OLEH :
CERIA ANUGRAH
2021207209086
0
Laporan Pendahuluan Kunjungan ke 2
Tanggal 25 Maret 2022
1. Latar Belakang
Ibu S adalah lansia dengan usia 70 tahun, suami ibu S sudah meninggal dunia sejak 12
tahun yang lalu, ibu memiliki 2 anak, 1 perempuan dan 1 laki-laki. Keseharian ibu S
adalah petani dan sesekali dibutuhkan sebagai tukang pijat oleh beberapa tetangganya.
Penyakit hipertensi dimiliki oleh ibu S memberikan dampak bagi diri sendiri Dampak
yang muncul pada diri ibu S adalah kepala sering pusing, badan gemetar dan adanya
penurunan energi dan kelelahan dalam beraktivitas. ibu S hanya mampu bekerja ringan
seperti menyapu rumah dan memasak. Ibu S merasakan perubahan yang dialami yaitu
nafsu makan menurun, kurang tidur dan mudah lelah.
Hipertensi memberikan dampak pada ibu S. yaitu yang dirasakan adalah kecemasan
akan munculnya penyakit stroke pada dirinya. Perasaan itu muncul karena ibu S
mengaku belum mampu membatasi perubahan hidup yang dianjurkan dalam
pengelolaan hipertensi seperti membatasi garam dan makanan yang berlemak. Menurut
ibu S makanan terasa hambar saat tidak terasa asin. Selain itu ibu S belum mampu
melakukan pengobatan secara teratur, meskipun ibu S secara rutin datang ke Posbindu
atau puskesmas.
Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa ibu S mempunyai tekanan darah tinggi
yaitu 160/100 mmHg. Hasil pengkajian tugas perawatan kesehatan menunjukkan bahwa
ibu S sudah mampu mengenal penyakit darah tinggi dengan menyebutkan secara benar
tanda gejala dan komplikasi hipertensi dan mampu memutuskan untuk melakukan
pengelolaan hipertensi untuk mencegah terjadinya komplikasi dan keparahan pada
dirinya. Pengaturan makan dan rileksasi imajinasi terbimbing telah dilakukan dalam
pengelolaan hipertensi pada ibu S dan hasil pengukuran tekanan darah ibu S masih
150/100 mmHg.
Berdasarkan hal tersebut di atas, pertemuan ini akan melakukan latihan rileksasi otot
progresif sebagai salah satu bentuk intervensi keperawatan dalam pengelolaan
hipertensi.
1
2. Proses Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang muncul pada ibu S adalah Nyeri b.d Gangguan perfusi
jaringan selebral
2
dalam pengelolaan hipertensi
c. Menjelaskan perubahan spesifik yang ingin dicapai yaitu
relaksasi dan konsentrasi
d. Menginstruksikan klien untuk berfokus pada sensasi otot dan
rileks selama melakukan rileksasi otot progresif
e. Menginstruksikan klien untuk melakukan latihan rileksasi otot
progresif
f. Memberi kesempatan kepada klien melakukan penegangan
selama 5-10 detik dan rileks selama 5 detik untuk menghindari
kram
g. Menginstruksikan klien untuk bernafas dalam dan pelan serta
menghembuskan nafas dan melepaskan ketegangan
h. Mengakhiri sesi rileksasi secara berangsur
i. Melakukan evaluasi dengan menanyakan kembali terkait tujuan
dan manfaat dari rileksasi otot progresif
4. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
Laporan pendahuluan kegiatan telah dikonsulkan kepada supervisor
Waktu dan tempat kegiatan telah disepakati dengan ibu S
Tersedia ruangan yang nyaman dan tenang
Media untuk kegiatan, laptop dan leaflet tersedia
b. Kriteria Proses
Klien berpartisipasi dalam melakukan rileksasi
Klien dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
Proses kegiatan berjalan sistematis
Tidak terdapat hambatan atau kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan
3
c. Kriteria Hasil
Mahasiswa mampu memotivasi klien untuk menyebutkan kembali pengertian
rileksasi otot progresif
Mahasiswa mampu memotivasi klien untuk menyebutkan kembali 3 dari 5
manfaat rileksasi otot progresif
Mahasiswa mampu melakukan gerakan rileksasi otot progresif sesuai tahapan
dengan tepat
Klien mampu melakukan 4 dari 13 gerakan rileksasi otot progresif dengan benar
4
Satuan Acara Pembelajaran “Rileksasi Otot Progresif”
III. Materi
Rileksasi adalah suatu teknik dalam manajemen stres untuk mengurangi ketegangan
dan kecemasan (Wirtz, et al., 2013). Salah satu jenis rileksasi adalah rileksasi otot
progresif. Rileksasi otot progresif merupakan teknik rileksasi yang
mengkombinasikan latihan nafas dalam dan serangkaian kontraksi dan relaksasi
otot-otot tertentu. Teknik ini membantu seseorang dalam kondisi cemas, panik
akibat adanya gejala fisik, nyeri otot, depresi ringan dan insomsia.
Menurut Herodes (2010) dalam Setyoadi dan Kushariyadi (2011) tujuan rileksasi
otot progresif adalah:
1. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan
darah tinggi dan frekuensi jantung
2. Meningkatkan konsentrasi
3. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres
5
4. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas dan fobia ringan
5. Membangun emosi positif
Rileksasi otot progresif dilakukan dengan posisi tubuh duduk, lebih nyaman dengan
mata tertutup. Tegangkan kelompok otot dua kali tegangan dimulai dari bagian
tubuh sebelah kanan kemudian kesebelah kiri tanpa berlebihan.
6
- Pada saat kepalan dilepaskan rasakan rileksasi selama 10 detik
- Gerakan tangan kanan dilakukan dua kali sehingga dapat merasakan
perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan rileks yang dialami
- Lakukan gerakan yang sama pada tangan kiri
7. Ditujukan untuk melatih otot tangan bagian belakang
- Tekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga otot
ditangan bagian belakang dan lengan bawah menegang
- Jari-jari menghadap ke langit-langit
8. Ditujukan untuk melatih otot biceps (otot besar pada bagian atas pangkal
lengan)
- Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan
- Kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot biceps menjadi
tegang
9. Ditujukan untuk mengendurkan otot bahu
- Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan menyentuh kedua telinga
- Fokuskan perhatian gerakan pada ketegangan yang terjadi di bahu punggung
atas dan leher
10. Ditujukan untuk melatih otot punggung
- Angkat tubuh dari sandaran kemudian punggung dilengkungkan
- Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik kemudian rileks
- Saat rileks letakkan kembali punggung ke sandaran dan biarkan otot menjadi
lurus
11. Ditujukan untuk melemaskan otot dada
- Tarik nafas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-
banyaknya
- Ditahan selama beberapa saat sambil merasakan ketegangan di bagian dada
sampai turun ke perut kemudian dilepas
- Saat tegangan dilepas lakukan nafas normal
- Ulangi untuk merasakan perbedaan antara kondisi tegang dan rileks
12. Ditujukan untuk melatih otot perut
- Tarik nafas dan isi dada dengan udara kemudian hembuskan nafas dengan
mengecilkan otot perut
7
13. Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (paha dan betis)
- Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang
- Lanjutkan dengan megunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan
pindah ke otot betis
- Tahan posisi tegang selama 10 detik dan rileks
- Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali
IV. Metode
Intervensi rileksasi otot progresif dilakukan menggunakan metode diskusi,
demonstrasi dan redemonstrasi gerakan rileksasi otot progresif.
M S
Keterangan:
M : Perawat
I : Ibu S
8
VII. Kegiatan
Tahap Kegiatan Kegiatan Perawat Kegiatan Keluarga Media
Pembukaan - Salam pembuka - Menjawab salam Tanya jawab
(15 menit) - Memperkenalkan diri - Mendengarkan keterangan
- Menjelaskan maksud dan mahasiswa
tujuan kegiatan - Menyetujui kontrak
- Menanyakan keluhan yang kegiatan yang akan
dirasakan dilakukan
- Mengukur tekanan darah - Menjelaskan keluhan yang
dirasakan
Praktek dan - Menggali pengetahuan -Menyampaikan Diskusi
Diskusi klien terkait rileksasi pengetahuan terkait Tanya Jawab
(30 menit) dalam pengelolaan rileksasi dalam Demonstrasi
hipertensi pengelolaan hipertensi Redemonstrasi
- Menjelaskan pengerian-Mendengarkan penjelasan Leaflet
rileksasi otot progresif mahasiswa
- Menjelaskan tujuan
-Memperhatikan
rileksasi otot progresif -Mengikuti dan menirukan
- Menjelaskan indikasi gerakan rileksasi otot
pelaksanaan rileksasi otot progresif
progresif -Menanyakan hal yang
- Mendemonstrasikan kurang dipahami
gerakan rileksasi otot
progresif
- Memberi kesempatan
klien untuk bertanya
terkait hal yang kurang
dipahami
Penutup - Mengevaluasi dengan -Klien menjawab dan Tanya jawab
(15 menit) meminta klien mengulang menguraikan materi
materi yang telah yang telah diberikan
disampaikan -Memperhatikan
- Menyimpulkan kembali -Menjawab salam
pentingnya penggunaan
rileksasi dalam
pengelolaan hipertensi
dalam keluarga Ibu S
- Memberikan motivasi
kepada klien untuk
mampu mengelola stres
dalam perawatan
hipertensi
- Membuat kontrak waktu
pertemuan yang akan
datang
- Mengucapkan salam
9
VIII. Evaluasi
1. Struktur
- Kegiatan dihadiri oleh Ibu S
- Alat dan media sesuai dengan rencana
- Mahasiswa mampu berperan dalam menyampaikan materi dan
mendemonstrasikan gerakan rileksasi otot progresif
2. Proses
- Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
- Ibu S mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan
- Mahasiswa mampu berperan aktif dalam kegiatan dan diskusi
3. Hasil
Setelah diberikan kegiatan, mahasiswa mampu:
- Memotivasi klien untuk menyebutkan pengertian rileksasi otot progresif
- Memotivasi klien untuk menyebutkan 3 dari 5 manfaat rileksasi otot
progresif
- Melakukan gerakan rileksasi otot progresif sesuai tahapan dengan tepat
- Mendampingi klien dalam melakukan 3 dari 13 gerakan rileksasi otot
progresif dengan benar
10
11