Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

MODUL 1 KP 1: GERAK PADA TUMBUHAN

DANI PRASETIYA UTOMO


858711162

UPBJJ SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
A. JUDUL PERCOBAAN
Gerak Pada Tumbuhan

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengamati gerak seismonasti
2. Mengamati gerak niktinasti
3. Mengamati gerak geotropisme negatif pada tumbuhan

C. ALAT DAN BAHAN


1. Seismonasti dan Niktinasti
a. Tanaman putri malu dalam pot 1 buah
b. Kotak karton warna hitam atau kardus dilapisi kertas hitam 1 buah
c. Stop Watch atau jam tangan 1 buah
d. Alat tulis dan penggaris
2. Geotropisme
a. Pot berukuran kecil 2 buah,
b. Tanah yang subur secukupnya,
c. Biji kacang hijau secukupnya,
d. Air secukupnya

D. LANDASAN TEORI
Gerak Nasti adalah gerak sebagian tumbuhan akibat rangsangan dari luar, tetapi arah
geraknya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Macam gerak Nasti adalah
sebagai berikut:
1. Niktinasti yaitu gerak tidur daun tanaman Leguminosae (kacang-kacangan) menjelang
petang (gelap) akibat perubahan tekanan turgor pada tangkai daun.
2. Fotonasti yaitu gerak nasti yang sumber rangsangannya berupa cahaya, misalnya
mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) pada sore hari karena telah
memperoleh periode terang yang cukup dari cahaya matahari.
3. Seismonasti/tigmonasti yaitu gerak nasti yang dipengaruhi oleh getaran/sentuhan.
Contoh: gerak menutupnya daun putri malu (Mimosa pudica) saat tersentuh akibat
perubahan tekanan turgor pada tangkai daun.
4. Termonasti yaitu gerak Nasti yang sumber rangsangannya berupa suhu. Contohnya:
mekarnya bunga tulip pada hari-hari yang hangat pada musim semi.
5. Nasti Kompleks yaitu gerak Nasti yang sumber rangsangannya lebih dari satu.
Contohnya: membuka tutupnya stomata karena pengaruh kadar air, cahaya, suhu, dan
zat kimia.

Tropisme adalah gerak sebagian tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan dari luar
dan arah geraknya dipengaruhi oleh arah rangsangannya. Tropisme biasanya diberi nama
sesuai dengan jenis rangsangannya. Gerak tropisme yang mendekati arah rangsangan
disebut tropisme positif sedangkan gerak tropisme yang menjauhi rangsangan disebut
tropisme negatif. Contoh, Geotropisme/gravitropisme adalah gerak tropisme yang
dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Sedangkan Hidrotropisme adalah gerak tropisme
yang dipengaruhi oleh rangsangan kelembaban atau air. Makhluk hidup memiliki
kecenderungan untuk mendekati atau menjauhi air.
Tigmotropisme adalah gerak tropisme yang dipengaruhi oleh benda padat. Tumbuhan
merambat umumnya tumbuhnya lurus terus menerus hingga ujung batangnya menyentuh
sesuatu. Kontak ini menyebabkan lengkungan pada tumbuhan. Sel pada bagian yang
bersentuhan dengan benda lain perkembangnya lebih lambat dibandingkan dengan bagian
yang tidak tersentuh, sehingga pertumbuhannya mnjadi melengkung. Contoh : Gerak
membelit sulur tumbuhan markisa dan mentimun.
Fototropisme/heliotropisme adalah gerak tropisme yang dipengaruhi oleh rangsangan
cahaya. Umumnya arah tumbuh tumbuhan dipengaruhi oleh cahayanya, khususnya cahaya
matahari. Pertumbuhan yang mendekati sumber cahaya disebut fototropisme positif
sedangkan yang menjauhi sumber cahaya disebut fototropisme negatif (skototropisme).
Contoh fototropisme negatif adalah pada Monstera Sp yang pertumbuhannya mendekati
arah gelap. Terakhir Kemotropisme adalah gerakan tropisme yang dipengaruhi oleh bahan
kimiawi/zat kimia. Contohnya: gerak pertumbuhan buluh serbuk sari menuju bakal buah
saat berlangsungnya pembuahan.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Seismonasti
a. Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan seperti pot yang berisi tanaman putri
malu, lembar kerja, alat-alat tulis, dan penggaris.
b. Menyiapkan pot putri malu beberapa hari sebelumnya, sehingga ketika akan
melakukan percobaan pot dalam keadaan segar dengan cara mencari tanaman putri
malu ukuran sedang selanjutnya mengambil tanaman tersebut dengan
menyodoknya dengan scop atau alat lainnya sehingga tanaman tersebut dapat
dipindahkan ke dalam pot tanpa mengganggu bagian akarnya.
c. Meletakkan pot putri malu yang telah disiapkan di atas meja, selanjutnya
melakukan sentuhan halus hingga sentuhan paling kasar terhadap daun -daun putri
malu tersebut dengan menggunakan penggaris.
d. Mencatat hasil pengamatan pada Lembar Kerja.

2. Niktinasti
a. Menyediakan dua buah pot putri malu.
b. Memberi tanda A pada pot pertama dan tanda B pada pot kedua.
c. Meletakkan pot A di tempat terang dan terbuka.
d. Menyimpan pot B di atas meja dan menutup dengan menggunakan kotak karton
atau kardus yang kedap cahaya dengan hati-hati agar tidak menyentuhnya.
e. Membiarkan pot B tertutup selama lebih kurang setengah jam.
f. Setelah ditutup lebih kurang setengah jam, membukanya dengan hati-hati (tidak
menyentuh tanamannya).
g. Mengamati apa yang terjadi dengan daun putri malu pada pot A.
h. Mencatat hasil pengamatan dan menuangkan hasilnya pada lembar kerja.

3. Geotropisme
a. Membuat dua buah pot tanaman kacang hijau dengan cara menanam 3 biji kacang
hijau dalam setiap pot ukuran kecil 1-2 minggu sebelum percobaan dimulai.
Membuat pot tanaman kacang hijau dilakukan di tempat terbuka sehingga tanaman
dihasilkan berdiri dengan tegak.
b. Memberi label A pada pot pertama dan label B untuk pot lainnya.
c. Meletakan pot B secara horizontal (arah mendatar) sedangkan pot dibiarkan berdiri
(Vertikal) lalu menyimpan keduanya di tempat terbuka
d. Mengamati setiap pagi dan sore selama semingu
e. Menuangkan hasil pengamatan pada Lembar Kerja.
F. HASIL PENGAMATAN
1. Seismonasti
Tabel Hasil Pengamatan Seisminasti

Jenis
sentuhan Reaksi daun putri
No. Keterangan
pada daun malu
putri malu

Reaksi daun putri malu menutup secara


Daun putri malu perlahan membutuhkan waktu agak
tertutup secara lama untuk mengatup dan setelah
1. Halus
perlahan. mengatup hanya sebagian saja daunnya
yang mengatup sebagian masih
membuka.

Daun putri malu Reaksi daun putri malu ketika disentuh


2. Sedang menutup secara dengan sedang menutup dengan
cepat. perlahan tapi semua daun mangatup.

Daun putri malu


ketika disentuh Reaksi daun putri malu ketika disentuh
3. Kasar secara kasar secara kasar akan menutup dengan
akan menutup cepat.
secara cepat.

2. Niktinasti
Tabel Hasil Pengamatan Niktinasti

Reaksi daun putri malu


No. Pot putri malu
Mula-mula ½ jam kemudian

1. Disimpan ditempat terang. Daun masih membuka. Daun masih membuka.

Ditutup dengan
2. penutup yang kedap Daun masih membuka. Daun menutup.
cahaya.
3. Geotropisme
Tabel Hasil Pengamatan Geotropisme
Pengamatan Hari
Jenis Ke
Pot Keterangan
1 2 3 4 5 6 7

Biji belum Belum Belum Batang tumbuh


A 3 mm 35 mm 75 mm 160 mm
berkecambah diamati diamati tegak

Batang tumbuh
membelok
Biji belum Belum Belum mengikuti
B 1 mm 22 mm 68 mm 141 mm
berkecambah diamati diamati cahaya matahari
(menjauhi titik
pusat bumi)

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Sebutkan dua jenis tanaman lain yang dapat melakukan niktinasti! Jelaskan alasan
anda memilihnya!
Jawab: petai cina (lamtoro) dan asam jawa, karena kedua tanaman ini akan menutup
daunnya ketika malam tiba.
2. Apa perbedaan antara niktinasti dengan seismonasti pada percobaan yang telah
Anda lakukan? Jelaskan!
Jawab: Pada percobaan niktinasti daun bergerak menutup karena adanya perubahan
intensitas cahaya (gelap) sedangkan pada percobaan sesmonasti daun bergerak
menutup karena adanya sentuhan secara fisik pada daun
3. Pada percobaan geotropisme yang telah Anda lakukan sebenarnya Anda juga
sekaligus telah membuktikan adanya gerak fototropisme. Mengapa? Jenis
fototropisme apakah yang terjadi? Jelaskan!
Jawab: Pada percobaan geotropisme di atas sekaligus membuktikan fototropisme
karena arah tumbuh batang menuju ke arah cahaya matahari. Jenis fototropisme yang
terjadi adalah fototropisme positif pertumbuhannya searah dengan arah datangnya
rangsang.
H. PEMBAHASAN
1. Selain putri malu tanaman lain yang mengalami Niktinasi adalah tanaman asam jawa
dan tanaman petai cina (lamtoro). Kedua tanaman ini akan menutup daunnya ketika
malam tiba, oleh karena itu kedua tanaman ini dipilih karena jenis daunnya memiliki
kemiripan dengan daun putri malu.
2. Pada percobaan niktinasti daun bergerak menutup karena adanya perubahan intensitas
cahaya (gelap) sedangkan pada percobaan sesmonasti daun bergerak menutup karena
adanya sentuhan secara fisik pada daun.
Pada percobaan niktinasti daun putri malu pada pot A tetap terbuka karena diletakkan
di tempat terang, sedangkan pada pot B daun putri malu menutup karena diletakkan
pada tempat gelap. Percobaan ini membuktikan adanya gerak niktinasi pada tanaman
putri malu.
Pada percobaan seismonasti daun putri malu menutup ketika dikenai sentuhan. Ketika
menyentuhnya dengan halus daun akan menutup secara perlahan dan tidak semuanya
menutup, ketika menyentuhnya dengan sedang daun menutup dengan cepat dan
semuanya menutup, ketika menyentuhnya dengan kasar daunnya menutup dengan
lebih cepat. Hal ini membuktikan adanya gerak seismonasti pada tanaman putri malu.
3. Pada percobaan geotropisme di atas sekaligus membuktikan fototropisme karena arah
tumbuh batang menuju ke arah cahaya matahari. Pada pengamatan pertama pot yang
dimiringkan ternyata hasilnya akar tetap mengarah kearah gravitasi akan tetapi
batangnya bergerak menuju mengikuti cahaya matahari.
Pada pengamatan percobaan, pot A mengalami pertumbuhan batang secara normal
menuju ke atas. Pada pot B yang diletakkan horizontal pertumbuhan batang membelok
dari horizontal menuju arah vertikal secara bertahap selama 7 hari. Pada percobaan ini
membuktikan adanya gerak geotropisme sekaligus gerak fototropisme.

I. KESIMPULAN
1. Gerak niktinasti adalah gerak yang terjadi karena adanya perubahan intensitas cahaya
di lingkungan sekitar tanaman. Contoh tanaman yang mengalami hal ini adalah
putrimalu, petai cina, dan asam jawa.
2. Gerak seismonasti adalah gerak yang terjadi karena adanya rangsangan atau sentuhan
secara fisik. Kuat tidaknya sentuhan juga berpengaruh pada cepat-lambatnya gerak
menutup daun.
3. Gerak geotropisme adalah gerak yang terjadi karena pengaruh gravitasi bumi. Batang
tanaman yang tumbuh ke atas juga membuktikan adanya gerak fototropisme yakni
gerak tumbuhan yang mendekati arah datangnya cahaya.

J. DAFTAR PUSTAKA
 Rumanta, Maman dkk. (2020). Praktikum IPA di SD (Ed 1). Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka
 Iritabilitas. Diakses pada 20 Oktober 2021, dari
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Iritabilitas/materi2.htm
l

K. KESULITAN YANG DIALAMI


1. Pada percobaan seismonasti harus memberikan sentuhan halus, sedang, dan kasar.
Untuk membedakan ketiga sentuhan ini harus mengkondisikan sedemikian rupa
sehingga sentuhan halus, sedang, dan kasar dapat diterapkan dengan baik.
2. Pada percobaan niktinasti kardus/kotak yang digunakan untuk menutup harus
menggunakan kardus yang benar-benar kedap cahaya sehingga tidak ada cahaya
sedikitpun yang masuk.
3. Pada percobaan geotropisme harus menunggu hingga akar yang tumbuh cukup kuat
mencengkeram media sehingga ketika diletakkan secara horisontal kecambah tidak
jatuh.

L. FOTO PRAKTIKUM
1. Seismonasti
Tahap Awal / Pembukaan

Menyiapkan tanaman putri malu


Proses Kegiatan

Memberi sentuhan pada putri malu

Tahap Akhir

Mengamati gerakan daun putri malu

2. Niktinasti
Tahap Awal / Pembukaan

Menyiapkan tanaman putri malu

Proses Kegiatan

Menutup tanaman putri malu menggunakan


kardus berwarna hitam

Tahap Akhir

Mengamati daun putri malu setelah ditutup


kardus
3. Geotropisme
Tahap Awal / Pembukaan Menanam biji kacang hijau

Proses Kegiatan

Melakukan pengamatan pada kecambah yang


tumbuh

Tahap Akhir

Mencatat pengamatan pada tabel pengamatan


LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
MODUL 1 KP3: PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF BUATAN

DANI PRASETIYA UTOMO


858711162

UPBJJ SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
A. JUDUL PERCOBAAN
Perkembangbiakan vegetatif buatan

B. TUJUAN PERCOBAAN
Terampil melakukan perkembangbiaan vegetatif buatan dengan cara menyambung,
okulasi, dan mencangkok.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Gunting stek
2. Pisau tajam
3. Tanah gembur dan humus
4. Plastik/sabut kelapa
5. Tanaman untuk keperluan okulasi, menyambung, dan mencangkok
6. Vaselin

D. LANDASAN TEORI
Perkembangbiakan vegetatif adalah perkembangbiakan tanpa melalui perkawinan
dengan cara menggunakan bagian tubuh induknya. Perkembangbiakan vegetatif hanya
melibatkan satu induk saja. Sehingga sifat anaknya sama dengan sifat vegetatif. Dalam
perkembangbiakan vegetatif terdapat dua macam, salah satunya adalah vegetatif buatan.
Proses perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan melibatkan campur tangan
manusia. Tanaman yang biasa diperbanyak cara vegetatif buatan adalah tanaman yang
memiliki kambium. Tanaman yang tidak berkambium atau bijinya berkeping satu
(monokotil) tidak banyak diperbanyak dengan cara vegetatif buatan. Berikut adalah
beberapa cara perkembang biakan vegetatif buatan:
1. Okulasi
Okulasi adalah penggabungan dua bagian tanaman buah maupun tanaman hias yang
berlainan sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman
setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya. Dengan
penggabungan ini diharapkan akan menghasilkan tanaman baru dengan kualitas
unggul dari kedua pohon induk. Biasanya pohon A adalah tanaman dengan hasil buah
yang baik sedangkan pohon B adalah tanaman dengan akar yang kuat. Okulasi dapat
dilakukan pada 2 tanaman yang masih satu keluarga. Dengan teknik yang tepat, kita
dapat mendapatkan satu pohon hasil okulasi dengan beberapa buah atau bunga berbeda
(Among Wibowo, 2017).
2. Menyambung
Mengembangbiakkan tumbuhan dengan cara mengenten atau menyambung bertujuan
untuk menggabungkan dua tanaman agar mendapatkan tanaman baru yang mutunya
lebih baik. Berbeda dengan metode menempel yang menggabungkan kulit yang
mengandung mata tunas, mengenten adalah penggabungan batang dengan cabang
tanaman lain yang buahnya sudah diketahui berkualitas baik. Caranya, batang induk
disambungkan dengan cabang tanaman yang sudah diketahui memiliki hasil baik. Cara
ini memberi keuntungan karena menanam tanaman dengan biji, benih yang tumbuh
belum tentu memiliki sifat yang sama dengan induknya (Avisena Ashari, 2020).
3. Mencangkok
Mencangkok adalah proses perkembangbiakan vegetatif buatan yang bertujuan untuk
membantu memperbanyak tanaman yang memiliki sifat sama dengan indukan. Pada
dasarnya mencangkok adalah cara untuk menumbuhkan akar pada tanaman.
Mencangkok dapat dilakukan pada cabang atau ranting pohon yang tidak terlalu besar.
Agar hasilnya baik, cabang dan ranting yang akan dicangkok tidak boleh terlalu tua
atau terlalu muda. Mencangkok ini hanya bisa digunakan pada tumbuhan berjenis
dikotil atau berkeping dua. Contohnya adalah rambutan, jeruk, durian, jambu, dan
sebagainya (Ratih Sari Sugeng Wijayanti, 2021).

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Okulasi (menempel)
a. Tentukan jenis tanaman yang akan ditempel
b. Tentukan pula jenis tanaman yang masih muda dengan diameter batang 1 cm dan
berasal dari biji serta mempunya sifat batang dan perakaran yang kuat, untuk
dijadikan batang bawah
c. Buat torehan persegi panjang dengan ukuran 1,5 x 2 cm pada batang bawah
d. Ambil kulit yang berisi mata tunas dari ranting tanaman yang akan ditempel
dengan ukuran yang sama dengan torehan pada batang bawah.
e. Tempelkan kulit bertunas pada batang bawah dan ikat dengan tali rafia dan
tutuplah celah-celah yang ada dengan vaselin
f. Setelah tunas baru tumbuh bukalah tali pengikatnya dan potonglah bagian atas dari
tanaman bawah.
2. Menyambung
a. Carilah tanaman bawah sebesar jari kelingking
b. Potonglah batang tersebut secara miring dengan jarak 5 cm dari permukaan tanah
dan berikan sedikit sayatan pada potongan tersebut
c. Ambilah ranting tanaman yang sejenis yang mempunyai sifat-sifat yang kita
inginkan dan ukurannya kira-kira sama dengan batang bawah dan dipotong dengan
kemiringan yang sama dengan kemiringan potongan batang bawah dan diberi
sedikit sayatan pada potongan bawah tersebut
d. Sambungkan ranting tersebut dengan batang bawah, lalu ikatlah dengan selotif atau
tali rafia
e. Buang ranting pada tanaman bawah dan jagalah tanaman tersebut tidak terkena
sinar matahari terlalu banyak
3. Mencangkok
a. Tentukan jenis tanaman
b. Pilih cabang yang akan dicangkok
c. Kuliti cabang tanaman tersebut sepanjang 10 cm dan berjarak 10-15 cm dari
pangkal cabang
d. Buanglah kambiumnya dengan mengeroknya sampai bersih
e. Biarkan mengering selama 6-12 jam
f. Tutuplah bagian yang terbuka tersebut dengan tanah tanah yang gembur dicampur
dengan kompos
g. Bungkuslah dengan sabut kelapa atau plastik dan ikatlah kedua ujungnya
h. Biarkan 2-3 minggu hingga tumbuh akar
i. Potong pangkal ranting yang sudah tumbuh akar
j. Tanam pada tempat yang dikehendaki
F. HASIL PENGAMATAN
1. Okulasi
Tabel Hasil Pengamatan Okulasi
No Kondisi tempelan hari ke-
0 Belum ada perkembangan
1 Belum ada perkembangan
2 Belum ada perkembangan
3 Belum ada perkembangan
4 Belum ada perkembangan
5 Belum ada perkembangan

2. Menyambung
Tabel Hasil Pengamatan Menyambung
No Kondisi sambungan hari ke-
0 Belum ada perkembangan
1 Belum ada perkembangan
2 Belum ada perkembangan
3 Belum ada perkembangan
4 Belum ada perkembangan
5 Celah atau sayatan mulai menutup

3. Mencangkok
Tabel Hasil Pengamatan Mencangkok
No Kondisi cangkokan hari ke-
0 Belum ada perkembangan
1 Belum ada perkembangan
2 Belum ada perkembangan
3 Belum ada perkembangan
4 Belum ada perkembangan
5 Mulai tumbuh akar-akar halus berukuran 1-2 mm
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Mengapa celah-celah tempelan pada percobaan okulasi sebaiknya diolesi dengan
vaselin? Jelaskan!
Jawab: Karena dengan menggunakan Vaselin maka dapat mengisolasi celah sehingga
air dan udara tidak dapat masuk antara pohon penerima dan tempelan mata tunas. Hal
ini dikarenakan air dapat menyebabkan pembusukan dan udara dapat menyebabkan
kambium cepat kering.
2. Mengapa setelah mata tunas tumbuh menjadi tunas, tanaman bawah harus dipotong?
Jawab: Karena tanaman bawah merupakan kultur jaringan sehingga sangat rentan
terhadap serangan hama penyakit dan udara luar
3. Pada hari keberapa tunas-tunas batang yang disambung pada percobaan menyambung
mengalami pertumbuhan?
Jawab: 2-3 Minggu
4. Pada hari keberapa sambungan tersebut sudah menyatu dengan kuat?
Jawab: 30-35 hari
5. Pada percobaan mencangkok, setelah kambium dikerok, sebaiknya sayatan
dikeringkan selama 6-12 jam. Apa tujuan perlakuan tersebut?
Jawab: agar tidak terbentuk kambium kembali sehingga akar bisa tumbuh.
6. Pada hari keberapa akar cangkokan yang anda kerjakan mulai tumbuh dan pada hari
keberapa perakaran tersebut sudah cukup banyak dan siap disemaikan?
Jawab: hari ke tujuh mulai tumbuh akar-akar halus. Setelah 2-3 minggu seharusnya
sudah cukup kuat untuk disemaikan.

H. PEMBAHASAN
1. Pada percobaan okulasi pohon yang kami pilih adalah pohon jambu air yang masih
muda. Langkah pertama yang dilakukan adalah memilih cabang muda pohon jambu
air (A) yang memiliki mata tunas yang akan ditempel dan satu pohon jambu air (B)
lagi yang akan digunakan sebagai batang bawah. Membuat sayatan pada batang B
berbentuk persegi panjang, ambil kulit pada cabang A seukuran dengan sayatan yang
dilakukan pada batang B. Tempelkan kulit cabang A tadi ke sayatan batang B dan olesi
celah-celahnya dengan Vaselin, hal ini dilakukan agar tidak ada air dan udara yang
masuk karena air dapat menyebabkan pembusukan dan udara dapat membuat
kambium mengering. Setelah itu ikat menggunakan selotif atau rafia. Selama
pengamatan pada hari pertama hingga keempat, mata tunas masih belum tumbuh
tunas. Pada hari kelima mata tunas juga belum tumbuh tunas.
2. Pada percobaan meyambung tanaman yang kami pilih adalah pohon jambu biji.
Pertama yang harus dilakukan adalah memotong pohon jambu biji (A) secara
diagonal/miring. Potong pula cabang jambu biji yang ingin disambungkan (B) dengan
kemiringan yang sama dengan potongan batang A. Sambungkan cabang B dengan
batang A dan ikat sambungannya dengan selotif atau rafia. Jaga dari sinar matahari
yang terlalu terik karena bisa mengakibatkan kambium mengering. Selama
pengamatan pada hari pertama hingga keempat belum ada perkembangan tunas, pada
hari kelima belum ada perkembangan tunas tetapi celah sudah mulai menutup.
3. Pada percobaan mencangkok yang dilakukan kami memilih pohon jambu air untuk
digunakan. Pertama kali yang harus dilakukan sebelum mencangkok adalah
menyiapkan alat dan bahan, alat yang digunakan adalah pisau dan rafia, bahan yang
digunakan adalah sabut kelapa dan tanah gembur. Langkah pertama dalam
mencangkok adalah memilih cabang pohon jambu biji yang bagus dan kuat kemudian
menguliti cabang tersebut sekitar 10 cm menggunakan pisau. Setelah mengulitinya
kemudian membuang/mengerok kambiumnya hingga benar-benar bersih. Biarkan
cabang tersebut selama kurang lebih 6 jam agar mengering, hal ini dilakukan agar
jaringan kulit tidak terbentuk kembali. Setelah mengering kemudian bungkus cabang
yang terbuka tersebut dengan tanah gembur hingga tertutupi semua bagian yang
terbuka. Langkah selanjutnya adalah membungkusnya dengan sabut kelapa dan
mengikat ujung-ujungnya dengan rafia. Dalam pengamatan pada hari pertama hingga
keempat setelah mencangkok akar masih belum tumbuh, pada hari kelima setelah
dilakukan pengecekan mulai tumbuh akar-akar halus yang sangat kecil.

I. KESIMPULAN
1. Okulasi adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan sehingga menjadi
satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi
jaringan pada bekas luka sambungan.
2. Perkembangbiakan tanaman dengan cara menyambung adalah menggabungkan
batang dengan cabang dua tanaman agar mendapatkan hasil tanaman yang berkualitas.
3. Mencangkok adalah menumbuhkan akar pada cabang sebuah tanaman sehingga
cabang tersebut dapat ditanam pada media lain.
J. DAFTAR PUSTAKA
 Ashari, Avisena. (2020). Cara tumbuhan berkembang biak dengan cara
mengenten, contoh vegetatif buatan. Diakses pada 20 Oktober 2021, dari
https://bobo.grid.id/read/082281585/cara-tumbuhan-berkembang-biak-dengan-
mengenten-contoh-vegetatif-buatan?page=all
 Rumanta, Maman dkk. (2020). Praktikum IPA di SD (Ed 1). Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka
 Welianto, Ari. (2020). Apa yang dimaksud dengan perkembangbiakan vegetatif
buatan?. Diakses pada 20 Oktober 2021, dari
https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/23/140000269/apa-yang-
dimaksud-dengan-perkembangbiakan-vegetatif-buatan
 Wibowo, Among. (2017). Peningkatan kualitas buah dengan teknik okulasi
tanaman. Diakses pada 20 Oktober 2021, dari
http://pertanian.magelangkota.go.id/informasi/teknologi-pertanian/126-
peningkatan-kualitas-buah-dengan-teknik-okulasi-tanaman
 Wijayanti, Ratih Sari Sugeng. (2021). Mengenal Proses Mencangkok, Mulai dari
Bahan hingga Kekurangan dan Kelebihannya. Diakses pada 20 Oktober 2021, dari
https://bobo.grid.id/read/082714330/mengenal-proses-mencangkok-mulai-dari-
bahan-hingga-kekurangan-dan-kelebihannya?page=all

K. KESULITAN YANG DIALAMI


1. Pada percobaan okulasi, yang harus diperhatikan adalah menjaga air dan udara tidak
masuk ke celah sayatan. Untuk itu ketika melakukan percobaan ini sebaiknya
dilakukan di musim kemarau agar tidak kehujanan, karena air hujan bisa masuk ke
celah sayatan dan menyebabkan pembusukan.
2. Pada percobaan menyambung, yang harus diperhatikan adalah menjaga sambungan
dari sinar matahari yang terlalu terik. Karena cahaya matahari dapat menyebabkan
kambium mengering.
3. Pada percobaan mencangkok, yang harus diperhatikan adalah benar-benar bersih
dalam mengerok kambium. Hal ini dikarenakan jika kambium tidak dibuang maka
jaringan kulit akan terbentuk kembali.
L. FOTO PRAKTIKUM

Mencangkok
Tahap Awal / Pembukaan

Menyiapkan alat dan bahan, bahan yang kami


siapkan sebagai pembungkus adalah sabut kelapa

Proses Kegiatan

Menguliti cabang dan mengerok kambium


hingga bersih

Tahap Akhir

Membungkus cabang yang terbuka dengan tanah


gembur dan bagian luarnya dibungkus sabut
kelapa

Anda mungkin juga menyukai