Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PROGRAM PERPUSTAKAAN

SEKOLAH

Dosen Pengampu:
Rahmat Fadhli, S.IIP. M. A

Disusun oleh :
KHAIRI SABILA
21108289010

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR - TK


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2021/2022
Deskripsikan bentuk program promosi perpustakaan atau program
pembinaan minat baca yang sudah dilakukan oleh perpustakaan sekolah.
Selanjutnya, lakukan analisis untuk mengindentifikasi kekurangan dan
kelebihan program tersebut!
Salah satu bentuk program promosi perpustakaan atau program pembinaan
minat baca yang sudah dilakukan oleh pihak perpustakaan sekolah yang dipandang
efektif dan efisien untuk saat ini yaitu “Program Pemanfaatan Buku Digital (E-Book)
dan Pojok Baca Dalam Rangka Pembinaan Minat Baca”.

BUKU DIGITAL (E-BOOK)


Buku digital atau electronik book (e-book) merupakan salah satu alternatif
bagi siswa dalam meningkatkan minat baca. Karena tidak bisa dipungkiri lagi,
sekarang siswa lebih banyak memegang handphone daripada buku mereka. Sifat buku
digital praktis dan mudah dibawa kemana-mana memudahkan siswa untuk
membacanya kapanpun dan dimanapun mereka mau. Sehingga diharapkan
pemanfaatan buku digital (E-Book) dapat meningkatkan pembinaan minat baca
siswa akan lebih efektif dan efisien Apalagi dimasa Pandemi saat ini, program
pemanfaatan buku digital (e-book) merupakan sarana alternatif juga bagi para siswa-
siswi di sekolah dalam rangka untuk pembinaan minat baca dan juga sarana alternatif
bagi pihak pustakawan perpustakaan sekolah untuk tetap memberikan pelayanan
kepada para pembaca meskipun di masa pandemi saat ini.

Koleksi e-book berbasis web perpustakaan di layankan melalui jaringan


internet. Pengelolaan koleksi e-book juga menggunakan fasilitas internet, yaitu
mengunggah koleksi ke web perpustakaan. Hal ini bertujuan agar pemustaka dapat
memanfaatkan layanan perpustakaan dari mana saja melalui internet.
Implikasi Penggunaan E-Book ini pada Era Digital oleh pihak perpustakaan
sekolah. Yang mana Menilik lebih lanjut, mau tidak mau sebenarnya pihak
perpustakaan sekolah tidak bisa terlepas dari perkembangan yang ada – ikut andil
pada perkembangan era harus dilakukan pihak perpustakaan sekolah jika tidak ingin
tertinggal dari yang lainnya. Perpustakaan Sekolah – tentunya diharapkan mampu
cerdas memanfaatkan proses digital yang terjadi. Era digital bukanlah tentang
bersedia atau tidak dan bukan pula suatu pilihan melainkan telah menjadi
konsekuensi dari perkembangan teknologi yang akan selalu bergerak bagaikan arus
laut yang selalu berjalan di tengah-tengah kehidupan, sehingga tidak ada opsi lain –
selain mengendalikan dan menguasai teknologi itu sendiri dengan sebaik-baiknya dan
sebenar-benarnya supaya memberi manfaat yang besar. (Setiawan, 2017: 1). Dalam
hal ini perihal buku yang telah banyak digunakan dalam bentuk digital.

Adapun Kekurangan dan Kelebihan dari program ini sebagai berikut :

1. KELEBIHAN
 E-Book Lebih Praktis dan Mudah Dibawa

Jika anda ingin membaca e-book dimanapun anda berada, anda cukup
menyalakan perangkat elektronik anda (entah itu smartphone, tablet, atau
e-book reader). Selama anda memegang perangkat elektronik itu, anda
bisa membawa ratusan bahkan ribuan buku elektronik dengan mudah. E-
book adalah buku digital sehingga tidak memerlukan wadah penyimpanan
dalam bentuk fisik.

 E-book Ramah Lingkungan

Buku cetak bisa menghabiskan banyak sekali pohon yang kita perlukan
untuk menjaga keseimbangan kehidupan di bumi ini. Jika semua pohon
habis ditebang untuk membuat buku cetak, tentunya kita sendiri akan
merugi. Sebaliknya, e-book tidak memerlukan pohon karena bentukya
digital. E-book bisa disalin sebanyak yang Anda suka hanya dengan
mengklik tombol “copy” di perangkat elektronik. Sementara itu, pencetak
buku membutuhkan ratusan lembar kertas hanya untuk membuat satu
salinan buku.

 E-book Tahan Lama

E-book adalah buku yang tahan lama atau bahkan abadi (everlasting). Ia
tak akan mudah rusak dimakan usia. Berbeda dengan buku cetak yang
makin lama akan makin menguning dan rusak. Selama data kita tidak
terserang virus, dan hal ini bisa dicegah dengan penggunaan computer
yang hati-hati dan pemasangan software anti virus, maka e-book kita akan
tetap bagus kondisinya meski usianya sudah puluhan tahun. Bandingkan
dengan buku, yang mudah rusak, sobek, hilang, tulisannya pudar dan
berjamur bila usia buku sudah tahunan.

 E-book Lebih Simple

E-book dinilai lebih simple untuk dibawa dan disimpan, dibandingkan


dengan buku cetak. Dengan format e-book, anda tak butuh lagi tas besar
untuk membawa beberapa buku atau rak buku berderet-deret untuk
menyimpan koleksi buku anda. Anda hanya butuh e-book readers untuk
membawa atau menyimpan buku-buku anda.

 E-book Lebih Murah

Ebook tidak perlu proses pencetakan hingga penerbitan yang memakan


banyak biaya, sehingga e-book bisa menjadi lebih murah daripada buku
cetak. Selain itu ada beberapa e-book yang kami memberikan secara
gratis.

 E-book Lebih Portable

Asalkan ada hardware yang kompatibel untuk mengoperasikan ebook


yang berekstensi .pdf dan .exe ini, mau dimanapun dan kapanpun juga kita
akan tetap bisa menikmati bacaan di dalam ebook dengan nyaman.

 E-Book Ukuran Fisik Kecil

Karena Ebook memiliki format digital, dia dapat disimpan dalam


penyimpan data (harddisk, CD-ROM, DVD) dalam format yang kompak.
Puluhan, bahkan ratusan, buku dapat disimpan dalam sebuah DVD
sehingga tidak mengambil banyak tempat (ruangan yang besar).

2. KEKURANGAN

Meski terdapat sejumlah kelebihan, buku digital ternyata juga


memiliki beberapa kekurangan, Di Antara lelurannya Penggunaan E-Book
sebagai berikut :

 Membutuhkan perangkat yang telah terkomputerisasi. Hingga terkadang


kita membutuhkan waktu yang cukup lama hanya membukanya
sedangkan buku biasa dapat langsung kita buka dan tutup sesuka hati.
 Boros energi. Walaupun ramah lingkungan, ternyata buku digital cukup
boros energi karena memakan daya listrik yang tidak sedikit.
 Berlama-lama menatap di depan layar dan biasanya pasti merasakan
panasnya perangkat jika digunakan terlalu lama.
 Berisiko merusak mata lebih cepat daripada buku konvensional.
 Terlalu banyak jenisnya. Ada berbagai format filenya seperti pdf, doc, dan
lain-lainya.
POJOK BACA

Pojok baca merupakan pemanfaatan ruang kelas maupun sudut-sudut strategis


di sekolah sebagai tempat koleksi buku dari para peserta didik. Pojok baca ini
sebagai penunjang dari perpustakaan sekolah untuk meningkatkan minat literasi
peserta didik. Pojokbaca dikatakan sebagai wujud komitmen sekolah melalui
perpustakaan mini dalam mendukung Gerakan Wajib Membaca15menit yang di
canangkan oleh Pemerintah yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun
2015. Pojok baca dijadikan cabang dari perpustakaan sekolah sehingga memudahkan
peserta didik untuk membaca tanpa harus berkunjung ke perpustkaan secara
langsung. Akses yang dekat dan sering tampak di indra penglihatan akan
mempersuasi peserta didik untuk membaca.

Teori pembelajaran sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura dan


Richard Walters menjelaskan bahwa "Perilaku kita dipengaruhi oleh lingkungan
melalui penguat (reinforcement) dan observational learning". Selanjutnya perspektif
behavioristik memandang bahwa tingkah laku manusia merupakan hadil dari genetis
dan pengeruh lingkungan atau situasional. Dengan demikian, kehadiran pojok baca
ini dapat menstimulus peserta didik, apabila hal yang sering diamati dilingkungan
sekitar adalah situasi orang yang sedang membaca dan lingkungan yang mendukung
untuk membaca maka peserta didik akan melakukan hal yang sama, meskipun pada
awalnya mereka tidak gemar membaca.

Pojok baca akan membuat peserta didik lebih akrab dengan bahan bacaan.
Selain itu pojok baca juga dapat mengembangkan minat literasi melalui berbagai
kegiatan, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan atau berbicara.
Hasil yang ingin dicapai ialah meningkatkan antusiasme dan proaktif dari peserta
didik untuk mencintai bahan bacaan.

Pembinaan minat baca dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap


pembiasaan, tahap pengembangan, dan tahap pembelajaran. Untuk mencapai hal
tersebut panduan pembuatan pojok baca yang dalat dilakukan diantaranya:
 Membuat pojok baca di tempat strategis dengan desain yang menarik.
 Koleksi bahan bacaan yang bervariasi dapat berupa buku pelajaran, buku
fiksi, maupun buku nonfiksi.
 Memperhatikan kerelevanan bahan bacaan dengan minat peserta didik
kemudian melakukan pengelolaan bahan bacaan dengan mengganti bahan
bacaan dengan bahan bacaan yang baru agar tidak membosankan.
 Membuat jadwal rutin untuk kegitan membaca yaitu 15 menit sebelum
pelajaran dimulai, kemudian peserta didik menulis kesimpulan yang
dibacanya.
 Mengadakan event dan memberikan reward bagi peserta didik yang paling
rajin membaca dan memahami konsep bacaannya.
 Bekerja sama dengan pihak yang turut menunjang minat baca peserta didik,
seperti orang tua sehingga orang tua dapat berpartisipasi untuk menambah
koleksi bahan bacaan dan membimbing anaknya untuk gemar membaca.

Pengimplementasian Pojok Baca

Program perpanjangan dari kegiatan perpustakaan untuk menunjang


keefektifan proses pembelajaran dan meningkatakan minat baca slaha satunya melalui
pembuatan pojok baca. Pengimplementasian pojok baca ini seharusnya dilakukan
disetiap sekolah. Namun, kondisi dilapangan menunjukkan bahwa banyak sekolah
yang belum mampu membuat pojok baca dan sekolah yang sudah membuat pojok
baca juga belum mendapatkan hasil yang memuaskan karena tidak menjamin upaya
kepedulian daya baca peserta didik. Kondisi ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
Indonesia yang masih rendah, kurangnya kesadaran akan pentingnya literasi, dan
manajemen anggaran pendidikan yang kurang optimal sehingga terjadi tumpang
tindih untuk menerapkan kebijakan pendidikan.

Berikut akan diuraikan bagaimana kelebihan dan kekurangan program pojok


baca, sehingga kelebihan ini akan memungkinkan untuk dapat meningkatkan minat
baca peserta didik dan kekurangan ini dijadikan evaluasi di masa yang akan datang.

1. KELEBIHAN
 Menstimulasipesertadidikuntuk lebih sering
 membaca.Dengan memiliki ruang baca yang
 nyaman, menarik minat peserta didik. Sudut ruang baca ini bisa ditata
bersama peserta didik sehingga anak merasa memilikinya.
 Memudahkan guru menempatkan buku bacaan. Buku bacaan tidak berserak
dimana-mana. Peserta didik berlatih untuk disiplin diri sehabis membaca
kembali ke rak/tempatnya semula.
 Merepresentasikan perpustakaan mini di kelas maupun disudut-sudut
strategis sekolah. Budaya literasi seharusnya dimulai sejak kecil, maka
melalui program ini diharapkan saat memasuki usia dewasa tidak canggung
lagi mengunjungi perpustakaan karena sudah terbiasa sejak kecil.

2. KELEMAHAN
 Pembuatan pojok baca harus didukung oleh sarana dan prasarana yang
memadai baik dalam proses pembuatannya maupun pengadaan
koleksinya. Pemenuhan ini memerlukan anggaran yang tentunya harus
dilakukuan dengan proses yang panjang.
 Dalam praktiknya pembuatan pojok baca ini hanya dapat dilakukan
disekolah unggulan yang dijadikan rujukan, sehingga fokus yang
diperhatikan hanya sekolah tertentu. Hal ini membuat tidak tercapainya
pemerataan pendidikan sehingga minat baca yang ingin ditingkatkan pada
akhirnya tidak terpenuhi.
 Bahan bacaan harus bervariasi dan pojok baca harus menarik bagi peserta
didik. Hal ini tentu membutuhkan keterampilan pihak sekolah sedangkan
sumber daya manusia dalam hal keperpustkaan masih minim.
 Minat literasi yang kurang. Peserta didik kurang memiliki minat untuk
mengunjungi pojok baca ini sehingga harus selalu didampingi dan
membuat jadwal kegiatan. Oleh karena itu, disini peran guru sangat
penting untuk meningkatkan kedisiplinan dan juga menigkatkan budaya
literasi peserta didik.

Solusi dari kekurangan dalam untuk mengimplementasikan pojok baca yaitu


dengan melakukan kerja sama antar pihak-pihak yang terlibat untuk membatun
penyediaan fasilitas pojok baca. Selanjutnya kegiatan yang sudah terjadwal harus
dilakukan secara berkelanjutan dengan bimbingan guru disekolah dan orang tua
dirumah supaya minat baca anak meningkat.
REFERENSI

Hartono. 2017. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Ar ruz Media.

Makdis, N. (2020). Penggunaan E-Book Pada Era Digital. AL-MAKTABAH, 19(1).


Novitasari, L. (2020). E-BOOK SEBAGAI LITERASI DIGITAL (Studi Media Aplikasi
iMartapura Terhadap Minat Baca Masyarakat Kabupaten Banjar) (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Kalimantan MAB).

Prabowo, A., & Heriyanto, H. (2013). Analisis pemanfaatan buku elektronik (e-book)
oleh pemustaka di perpustakaan SMA Negeri 1 Semarang. Jurnal Ilmu
Perpustakaan, 2(2), 152-161.

Prajayanti, E. D. (2018). Pojok baca (balance cairan) untuk survivor hemodialisis.


GEMASSIKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 138-144.

Ruddamayanti, R. (2019, March). Pemanfaatan buku digital dalam meningkatkan


minat baca. In Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana
Universitas PGRI Palembang (Vol. 12, No. 01).

Anda mungkin juga menyukai