerang markas Cut Nyak Dien di Beutong Le
Sageu. Mereka terkejut dan bertempur mati-matian, dan Pang Karim, pasukannya,
menyatakan akan menjadi orang terakhir yang melindungi Dien sampai
kematiannya. Akibat Cut Nyak Dhien memiliki penyakit rabun, ia tertangkap dan ia
mengambil rencong dan mencoba untuk melawan musuh, namun aksinya berhasil
dihentikan oleh Belanda. Ia ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh. Ia dipindah ke
Sumedang berdasarkan Surat Keputusan No 23 (Kolonial Verslag 1907 : 12).
Maksud dan tujuan pangkalan SMA Negeri 4 Purwokerto memilih Cut Nyak Dhien
sebagai nama ambalan adalah karena Cut Nyak Dhien merupakan sosok wanita yang
cerdas, dalam hal ini dibuktikan dengan gagasan ide bersama suaminya yaitu taktik
untuk menipu Belanda. Pangkalan SMA Negeri 4 Purwokerto menginginkan adanya
Cut Nyak Dhien- Cut Nyak Dien muda yang memiliki pemikiran cerdas,
berkembang, dan matang yang melalui pertimbangan- pertimbangan logis bukan
hanya berdasarkan perasaan belaka seperti kebanyakan wanita. Diharapkan
Pramuka Penegak putri tidak secara sepihak mengambil keputusan dalam suatu
keadaan yang justru dapat merugikan kepentingan bersama. Diharapkan pula
bersama-sama ambalan Gajah Mada untuk terus berjuang memajukan Pramuka
dipangkalan SMA Negeri 4 Purwokerto, tanpa memandang genderentah pria atau
wanita. Sehingga pramuka penegak putri bisa ikut berkiprah dalam gerakan
Pramuka SMA Negeri 4 Purwokerto. Kaum putri bukanlah lagi sekedar kanca
wingking bagi para pria, namun kaum putri harus mampu memiliki andil dalam
perancangan, pembuatan, serta pengambil keputusan, seperti yang dilakukan sosok
Cut Nyak Dhien.
B. Makna Kibaran Cita
Kibaran Cita diambil dari dua kata yaitu kibaran dan cita. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Kibaran berarti bendera dan cita berarti harapan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa arti dari Kibaran cita adalah bendera yang menjadi simbol
harapan. Symbol yang dimaksud adalah:
Demikian halnya didalam setiap Ambalan yang memiliki Pusaka Adat sebagai
identitas tokoh atau sosok yang menjadi nama ambalan dari pangkalan tersebut.
Pangkalan SMA Negeri 4 Purwokerto yang menggunakan Cut Nyak Dhien sebagai
nama Ambalan bagi Penegak Putri, memiliki Pusaka Adat berupa rencong.
Rencong merupakan senjata khas dari bumi Nangroe Aceh Darusalam. Rencong
tersebut pada masa peperangan melawan Belanda digunakan sebagai senjata oleh
Cut Nyak Dhien. Sehingga pada masa kini Ambalan Cut Nak Dhien di Pangkalan
SMA Negeri 4 Purwokerto menggambarkan keberanian, ketegasan, dan
kepahlawanan dari seorang wanita yang dalam hal ini dicontohkn dari sosok Cut
Nyak Dhien.
ATUR ACARA
UPACARA HARI ULANG TAHUN
GERAKAN PRAMUKA
MASING-MASING KOMANDAN PLETON MENYIAPKAN PASUKAN
PEMIMPIN UPACARA MEMASUKI LAPANGAN UPACARA
PENGHORMATAN KEPADA PEMIMPIN UPACARA
LAPORAN MASING-MASING KOMANDAN PLETON KEPADA PEMIMPIN
UPACARA
PEMIMPIN UPACARA MEMASUKI LAPANGAN MENGAMBIL ALIH
PIMPINAN
UPACARA PENGIBARAN BENDERA DALAM RANGKA HARI ULANG
TAHUN PRAMUKA KE-… TAHUN… SMA NEGERI 4 PURWOKERTO 14
AGUSTUS …, DI MULAI
PEMBINA UPACARA MEMASUKI LAPANGAN UPACARA
HYMNE SATYA DHARMA PRAMUKA
PENGHORMATAN PASUKAN
LAPORAN PEMIMPIN UPACARA
PENGIBARAN BENDERA SANG MERAH PUTIH DIPIMPIN OLEH
PEMIMPIN UPACARA
MENGHENINGKAN CIPTA DIPIMPIN PEMBINA UPACARA
PENGUCAPAN PANCASILA, PEMBUKAAN UUD 1945 DAN DASA
DHARMA
AMANAT PEMBINA UPACARA
MENYANYIKAN LAGU-LAGU NASIONAL, BAGIMU NEGERI DAN
SATU NUSA SATU BANGSA
PEMBACAAN DOA
LAPORAN PEMIMPIN UPACARA
PENGHORMATAN PASUKAN
UPACARA PENGIBARAN BENDERA DALAM RANGKA HARI ULANG
TAHUN PRAMUKA KE-… TAHUN… SMA NEGERI 4 PURWOKERTO,
SELESAI
DEMIKIAN TADI, SELURUH RANGKAIAN UPACARA PENGIBARAN BENDERA
DALAM RANGKA HARI ULANG TAHUN GERAKAN PRAMUKA KE-… TAHUN…
SMA NEGERI 4 PURWOKERTO. AKHIR KATA, DIRGAHAYU GERAKAN
PRAMUKA KE-…, SATYAKU KUDARMAKAN DARMAKU KUBAKTIKAN, SALAM
PRAMUKA.
ATUR ACARA
PELANTIKAN PENEGAK BANTARA
GERAKAN PRAMUKA
KWARTIR CABANG BANYUMAS
GUGUS DEPAN 02.0007- 02.0008
PESERSIAPAN PASUKAN SELESAI
UPACARA PELANTIKAN PENEGAK BANTARA GERAKAN PRAMUKA
KWARTIR CABANG BANYUMAS GUGUS DEPAN 02.0007-0008,…..,
…………….., DI MULAI
HYMNE SATYA DHARMA PRAMUKA
PENGAPIT KANAN DAN PENGAPIT KIRI MENEMPATKAN DIRI
TANYA JAWAB PEMBINA KEPADA PENGAPIT KANAN DAN
PENGAPIT KIRI
PENGAPIT KANAN DAN PENGAPIT KIRI KEMBALI KE SANGGA
MASING-MASING
SANG MERAH PUTIH MEMASUKI RUMAH ADAT
TANYA JAWAB PELANTIKAN
PESERTA MENEMPATKAN DIRI
TANYA JAWAB
UPACARA PELANTIKAN PENEGAK BANTARA
v Pembina – Pradana
Pembina : Menurut pengamatan dari kakak Pradana Putra selaku
Pemimpin Dewan Ambalan. Dilihat dari segi ilmu pengetahuan,dan kecakapan.
Apakah mereka layak untuk dilantik menjadi Penegak Bantara?
Pradana Putra : Menurut pendapat saya apabila dilihat dari segi Ilmu
Pengetahuan, mereka layakuntuk dilantik menjdi Penegak Bantara.
Pembina : Menurut pengamatan dari kakak Pradana Putri selaku Pemimpin
Dewan Ambalan. Dilihat dari segi kepribadian,dan perkembangan watak, apakah
mereka layak untuk dilantik menjadi Penegak Bantara?
Pradana Putri : Menurut pendapat saya apabila dilihat dari segi kepribadian,dan
perkembangan watak mereka layakuntuk dilantik menjdi Penegak Bantara.
Pembina : Baiklah, terimakasih atas pengamatan kakak.
v Pembina – Calon Bantara
Pembina : Setelah beberapa saat lalu Adik- adik menyelesaikan Syarat
Kecakapan Umum golongan Penegak Bantara, dan telah dinyatakan layak. Jawablah
beberapa pertanyaan yang Kakak ajukan!
Bersediakah Adik- adik Kakak lantik menjdi Penegak Bantara Ambalan Gajah Mada-
Cut Nyak Dhien?
ATUR ACARA
PELANTIKAN ADAT DEWAN AMBALAN
GERAKAN PRAMUKA
KWARTIR CABANG BANYUMAS
GUGUS DEPAN 02.0007- 02.0008
MASING-MASING KOMANDAN PLETON MENYIAPKAN PASUKAN
PEMIMPIN UPACARA MEMASUKI LAPANGAN UPACARA
PENGHORMATAN KEPADA PEMIMPIN UPACARA
LAPORAN MASING-MASING KOMANDAN PLETON KEPADA PEMIMPIN
UPACARA
PEMIMPIN UPACARA MEMASUKI LAPANGAN MENGAMBIL ALIH
PIMPINAN
UPACARA ADAT PELANTIKAN DEWAN AMBALAN GAJAH MADA- CUT
NYAK DHIEN SMA NEGERI 4 PURWOKERTO,…….,….,………DI MULAI
PEMBINA UPACARA MEMASUKI LAPANGAN UPACARA
HYMNE SATYA DHARMA PRAMUKA
PENGHORMATAN PASUKAN
LAPORAN PEMIMPIN UPACARA
PELANTIKAN DEWAN AMBALAN
MENEMPATKAN DIRI
SANDI AMBALAN
KATA- KATA PELANTIKAN
PEMERCIKAN PURWITASARI
PENYERAHAN PANJI AMBALAN DAN PUSAKA ADAT
KEMBALI KETEMPAT
KATA-KATA PELANTIKAN
DEWAN AMBALAN
GAJAH MADA- CUT NYAK DHIEN
Pembina : Setelah beberapa waktu Adik- adik menjadi Calon Dewan Ambalan,
dan telah melakukn kewajiban sebagaimana yang telah ditentukan untuk menjadi
Dewan Ambalan. Maka, jawablah beberapa pertanyaan yang Kakak ajukan!
Bersediakah Adik- adik Kakak lantik menjadi Dewan Ambalan Gajah Mada- Cut
Nyak Dhien?
Apimu……..Api kita
Saling tersenyum,
Saling menyantun
Se-Adik, se-Kakak….
Api……. Api……..
Lingkaran persaudaraan
Kita kuat eratkan
API
Api kita sudah menyala…….! 2x
GEMA
Gema….. gema…..
Gema indah di angkasa….. 2x
Gema, gema nan indah bergema di seluruh angkasa
Gema, gema nan indah………
Bergema di seluruh angkasa!
DAFTAR PUSTAKA
DKC Banyumas.2007.Diklat Tata Upacara.Purwokerto.DKC
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.2005.Anggaran Dasar
Dan Anggaran Rumah Tangga. Jakarta.Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka
ADAT AMBALAN
CAKRABUANA – RARA SANTANG
GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN 03-177/03-178
PANGKALAN SMK BINA MANDIRI BEKASI
PEMBUKAAN
Kepramukaan di SMK Bina Mandiri Bekasi adalah proses pendidikan yang terintegrasi antara
pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Kepramukaan diracik dalam bentuk kegiatan yang
dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan sebagai
proses pendidikan sepanjang hayat ( long life education) menggunakan tata cara rekreatif dan edukatif
dalam mencapai sasaran dan tujuannya.
Gerakan Pramuka “Cakrabuana - Rara Santang” Gugus Depan 03-177/03-178 Berpangkalan di
SMK Bina Mandiri Bekasi bertujuan untuk memberi pembinaan dalam rangka pengembangan jiwa
kepemimpinan serta memberi kesempatan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman dalam pengelolaan organisasi, pengembangan bakat kepemimpinan
sebagai upaya pengembangan pribadi dan pengabdiannya kepada Gerakan Pramuka, Masyarakat,
Bangsa dan Negara.
Kegiatan yang dirasakan oleh peserta didik merupakan kegiatan yang menyenangkan, menarik,
menantang, dan tidak menjemukan, sehingga diharapkan pada peserta didik akan berkembang
kemantapan mental, fisik, pengetahuan, keterampilan, pengalaman, rasa sosial, spiritual, dan
emosionalnya yang sasaran akhirnya adalah pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur.
Adat Ambalan merupakan salah satu perangkat yang wajib ada dalam tatanan kehidupan Ambalan
Penegak “Cakrabuana - Rara Santang” Gugus Depan 03-177/03-178 Berpangkalan di SMK Bina
Mandiri Bekasi. Oleh karena itu, Adat Ambalan disusun bersama oleh Penegak dalam sebuah
Musyawarah Ambalan.
BAB I
PENGERTIAN, MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 1
Pengertian
Ayat 1
Adat Ambalan Cakrabuana - Rara Santang adalah seperangkat aturan yang merupakan ciri khusus
ambalan sebagai suatu usaha untuk mengatur berjalannya sebuah aturan kepramukaan di dalam dan
di luar lingkungan SMK Bina Mandiri Bekasi, selama tidak bertentangan dengan aturan Gerakan
Pramuka.
Ayat 2
Adat Ambalan adalah seperangkat aturan yang bersifat khusus guna mengatur tata kehidupan
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1.
Pasal 2
Maksud
Maksud Adat Ambalan adalah sebagai kerangka acuan pola dan tingkah laku warga Ambalan dalam
menjalani aktifitas di Ambalan serta sebagai paradigma sikap di Ambalan.
Pasal 3
Tujuan
Adat Ambalan bertujuan untuk tercapainya kesinambungan kinerja dalam rangka pembinaan dan
pengembangan kepramukaan di SMK Bina Mandiri Bekasi.
Pasal 4
Fungsi
Ayat 1
Adat Ambalan berfungsi sebagai Identitas dari Ambalan Cakrabuana - Rara Santang
Ayat 2
Adat Ambalan berrfungsi untuk mempererat warga Ambalan Cakrabuana - Rara Santang dengan
dilandasi semangat kekeluargaan yang mengarah kepada pembinaan dan pengembangan Ambalan
Cakrabuana - Rara Santang.
Ayat 3
Adat Ambalan berfungsi untuk mengatur tata kehidupan warga Ambalan yang bersifat kekeluargaan.
Ayat 4
Adat Ambalan berfungsi untuk mewujudkan kedisiplinan dan kepribadian yang baik dalam Ambalan.
BAB II
KELENGKAPAN ADAT
Pasal 5
Nama
Ayat 1
Nama Ambalan Putra adalah Ambalan CAKRABUANA.
Ayat 2
Nama Ambalan Putri adalah Ambalan RARA SANTANG.
Pasal 6
Lambang/Logo Ambalan
Ayat 1
Lambang/Logo Ambalan adalah tanda yang menunjukan keberadaan Penegak yang berpangkalan di
SMK Bina Mandiri Bekasi.
Ayat 2
Lambang Ambalan Cakrabuana adalah yang sesuai dengan hasil Rapat Presidium tentang hal ikhwal
Lambang/Logo Ambalan.
Ayat 3
Lambang Ambalan Rarasantang sesuai dengan hasil Rapat Presidium tentang hal ikhwal
Lambang/Logo Ambalan.
Ayat 4
Bentuk, isi, Warna, dan arti lambang Ambalan terlampir dalam lampiran Adat Ambalan (hasil
presidium).
Pasal 7
Panji Ambalan
Ayat 1
Panji Ambalan berbentuk bendera kain satin berwarna dasar kuning emas berumbai merah dengan
simbol Lambang/Logo Ambalan (satuan Putra/Putri) dan untuk selanjutnya dinamakan Kibaran Cita.
Ayat 2
Ukuran Panji Ambalan adalah 120 X 80 cm dan perbandingan panjang dan lebar Panji Ambalan adalah
3:2
Ayat 3
Panji Ambalan digunakan pada saat upacara resmi Ambalan dan upacara kegiatan kepramukaan.
Ayat 4
Saat pusaka dan panji ambalan keluar, posisi anggota ambalan sikap duduk ksatria.
Pasal 8
Pusaka Ambalan
Ayat 1
Pusaka Ambalan adalah simbol kekuatan Ambalan dan pemersatu Ambalan.
Ayat 2
Pusaka Ambalan digunakan oleh Anggota Ambalan yang telah diberi hak untuk membawa, memegang,
dan mengeluarkan saat upacara Penerimaan dan Pelepasan Tamu Ambalan di dalam Ambalan dan
kegiatan pramuka lain.
Ayat 3
Pusaka Ambalan berupa Busur dan Anak Panah dan disimpan di tempat khusus yang telah ditentukan
oleh Pengurus Ambalan serta hanya dapat dikeluarkan sesuai dengan peraturan dalam Adat.
Pasal 9
Sandi Ambalan
Ayat 1
Sandi Ambalan adalah Pandangan Hidup yang menyangkut perilaku warga Ambalan.
Ayat 2
Nama sandi Ambalan SMK Bina Mandiri Bekasi adalah
“SANDI AMBALAN CAKRABUANA - RARA SANTANG”.
Ayat 3
Fungsi Sandi Ambalan adalah sebagai motivator, introspeksi diri dan penyatuan dengan hati nurani
serta sebagai alat pemersatu/penengah saat Anggota Ambalan berselisih.
Ayat 4
Sikap dalam membaca sandi Ambalan diatur dalam aturan tambahan/penjelasan butir-butir Sandi
Ambalan.
Ayat 5
Sandi Ambalan digunakan/dibacakan pada setiap kegiatan upacara yang dilakukan oleh Ambalan.
Ayat 6
Teks Sandi Ambalan terdapat dalam penjelasan Adat Ambalan.
Pasal 10
Amsal Ambalan
Ayat 1
Amsal adalah motto yang merupakan tuntunan sikap untuk setiap Anggota Ambalan.
Ayat 2
Amsal diucapkan bersama-sama pada akhir pembacaan Sandi Ambalan Cakrabuana - Rara Santang.
Ayat 3
Kalimat Amsal Ambalan berbunyi
“AWALI DENGAN NIAT DAN AKHIRI DENGAN IKHLAS”
dan “PEMUDA/PEMUDI SETIA, DISIPLIN BERTANGGUNG JAWAB”
“AKHLAK DAN PENGETAHUAN BAGAI BUSUR DAN PANAH UNTUK MENGGAPAI CITA”.
Ayat 4
Amsal Ambalan SMK Bina Mandiri adalah Sayaka Diraya Bramantya.
Pasal 11
Tanda Jabatan
Ayat 1
Tanda Jabatan Dewan Ambalan disesuaikan dengan keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Ayat 2
Talikur Jabatan Adat hanya digunakan dalam kegiatan Internal Ambalan Gugus Depan dan tidak
digunakan dalam kegiatan keluar Gugus Depan. Apabila di luar Ambalan, menggunakan talikur
Penegak umum (kuning polos biasa).
Ayat 3
Talikur Jabatan Adat digunakan oleh Badan Pengurus Harian Dewan Ambalan: Pradana, Wakil
Pradana, Kerani, dan Juru Uang, dan Pemangku Adat.
Butir (1)
Talikur Jabatan Adat Badan Pengurus Harian Dewan Ambalan
1. Pradana Putra/Putri menggunakan talikur jabatan adat berwarna merah-kuning-merah yang
disertai mangkok Ambalan.
2. Wakil Pradana Putra/Putri menggunakan talikur jabatan adat berwarna putih-kuning-putih yang
disertai mangkok Ambalan.
3. Sekretaris dan Bendahara Putra/Putri, menggunakan talikur jabatan adat berwarna biru-kuning-
biru yang disertai mangkok Ambalan.
Butir (2)
Talikur Jabatan Adat Pemangku Adat
Ketua Pemangku Adat Putra/Putri menggunakan talikur jabatan adat berwarna hitam-kuning-hitam
yang disertai mangkok Ambalan.
Ayat 4
Seluruh Anggota Ambalan menggunakan talikur kuning. Anggota Sangga di sebelah kiri, Ketua dan
Wakil Ketua di sebelah kanan.
Pasal 12
Pakaian
Ayat 1
Jenis Pakaian Ambalan terdiri dari:
1. Seragam Pramuka Lengkap sesuai dengan aturan Kwarnas.
2. Pakaian Lapangan Lengkap sesuai Adat Ambalan.
3. Jaket Almamater Ambalan sesuai Adat Ambalan.
Ayat 2
Pakaian Seragam Pramuka lengkap sesuai dengan aturan Kwarnas, digunakan saat kegiatan formal
kepramukaan.
Ayat 3
Pakaian Lapangan berupa kaos Ambalan, Topi pet Pramuka, dan/atau Slayer Ambalan, serta jaket
almamater digunakan saat kegiatan non formal kepramukaan.
Ayat 4
1. Slayer dibuat dari kain berbentuk segitiga dengan ukuran sisi pendek 90x90 cm.
2. Slayer ungu list kuning digunakan oleh anggota; slayer ungu list biru di gunakan oleh purna
Ambalan;
3. slayer ungu list cokelat dan putih digunakan oleh Pembina;
Ayat 5
Pakaian Ambalan digunakan saat kegiatan kepramukaan tertentu.
Pasal 13
Atribut
Ayat 1
Atribut Ambalan adalah kelengkapan yang merupakan ciri khas Ambalan dan digunakan sesuai aturan
adat yang tidak bertentangan dengan aturan Gerakan Pramuka.
Ayat 2
Butir (1)
a. Apabila menggunakan seragam Pramuka maka atribut yang menunjukan ciri Ambalan terdiri dari:
Nomor Gugus Depan dan Lambang Ambalan serta nama Ambalan Putra/Putri ketika keluar
Ambalan. Apabila di dalam Ambalan dapat menggunakan talikur jabatan adat.
b. Lambang Ambalan dikenakan oleh seluruh Anggota Ambalan pada lengan baju sebelah kiri.
c. Nomor Gudep berbentuk segi empat berukuran 3,5 X 2 cm berwarna dasar putih dengan tulisan
merah dikenakan pada lengan baju sebelah kanan di antara pita lokasi dan badge daerah
d. Nama Ambalan dikenakan di dada sebelah kiri atas dengan tulisan hitam, warna dasar cokelat,
dan list hitam.
Butir (2)
Apabila menggunakan pakaian Lapangan maka atribut yang menunjukan ciri Ambalan adalah kaos
Ambalan, Topi Pet Pramuka, dan/atau Slayer.
Ayat 3
Atribut Ambalan hanya di pakai oleh anggota Ambalan.
BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 14
Warga Ambalan
Warga Ambalan aktif terdiri dari Penegak Laksana, Penegak Bantara, Tamu Penegak.
Pasal 15
Tamu Ambalan
Ayat 1
Tamu Ambalan adalah Anggota Pramuka yang berasal dari dalam ataupun luar SMK Bina Mandiri
Bekasi yang mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Ambalan Cakrabuana - Rara Santang dan
atau berkunjung secara resmi ke Ambalan Cakrabuana - Rara Santang
Ayat 2
Tamu Ambalan adalah peserta didik yang berusia Penegak (16-20 tahun) atau siswa SMK Bina Mandiri
Bekasi yang ingin dan siap menjadi anggota Ambalan Cakrabuana - Rara Santang.
Pasal 16
Calon Anggota
Calon Anggota adalah tamu Ambalan yang mengikuti proses keanggotaan di Ambalan Cakrabuana -
Rara Santang dan belum pernah dilantik menjadi Penegak di Gugus Depan SMK Bina Mandiri Bekasi.
Pasal 17
Anggota Ambalan
Ayat 1
Anggota Ambalan adalah Calon Anggota yang telah memenuhi persyaratan golongan Penegak
dan/atau masih menjadi Siswa.
Ayat 2
Persyaratan untuk menjadi Anggota Ambalan terdiri dari :
a. Tidak merangkap anggota Gugus Depan lain.
b. Mengikuti LADIKSAR (Latihan Pendidikan Dasar).
c. Memenuhi SKU golongan Penegak.
d. Mengikuti Prosesi Anggota.
e. Sudah dilantik menjadi Penegak.
Ayat 3
Untuk Anggota Ambalan yang telah melewati usia Penegak dan/atau lulus dari SMA maka disebut
Purna Ambalan.
BAB IV
KEPENGURUSAN
Pasal 18
Dewan Ambalan
Ayat 1
Dewan Ambalan adalah Anggota Ambalan yang memenuhi persyaratan untuk menjadi Dewan
Ambalan yang dipilih berdasarkan hasil musyawarah Ambalan dan dilantik menjadi Dewan Ambalan.
Ayat 2
Persyaratan Dewan Ambalan :
a. Terdaftar sebagai siswa aktif di SMK Bina Mandiri Bekasi
b. Ambalan yang aktif.
c. Terdaftar aktif sebagai peserta Musyawarah Ambalan
d. Mencalonkan diri dan/atau dicalonkan oleh peserta Musyawarah Ambalan
e. Khusus Pradana telah mengikuti DIANPINSA Gugus Depan.
f. Untuk Badan Pengurus Harian tidak menjadi pengurus harian Organisasi Kesiswaan SMK Bina
Mandiri Bekasi.
g. Menyatakan kesediaan secara lisan.
h. Terpilih saat sidang ambalan.
Pasal 19
Pemangku Adat
Ayat 1
Pemangku Adat adalah orang yang bertanggung jawab pada pelaksanaan dan kelangsungan Adat
Ambalan yang berkoordinasi dengan Ketua Dewan Ambalan (Pradana) yang menyangkut aturan Adat
Ambalan.
Ayat 2
Persyaratan Pemangku Adat:
a. Terdaftar sebagai Siswa aktif SMK Bina Mandiri Bekasi.
b. Terdaftar aktif sebagai peserta Musyawarah Ambalan
c. Anggota Ambalan yang aktif
d. Tidak melanggar Adat Ambalan.
e. Dapat menjadi teladan dalam pikiran, ucapan, sikap dan perilaku.
f. Mencalonkan diri dan/atau dicalonkan oleh peserta Musyawarah Ambalan
g. Menyatakan kesediaan secara lisan untuk dicalonkan menjadi Pemangku Adat
h. Terpilih saat sidang ambalan.
Pasal 20
Dewan Adat Ambalan
Ayat 1
Dewan Adat Ambalan dibentuk khusus untuk ketentuan-ketentuan Adat Ambalan yang bersifat isidentil.
Ayat 2
Dewan Adat bertanggung jawab kepada Majelis Pembimbing Gugus Depan melalui Ketua Gugus
Depan
Ayat 3
Anggota Dewan Adat adalah terdiri dari para anggota ambalan yang pernah menjabat sebagai
Pemangku Adat, pengurus ambalan, dan pengurus ambalan aktif yang berwawasan luas, netral, dapat
menjadi teladan dan memegang teguh Adat Ambalan.
Ayat 4
a. Dewan Adat dipilih melalui Musyawarah Pembina.
b. Masa bakti Dewan Adat sampai masalah dianggap selesai atau sesuai dengan keadaan
c. Dewan Adat diusahakan berjumlah ganjil lebih dari satu.
d. Jumlah Anggota Dewan Adat dapat berkurang atau bertambah sesuai kebutuhan
e. Penentuan Ketua Dewan Adat berdasarkan Musyawarah Dewan Adat dan disetujui Pembina.
BAB V
UPACARA-UPACARA
Pasal 21
Upacara Adat Ambalan
Upacara–Upacara Adat Ambalan terdiri dari :
1. Upacara Penerimaan dan Pelepasan Tamu Ambalan.
2. Upacara Prosesi Penegak.
3. Upacara Pelantikan Calon Penegak.
4. Upacara Pelantikan Dewan Ambalan.
5. Upacara Pelepasan Wisuda Warga Ambalan.
6. Upacara Pemberian tanda penghargaan
7. Upacara Pelantikan Anggota/Pencabutan Anggota.
8. Upacara Pelepasan dan Penerimaan Delegasi
Pasal 22
Upacara Penerimaan dan Pelepasan Tamu Ambalan
Ayat 1
Dilakukan saat akan melakukan penerimaan dan pelepasan Tamu Ambalan.
Ayat 2
Prosesi Upacara sebagai berikut:
1. Pembacaan Sandi Ambalan.
2. Kata Penyambutan atau Pelepasan oleh Pembina Upacara.
3. Pemasangan dan Pelepasan Selendang Tamu Ambalan.
Ayat 3
Perlengkapan Upacara:
1. Bendera Merah Putih
2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan
Pasal 23
Upacara Prosesi Penegak
Ayat 1
Upacara prosesi Penegak dilakukan saat prosesi Penegak.
Ayat 2
Proses Upacara sebagai berikut :
1. Penyerahan berkas Penegak.
2. Sidang Penegak.
3. Pengujian SKU.
4. Pencarian TKU.
Ayat 3
Prosesi Penegak Tamu
1. Minum air kelapa,, makan daging kelapanya dengan gula jawa
2. Membuat kerajinan tangan tentang kepramukaan yang dapat dijual. Uangnya untuk melunasi iuran
Pramuka.
3. Renungan Jiwa
Ayat 4
Prosesi Penegak Bantara
1. Kupas kelapa muda dari jenis apa saja hanya dengan menggunakan kedua tangannya sampai
terlihat batok kelapanya. Lalu meminum airnya separuhnya + kuning telur ayam kampung, dan
separuhnya lagi untuk cuci muka.
2. Sidang Penegak Bantara
3. bicara selama satu hari penuh untuk menahan diri dari bicara yang tidak penting.
4. Sungkem kepada kedua orang tua
5. Renungan Jiwa
6. Pengambilan pita Bantara
Ayat 5
Prosesi Penegak Laksana
1. Minum air kelapa + kuning telur bebek + madu
2. Puasa mutih selama satu hari penuh
3. Berjalan tengah malam sendirian sambil melaksanakan tugas dari Pembinanya
4. Mandi air kembang setaman
5. Sidang Penegak Laksana
6. Renungan jiwa
7. Pengambilan pita Laksana
8. Pengembaraan dengan tugas-tugas dari Pembina
Ayat 6
Prosesi Wisuda Purna Ambalan
1. Api unggun
2. Perkemahan selama tiga hari
3. Pemberian Penghargaan
4. Obor Garba Wisuda
Ayat 7
Perlengkapan seluruh Upacara dan prosesi:
1. Bendera Merah putih
2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan
Pasal 24
Upacara Pelantikan Penegak dan Anggota
Ayat 1
Dilakukan saat akan dilantik menjadi Penegak.
Ayat 2
Prosesi Upacara sebagai berikut:
1. Laporan Ka Gudep kepada Ka Mabigus tentang Calon Penegak
2. Janji : Tri Satya
3. Kesiapsediaan oleh Calon Anggota
4. Pelantikan
5. TKU dan Slayer
Ayat 3
Perlengkapan Upacara :
1. Bendera Merah putih
2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka Indonesia
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan
Pasal 25
Upacara Pelantikan Dewan Ambalan
Ayat 1
Dilakukan pada saat Pelantikan Dewan Ambalan.
Ayat 2
Prosesi upacara sebagai berikut:
1. Kata Pendahuluan Pelantikan
2. Ulang Janji : Tri Satya
3. Penyataan Kesiapsediaan oleh Calon Dewan Ambalan
4. Kata Pelantikan
5. Penyematan Tanda Jabatan
6. Penandatanganan Naskah Pelantikan
7. Sandi Ambalan
Ayat 3
Perlengkapan Pelantikan:
1. Bendera Merah Putih
2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka Indonesia
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan
Ayat 4
1. Tertib acara pelantikan disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
2. Dewan Ambalan yang dilantik mengenakan seragam Pramuka lengkap.
Pasal 26
Upacara Pelepasan Wisuda Warga Ambalan
Ayat 1
Dilakukan pada saat warga Ambalan selesai studi SMK Bina Mandiri Bekasi atau wisuda.
Ayat 2
Pelepasan Wisuda Warga Ambalan dilaksanakan dalam kegiatan Api Unggun Malam terakhir
Perjusami (Perkemahan Jumat-Sabtu-Minggu).
Ayat 3
Prosesi upacara pada saat Api Unggun sebagai berikut:
1. Upacara dipimpin oleh Pembina Pramuka
2. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
3. Penjemputan wisudawan/wati dari tempat wisuda/perpisahan ke tempat upacara.
4. Kata Pelepasan oleh Ketua Ambalan (Pradana) atau yang mewakili
5. Obor Garba Wisuda diiringi lagu Wisuda Pramuka Cakrabuana - Rara Santang
6. Pengalungan Bunga Kenangan dan Pemberian Vandel Wisuda
7. Kata pesan oleh Wisudawan/wati atau yang mewakili
8. Salam Selamat
Ayat 4
Perlengkapan Upacara:
1. Bendera Merah Putih
2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan
BAB VI
PENGHARGAAN
Pasal 27
Upacara Pelepasan dan Penerimaan Pendelegasian
Ayat 1
Dilakukan pada saat warga Ambalan akan didelegasikan ketingkat kegiatan Kabupaten, Provinsi,
Regional, Nasional dan Internasional.
Ayat 2
Prosesi Upacara sebagai berikut:
1. Kata pelepasan oleh Ka Gudep
2. Penyematan Lencana Duta Ambalan
3. Pembacaan Sandi Ambalan
Ayat 3
Perlengkapan Upacara:
1. Bendera Merah Putih
2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka Indonesia
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan
7. Lencana Duta Ambalan
Ayat 4
1. Pemakaian Lencana Duta Ambalan selama pendelegasian.
2. Setelah selesai melaksanakan delegasi, dilakukan Upacara Penerimaan Pendelegasian
Pasal 28
Tanda Penghargaan
Ayat 1
Tanda Penghargaan diberikan kepada anggota Ambalan sesuai dengan kriterianya.
Ayat 2
Tanda Penghargaan berupa Bintang Tahunan, Bintang Karya Ilmiah Penegak dan Bintang Wira Karya
Penegak.
Ayat 3
Penyerahan tanda penghargaan dilakukan dalam sebuah upacara resmi melalui Surat Keputusan
Majelis Pembimbing Gugus Depan atau Pembina Gugus Depan.
Ayat 4
Usulan Penghargaan dilakukan oleh Dewan Kehormatan Penegak.
Pasal 29
Bintang Tahunan
Bintang Tahunan menyesuaikan dengan keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Indonesia.
Pasal 30
Bintang Karya Ilmiah Penegak
1. Diberikan kepada Anggota Ambalan yang memiliki karya ilmiah, dipresentasikan di depan seluruh
Anggota dan mencapai titik hasil yang dapat diperhatikan.
2. Bentuk, warna dan penjelasan tanda penghargaan Bintang Karya Ilmiah Penegak terlampir.
3. Dipasang di dada sebelah kiri.
Pasal 31
Bintang Wira Karya Penegak
1. Berfungsi sebagai motivator bagi Anggota Penegak untuk mengembangkan keahlian atau
keterampilan berwirausaha yang intinya dapat dipergunakan sebagai salah satu alternatif
penghasilan.
2. Diberikan kepada anggota Ambalan yang memiliki karya usaha atau wiraswasta baik perorangan
maupun kelompok yang diharapkan dapat menjamin penghasilan dalam pemenuhan kebutuhan
kelak.
3. Bentuk, warna dan penjelasan tanda penghargaan Bintang Wira Karya Penegak terlampir.
4. Dipasang di dada sebelah kiri.
BAB VII
PELANGGARAN DAN TINDAKAN DISIPLIN
Pasal 32
Pelanggaran
Pelanggaran yang dimaksud adalah hal-hal yang dilakukan warga Ambalan yang melanggar ketentuan
Ambalan
Pasal 33
Tindakan Disiplin
Ayat 1
Pemangku Adat dapat memberikan peringatan berupa:
1. Teguran pertama disampaikan secara lisan dan dicatat dalam buku Adat.
2. Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak diindahkan oleh pelanggar, maka akan diberikan
teguran yang kedua.
3. Teguran kedua disampaikan secara tertulis dan dicatat dalam buku Adat.
4. Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak diindahkan, maka akan diajukan diberikan teguran
ketiga secara tertulis dan dicatat dalam buku Adat.
5. Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak diindahkan, maka akan diajukan dalam Sidang Adat
bersama Dewan Kehormatan.
Ayat 2
1. Apabila yang melanggar adalah Dewan Ambalan/Dewan Kehormatan/Pemangku Adat, maka
teguran akan dilakukan oleh Dewan Adat, sesuai dengan prosedur tingkat teguran.
2. Apabila dalam jangka waktu dua minggu setelah teguran ketiga tidak diindahkan, maka akan
diajukan dalam Sidang Adat Tingkat Tinggi bersama Dewan Kehormatan.
Ayat 3
Apabila dua minggu setelah Sidang Adat/Sidang Adat Tingkat Tinggi tetap tidak diindahkan, maka
status jabatan dan keanggotaannya akan ditinjau ulang atau dicabut dengan prosesi pencabutan
keanggotaan.
BAB VIII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 34
Macam-macam Permusyawaratan
Ayat 1
Permusyawaratan Ambalan terdiri dari :
1. Musyawarah Ambalan
2. Rapat Dewan Ambalan
3. Sidang Adat
4. Sidang Adat Tingkat Tinggi
5. Sidang Penegak
6. Rapat Sangga Kerja
7. Rapat Koordinasi
Ayat 2
Musyawarah Ambalan
1. Musyawarah Ambalan adalah Pemegang kekuasaan tertinggi di Ambalan.
2. Dilakukan setiap selesai kegiatan Ambalan
3. Diikuti oleh seluruh warga Ambalan
Ayat 3
Rapat Dewan Ambalan
1. Rapat Dewan Ambalan memegang keputusan pelaksanaan program kerja dan kebijakan
organisasi.
2. Dilakyukan setiap 6 bulan sekali
3. Dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Ambalan
Ayat 4
Sidang Adat
1. Merupakan pemegang keputusan tentang pelanggaran adat Ambalan.
2. Diselenggarakan ketika terjadi pelanggaran adat.
3. Peserta sidang terdiri dari :
a. Pembina sebagai hakim.
b. Ketua Dewan Ambalan (Pradana) sebagai Penasehat atau Pembela
c. Pemangku Adat sebagai Penuntut Umum atau Jaksa
d. Terdakwa adalah Warga Ambalan yang melanggar
e. Saksi adalah orang yang terkait Pelanggaran
4. Sebelum dikenakan sanksi terdakwa berhak melakukan pembelaan.
Ayat 5
Sidang Adat Tingkat Tinggi
1. Merupakan pemegang keputusan tentang pelanggaran Adat Ambalan yang dilakukan oleh
DewanAmbalan/Dewan Kehormatan/Pemangku Adat.
2. Diselenggarakan ketika terjadi pelanggaran adat.
3. Peserta sidang terdiri dari :
a. Pembina sebagai hakim.
b. Ketua Dewan Ambalan (Pradana) sebagai Penasehat atau Pembela
c. Dewan Kehormatan/Pemangku Adat yang bukan pelanggar sebagai Penuntut Umum atau
Jaksa
d. Terdakwa adalah Dewan Ambalan/Dewan Kehormatan/Pemangku Adat Ambalan yang
melanggar
e. Saksi adalah orang yang terkait Pelanggaran
4. Sebelum dikenakan sanksi terdakwa berhak melakukan pembelaan.
5. Jika Ketua Dewan Ambalan dan Pemangku Adat melakukan Pelanggaran maka sidang dilakukan
oleh Dewan Kehormatan Gudep bersama Dewan Adat.
Ayat 6
Sidang Penegak
1. Diselenggarakan pada saat upacara prosesi Penegak.
2. Sidang dipimpin oleh Ka Gudep
3. Dihadiri oleh seluruh Penegak Ambalan Cakrabuana - Rara Santang
Ayat 7
Rapat Sangga Kerja
1. Rapat ini membahas tentang teknis pelaksanaan kegiatan.
2. Dihadiri oleh seluruh Anggota Sangga Kerja dan Dewan Ambalan.
3. Rapat dipimpin oleh Ketua Sangga Kerja.
Ayat 8
Rapat Koordinasi
1. Rapat koordinasi dilakukan guna menyampaikan hasil yang perlu disampaikan oleh pengurus lain.
2. Rapat koordinasi dilakukan jika diperlukan.
BAB IX
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 35
Adat Pergaulan Ambalan
Adat Pergaulan Ambalan adalah Tata Pergaulan Ambalan senantiasa menjunjung tinggi moral dan
etika pergaulan masyarakat sesuai dengan Trisatya dan Dasa Darma Gerakan Pramuka.
Pasal 36
Sikap
Sikap pada saat pembacaan Sandi Ambalan :
1. Untuk Putera berdiri sikap sempurna jemari tangan kanan diletakkan pada dada sebelah kiri dengan
memegang kedua ujung kacu dan kepala menunduk.
2. Untuk Puteri, berdiri sikap sempurna jemari tangan kanan diletakkan pada dada sebelah kiri dengan
memegang ujung dasi merah putih, dan kepala menunduk.
Pasal 37
Renungan
1. Renungan dilakukan untuk intropeksi diri, membangkitkan semangat dan daya juang serta
perubahan pribadi dan watak ke arah yang lebih baik.
2. Renungan dilakukan jika diperlukan dan sesuai dengan kondisi.
Pasal 38
Lampiran-Lampiran
1. Adat Ambalan dilengkapi dengan lampiran.
2. Lampiran-lampiran dalam Adat Ambalan, merupakan satu kesatuan dan bagian yang tak
terpisahkan.
BAB X
ATURAN PERALIHAN
1. Perubahan Adat Ambalan dapat dilakukan apabila dianggap perlu.
2. Perubahan Adat Ambalan dapat dilakukan untuk jangka waktu minimal 2 tahun
3. Perubahan Adat Ambalan hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Ambalan Luar Biasa
4. Musyawarah Ambalan Luar Biasa yang membahas perubahan Adat Ambalan wajib dihadiri oleh
perwakilan setiap angkatan dimulai dari angkatan yang pertama kali membuat Adat Ambalan.
BAB XI
PENUTUP
Pasal 39
Pelaksanaan Adat Ambalan
Adat Ambalan wajib dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab oleh seluruh
Warga Ambalan Cakrabuana - Rara Santang.