Anda di halaman 1dari 2

Nama : Arianita Yuliasari

Nrp : 109040015
Kelas : PL 6 A

Tugas Etika Profesi (P15)


Di tahun 2013 ada permasalahan kasus korban perbudakan pada salah satu pabrik panci yang di
muat oleh artikel VOA Indonesia. Dalam artikel tersebut menceritakan kejadian yang dialami
pekerja, dimana terdapat perlakuan yang tidak sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan .
Adapun peraturan ketenaga kerjaan yang bersinggungan dengan kasus tersebut yaitu :

1. Undang-undang No. 13 tahun 2003 Tentang Ketenaga Kerjaan


Pada pasal 77 tentang waktu kerja pada ayat 1 sampai dengan ayat 4 tertulis bahwa waktu kerja
umumnya adalah :
- 7 jam 1 hari dan 40 jam dalam satu minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu
- 8 jam 1 hari dan 40 jam dalam satu minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu
Seharusnya Pengusaha memberikan rentang waktu kerja sesuai undang-undang yang tertulis,
supaya pekerja memiliki waktu istirahat dengan cukup. Sehingga dapat bekerja dengan optimal.

2. Pada pasal 78 tertulis bahwa :

-Pengusaha yang mempekerjakan buruh melebihi waktu kerja harus memiliki persetujuan
-Pengusaha hanya memiliki waktu kerja lembur sebanyak 3 jam dalam 1 hari dan 14
jam dalam 1 minggu
-Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja harus membayar
upah kerja lembur
-Pengusaha tersebut tidak memiliki persetujuan dengan buruh , kemudian pekerja bekerja lebih dari
12 jam selama 6 bulan dan tidak digaji serta tidak diberi upah lembur. Hal tersebut sangat menyalahi
aturan sehingga menyengsarakan pekerja tersebut.

3. Pasal 86 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pada pasal tersebut tertulis bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk :
-Memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja
-Moral dan kesusilaan
-Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. Pada
kenyataannya, pekerja tidak memiliki perlindungan keselamatan kesehatan kerja, beberapa
diantaranya yang dapat membahayakan kesehatan pekerja adalah minimya luas ruangan , fasilitas
tempat kerja dan tempat beristirahat. Kemudian tidak adanya ventilasi pada kamar mandi. Hal
tersebut dapat mempengaruhi kesehatanpekerja yang bekerja pada tempat tersebut.
Pemilik perusahaan tidak memiliki moral dan kesusilaan dikarenakan pengusaha
melakulan beberapa tindakan kekerasan dan perilaku yang tidak kemanusiaan terhadap
pekerja.
4. Pada pasal 95 ayat 2 tertulis bahwa pengusaha yang karena kesengajaanya mengakibatkan
keterlambatan pembayaran upah dapat dikenakan denda sesuai dengan persentase tertentu dari
upak pekerja/buruh.
Pada pasal tersebut seharusnya pengusaha mendapatkan denda atas keterlambatan pemberian gaji
kepada buruh

5. Pada pasal 100 ayat 1 – 3 tertulis bahwa :

-Untuk meningkatkan kesejahteraan bagi pekerja/buruh dan keluarganya, pengusaha


wajib menyediakan fasilitas kesejahteraan.
-Penyediaan fasilitas kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
silaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan pekerja/buruh dan ukuran
kemampuan perusahaan.
-Ketentuan mengenai jenis dan kriteria fasilitas kesejahteraan sesuai dengan
kebutuhan pekerja/buruh dan ukuran kemampuan perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dan ayat (2), diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pemilik perusahaan seharusnya memenuhi kebutuhan pekerja , misalnya baju seragam, tempat tidur
yang layak , dan beberapa kebutuhan lain .

Anda mungkin juga menyukai