Anda di halaman 1dari 6

HASIL NOTULENSI

( 01-06-2022)

MATA KULIAH KEPERAWATAN MATERNITAS II


SKENARIO I
MODERATOR : Amanda A N
NOTULEN : Nisa Cantika
KELOMPOK SGD A
ANGGOTA
- Riani Nurcahyani Gunawan (201FK03001)
- Annisa Putri Ayudia Rahayu (201FK03002)
- Resa Yusmiati (201FK03003)
- Julham Pritama (201FK03005)
- Pratiwi Subiyaningsih (201FK03006)
- Dilla Amalya Safitri (201FK03007)
- Anisa Agustina (201FK03008)
- Leni Handayani (201FK03009)
- Atin Irmaya (201FK03010)
- Riski Novianti (201FK03011)
KELOMPOK SGD C
ANGGOTA :
- Mochamad Rafi Noorbadriana 201FK03024
- Nisa Cantika 201FK03025
- Chairul Misak Reyhan 201FK03027
- Nashaulia Fadlina Syahbani 201FK03028
- Putri Andrian Glaudia L 201FK03029
- Jejen Ijudin 201FK03030
- Amanda Azhaar Nurlayli 201FK03031
- Hilfa Hizkia Uswatun H 201FK03032
- Syifa Hoerunnisa 201FK03033
- Diana Safitri 201FK03034
DEFINISI

 Chairul Misak 201FK03027. HPP biasanya kehilangan darah lebih dari 500 ml selama atau
setelah kelahiran (Marylin E Dongoes, 2001)
 Nisa Cantika 201fk03025 Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala IV lebih
dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir (Prof. Dr. Rustam Mochtar,
MPH, 1998).
 Syifa Hoerunnisa 201FK03033, Pendarahan Post partum (PPP) didefenisikan sebagai
kehilnagan 500 ml atau lebih darah setelah persalinan pervaginam atau 100 ml atau lebih
setelah seksio sesaria (Lenovo,2009 dalam WHO,2012)

ETIOLOGI
 Atin Irmaya (201FK03010), Etiologi Perdarahan Postpartum Perdarahan postpartum
disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa faktor predisposisi adalah anemia, yang
berdasarkan prevalensi di negara berkembang merupakan penyebab yang paling bermakna.
Penyebab perdarahan postpartum paling sering adalah atonia uteri serta retensio plasenta,
penyebab lain kadang-kadang adalah laserasi serviks atau vagina, ruptur uteri, dan inversi
uteri (Saifuddin, 2014).
 Riani Nurcahyani Gunawan (201FK03001), Etilogi pendarahan Postpartum : atonia uteri,
perlukaan jalan lahir, retensio plasenta, sisa plasenta, kelainan pembekuan darah.
 Anisa Agustina (201FK03008) : Faktor resiko : 1. Persalinan lama. 2. Bayi dalam janin
lebih dari satu. 3. Episiotomi (tindakan membuka jalan lahir dengan memberikan potongan di
sekitar jalan lahir). 4. Bayi besar lebih dari 4000 gr. 5. Riwayat perdarahan sebelumnya. 6.
Anemia saat hamil. 7. Usia kehamilan terlalu tua (lebih dari 38 tahun). 8. Ruptur uteri,
obesitas, polihidramnion
KLASIFIKASI
 Leni Handayani (201FK03009) : Perdarahan postpartum dibagi menjadi dua, yaitu
perdarahan postpartum primer/dini dan perdarahan postpartum sekunder/lanjut. 1)
Perdarahan postpartum primer yaitu perdarahan postpartum yang terjadi dalam 24 jam
pertama kelahiran. Penyebab utama perdarahan postpartum primer adalah atonia uteri,
retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir, dan inversio uteri. 2) Perdarahan
postpartum sekunder yaitu perdarahan postpartum yang terjadi setelah 24 jam pertama
kelahiran.
MANIFESTASI KLINIS

 Syifa Hoerunnisa 201FK03033, Manifestasi klinis perdarahan postpartum menurut Abdul


BAhri, 2010 : Setelah persalinan pasien mengeluh lemah, pucat, berkeringat dingin,
mengigil,pusing,gelisah,hipernea, HB <8 g% karena kehilangan darah lebih dari normal dan
dapat terjadi syok hivopolemik, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin,mual
 Riani Nurcahyani Gunawan (201FK03001), Manifestasi klinis pendarahan postpartum :
Nyeri pada perut bawah, demam, keringat dingin, dan penurunan kesadaran.
 Riski Novianti (201FK03011) Manifestasi klinis: 1. Perdarahan tidak berkurang atau
berhenti dari hari ke hari 2.Tekanan darah menurun 3.Jumlah sel darah merah menurun
4.Detak jantung meningkat 5.Pembengkakan pada beberapa bagian tubuh 6.Rasa sakit di
perut setelah melahirkan tidak kunjung membaik
 Leni Handayani (201FK03009) Gejala Klinis, Efek perdarahan banyak bergantung pada
volume darah sebelum hamil, derajat hipervolemia-terinduksi kehamilan, dan derajat anemia
saat persalinan. Gambaran PPP yang dapat mengecohkan adalah kegagalan nadi dan tekanan
darah untuk mengalami perubahan besar sampai terjadi kehilangan darah sangat banyak.
 Resa Yusmiati 201FK03003, Izin menambahkan Tanda-tanda mengkhawatirkan pada
perdarahan postpartum adalah tidak adanya perubahan nadi dan tekanan darah yang berarti
sebelum terjadi perdarahan yang banyak. Tanda klinis perdarahan postpartum antara lain : 1.
Hipovolemia yang berat, hipoksia, takipnea, dispnea, asidosis, dan sianosis. 2. Kehilangan
darah dalam jumlah yang besar. 3. Distensi kavum uterus (Mitayani, 2012)

PATOFISIOLOGI

 Atin Irmaya (201FK03010), Patofisiologi dari perdarahan postpartum disebabkan oleh


beberapa faktor, namun sebelum membahas mengenai patofisiologi, perlu diketahui bahwa
selama masa kehamilan volume darah ibu meningkat hingga 50% atau setara dengan 4-6
liter. Volume plasma mengalami peningkatan hingga melebihi kadar total sel darah merah
(red blood cell / RBC), sehingga menimbulkan kesan penurunan konsentrasi hemoglobin dan
penurunan jumlah hematokrit.
 Chairul 201FK03027 mungkin dari patofisiologi Kita bisa lihat dari etiologi atau
penyebabnya nahh untuk penyebabnya yg Saya lihat dari etiologi yg kalian sudah bincangkan
itu adanya atonia uteri ini menyebarkan kegagalan miometrium untuk berkontraksi lalu
pembuluh darah Tak mampu berkontraksi pembuluh darah tetap terbuka. Adanya juga
persalinan dengan tindakan,terus retensio plasenta ini menyebabkan mengganggu ya
kontraksi Dan pembuluh darah tidak dapat tertutup, adanya juga inversion uteri Disini
menyebabkan perdarahan postpasrtum
 Dilla ( 201FK03007 ) Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah, didalam
uterus masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam stratum
spongiosum, sehingga sinus-sinus maternalis, ditempat insersinya plasenta terbuka. Pada
waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut akan menutup, kemudian
pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga perdarahan akan terhenti. Lanjutan :
Adanya gangguan retraksi dan kontraksi otot uterus, akan menghambat penutupan pembuluh
darah dan menyebabkan perdarahan yang banyak.

Pemeriksaan diagnostic

 Riani Nurcahyani Gunawan (201FK03001), Pemeriksaan penunjang pendarahan


postpartum : a) Golongan darah : menentuka Rh, ABO, dan percocokan silang b) Jumlah
darah lengkap : menujukan penurunan Hb/Ht dan peningkatan jumlah sel darah putih c)
Kultur uterus dan vagina : mengesampingkan infeksi pasca partum d) Urinalisis :
memastikan kerusakan kandung kemih e) Profil koagulasi : peningkatan degradasi, kadar
produk fibrin/produk split fibrin (FDP/FSP), penurunan kadar fibrinogen
 Anisa Agustina (201FK03008) : Pemeriksaan Diagnostik 1. USG, untuk melihat bagian
dalam uterus apakah ada sisa plasentayang tertinggal 2. Pemeriksaan faktor pembekuan,
untuk melihat adanya kelainan pembekuan atau tidak.

KOMPLIKASI

 Hilfa Hizkia 201FK03032 komplikasi perdarahan yang paling berat yaitu syok, dan
dapat terjadi komplikasi lanjutan yaitu anemia dan infeksi dalam masa nifas.
 201FK03027 Chairul Misak Reyhan Anemia terjadi akibat banyaknya darah yang
keluar dan menyebabkan perubahan hemostasis dalam darah, juga termasuk hematokrit
darah. Anemia dapat berlanjut menjadi masalah apabila tidak ditangani, yaitu pusing dan
tidak bergairah dan juga akan berdampak juga pada asupan ASI bayi.
 Amanda 201fk03031 Sindro Sheehan Hal ini terjadi karena, akibat jangka panjang dari
perdarahan postpartum sampai syok. Sindrom ini disebabkan karena hipovolemia yang
dapat menyebabkan nekrosis kelenjar hipofisis. Nekrosis kelenjar hipofisi dapat
mempengaruhi sistem endokrin.

PENATALAKSANAAN

 Nisa Cantika 201FK03025 Penanganan pada perdarahan postpartum terdapat dua bagian
sebagai berikut : A. Suportif, yaitu perbaikan keadaan umum, penambahan cairan, dan darah
serta komponen - komponennya. B. Kausatif, yaitu dengan melakukan identifikasi penyebab
perdarahan dan usaha untuk menghentikannya.
 Resa Yusmiati 201FK03003 Penatalaksanaan pada post partum 1. Lakukan kompresi uterus
bimanual (tindakan ini akan mengatasi sebagian besar perdarahan). 2. Transfusi darah.
Golongan darah setiap ibu harus sudah diketahui sebelum persalinan. 3. Lakukan eksplorasi
kavum uterus secara optimal untuk mencari sisa plasenta yang tertinggal. 4. Lakukan
pemeriksaan inspekulum pada serviks dan vagina. 5. Pasang tambahan infus IV kedua
dengan menggunakan kateter IV yang besar, sehingga oksitosin dapat diter
 Amanda 201fk03031 Pemberian uterotonika dengan oksitosin, metil ergometrin atau
prostaglandin. Hemostasis secara mekanis dengan manual plasenta, kuret sisa plasenta,
kompresimanual ataupun packing. Pembedahan, yaitu penjahitan laserasi, ligasi pembuluh
darah, ataupundilakukan histerektomi.

Anda mungkin juga menyukai