Anda di halaman 1dari 4

NAMA : AYU AGUSTINA DEWI

KELAS : 6 PGSD C

NIM : 1801100116

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP

PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SD

1. Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan
disimpan untuk disajikan kepada para pembaca guna memenuhi kebutuhanpengguna
akan informasi.Salah satu permasalahan di lapangan yaitu koleksi bahan pustaka yang
ada di mayoritas perpustakaan kurang up to date, salah satu penyebabnya yaitu kendala
pembiayaan. Hal ini menjadikan minat siswa untuk membaca atau sekedar berkunjung
menjadi kurang. Jelaskan bagaimana mensiasati permasalahan koleksi perpustakaan yang
masih belum up date!
Jawab :

Cara mensiasati permasalahan koleksi perpustakaan yang masih belum up date dapat
dilakukan dengan Akuisisi yang merupakan proses memperoleh bahan-bahan untuk
koleksi perpustakaan, baik dengan cara pembelian, hadiah maupun tukar menukar Dari
sini jelas bahwa pembelian bukanlah satu-satunya cara untuk mendapatkan bahan
pustaka, masih ada cara lain yakni dengan program tukar-menukar atau hadiah.
Adapun cara lain yaitu dengan cara pembelian berkala Untuk mengantisipasi adanya
berbagai efek negatif dari pengadaan /pembelian buku melalui proyek yang sekaligus
besar jumlahnya, barangkali ada baiknya bila mulai saat ini pengadaan dilakukan secara
rutin dan berkala. Misalnya dua atau tiga bulan sekali. Hal ini akan memberi beberapa
keuntungan, antara lain :

Pertama, buku yang dibeli masih benar-benar up to date, karena buku yang diusulkan
adalah yang baru terbit dan diusahakan secepatnya diadakan.

Kedua, dapat menghindarkan terjadinya duplikasi. Dengan pembelian rutin dan dengan
jumlah relatif kecil terjadinya dulpikasi akan mudah terkontrol. Disamping itu dengan
cara ini tidak ada tenggat waktu ( seperti dalam proyek), sehingga tidak ada
istilah pembelian buku seadanya saja karena terbentur pada waktu, tapi diusahakan bahan
yang dibeli benar-benar sesuai dengan daftar usulan.
Ketiga, cepat dan tepat waktu. Yang dimaksud adalah
bahwa buku cepat sampai ke tangan pembaca pengguna. Hal ini dimungkinkan karena
dengan jumlah buku yang sedikit, pengolahan akan berjalan lebih
cepat. Berbeda dengan pengadaan dalam jumlah besar yang akibatnya menghambat
pengolahannya sehingga buku lambat sampai ke tangan pembaca.

2. A. Mengapa buku Fiksi dan Nonfiksi Sekolah Dasar dan Sekolah menengah berbeda?

Karena dilihat dari faktor Usia anak Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah, dan
disesuaikan isi cerita buku dari usia anak masing-masing. Buku Fiksi dan Non Fiksi
Sekolah Dasar lebih mengarah ke cerita yang berbahasa ringan, dan mudah ditangkap
oleh anak-anak. Sedangkan Buku Fiksi dan Non Fiksi untuk siswa SMP atau Sekolah
Menengah lebih mengarah ke penalaran dan konflik-konflik yang terjadi di lingkungan
sekitar.

Buku Fiksi untuk siswa Sekolah Dasar lebih mengarah ke cerita dongeng seperti si
kancil anak nakal, sangkuryang dan lain-lain. Sedangkan buku Fiksi untuk siswa Sekolah
Menengah Atas atau SMP sudah mencangkup seperti komik, novel, dan lain-lain

Buku Non Fiksi anak Sekolah Dasar mencangkup mata pelajaran yang masih ringan dan
mudah ditangkap sesuai usia mereka, sedangkan buku Non Fiksi untuk Sekolah
Menengah Atas mencangkup penalaran seperti mempelajari tentang Fisika, Kimia,
Biologi, dan lain-lain

B. Peran Guru agar para siswa dapat menyukai buku fiksi dan non fiksi secara seimbang
yaitu :

Yang pertama, guru harus mengajarkan kepada para siswa pentingnya membaca buku
non fiksi untuk masa depan mereka, agar mereka dapat lebih memperdalam dan
memperluas ilmu mereka, dan guru juga harus dapat mengajar dengan buku fiksi tetapi
dibuat menarik didalam kelas, seperti para siswa membacakan satu persatu secara
bergantian, atau ditunjuk maju kedepan, dan lain lain.

Yang kedua, aktifkan wajib membaca sebelum memulai pembelajaran dikelas selain
buku non fiksi, lalu siswa setiap pagi menyimpulkan pesan moral apakah yang
didapatkan setelah membaca buku fiksi tersebut, kemudian para siswa membaca buku
non fiksi dan menyimpulkan isi dari buku non fiksi tersebut.
Yang ketiga guru harus memodifikasi buku non fiksi semenarik mungkin agar para siswa
dapat tertarik untuk membaca dan mempelajarinya, seperti ada gambar gambar yang jelas,
berwarna warni, dll.

Buatlah ruang pojok buku semenarik mungkin dikelas agar para siswa dapat senang untuk
membaca buku

3. A. Menurut pendapat saya agar peran dan fungsi perpustakaan tetap berjalan meski di
masa pandemi yang pertama yaitu dilihat dari zona wilayah daerah tersebut misalnya
layanan perpustakaan tetap dibuka dengan memperhatikan kebijakan dan status wilayah
Covid-19.Perpustakaan yang berada di zona hijau dan kuning tetap dapat menerapkan
layanan perpustakaan tatap muka, tetapi secara terbatas. Layanan secara terbatas ini
diterapkan sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku perpustakaan di zona hijau dan
kuning. Layanan yang disediakan terdiri dari layanan onsite dan online. perpustakaan
yang berada di zona oranye dan merah, menggunakan layanan virtual. di mana risiko
penularan Covid-19 tinggi. Perpustakaan harus menggunakan media yang
memungkinkan pemustaka memanfaatkan layanan perpustakaan tanpa harus datang ke
perpustakaan, bekerja sama dengan perpustakaan lain karena tidak mungkin suatu
perpustakaan memiliki semua koleksi yang dibutuhkan, serta lembaga lain dalam hal
pengiriman koleksi. Oleh karena itu, perpustakaan selain meningkatkan kompetensi
pustakawan, juga harus memperkuat layanan digital, yaitu dalam hal penyediaan koleksi,
layanan sirkulasi, referensi, dan penyelenggaraan kegiatan secara online.
Selain itu Inovasi yang dapat dilakukan oleh perpustakaan untuk meningkatkan gerakan
literasi kepada siswa adalah dengan menyediakan informasi secara online agar dapat
diakses oleh semua orang kapan saja dan di mana saja. Salah satu bentuk inovasi tersebut
adalah website online perpustakaan yang dapat memenuhi kebutuhan informasi, sehingga
pengguna tidak perlu datang ke perpustakaan di era pandemi saat ini.
Website online perpustakaan dapat menjadi solusi di era pandemi agar perpustakaan tidak
kehilangan peran dan fungsi-nya sebagai penyebarluasan dan pemenuhan informasi
pengguna. Pengguna yang biasanya mendatangi perpustakaan untuk mencari informasi,
kini dapat menemukan informasi dengan mengakses website online perpustakaan melalui
perangkat elektronik masing-masing kapan saja dan di mana saja walaupun hanya berada
dirumah. Hal tersebut merupakan suatu dukungan kepada perpustakaan yang selama
pandemi tidak beroperasi, sehingga perpustakaan dapat menjalankan peran dan fungsinya
dengan baik walaupun secara online.

B. Menurut saya peran orang tua untuk menanamkan budaya literasi meskipun
pembelajaran dari rumah yaitu kita semua tahu bahwa mengembangkan budaya literasi
pada anak usia sekolah dasar sangatlah di perlukan pembelajaran yang tidak monoton
misalnya bisa dengan penyediaan fasilitas yang bervariasi serta menarik yang dapat
digunakan untuk bermain dan merangsang minat serta keterampilan literasi anak,
misalnya saja saat di rumah orang tua bisa menyediakan buku-buku bacaan yang menarik
untuk di baca oleh anak namun juga bervariasi ada buku pelajaran dan buku non
pelajaran. Kemudian bisa juga dengan mengajak anak untuk mengunjungi perpustakaan
daerah atau perpustakaan umum terdekat. Dengan mengunjungi perpustakaan anak
menjadi dekat dengan sumber bacaan sehingga anak bisa di ajak untuk meminjam buku
atau hanya sekedar membaca di perpustakaan.
Lalu bisa juga dengan menjadikan buku sebagi reward ketika anak memperoleh prestasi.
Sering mengajak anak ketoko buku dan membelikan buku yang anak inginkan dapat
membentuk kepribadian anak untuk mencintai buku. Buku menjadi sesuatu yang penting
dan wajib dimiliki daripada mainan dan pakaian.
Selain itu, kesadaran orangtua dalam mengajarkan literasi sejak dini dan kepekaan
orangtua dalam menangkap ketertarikan/ketidaktertarikan anak dalam proses
pembelajaran merupakan hal yang penting sebagai bekal
orangtua dalam mengajarkan literasi.

Anda mungkin juga menyukai