HUKUM ADMINISTRASI
PENDAHULUAN
PROGRAM STUDI SARJANA ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2020
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul I ini
tentang Pendahuluan. Penulisan modul ini dimaksudkan untuk menjadi salah satu sumber
bahan ajar pada matakuliah Hukum Administrasi.
Penulisan modul ajar diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan proses
pembelajaran pada matakuliah Hukum Administrasi, sehingga modul ini dapat memberikan
manfaat bagi dosen dan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Tim Penulis
menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu.
Pada kesempatan ini pula Tim Penulis memohon maaf apabila terdapat
kekurangan/kekeliruan dalam modul ini. Semoga modul ini dapat menjadi referensi dan
berguna dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan bagi proses pembelajaran. Terima
kasih.
Penulis
PRAKATA .............................................................................................................................ii
KEGIATAN BELAJAR I
PERISTILAHAN HAN
KEGIATAN BELAJAR II
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP HAN
Sasaran pembelajaran dalam pembahasan yang tertuang dalam Modul I ini adalah
peserta mata kuliah mampu menjabarkan materi pendahuluan HAN yaitu mengenai
Peristilahan, Pengertian dan Ruang Lingkup HAN, dan Perkembangan HAN. Modul I ini
disajikan dalam dua kegiatan belajar dengan materi Kegiatan Belajar 1 tentang Peristilahan
HAN, materi Kegiatan Belajar 2 tentang Pengertian dan Ruang Lingkup HAN, dan materi
Kegiatan Belajar 3 tentang Perkembangan HAN. Agar peserta kuliah mampu mempelajari
modul ini dengan baik, peserta kuliah diharapkan membaca langkah-langkah sebagai berikut:
a. Bacalah semua uraian dari setiap kegiatan belajar. Tahapan ini diperlukan agar peserta
kuliah mendapat informasi dari setiap tahapan;
b. Buatlah catatan tersendiri mengenai poin-poin penting dalam Uraian sehingga
memudahkan Anda untuk belajar;
c. Kerjakanlah latihan dan/atau tugas sesuai instruksi yang telah disediakan;
d. Bacalah rangkuman yang disediakan untuk memberikan ringkasan tentang aspek-aspek
esensial dari setiap kegiatan belajar;
e. Kerjakan tes formatif yang disediakan untuk mengecek seberapa jauh Anda mencapai
tujuan pembelajaran setiap kegiatan belajar. Tes formatif tersebut akan dikerjakan pada
Sikola;
f. Apabila hasil tes Anda telah mencapai persentase kelulusan yang telah ditetapkan maka
anda bisa melanjutkan pada kegiatan belajar selanjutnya. Namun apabila Anda belum
mencapai nilai persentase kelulusan, maka Anda disilahkan untuk mengulangi tes formatif
sesuai instruksi yang diberikan.
A. Deskripsi Singkat
Materi pembelajaran pada pertemuan ini yaitu mengenai beberapa istilah dalam Hukum
Administrasi Negara. Setelah menempuh materi pembelajaran ini diharapkan mahasiswa
mampu menjabarkan mengenai peristilahan HAN.
B. Relevansi
Sebaiknya sebelum mahasiswa mempelajari modul pada kegiatan belajar ini maka
mahasiswa sudah lulus pada mata kuliah Ilmu Negara dan Hukum Tata Negara. Materi
pembelajaran ini relevan dengan pembahasan materi lainnya karena berkaitan dengan
pemilihan penggunaan istilah dalam HAN.
C. Capaian Pembelajaran
1. Uraian
Peristilahan
Di negeri Belanda, terdapat dua istilah mengenai hukum ini yaitu bestuursrecht
dan administratief recht, dengan kata dari administratie dan bestuur. Terhadap dua
istilah ini para sarjana Indonesia berbeda pendapat dalam menerjemahkannya. Kata
administratie ini diterjemahkan dengan tata usaha, tata usaha pemerintahan, tata
pemerintahan, tata usaha negara, dan administrasi. Sedangkan kata bestuur
Modul I Hukum Administrasi 1
diterjemahkan dengan pemerintahan. Perbedaan penerjemahan ini mengakibatkan
perbedaan penamaan terhadap cabang hukum ini, yakni seperti Hukum
Administrasi Negara, Hukum Tata Pemerintahan, Hukum Tata Usaha
Pemerintahan, Hukum Tata Usaha, Hukum Tata Usaha Negara, Hukum Tata Usaha
Negara Indonesia, Hukum Administrasi Negara Indonesia, dan Hukum
Administrasi. Adanya keseragaman ini dalam perkembangannya terdapat
kecenderuangan untuk menggunakan istilah Hukum Administrasi Negara,
sebagaimana terlihat pada hasil pertemuan pengasuh mata kuliah ini di Cibulan,
tanggal 26-28 Maret 1973, sebagai berikut:1
Dalam pertemuan itu diakui bahwa istilah Hukum Administrasi Negara lebih
luas dari pada istilah lainnya, hal ini karena dalam istilah administrasi negara
tercakup istilah tata usaha negara. Menurut Sjachran Basah, administrasi negara
lebih luas dari tata usaha negara, karena secara teknis administrasi negara
mencakup seluruh kegiatan kehidupan bernegara dalam penyelenggaraan
pemerintahan, sedangkan tata usaha negara hanya sekadar bagian saja daripada
administrasi. Hal senada dianut pula oleh Rochmat Soemitro, di dalamnya tata
usaha negara. Dengan demikian, administrasi negara lebih luas dari tata usaha
negara, karena tata usaha negara itu merupakan bagian dari administrasi negara.2
1
Ridwan H.R., Hukum Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta, 2003, hlm. 18.
2
Ibid.
Modul I Hukum Administrasi 2
Prancis Droit Administratif. Dari istilah-istilah dalam bahasa asing tersebut di atas,
tidak tampak atribusi negara atau sejenisnya seperti dalam istilah bahasa kita
administrasi negara. Istilah administrasi dalam bahasa asing dalam konsep HAN
sudah mengandung konotasi negara atau publik sehingga tidak perlu atribusi istilah
seperti negara atau publik.3
3
Philipus M. Hadjon, dkk, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia: Introduction to the Indonesian
Administrative Law, Cetakan Ketujuh, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2001, hlm 2-3.
4
Safri Nugraha, dkk, Hukum Administrasi Negara, Center for Law and Good Governance Studies,
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007, hlm. 3-4.
Modul I Hukum Administrasi 3
seluruh pelaksana di bawahnya. Sementara itu, pengertian Government di Amerika
Serikat mencakup kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Perbedaan tersebut
harus dicermati secara mendalam.5
5
Ibid., hlm. 4.
6
Ibid., hlm. 15-16.
7
Ibid., hlm 17.
Modul I Hukum Administrasi 4
menentukan organisasi, kekuasaan dan tugas pejabat administrasi. Berlainan pula
dengan A. V. Dicey yang menyatakan dalam membahas keterkaitan antara hukum
administrasi negara dan hukum tata negara, hukum administrasi negara
mempersoalkan kekuasaan yang dimiliki oleh pemerintah, batas kekuasaan, dan
cara untuk mencegah agar pemerintah tidak membuat ketentuan yang sewenang-
wenang berdasarkan wewenang yang diterima dari hukum tata negara.
8
Ibid., hlm. 17-20.
Modul I Hukum Administrasi 5
Di sisi lain, untuk menjembatani perbedaan antara Administratiefsrecht dengan
Bestuursrecht, Van Wijk-Konijnenbelt menyatakan hukum administrasi negara
maupun hukum tata pemerintahan semuanya berkaitan dengan administrasi,
pemerintah dan pemerintahan. Berbagai peristilahan hukum administrasi negara di
Belanda tersebut mempunyai pengikut nya masing masing, baik di Belanda sendiri
maupun di negara lain seperti di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan fakta
Indonesia pernah dijajah oleh Belanda sehingga terjadi pengaruh hukum Belanda
dalam pembentukan dan perkembangan hukum termasuk hukum administrasi
negara di Indonesia.
9
Ibid., hlm. 20-21.
Modul I Hukum Administrasi 6
Perkembangan peristilahan di Australia10
2. Rangkuman
Istilah Hukum Administrasi Negara lebih luas dari pada istilah lainnya, hal ini
karena dalam istilah administrasi negara tercakup istilah tata usaha negara. Menurut
Sjachran Basah, administrasi negara lebih luas dari tata usaha negara, karena secara
teknis administrasi negara mencakup seluruh kegiatan kehidupan bernegara dalam
penyelenggaraan pemerintahan, sedangkan tata usaha negara hanya sekadar bagian
saja daripada administrasi. Hal senada dianut pula oleh Rochmat Soemitro, di
dalamnya tata usaha negara. Dengan demikian, administrasi negara lebih luas dari
tata usaha negara, karena tata usaha negara itu merupakan bagian dari administrasi
negara
10
Ibid., hlm. 21-22.
Modul I Hukum Administrasi 7
3. Pustaka
Philipus M. Hadjon, dkk, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia: Introduction
to the Indonesian Administrative Law, Cetakan Ketujuh, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, 2001.
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta, 2003.
Safri Nugraha, dkk, Hukum Administrasi Negara, Center for Law and Good
Governance Studies, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007.
Buatlah rangkuman materi beberapa istilah yang digunakan berkaitan dengan Hukum
Administrasi Negara! Tugas dibuat dalam bentuk essay dan dikumpul dalam bentuk pdf
melalui fitur Tugas di Sikola.
A. Deskripsi Singkat
Materi pembelajaran pada pertemuan ini yaitu mengenai pengertian HAN dan ruang
lingkup HAN. Materi pengertian HAN ini akan membahas mengenai berbagai pengertian
terkait Hukum Administrasi. Selanjutnya akan dibahas mengenai bidang apa saja yang
menjadi ruang lingkup HAN. Setelah menempuh materi pembelajaran ini diharapkan
mahasiswa mampu menjabarkan mengenai pengertian dan ruang lingkup HAN.
B. Relevansi
Sebaiknya sebelum mahasiswa mempelajari modul pada kegiatan belajar ini maka
mahasiswa sudah memahami terlebih dahulu mengenai istilah HAN. Pembahasan materi
ini akan menjadi dasar dalam memahami materi-materi selanjutnya. Karena dengan
memahami pengertian dan ruang lingkup HAN maka hal ini menjadi dasar untuk
menganalisis konsep-konsep dalam hukum administrasi negara secara lebih luas.
C. Capaian Pembelajaran
1. Uraian
Pengertian HAN
Oleh karena itu dikenal istilah pemerintah dalam arti luas dan dalam arti
sempit. Pemerintah dalam arti sempit adalah organ/alat perlengkapan negara yang
diserahi tugas pemerintahan atau melaksanakan undang-undang. Dalam pengertian
ini pemerintah hanya berfungsi sebagai badan eksekutif (eksekutif atau bestuur).
Pemerintah dalam arti luas adalah semua badan yang menyelenggarakan semua
kekuasaan di dalam negara baik kekuasaan eksekutif, maupun kekuasaan legislatif
dan kekuasaan yudikatif. Donner mengemukakan bahwa cakupan pemerintah
dalam pengertiannya yang luas meliputi badan-badan yang menentukan haluan
negara dan berkedudukan di pusat, kemudian terdapat juga instansi yang
melaksanakan keputusan dari badan-badan itu. Sedangkan van Vollenhoven
mengemukakan bahwa dalam arti luas tugas pemerintah itu terbagi ke dalam empat
fungsi yaitu pembentuk undang-undang, pelaksana/pemerintah, polisi, dan
keadilan.12
11
Ridwan H.R., Hukum Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta, 2003, hlm. 19-20.
12
S.F. Marbun, Moh. Mahfud MD, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Liberty, Yogyakarta,
2000, hlm. 8-9.
Modul I Hukum Administrasi 10
administrasi negara di dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, baik tugas yang
berkaitan dengan layanan masyarakat, pelaksanaan pembangunan, kegiatan
perekonomian, peningkatan kesejahteraan, dan lain sebagainya. Termasuk di sini
adalah tugas yang dijalankan oleh administrasi negara untuk melaksanakan
berbagai tugas yang diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan. Untuk hal
ini, hukum administrasi negara diartikan secara meluas dengan memfokuskan
kepada berbagai kegiatan yang dilakukan oleh administrasi negara. Dengan
demikian cakupan pengertian hukum administrasi negara tersebut berkaitan dengan
aktivitas administrasi negara dan cakupan pengertian tersebut menggambarkan
dinamika dari aktivitas yang dilakukan oleh administrasi negara. Dalam
kepustakaan asing, pengertian hukum administrasi negara seperti ini sering disebut
dengan rumusan Administrative Law as Law of Public Administration.13
13
Safri Nugraha, dkk, Hukum Administrasi Negara, Center foe Law and Good Governance Studies,
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007, hlm. 2-3.
14
Ridwan H.R., Op.Cit., hlm. 22-26.
Modul I Hukum Administrasi 11
pemerintah. Jadi hukum administrasi negara memuat peraturan mengenai
aktivitas pemerintahan.
• Hukum administrasi negara meliputi peraturan peraturan yang berkenaan
dengan administrasi. Administrasi berarti sama dengan pemerintahan. Oleh
karena itu hukum administrasi negara disebut juga hukum tata
pemerintahan. Perkataan pemerintahan dapat disamakan dengan kekuasaan
eksekutif, artinya pemerintahan merupakan bagian dari organ dan fungsi
pemerintahan, yang bukan organ dan fungsi pembuat undang-undang dan
peradilan.
• Hukum administrasi negara atau hukum tata pemerintahan berisi peraturan-
peraturan yang berkenaan dengan pemerintahan umum. Tetapi tidak semua
peraturan-peraturan yang berkenaan dengan pemerintahan umum termasuk
dalam cakupan hukum administrasi negara. Sebab ada peraturan peraturan
yang menyangkut pemerintahan umum tetapi tidak termasuk dalam hukum
administrasi negara, melainkan masuk pada lingkup hukum tata negara.
• Hukum administrasi negara adalah seperangkat peraturan yang
memungkinkan administrasi negara menjalankan fungsinya, yang sekaligus
juga melindungi warga terhadap sikap tindak administrasi negara, dan
melindungi administrasi negara itu sendiri.
15
Ibid., hlm. 26.
16
Ibid., hlm. 27.
Modul I Hukum Administrasi 13
instrumental berkaitan dengan hakikat hukum administrasi sebagai instrumen.
Dalam kaitan ini Asas efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan pemerintahan
selayaknya mendapatkan perhatian yang memadai.
c. Sturen menunjukkan lapangan di luar legislatif dan yudisial. Lapangan ini lebih
luas dari sekedar lapangan eksekutif semata. Disamping itu, sturen senantiasa
diarahkan kepada suatu tujuan.
17
Ibid., hlm. 28.
Modul I Hukum Administrasi 14
hukum administrasi negara berubah lebih cepat dan sering secara secara mendadak.
Sedangkan peraturan-peraturan hukum privat dan hukum pidana hanya berubah
secara berangsur-angsur saja: kedua, pembuatan peraturan-peraturan hukum
administrasi negara tidak dalam satu tangan. Di luar pembuat undang-undang pusat
hampir semua departemen dan pemerintah daerah otonom membuat juga peraturan-
peraturan hukum administrasi negara sehingga lapangan hukum administrasi
negara itu sangat beraneka warna dan tidak bersistem. Karena tidak dapat
dikodifikasi, maka sukar diidentifikasi ruang lingkupnya dan yang dapat dilakukan
hanyalah membagi bidang-bidang atau bagian-bagian HAN.18
Menurut Baschan Mustafa, ruang lingkup HAN dapat dibaca dari obyek studi
HAN itu sendiri, di mana beliau menegaskan hukum administrasi negara sebagai
salah satu cabang ilmu pengetahuan atau sebagai salah satu disiplin ilmu,
18
Ibid., hlm. 29.
19
Philipus M. Hadjon, dkk, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia: Introduction to the Indonesian
Administrative Law, Cetakan Ketujuh, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2001, hlm. 32.
20
Ridwan H.R., Op.Cit., hlm. 30.
Modul I Hukum Administrasi 15
mempunyai obyek yang dipelajarinya dan untuk dilakukan penelitiannya. Seperti
halnya dengan disiplin ilmu lainnya, maka obyek studi hukum administrasi negara
ada dua macam, yaitu:21
1) Obyek material: yang dimaksud dengan obyek material dalam studi HAN
adalah manusia, dalam hal ini adalah aparat pemerintah atau aparat
administrasi negara sebagai pihak yang memerintah dan warga masyarakat
atau suatu badan hukum privat sebagai pihak yang diperintah. Antara kedua
pihak ada hubungan hukum publik, bukan hubungan hukum privat.
2) Obyek formal; yang dimaksud dengan obyek formal adalah perilaku atau
kegiatan atau pula keputusan hukum badan pemerintah, baik yang bersifat
peraturan (regeling) maupun yang bersifat ketetapan (beschikking).
Baschan Stafa mengaitkan objek dan subjek hukum administrasi negara sebagai
bagian integral dari lingkup hukum administrasi negara, dalam hal ini dinyatakan:22
1) Obyek hukum administrasi negara adalah setiap benda, baik yang bersifat
material maupun immaterial, yang bergerak maupun tidak bergerak, yang
ada maupun yang ada kemudian dia dapat menimbulkan hubungan hukum
administrasi negara.
2) Subjek hukum administrasi negara adalah orang atau badan pemerintah atau
pula badan hukum privat yang dapat mempunyai hak dapat dibebani
kewajiban dalam suatu hubungan hukum administrasi negara.
21
Nomensen Sinamo, Hukum Administrasi Negara, Jala Permata Aksara, Jakarta, 2010, hlm. 25.
22
Ibid., hlm. 26.
Modul I Hukum Administrasi 16
2. Rangkuman
3. Pustaka
Apabila hasil tes formatif peserta kuliah telah mencapai nilai 70 ke atas maka peserta
kuliah dapat melanjutkan pembelajaran pada kegiatan belajar berikutnya. Namun apabila
belum mencapai batas tersebut maka peserta kuliah diminta untuk mengulangi membaca
modul dan mengulangi tes formatif berdasarkan instruksi dosen.
A. Deskripsi Singkat
Ruang lingkup materi pembelajaran pada pertemuan ini yaitu mengenai perkembangan
HAN. Dalam hal ini akan membahas tentang bagimana perkembangan HAN, lalu
menguraikan pula bagaimana kaitan perkembangan HAN dalam sebuah negara hukum.
Setelah menempuh materi pembelajaran ini diharapkan mahasiswa mampu menjabarkan
mengenai perkembangan HAN dan perbedaan HAN dengan HTN.
B. Relevansi
Sebaiknya sebelum mahasiswa mempelajari modul pada kegiatan belajar ini maka
mahasiswa sudah memahami terlebih dahulu mengenai pengertian HAN dan istilah-istilah
lain yang digunakan terkait HAN.
C. Capaian Pembelajaran
1. Uraian
23
Philipus M. Hadjon, dkk, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia: Introduction to the Indonesian
Administrative Law, Cetakan Ketujuh, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2001, hlm. 29-30.
24
Ibid., hlm. 30.
Modul I Hukum Administrasi 20
hukum. Dapat dikatakan bahwa perkembangan hukum pemerintahan yang sedang
giat dilaksanakan di banyak negara, bergerak dalam tiga tahap secara berturut-turut.
Pada setiap taraf ditambahkan suatu faktor yang jangkauannya jauh:25
25
Ibid., hlm. 31.
Modul I Hukum Administrasi 21
negara ada perundang-undangan umum dalam kasus memasuki rumah,
mempersiapkan keputusan, memotivasi keputusan, penetapan prosedur surat-
surat keberatan dan banyak hal lain yang berlaku secara bersamaan dengan
semua bagian khusus dari hukum administrasi. Untungnya ialah bahwa semua
warga negara senantiasa mengetahui siapa pegawai dan alat pemerintahan,
norma-norma yang berlaku.
Pembagian ini sama dengan yang dilakukan oleh E. Utrecht, yang mengikuti
AM. Donner, yaitu pertama berupa lapangan yang menentukan tujuan atau tugas,
dan yang kedua lapangan merealisasi tujuan atau tugas yang telah ditentukan itu.
Pembagian tugas negara menjadi dua bagian ini dikemukakan pula oleh Hans
Kelsen, yaitu: a. politik sebagai ethik, yakni memilih tujuan tujuan
kemasyarakatan; dan b. Politik sebagai teknik, yakni bagaimana merealisasikan
tujuan tujuan tersebut. Hal senada dikemukakan pula oleh Logemann, yang
membagi tugas negara menjadi dua, yaitu a. menentukan tujuan yang tepat; dan b.
melaksanakan tujuan tersebut secara tepat pula. Berbeda dengan pembagian negara
yang menjadi dua tersebut van Vollenhoven, membagi empat yaitu: a. membuat
peraturan dalam bentuk undang-undang baik dalam arti formal maupun materil
yang disebut regeling; b. pemerintahan dalam arti secara nyata memelihara
kepentingan umum yang disebut bestuur; c. penyelesaian sengketa dalam peradilan
perdata yang disebut yustitusi; dan d. mempertahankan ketertiban umum baik
secara preventif maupun represif, didalamnya termasuk peradilan pidana yang
disebut politis. Sementara Lemaire membagi tugas negara dalam lima jenis yaitu
sebagai berikut: a. perundang-undangan; b. pelaksanaan yaitu pembuatan aturan
aturan hukum oleh penguasa sendiri; c. pemerintahan; d. kepolisian; dan e.
pengadilan.27
26
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta, 2003, hlm. 9-10.
27
Ibid., hlm. 10.
Modul I Hukum Administrasi 23
state should intervene as little as possible in people’s lives and businesses”. Akibat
pembatasan ini pemerintah atau administrasi negara menjadi pasif, dan oleh
karenanya sering disebut negara penjaga malam (nachtwakerstaat). Adanya
pembatasan negara dan pemerintah ini berakibat menyengsarakan warga negara,
yang kemudian memunculkan reaksi dan kerusuhan sosial. Dalam
perkembangannya muncul gagasan yang menempatkan pemerintah sebagai pihak
yang bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya, yaitu welfare state atau
negara kesejahteraan. Ciri utama negara ini adalah munculnya kewajiban
pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan umum bagi warganya. Dengan kata
lain, ajaran welfare state merupakan bentuk konkrit dari peralihan prinsip
staatsonthouding, yang membatasi peran negara dan pemerintah untuk
mencampuri kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat, menjadi staatsbemoeienis
yang menghendaki negara dan pemerintah terlibat aktif dalam kehidupan ekonomi
dan sosial masyarakat, sebagai langkah untuk mewujudkan kesejahteraan umum,
disamping menjaga ketertiban dan keamanan (rust en orde). Menurut E. Utrecht,
sejak negara turut secara aktif dalam pergaulan kemasyarakatan, maka lapangan
pekerjaan pemerintah makin lama makin luas.28 Sehingga perkembangan hukum
administrasi negara juga semakin pesat karena keterlibatan pemerintah tersebut
harus didasarkan pada hukum, atau disebut sebagai bidang hukum administrasi
negara.
Seiring dengan hal tersebut pada beberapa literatur lainnya dijelaskan bahwa
tugas negara yang semula sangat terbatas itu, makin lama makin meluas. Hal ini
disebabkan oleh makin meningkatnya kebutuhan-kebutuhan manusia modern dan
terutama yang menyangkut kepentingan-kepentingan kehidupan bersama, berupa
berbagai macam fasilitas, yang bilamana diusahakan oleh swasta akan
menimbulkan terlalu banyak ketidakadilan sosial, dan akan banyak menimbulkan
persoalan-persoalan hukum di depan pengadilan yang pada umumnya akan
dimenangkan oleh pihak yang kuat, sehingga kepentingan umum diabaikan,
misalnya: pengangkutan, komunikasi, jalan jalan, dan saluran air, penerangan, air
minum, bahan bakar, perumahan, bahan makanan pokok, kesehatan. Dengan
demikian, maka administrasi negara yang tadinya hanya menjalankan tata
28
Ibid., hlm. 11.
Modul I Hukum Administrasi 24
pemerintahan dan tata usaha negara terpaksa menjalankan juga organisasi dan
manajemen daripada ribuan macam usaha besar dan kecil di bidang fasilitas-
fasilitas hidup bersama tersebut di atas yang makin lama makin meluas tidak hanya
dalam arti besarnya organisasi, akan tetapi juga dalam arti internet interpretasi dari
apa yang dimaksud dengan kepentingan kehidupan bersama itu. Hukum
administrasi negara modern dengan demikian harus berfungsi sebagai alat
pengendali disiplin dan operasi suatu aparatur negara, yang tidak hanya luas dan
besar organisasi nya, melainkan juga gua sekali tugas tugas dan fungsi fungsinya.29
29
Prajudi Atmosudirjo, Hukum Administrasi Negara, Cetakan Ke-10, Ghalia Indonesia, Jakarta,
1994, hlm. 59-60.
30
Ridwan HR, Op.Cit., hlm.12.
Modul I Hukum Administrasi 25
Perluasan tugas negara dan perubahan prinsip staatsonthouding menjadi
staatsbemoeienis dalam sebuah negara hukum sebagaimana yang dijelaskan di atas
menjadikan perkembangan hukum administrasi negara semakin pesat.
Konsekuensi logis sebuah negara hukum menghendaki semua tindakan dan
penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan hukum. Oleh karena itu, dengan
luasnya tugas pemerintah karena dibebani tugas untuk menyelenggarakan
kesejahteraan umum (bestuurzorg) maka pemerintah turut campur dalam berbagai
aspek kehidupan masyarakat. Karena pemerintah turut campur maka semua
tindakan pemerintah pun harus didasarkan oleh hukum, dalam kajian ini, bidang
hukum inilah yang disebut sebagai hukum administrasi negara. Bidang hukum di
sektor perizinan, lingkungan dan lain sebagainya merupakan ruang lingkup hukum
administrasi negara sebagai konsekuensi keterlibatan pemerintah dalam mengatur
penyelenggaraan pemerintahan.
2. Latihan
3. Rangkuman
E. Tes Formatif
1. Menurut Lemaire, tugas negara terbagi dalam lima jenis, kecuali…
a. perundang-undangan
b. pembuatan aturan-aturan hukum oleh penguasa;
c. pemerintahan;
d. perizinan
e. pengadilan
2. van Vollenhoven, membagi tugas negara menjadi empat, yaitu kecuali…
a. membuat peraturan dalam bentuk undang-undang baik dalam arti formal
maupun materil yang disebut regeling
b. pemerintahan dalam arti secara nyata memelihara kepentingan umum yang
disebut bestuur
c. penyelenggaran dalam pengelolaan sumber daya alam untuk kesejahteraan
masyarakat
d. mempertahankan ketertiban umum baik secara preventif maupun represif,
didalamnya termasuk peradilan pidana yang disebut politis
Jawablah soal nomor 4-6 berikut dengan Benar (B) atau Salah (S):
Apabila hasil tes formatif peserta kuliah telah mencapai nilai 80 ke atas maka peserta
kuliah dapat melanjutkan pembelajaran pada kegiatan belajar berikutnya. Namun apabila
belum mencapau batas tersebut maka peserta kuliah diminta untuk mengulangi membaca
modul dan mengulangi tes formatif berdasarkan instruksi dosen. Selanjutnya, mahasiswa
juga diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat
mengenai perkembangan HAN.