Anda di halaman 1dari 3

Rafdi Yudha Jonaidi

B011201284
Hukum Perburuhan C

Bagaimana perlindungan hak pekerja terhadap waktu kerja, waktu


istirahat dan waktu libur? Cari 1 contoh kasus & silahkan analisis das
sein & das sollen serta solusi & saran.

1. Perlindungan Hak Pekerja terhadap Waktu Kerja, Waktu Istirahat, dan Waktu
Libur

a. Waktu Kerja

Pasal 77 UU Nomor. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menarangkan kalau


setiap pengusaha harus melakukan ketentuan waktu kerja dengan ketentuan 7 jam 1 hari
serta 40 jam 1 pekan untuk 6 hari kerja dalam 1pekan atau 8 jam 1 hari serta 40 jam 1
pekan buat 5 hari kerja dalam 1 pekan. Tetapi, syarat waktu kerja tersebut tidak berlaku
untuk sektor usaha maupun pekerjaan tertentu, dimana ketentuan untuk sektor tersebut
diatur dengan Keputusan Menteri.

b. Waktu Istirahat

Dalam Pasal 79 UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan di jelaskan bahwa


setiap pekerja berhak atas istirahat antara jam kerja dalam sehari, sekurang kurangnya 1/2
jam setelah bekerja 4 jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam
kerja.

c. Wakti Libur

Dalam bekerja selama satu tahun, karyawan berhak mendapatkan libur paling sedikit
12 hari. Merujuk pada Pasal 79 ayat 2 dalam UU No.13 Ttahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan terdapat beberapa ketentuan yang dapat dibuat oleh perusahaan
perihal hak karyawan yang bersangkutan dan pasal 85 UU No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan di jelaskan bahwa pekerja tidak wajib bekerja pada hari-hari libur resmi
ataupun hari libur yang ditetapkan oleh perusahaan.
2. Contoh Kasus

Eksploitasi waktu kerja bagi pekerja pada industri fast fashion dalam perspektif hukum
ketenagakerjaan indonesia. PT Kaisar Laksmi Mas Garment selaku perusahaan yang
mempekerjakan para pekerjanya dengan waktu kerja sekitar 22 jam sampai pada jam 12
malam. Lalu lebih parahnya pekerjan digaji di bawah Upah Minimum Regional (UMR)
dan tidak diberikan uang lembur.

3. Analisis

Kasus tersebut diatas merupakan contoh Contoh kasus pelanggaran atau eksploitasi
jam kerja. Dapat dikatakan melanggar UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
terkhusus pada pelanggaran waktu kerja, adapun pasal yang dilanggar adalah Pasal 79
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu, pengusaha wajib
memberikan waktu istirahat kepada pekerjanya di sela-sela jam kerja, sekurang-
kurangnya setengah jam setelah bekerja selama empat jam secara terus-menerus.
Pengaturan terhadap waktu kerja yang berlebih atau lembur sebagaimana tercantum pasal
81 angka 22 ayat (2) Undang-Undang Cipta Kerja mengatur bahwa pengusaha ataupun
pemilik modal diwajibkan memberi gaji kerja lembur dalam mempergunakan tenaga
pekerja yang bekerja melewati waktu kerja sudah ditentukan. Pasal 85 UU
Ketenagakerjaan menentukan pengusaha maupun pemilik modal mewajibkan untuk
memberi gaji lembur dalam mempergunakan tenaga pekerjanya saat hari libur resmi.

Das sollen, seharusnya pengusaha wajib memberikan waktu istirahat kepada


pekerjanya di sela-sela jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja
selama empat jam secara terus-menerus dan memberikan gaji UMR dan upah terhadap
pekerja lembur

4. Saran dan Solusi


Solusi dari permasalahan ini adalah tindakan tegas bagi pihak yang berwenang untuk
memberikan sanksi yang setimpal kepada perusahaan yang melakukan tindakan
eksploitatif waktu kerja bagi pekerjanya, dan pekerja harusnya secara aktif
menginformasikan jika ada tindakan eksploitatif dan sesuatu yang tidak benar.
Refrensi
https://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthawicara/article/download/69553/38553/
https://disnakertrans.ntbprov.go.id/hak-hak-perusahaan-dan-karyawan-dalam-undang-
undang-ketenagakerjaan/
https://www.sikejar.id/read/berita/jam-istirahat-
kerja#:~:text=Setiap%20pekerja%20berhak%20atas%20istirahat,79%20UU%2013%2F
2003).

Anda mungkin juga menyukai