Anda di halaman 1dari 39

ETIKA

TERHADAP
REKAN
SEJAWAT DAN
PROFESI LAIN
Dr. dr.Indri Windarti., Sp.PA
Kaidah Dasar bioetika
 Bertolak dari Childress & Beauchamp yang
memaparkan adanya 4 kaidah dasar moral
(KDM ) Principles of Biomedical Ethics (1994)

 yakni beneficence, non-maleficence,


justice dan autonomy.

 kemudian ditinjau melalui etika sehingga


merupakan kaidah dasar yang berlaku
normatif ketika dokter menghadapi kasus
kongkrit di klinik
4 KDM  Kaidah Dasar Bioetika (KDB)

4 KDB:
1. Tindakan berbuat baik (beneficence)
2. Tidak merugikan (non-maleficence)
3. Keadilan (justice)
4. Otonomi (self determination)
Prinsip umum
1. Kejujuran
2. Kesetiaan
3. Privacy
4. Konfidensialitas
5. Menghormati kontrak
6. Ketulusan
7. Menghindari membunuh
Perkembangan jaman  isu etik : etika umum &
profesi kedokteran.
• Pemicu isu etik : opini baru akibat (kelabilan)
hukum (sehingga disebut pemicu etikolegal)
• perkembangan iptekdok
• kehendak sosial masyarakat dan
• dinamika modal/aset ekonomi.
• opini baru profesi : calon kaidah etika dalam
bab tertentu di KODEKI (accretion)
 meredup, menghilang /digantikannya kaidah
etika lama (attrition)
Mitos : etika = keabadian ttg hal2 baik ; dokter
sebagai profesi tertua dan matang
Jaminan agar Dr/nakes hrs IHSAN :
 agamis/PERSONAL VALUE (imtak,
ahlak baik, sejati, fokus ke ridho
Allah Swt) &
 jatidiri tangguh/sbg panutan/
role model/ PROFESSIONAL VALUE
(tulus, ikhlas, sabar, mandiri penuh,
tahu batas kemampuan diri)
Personal & profesional value yang koheren
membentuk kokohnya national & international values
CIRI Profesi luhur

 Tekad capai/pertahankan kualitas Yan


TERBAIK kemanusiaan/
kesehatan – wujud SUPER-
tanggungjawab profesi luhur/mulia =
KEBERANIAN menyuarakan
kebenaran/keadilan = amar ma’ruf) .
 Tekad berani berkurban (ALTRUISME)
 Etika tidak bisa diajarkan, namun hanya
bisa dicontohkan (model
behavioristik/panutan, hidden curriculum)
 jaminan kebaikan dan kebenaran suara
hati manusia utk selalu muncul dan
menang sepanjang masa
 Sejalan dengan prinsip nilai2 yang
terkandung dalam kepercayaan, tradisi,
budaya
Cara mencapai keluhuran
1.integritas Dr (ada di Mukadimah KODEKI) :
 konsisten : niat (pikiran/kehendak),
kesungguhan & ketuntasan kerja/tindakan =
KEUTAMAAN
 cermin sifat "ketuhanan" /"kenabian",
 ciri ideal profesi (tanda amat tingginya harkat
dan martabat profesi),
2.LOYALTY :
 PEDULI, PEMBELA, KESETIAAN PRAKTIK sbg
penolong/ pahlawan KEHIDUPAN &
kemanusiaan – manusia sbg insan
bermartabat / penyandang HAM
 sumber ETIKA SOSIAL
Sejalan dgn (sebagian) KEWAJIBAN UMUM
KODEKI
Prinsip pengaturan strategi kesejawatan
 Prinsip Solidaritas
 Tolong menolong : kewajiban asasi > HAM masing2
 Semua anggota profesi punya kewajiban bersama
 Ada kaderisasi pemimpin/SDM di msg2 unit kerja
 Prinsip Subsidiaritas
 Kalau bisa diselesaikan di unit terkecil : selesaikan disitu
 gunakan hirarki organisasi secara lege artis  prinsip
pemberdayaan
 Keadilan Prosedural
 Sensitif thd “hukum acara”nya, jangan
“menyederhanakan”, jauhi konflik kepentingan/jangka
pendek
 Penerimaan Pluralitas
Original Hipocratic Oath
Saya akan menjalani hidup saya dalam
kemitraan dengan dia, dan jika dia
membutuhkan uang saya akan memberinya,
dan menganggap keturunannya sama dengan
saudara saya dalam garis keturunan laki-laki
dan mengajari mereka seni ini - jika mereka
ingin mempelajarinya - tanpa biaya dan
perjanjian; untuk memberikan ajaran dan
instruksi lisan dan semua pembelajaran lainnya
kepada putra-putra saya dan kepada putra-
putranya yang telah mengajari saya
KODEKI 2012
Kode Etik Kedokteran
Indonesia

1.Kewajiban umum (psl 1- 13)


2.Kewajiban dokter terhadap
teman sejawat (psl 18 – 19)
3.Kewajiban dokter terhadap diri
sendiri (psl 20-21)
4.Kewajiban dokter terhadap
pasien (psl 14-17)
Struktur anatomi/ Perumusan
pasal-pasal Kodeki

Umumnya terdapat 3 struktur "anatomi"


KODEKI, yakni
1. Tekad perjuangan (komitmen) profesi =
keluhuran = super-tanggungjawab
2. Janji publik (sepihak) profesi =
tanggungjawab
3. Batasan (keberimbangan) tekad dan
janji = proporsionalitas
Kewajiban Terhadap Teman Sejawat
Contoh pelanggaran etik
 Kurang mendengarkan pasien / komunikasi
 Menakut-nakuti pasien
 Surat keterangan sehat, cuti, dll. – tanpa diperiksa
 Menarik bayaran tidak wajar, termasuk ke TS
 Bertengkar dengan pasien, ingin menolak pasien
 Informed consent tidak dilakukan
 Tidak menyimpan rahasia pasien secara baik
 Rekam medis tidak dibuat
 Memuji diri / advertensi
 Konflik etikolegal krn perkembangan subspesialisasi
Contoh-contoh pelanggaran
etik
 Pengobatan tidak/blm evidence-based,
 Kompetensi kurang memadai
 Menggunjingkankan kekurangan sejawat di depan
pasien (“celetukan beracun”)
 Memakai gelar yang bukan haknya
 Kolaborasi dengan perusahaan farmasi, gratifikasi
 Aborsi tanpa indikasi medis
 Tindakan medik yang bukan kewenangannya
 Pelecehan seksual
bentuk pelanggaran disiplin profesional dokter dan
dokter gigi, yang dipaparkan oleh Muhammad Luthfie
Hakim:

1. Melakukan praktik kedokteran dengan tidak


kompeten
2. Tidak merujuk pasien kepada dokter atau dokter
gigi lain yang memiliki komeeptensi yang sesuai
3. Mendelegasikan pekerjaan kepada tenaga
kesehatan tertentu yang tidak memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut
4. Menyediakan dokter atau dokter gigi pengganti
sementara yang tidak memiliki kompetensi dan
kewenangan yang sesuai atau tidak melakukan
pemberitahuan perihal penggantian tersebut
5. Menjalankan praktik kedokteran dalam kondisi
tingkat kesehatan fisik atau mental sedemikian
rupa sehingga tidak kompeten dan dapat
membahayakan pasien
6. Tidak melakukan tindakan atau asuhan medis yang
memadai pada situasi tertentu yang dapat
membahayakan pasien
7. Melakukan pemeriksaan atau pengobatan
berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
pasien
8. Tidak memberikan penjelasan yang jujur, etis, dan
memadai (adequate information) kepada pasien
atau keluarganya dalam melakukan praktik
kedokteran.
9. Melakukan tindakan atau asuhan medis tanpa
memperoleh persetujuan dari pasien atau
keluarga dekat, wali, atau pengampunya.
10. Tidak membuat atau tidak menyimpan rekam
medis dengan sengaja.
11. Melakukan perbuatan yang bertujuan untuk
menghentikan kehamilan yang tidak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
12. Melakukan perbuatan yang dapat mengakhiri
kehidupan pasien atas permintaan sendiri atau
keluarganya.
13. Menjalankan praktik kedokteran dengan
menerapkan pengetahuan, keterampilan, atau
teknologi yang belum diterima atau di luar tata
cara praktis kedokteran yang layak.
14. Melakukan penelitian dalam praktik kedokteran
dengan menggunakan manusia sebagai subjek
penelitian tanpa memperoleh persetujuan
etik (ethical clerance) dari lembaga yang diakui
pemerintah.
15. Tidak melakukan pertolongan darurat atas dasar
perikemanusiaan, padahal tidak membahayakan
dirinya, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang
bertugas dan mampu melakukannya.
16. Menolak atau menghentikan tindakan atau asuhan
medis atau tindakan pengobatan terhadap pasien
tanpa alasan yang layak dan sah sesuai dengan
ketentuan etika profesi atau peraturan perundang-
undangan yang berlaku
17. Membuka rahasia kedokteran.
18. Membuat keterangan medis yang tidak didasarkan
kepada hasil pemeriksaan yang diketahuinya secara
benar dan patut.
19. Turut serta dalam pembuatan yang termasuk tindakan
penyiksaan atau eksekusi hukuman mati.
20. Meresepkan atau memberikan obat golongan narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya yang tidak sesuai
dengan ketentuan etika profesi atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
21. Melakukan pelecehan seksual, tindakan intimidasi, atau tindakan
kekerasan terhadap pasien dalam penyelenggaraan praktik
kedokteran.
22. Menggunakan gelar akademik atau sebutan profesi yang bukan
haknya.
23. Menerima imbalan sebagai hasil dari merujuk, meminta,
pemeriksaan, atau memberikan resep obat atau alat kesehatan.
24. Mengiklankan kemampuan atau pelayanan atau kelebihan
kemampuan pelayanan yang dimiliki baik lisan ataupun tulisan
yang tidak benar atau menyesatkan.
25. Adiksi pada narkotika, psikotropika, alkohol, dan zat adiktif
lainnya
26. Bepraktik dengan menggunakan surat tanda registrasi, surat izin
praktik, dan/atau sertifikat kompetensi yang tidak sah atay
berpraktik tanpa memiliki surat izin praktik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
27. Tidak jujur dalam menentukan jasa medis.
28. Tidak memberikan informasi, dokumen, dan alat bukti lainnya
yang diperkulan MKDKI/MKDKI-P, untuk pemeriksaan atas
pengaduan dengan pelanggaran Disiplin profesional Dokter dan
Dokter Gigi.
Sanksi pelanggaran etika
 ORTALA MKEK:
 Penasihatan
 peringatan lisan
 peringatan tertulis
 pembinaan perilaku,
 pendidikan ulang (re-schooling)
 pemecatan keanggotaan IDI, baik secara
sementara atau pun permanen
kesimpulan

 Etika kedokteran sbg profesi luhur tertua bidang


kesehatan menjadi model etika nakes lainnya
atau bahkan profesi non nakes.
 Keluhuran profesi dijamin melalui kode etik &
standar perilakunya dalam yankes sebagai yan
publik & kualitas manusia Dr utk menjatuhkan
sanksi etis kpd Dr bermasalah & Konflik etikolegal.
 KODEKI telah mengadopsi bioetika & humaniora
kes termasuk hak asasi manusia sebagai disiplin
ilmu tersendiri
Kesimpulan
 Etika profesi nakes berfungsi untuk
penyeimbang/rem ekses kemajuan
iptekdokkes demi kepentingan terbaik
pasien/klien/keluarga melalui budaya
integritas melalui sistem etikolegal menuju
perilaku profesional kolektif lege artis.
 1.http://ilmiah.id/index.php/jeki/article/vi
ew/41/39 Celetukan Beracun:
Pendiskreditan Dokter pada Second
Opinion
 http://ilmiah.id/index.php/jeki/article/vie
w/42/40 Bullying (Perundungan) di
Lingkungan pendidikan kedokteran
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai