TUGAS TUTORIAL : 2
Bab I. Pendahuluan
Dari data nilai siswa diatas, dengan jumlah siswa 25, hanya 10 siswa yang mendapatkan
nilai di atas 6 atau sekitar 40 %. Siswa yang mendapatkan nilai di bawah 6 sebanyak 15 atau
sekitar 60 %. Dengan demikian tujuan pembelajaran tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan.
Dari analisis masalah yang ada, ditemukanlah beberapa penyebab masalah, antara lain : pada
awal pembelajaran guru tidak melakukan apersepsi, guru kurang membangkitkan motivasi
terhadap pembelajaran, siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, dalam menyampaikan
materi kurang menarik sehingga pembelajaran terasa membosankan dan dalam
pembelajaran juga guru tidak melakukan percobaan mengenai energi gerak.
Pembelajaran yang terjadi di atas mengakibatkan siswa tidak paham tentang energi gerak
dan siswa tidak berani mengungkapkan pendapatnya. Masih sering terjadi, dalam
pembelajaran IPA guru mengharapkan siswa diam dengan sikap duduk tegak dan
menghadap ke depan, sementara guru dengan fasih menceramahkan materi IPA.
Pembelajaran demikian jelas bertentangan dengan hakikat anak dan pendidikan IPA itu
sendiri. Pembelajaran IPA yang efektif dicirikan antara lain oleh tingginya kemampuan
pembelajaran tersebut dalam menyajikan hakekat pendidikan IPA di SD yakni sebagai
proses, produk dan sikap.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran
konstruktivisme dalam pembelajaran IPA. Karena pembelajaran yang mengacu pada
pandangan konstruktivisme lebih memfokuskan pada kesuksesan siswa dalam
mengorganisasikan pengalaman mereka, dengan kata lain siswa lebih berpengalaman untuk
mengkonstruksikan sendiri pengetahuan mereka melalui asimilasi dan akomodasi.
Latar belakang di atas mendorong penulis untuk megambil fokus penelitian dengan judul
“Penerapan model pembelajaran konstruktivisme untuk meningkatkan pemahaman siswa
mengenai energi gerak di kelas III SDN Salawana II Kecamatan Dawuan Kabupaten
Majalengka”.
Penelitian ini dilaksanakan melalui dua siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti
prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Melalui kedua siklus tersebut dapat diamati pertumubuhan sikap cermat /
mandiri dan peningkatan hasil belajar siswa kelas III SDN Salawana II pada mata pelajaran
energi gerak.
Pada kegiatan pra tindakan ini peneliti juga melaksanakan beberapa kegiatan lain,
diantaranya:
1. Menentukan subyek penelitian
2. Melakukan wawancara dengan guru kelas III SDN Salawana II
3. Melakukan observasi kelas
4. Menentukan sumber data
5. Membuat soal tes awal (pre test)
6. Melakukan tes awal
7. Menentukan kriteria keberhasilan
3.4 Indiator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
1. Pemahaman tentang energi gerak siswa berdasarkan tes akhir siklus dikatakan
meningkat apabila dalam proses pembelajaran terlihat adanya peningkatan jumlah
siswa yang tuntas pemahaman dari siklus 1 ke siklus berikutnya dengan kriteria 75%
dari total siswa dalam kelas, tuntas minimal pada tingkat 3 atau memuaskan dengan
sedikit kekurangan.
2. Aktivitas belajar siswa di katakan meningkat apabila dalam proses pembelajaran
terlihat adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dari minimum aktivitas belajar siswa
berkategori aktif atau baik.
3. Prosentase hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus berikutnya
dengan Kriteria ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 7.
3.5 Teknik Pengumpulan data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu nilai evaluasi
mata pelajaran IPA (energi gerak) siswa kelas III SDN Salawana II. Kemudian data
sekunder yang digunakan untuk mendukung data primer yaitu data dari guru lain, kepala
sekolah, kondisi geografis siswa. Pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan metode observasi dan wawancara.
3.6 Instrument penelitian
Berikut merupakan Instrument penelitian ini yaitu hasil observasi dan hasil evaluasi siswa
kelas III SDN Salawana II.
1. Hasil Observasi
Kondisi awal Tindakan Kondisi Akhir
1. Pembelajaran masih 1. Menggunakan 1. Pembelajaran lebih
konvensional model pembelajaran aktif dan
2. Pembelajaran Berpusat konstruktivisme menyenangkan
pada guru 2. Siswa dibawa pada 2. Siswa bisa
3. Siswa kurang suasana yang dekat mengembangkan
memahami materi dan akrab dengan pemahaman dan
yang dipelajari kehidupan sehari- pengetahuannya
4. Siswa kurang aktif dan hari mereka tentang energi gerak
antusias dalam 3. Siswa diajak untuk 3. Siswa memiliki
mengikuti mengembangkan pengalaman yang
pembelajaran pemahaman yang bermakna setelah
mereka miliki mengikuti
tentang energi gerak pembelajaran
Pada bagian rumusan masalah peneliti akan merumuskan masalah penelitian yang
akan dipecahkan melalui PTK. Contoh rumusan masalah:
1. Bagaimana menerapkan media interaktif Heritap dalam meningkatkan
literasi sains Siswa kelas IV SD Salaman pada pelajaran IPA materi Listrik
2. Bagaimana peningkatan literasi sains siswa kelas IV SD Salaman pada
pelajaran IPA materi Listrik menggunakan media interaktif Heritap?
Jumlah 100
Tutor,