Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN KOPERASI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Ekonomi Koperasi dan UKM

Disusun oleh :

Syahra Rahmadani Hasibuan (150202029)


Rohana br Sembiring (150202018)
Fachrur Razi (130220527)
Peri Apontus Berutu (150202001)

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SAMUDRA

2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Manajemen Koperasi” tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini
diperuntukkan demi memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Koperasi dan UKM.
Makalah ini berisi tentang defenisi, fungsi serta peran manajer dalam manajemen
koperasi.

Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak –
pihak yang telah ikut serta berpartisipasi dan memberikan dukungannya dalam
penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena


keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu kami
memohon maaf apabila dalam penulisan dan pengerjaan makalah ini terdapat
kesalahan atau ketidaksempurnaan. Kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun sebagai bahan perbaikan dimasa yang akan datang. Kami juga
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dikemudian
hari.

Langsa, Oktober 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................. 2
D. Manfaat .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3

A. Pengertian Manajemen ................................................................... 3


B. Definisi Manajemen Koperasi ........................................................ 4
C. Fungsi Manajemen Koperasi .......................................................... 5
D. Implementasi Fungsi Manajemen Koperasi .................................. 10
E. Peranan Manajer dalam Manajemen Koperasi .............................. 14

BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 15

A. Kesimpulan .................................................................................... 15
B. Saran .............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 16


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Koperasi sebagai badan usaha dapat melaksanakan kegiatan di segala


bidang kehidupan ekonomi, dengan memperhatikan bahwa usaha tersebut adalah
usaha yang berkaitan dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan usaha dan
kesejahteraannya. Adapun mengenai pelaksanaan usaha koperasi dapat dilakukan
dimana saja, baik di dalam maupun luar negeri dengan mempertimbangkan
kelayakan usahanya. Lapangan usaha koperasi merupakan perwujudan dari peran
dan fungsi koperasi dalam menunjang usaha manapun.

Manajemen merupakan salah satu bagian penting dari organisasi koperasi.


Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada mutu dan kerja dalam
bidang manajemennya. Apabila orang-orang manajemen itu memiliki kejujuran,
kecakapan dan giat dalam bekerja maka besarlah kemungkinannya koperasi akan
maju pesat atau setidaknya jika terjadi kebangkrutan akan mudah ditanggulangi.
Tetapi sebaliknya, jika orang-orang ini tidak cakap, curang atau tidak berwibawa
tentulah koperasi akan mundur atau tidak semaju seperti yang diharapkan.

Manajemen memang bukanlah satu-satunya unsur yang menentukan gagal


tidaknya suatu usaha, tetapi bagaimanapun juga orang-orang yang duduk dalam
manajemen ini mempunyai peranan penting. Lebih-lebih dalam organisasi yang
bukan kumpulan modal uang melainkan kumpulan orang-orang. Sehingga dari
sekian banyak koperasi yang gagal banyak diantaranya disebabkan oleh
kekacauan dalam bidang manajemen. Jadi kunci keberhasilan koperasi itu harus
didukung oleh manajemennya yang berkualitas.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya adalah


sebagai berikut :

1. Apa pengertian manajemen?


2. Apa definisi manajemen koperasi?
3. Apa fungsi – fungsi manajemen koperasi?
4. Bagaimana implementasi fungsi manajemen koperasi?
5. Apa peranan manajer dalam manajemen koperasi?

C. Tujuan

Berdasarkan permasalahan di atas, yang menjadi tujuan dari makalah ini


adalah :

1. Untuk mengetahui arti dari manjemen.


2. Untuk mengetahui definisi manajemen koperasi.
3. Untuk mengetahui fungsi manajemen di koperasi.
4. Untuk mengetahui implementasi fungsi manajemen dalam koperasi.
5. Untuk peranan manajer dalam manajemen koperasi.

D. Manfaat

Penyusunan makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat yaitu


sebagai berikut.

1. Secara teoritis, penyusun berharap hasil makalah ini mampu memberikan


sumbangan bagi ilmu sosial khususnya perkoperasian Indonesia.
2. Secara praktis, diharapkan mampu memberi sumbangan pemikiran
mengenai manajemen koperasi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen

Kata manajemen berasal dari bahasa prancis kuno “management”, yang


memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki
definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet,
mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan Ricky W.
Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran secara efektif dan efisien.

Secara umum manajemen didefenisikan sebagai suatu proses yang terdiri


dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menetukan dan mencapai tujuan
yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya.

Beberapa ahli mendefinisikan pengertian manajemen sebagai berikut.

1. Mary Parker Follet, mendefinisikan manajemen sebagai seni


menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa
seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi.
2. Ricky W. Griffin, mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
3. Lawrence A. Appley, berpendapat bahwa pengertian manajemen
merupakan keahlian untuk menggerakan orang agar melakukan sesuatu.
4. George R. Terry, mengatakan bahwa manajemen merupakan proses yang
khas yang terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan, pengorganisasian,
menggerkan dan pengawasan yang dialkukan untuk menentukan serta
mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia serta sumber-sumber lain.
5. Koontz and Donnel (1972), mendefinisikan bahwa manajemen adalah
terlaksananya sebuah pekerjaan, melalui tindakan orang lain (pegawai).
“Management is getting thing done through the efforts of other people”.
6. Millet (1954). Menurut Millet manajemen merupakan sebuah proses
memimpin serta melancarkan sebuah kinerja dari orang-orang yang sudah
terorganisir secara formal sebagai sebuah kelompok guna memperoleh
suatu tujuan yang diinginkan.
7. Kimball and Kimball (1951), berpendapat bahwa manajemen terdiri dari
keseluruhan fungsi beserta tugas yang meliputi sebuah sistem penyusunan
perusahaan, pembiayaan, penyediaan seluruh peralatan di sebuah
perusahaan, penetapan garis-garis besar serta penyusunan kerangka
organisasi hingga pada pemilihan para pejabat teras di dalamnya.

B. Definisi Manajemen Koperasi

Manajemen koperasi pada hakekatnya adalah penerapan ilmu manajemen


di koperasi dimana orang-orang yang diberi wewenang dan tanggungjawab
melaksanakan proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian sumber
daya yang dimiliki oleh koperasi untuk mencapai tujuan koperasi yaitu
meningkatkan kesejahteraan berdasarkan nilai dan prinsip-prinsip koperasi.

Peter Davis, 1999, memformulasikan bahwa manajemen koperasi


diselenggarakan oleh orang-orang yang bertanggung jawab untuk mengelola
koperasi, nilai-nilai dan kekayaannya. Mereka ini mengerahkan segala
kemampuan kepemimpinannya dan memilih kebijakan untuk mengembangkan
koperasi berdasarkan hasil latihan professional perkoperasian. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa manajemen koperasi adalah kegiatan professional yang
dilakukan koperasi untuk membantu seluruh keanggotaan koperasi di dalam
mencapai tujuannya.

Lebih lanjut perlu dijelaskan bahwa manajemen koperasi tidak didasarkan


pada pemaksaan wewenang, melainkan melalui keterlibatan dan partisipasi. Para
manajer profesional koperasi menggunakan metode yang sama seperti manajemen
pada umumnya. Hanya saja nilai-nilai dan tujuan yang harus diperjuangkan
metode itulah yang membuat manajemen koperasi unik dan berbeda dari
manajemen lainnya. Fungsi utamanya adalah mengupayakan kepemimpinan
koperasi bagi anggota dan pengurus terpilih di dalam pengembangan kebijakan
dan strategi yang akan memberdayakan koperasi dalam mewujudkan cita-cita atau
tujuannya.

Dengan menyatukan manajemen Koperasi sebagai bagian dari koperasi


dan sebagai representasi prinsip-prinsip penting koperasi itu sendiri, kita dapat
mengembangkan manajemen dan demokrasi di dalam koperasi sebagaimana
dinyatakan Peter Davis, sebagai berikut: “pengembangan prinsip-prinsip
manajemen koperasi, akan membuat perusahaan koperasi harus dikelola secara
professional dan kooperatif sedemikian rupa sehingga keterlibatan anggota dan
demokrasi, akan tetap menjadi kunci keberhasilan dalam praktek koperasi“.

C. Fungsi Manajemen di Koperasi

Penerapan Manajemen dalam kegiatan koperasi, dapat dilihat dari setiap


tahap perencanaan kegiatan koperasi tersebut. Dalam kegiatan manajemen, tidak
terlepas dari 4 fungsi utama manajemen yaitu fungsi planning, organizing,
actuating, dan controlling.

Berikut adalah penerapannya dalam koperasi.


1. Fungsi Perencanaan (Planning)

Perencanaan” adalah menetapkan suatu cara untuk bertindak sebelum


tindakan itu sendiri dilaksanakan. Dengan kata lain bahwa dalam perencanaan
hendaknya orang harus berfikir dahulu tentang apa yang akan dilakukan,
bagaimana cara melakukannya serta tanggung jawab terhadap kegiatan tersebut.

Perencanaan menyangkut masa depan. Bagaimana dengan kemampuan,


masalah, dan potensi yang dimiliki koperasi saat ini diarahkan untuk mencapai
target-target koperasi kearah yang lebih baik. Karenanya sebelum menyusun
perencanaan pengurus dan manejer koperasi harus melakukan identifikasi dan
evaluasi terlebih dahulu apa target atau sasaran apa saja yang sudah tercapai,
kebutuhan pelayanan apa yang diinginkan oleh anggota dan belum dipenuhi oleh
koperasi, bagaimana kemampuan permodalan koperasi, termasuk juga situasi
persaingan usaha di lingkungan koperasi juga harus diperhitungkan.

Adapun langkah-langkah proses perencanaan yang dapat dilakukan oleh pengurus


dan manajer koperasi, diantaranya:

1. Pengurus bersama manajer menyusun rencana strategis dan taktis baik


untuk jangka panjang maupun jangka pendek.
2. Pengurus meminta manajer menyusun garis besar program operasional,
selanjutnya dibahas bersama dengan pengurus dan pengawas.
3. Manajer juga membuat anggaran untuk mencapai hasil yang dikehendaki,
tanpa mengabaikan struktur keuangan yang ada.
4. Berdasarkan rencana yang ada, dibuatlah kebijakan sebagai pedoman
seluruh pelaksanaan.
5. Secara bersama menetapkan kebijakan personalia, karyawan usaha
keuangan dan anggota guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
6. Pengurus membuat rencana penerimaan dan belanja koperasi (RAPBK).
Rencana yang telah disusun dan RAPBK disampaikan dalam rapat
anggota untuk dibahas dan mendapatkan pengesahan.
Tahapan Perencanaan:

1. Menetapkan tujuan
2. Pengembangan strategi dan alternatif
3. Pengambilan keputusan untuk menetapkan strategi/ alternatif terbaik.
4. Merumuskan kebijakan (organisasi, personalia, usaha, keuangan, anggota).
5. Penganggaran.
6. Merumuskan pedoman kerja.

Manfaat Perencanaan:

1. Sebagai perwujudan koordinasi diberbagai bagian untuk mencapai tujuan


organisasi.
2. Dapat menghindarkan keadaan yang tidak terduga.
3. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dengan penggunaan metoda kerja
yang sesuai.
4. Memperlancar pendelegasian wewenang karena adanya kebijakan,
prosedur serta jadwal yang telah ditetapkan.
5. Sebagai pedoman pengawasan agar pelaksanaan selalu berpedoman pada
tujuan.Sebagai pedoman pengawasan agar pelaksanaan selalu berpedoman
pada tujuan.

2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian (organizing) yaitu pembagian tugas dan wewenang


dalam koperasi diantara para pelaku yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
rencana-rencana koperasi itu, yang tujuannya mengelompokkan kegiatan, sumber
daya manusia dan sumber daya lainnya yang dimiki koperasi agar pelaksanaan
dari suatu rencana dapat dicapai secara efektif dan ekonomis.
Fungsi ini mengfokuskan pada cara agar target-target yang dicanangkan
dapat dilaksanakan, yaitu dengan menggunakan “wadah”/perangkat organisasi,
yang intinya adalah :

 Membentuk suatu sistem kerja terpadu yang terdiri atas berbagai lapisan
atau kelompok dan jenis tugas/pekerjaan yang diperlukan,
 Memperhatikan rentang kendali (span of control),
 Terjaminnya sinkronisasi dari tiap bagian atau kelompok lapisan kerja
guna mencapai sasaran yang ditetapkan.

Khusus bagi koperasi perlu pemikiran status dan batas-batas kewenangan dan hak
para anggota koperasi, yaitu adanya “lembaga-lembaga” rapat anggota, pengurus,
dan pengawas. Ketiga “lembaga” tersebut merupakan “tripartite” dalam
organisasi koperasi, dimana satu dengan yang lain pelaksanaannya terpisah,
namun ketiga-tiganya perlu dibina sebagai satu keutuhan.

3. Fungsi Pelaksanaan (Actuating)

Meskipun telah tersedia wadah yang berupa organisasi dengan uraian-


uraian tugas dan hirarkinya, belum akan berjalan aktif tanpa dicetuskan/mengenai
pelaksanaan dari tugas-tugas dalam organisasi tersebut. Terry (1964)
menyebutkan “actuating means move to action”. Karena itu untuk menggerakkan
agar organisasi tersebut bisa berjalan dengan baik diperlukan pedoman-pedoman,
instruksi-instruksi, ketetapan-ketetapan. Hal-hal tersebut harus dijabarkan dalam
organisasi, yang mengatur ketetapan-ketetapan, instruksi-instruksi, pedoman-
pedoman menjadi kewajiban lapisan-lapisan hierarchie dari atas sampai ketingkat
pelaksana di lapangan/bawah.

Rapat anggota sebagai lapisan teratas akan mengeluarkan kebijakan-


kebijakan koperasi yang harus dilaksanakan pengurus dan pada gilirannya
pengurus selaku pelaksana tertinggi akan mengeluarakan pedoman-pedoman,
instruksi-instruksi kepada lapisan-lapisan kebawahnya, dan seterusnya. Demikian
pula rapat anggota menerbitkan kewenangan bagi pengawas untuk mengadakan
pantauan (monitoring) seberapa jauh kebijakan-kebijakan dilaksanakan pengurus.
Bagaimanapun baiknya penugasan kepada lapisan bawahan, jika tanpa
koordinasi antar kelompok/jenis tugas, maka hasilnya tidak akan memenuhi
harapan. Lengkapnya pelaksanaan tugas-tugas harus ada koordinasi yang rapi,
sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran tugas atau tumpang-tindih pekerjaan-
pekerjaan. Ini semua harus dijabarkan dalam pelaksanaan berorganisasi. Karena
itu pada tingkat pelaksanaan atau kelompok pelaksana harus ada seorang atau
perangkat tertentu yang mengadakan koordinasi. Hal tersebut akan terlihat dalam
bagan organisasi, dimana ditentukan lapisan-lapisan koordinasi dari pelaksana.
Secara bertingkat koordinasi diperlukan dari level/lapisan pelaksana paling bawah
ampai yang tertinggi.

4. Fungsi Pengawasan (Controlling)

Untuk meyakinkan para pemilik perusahaan, dalam hal ini para anggota
koperasi, maka rapat anggota perlu membentuk suatu badan diluar pengurus yang
bertugas memantau atau meneliti tentang pelaksanaan kebijakan yang ditugaskan
kepada pengurus. Badan tersebut adalah pengawas. Prinsip controling ini harus
dijabarkan dalam organisasi koperasi. Selain controling tersebut dilakukan oleh
pengawas, pengurus wajib mencipkatan suatu sistem pengendali atau biasa
disebut “build in control”.

Sistem kerja yang mengandung “build in control” perlu dijabarkan dalam


organisasi, yang intinya adalah mengadakan “pemisahan tiga fungsi” yaitu :

1. Fungsi otoritas atas suatu aset,


2. Fungsi penyimpanan aset,
3. Fungsi administrasi aset.

Dengan kata lain ketiga fungsi tersebut terpisah satu sama lain, tidak dalam satu
tangan, tapi ketiga-tiganya merupakan suatu rangkaian yang saling terkait.
Contoh: dalam pengelolaan keuangan. Kasir harus terpisah dengan petugas
adminitrasi/pembukuan, dan petugas yang memberikan otoritas
pengeluaran/penerimaan uang; demikian pula dalam pengurusan pergudangan dan
inventaris lainnya. Ini semua guna menjamin agar pelaksanaan dalam organisasi
bisa tertib dan teratur.

D. Implementasi Fungsi Manajemen Koperasi

Implementasi fungsi manajemen di koperasi dikelompokkan berdasarkan


tugas dan tanggung jawab pengurus, pengawas dan penasehat.

1. Perangkat Organisasi

Perangkat organisasi ada 3 yaitu rapat anggota, pengurus dan pengawas.

1). Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi di koperasi dan minimal


dilakukan/diselenggarakan 1 tahun sekali (3 bulan setelah tutup buku).

Rapat anggota menetapkan:

 Anggaran dasar koperasi


 Kebijakan umum bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi
 Pemilihan, pengangkatan, serta pemberhentian pengurus dan pengawas
 Rencana kerja anggaran pendapatan dan belanja
 Pengesahan/penolakan laporan keuangan
 Pengesahan/penolakan laporan pertanggungjawaban pengurus dalam
pelaksanaan tugasnya
 Pembagian SHU
 Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi

2). Pengurus

Jumlah Pengurus sekurang-kurangnya tiga orang yang terdiri dari unsur


ketua, unsur sekretaris, dan unsur bendahara.

Tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawab Pengurus:


1. Secara Kolektif Pengurus bertugas

 Memimpin organisasi dan kegiatan usaha


 Membina dan membimbing anggota
 Memelihara kekayaan koperasi
 Menyelenggarakan rapat anggota
 Mengajukan rencana RK dan RAPB
 Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung jawaban kegiatan
 Menyelenggarakan pembukuan keuangan secara tertib
 Memelihara buku daftar anggota, daftar pengurus dan buku daftar
pengawas.

Pengurus berfungsi sebagai : Perencana, Personifikasi Badan Hukum Koperasi,


Kesatuan Pimpinan, Penyedia sumberdaya dan pengendali koperasi.

Pengurus berwenang dalam :

- Mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan,


- Memutuskan penerimaan, penolakan dan pemberhentian anggota
sementara, sesuai dengan AD,
- Mengangkat dan memberhentikan Pengelola dan karyawan Koperasi,
- Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan anggota sesuai dengan
tanggungjawabnya.

Pengurus bertanggungjawab kepada Rapat Anggota mengenai pelaksanaan tugas


kepengurusannya setiap tahun buku yang disakikan dalam Laporan
Pertanggungjawaban tahunan.

2. Secara Perorangan

a). Ketua

- Bertugas mengkoordinasikan kegiatan seluruh anggota pengurus dan


menangani tugas pengurus yang berhalangan, memimpin rapat dan
mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan,
- Berfungsi sebagai pengurus, selaku pimpinan,
- Berwenang melakukan segala kegiatan sesuai dengan keputusan Rapat
Anggota, Rapat Gabungan dan Rapat Pengurus dalam mengambil
keputusan tentang hal-hal yang prinsip, serta menandatangani surat-surat
bersama Sekretaris, serta surat-surat berharga bersama Bendahara,
- Bertanggungjawab pada Rapat Anggota

b). Sekretaris

- Bertugas melakukan pembinaan dan pengembangan dibidang


kesekretariatan, keanggotaan dan pendidikan.
- Berfungsi sebagai Pengurus selaku Sekretaris.
- Berwenang menentukan kebijaksanaan dan melakukan segala perbuatan
yang berhubungan dengan bidangnya sesuai keputusan rapat pengurus,
serta menandatangani surat bersama unsur Ketua.

c). Bendahara

- Bertugas mengelolan keuangan (menerima, menyimpan dan melakukan


pembayaran), membina administrasi keuangan dan pembukuan.
- Berfungsi sebagai Pengurus, selaku Bendhara.
- Berwenang menentukan kebijakan dan melakukan segala perbuatan yang
berhubungan dengan bidangnya, serta menandatangani surat-surat
berharga bersama unsur Ketua.
- Bertanggungjawab kepada rapat pengurus lengkap melalui ketua.

3). Pengawas

Jumlah Pengawas sekurang-kurangnya tiga orang atau sesuai dengan AD


Koperasi. Unsur Pengawas terdiri dari ketua merangkap anggota, sekretaris
merangkap anggota dan anggota.

Tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawab pengawas :

- Bertugas melakukan Pengawasan dan Pemeriksaan sekurang-kurangnya


tiga bulan sekali atas tata kehidupan Koperasi yang meliputi Organisasi,
Manajemen, Usaha, Keuangan, Pembukuan dan kebijaksanaan Pengurus.
- Pengawas berfungsi sebagai Pengawas dan Pemeriksa.
- Berwenang melakukan pemeriksaan tentang catatan dan atau harta
kekayaan koperasi.
- Bertanggungjawab kepada Rapat Anggota.

Dasar-dasar Kegiatan Pengurus dan Pengawas

a). Dalam melaksanakan kegiatan, berpedoman pada:

1. Undang –Undang No. 25 tahun 1992,


2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
3. Keputusan Rapat Anggota,
4. Keputusan Rapat Pengurus dan Rapat Gabungan.

b). Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan secara kolektif berdasarkan azas


kekeluargaam dan masing-masing melaksanakan tugas dengan disiplin, inisiatif,
kreatif sesuai dengan pembagian tugas yang ditetapkan.

c) Pengurus dan Pengawas bekerja secara terbuka.

d) Pengurus adalah menyusun kebijaksanaan untuk dilaksanakan oleh Pengelola


(manajer) sesuai dengan perjanjian kerja yang telah ditentukan.

e) Pengawas melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan kebijaksanaan Pengurus


sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota & Pertanggungjawaban Pengurus
maupun Pengawas disajikan tertulis.

f) Pertanggungjawaban Pengurus maupun Pengawas secara perorangan yang telah


diterima, baik dalam Rapat Pengurus maupun Rapat Pengawas menjadi
tanggungjawab Pengurus atau pengawas.

2. Badan Penasehat

Tugas dan fungsi Badan Penasehat :

- Bertugas memberikan pertimbangan dan nasehat baik diminta maupun


tidak diminta untuk kepentingan dan kemajuan Koperasi,
- Berfungsi sebagai penasehat,
- Dapat menghadiri Rapat Anggota, Rapat Gabungan dan Rapat Pengurus.

E. Peranan Manajer dalam Manajemen Koperasi

Peranan manajer adalah membuat rencana ke depan sesuai dengan ruang


lingkup dan wewenangnya; mengelola sumber daya secara efisien, memberikan
perintah, bertindak sebagai pemimpin dan mampu melaksanakan kerjasama
dengan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

Seorang karyawan dapat mempunyai prestasi kerja yang baik, apabila


mempunyai motivasi. Maka dari itu, tugas pimpinan perusahaan adalah
memotivasi karyawannya agar mereka menggunakan seluruh potensi yang ada
dalam dirinya untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Supaya manajer atau
pimpinan perusahan dapat memberikan pengarahan yang baik, pertama-tama ia
harus mempunyai kemampuan untuk memimpin perusahaan dan harus pandai
mengadakan komunikasi secara vertikal.

Manajer mempunyai tugas, fungsi dan tanggung jawab. Adapun tugas,


fungsi, dan tanggung jawab dari manajer adalah sebagai berikut:

1. Tugas manajer adalah mengkoordinasikan seluruh kegiatan usaha, administrasi,


organisasi dan ketatalaksanaan serta memberikan pelayanan administratif kepada
Pengurus dan Pengawas

2. Untuk melaksanakan tugas tersebut, manajer berfungsi :

- Sebagai pemimpin tingkat pengelola,


- Merencanakan kegiatan usaha, kepegawaian dan keuangan,
- Mengkoordinasikan kegiatan kepala-kepala unit usaha, kepala sekretariat
dan kepala keuangan dalam upaya mengatur, membina baik yang bersifat
tehnis maupun administrative
- Berwenang mengambil langkah tindak lanjut atas kebijaksanaan yang
telah ditetapkan oleh Pengurus

3. Bertanggungjawab kepada Pengurus melalui Ketua.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa


letak kaitan unsur-unsur manajemen dengan alat koperasi sangat berhubungan,
dimana setiap bagian dari fungsi manajemen merupakn suatu roda yang
menggerakkan bagian dari alat alat tersebut. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana
peran fungsi manajemen dalam memberikan kontribusi pada alat kopersai, yaitu:
planning, organizing, directing, dan controlling.

Dan dari kesemua itu sangat berpengaruh terhadap alat-alat koperasi,


misalnya :

1. BPP (Badan Pengawas dan pemeriksa) : sangat memerlukan evaluasi dan


pengawasan, dimana dengan adanya pengawasan serta evaluasi tersebut dapat
membuat koperasi terkendali dengan baik serta memberikan perkembangan bagi
koperasi.

2. Manajer : Manajer dalam hal ini adalah sebagai penggerakan untuk bekerja
dalam memajukan koperasi, karena peran manajer adalah sebagai actuating.

3. Usaha : Dimana usaha koperasi harus ada rapat anggota, sebab Rapat Anggota
merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi.

Jadi, untuk mewujudkan itu semua tentu harus memiliki planning yang
efektif dan pada intinya Alat koperasi ini sangatlah berpengaruh bagi unsur-unsur
manajemen karena manajemen adalah sebuah penggerak untuk mensukseskan
koperasi.

B. Saran
Makalah ini tidak jauh dari kesempurnaan, maka dari itu masih perlu kritik
dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun. Terima kasih

DAFTAR PUSTAKA

G. Terry. 2001. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, edisi revisi, cetakan
1. Jakarta: Bumi Aksara

Ralph, Berndt (Ed.). 1996. Global Management. Berlin: Springer.

Widiyanti, Ninik. 1994. Manajemen koperasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai