MATA KULIAH
HUKUM PIDANA (ILH0008)
2
PENANGGUNGJAWAB MATA KULIAH, TIM PENYUSUN, DOSEN DAN TUTOR
Hak Cipta
@2022 oleh Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Halu Oleo
3
PENGANTAR MODUL
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, atas limpahan rahmat dan
karunianya sehingga modul ini dapat diselesaikan oleh Tim Pengajar Hukum Pidana
Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Halu Oleo. Modul ini disusun
dimaksudkan sebagai peta jalan bagi mahasiswa ketika mengambil mata kuliah
hokum pidana. Hukum Pidana merupakan mata kuliah wajib yang harus ditempuh
mahasiswa Fakultas Hukum sebagai mata kuliah dasar.
Dalam modul ini disampaikan secara jelas jenis perkuliahan, meliputi klasikal
(pengajaran) dan tutorial, sumber belajar (bacaan), isi dari tutorial, dan jadwal
termasuk penilaian dan etika pembelajaran. Karena sejak awal hal ini disampaikan,
maka mahasiswa mempunyai posisi dan peran penting dalam melakukan aktivitas
perkuliahan, terutama perencanaan belajar seperti mempelajari sumber belajar,
mempersiapkan tutorial, pengerjaan tugas dan utamanya adalah kemandirian
belajar. Berbasis modul ini, mahasiswa dapat merencanakan pembelajaran dan
mempunyai target capaian pembelajaran.
Modul ini berlaku untuk semester Gasal Tahun Akademik 2022/2023. Selamat
berproses dan semoga sukses di mata kuliah Hukum Pidana.
4
DESKRIPSI MATA KULIAH
Hukum Pidana merupakan mata kuliah wajib 3 SKS yang harus ditempuh mahasiswa
Fakultas Hukum sebagai mata kuliah dasar. Hukum pidana merupakan mata kuliah
pengetahuan dasar asas-asas hukum pidana, yang berisikan asas-asas penting
hukum pidana untuk dapat memahami bangunan sistem hukum pidana secara
keseluruhan. Hukum pidana memiliki ciri yang khusus, yang berbeda dengan bidang
hukum lain. Untuk memberikan suatu pemahaman yang lebih komprehensif, dalam
usaha memahami perbedaan dimaksud, batasan atau definisi hukum pidana
sangatlah penting dipahami, yang dilanjutkan dengan pemahaman sifat hukum
pidana sebagai hukum publik
Mata kuliah ini diarahkan pada pemahaman prinsip-prinsip Hukum Pidana, baik
ketentuannya diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) maupun
yang ada di luar KUHP. Penyampaian materi dilakukan menggunakan metode
ceramah klasikal dan tutorial serta pemberian tugas baik individu maupun kelompok
(khususnya dalam membahas kasus baik hipotesis maupun empiris). Keseluruhan
materi dalam perkuliahan dimaksudkan agar mahasiswa dapat memahami konsep
utama hukum pidana, yaitu perbuatan pidana, pertanggungjawaban pidana dan
pemidanaan.
5
CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN DAN MATA KULIAH
Mahasiswa mampu menjelaskan teori-teori dan asas-asas hukum pidana yang ada di
Indonesia serta mampu mengidentifikasi dan mengimplementasikan dalam kasus
konkrit sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
dengan benar. Disamping itu juga dimaksudkan memberi dasar bagi para mahasiswa
untuk memahami lebih lanjut mereka yang tertarik untuk minat peradilan.
6
PENILAIAN
UTS dilakukan dalam bentuk tertulis (essay) bersifat terbuka. Ruang lingkup
UTS adalah topik selama minggu I hingga sebelum jadwal UTS. Komponen
UTS adalah sebesar 25 % dari seluruh komponen penilaian.
3. Pekerjaan Rumah
Hanya terdapat 1 pekerjaan rumah akan diberikan dalam perkuliahan ini, yakni
membuat pendapat hukum atas suatu kasus yang akan diberikan. Format
pendapat hukum sekurang-kurangnya terdiri dari : Fakta, Bahan Hukum, Isu
Hukum dan Analisa Hukum. Komposisi penilaian Pekerjaan Rumah adalah 10
% dari seluruh komponen penilaian.
4. Tutorial
Tutorial merupakan bentuk perkuliahan dengan kemandirian mahasiswa
sebagai kuncinya. Inisiatif dan keaktifan mahasiswa adalah kunci. Mahasiswa
harus membaca modul tentang Tutorial untuk memperoleh persiapan yang
memadai. Komponen Tutorial mempunyai nilai 25 % dalam penilaian.
5. Kehadiran
Kehadiran merupakan sesuatu yang wajib saat melakukan pembelajaran
dengan metode tutorial. Prosentase presensi kehadiran ditentukan
berdasarkan standar aturan yang telah ditetapkan oleh Fakultas Hukum
Universitas Halu Oleo.
7
METODE
1. Pengajaran (Klasikal)
2. Tutorial
Pada metode tutorial, mahasiswa adalah pelaku utama dalam proses belajar.
Pada metode ini tidak ada pemberian informasi/ pengetahuan berupa ceramah
atau bentuk lain dari dosen. Tutorial dimaksudkan sebagai pendalaman,
perluasan dan membanguan kemampuan belajar secara mandiri dari mahasiswa
dalam melakukan analisa, memecahkan masalah/ kasus atas suatu tugas tutorial
yang diberikan. Tugas tutorial diberikan dalam modul ini dapat berupa kasus
hipotetik, kasus asli dengan modifikasi, atau uraian tentang suatu hal/ peristiwa.
Kelas tutorial adalah bentuk diskusi yang terfokus atas suatu tugas/ perintah
tutorial. Dalam tutorial, terdiri dari mahasiswa dan tutor.
Pemimpin diskusi dan notulis dipilih dari dan oleh mahasiswa peserta kelas.
Dalam semester Gasal 2022/2023, mata kuliah Hukum Pidana terdapat 3 kali
pertemuan tutorial (lihat jadwal).
8
BERPERILAKU DAN INTEGRITAS AKADEMIK
Berperilaku
Alat komunikasi (mobile phone atau tab) dilarang dipergunakan selama proses
pembelajaran bagi mahasiswa. Namun penggunaan alat komunikasi yang
diperuntukkan mendukung dan berhubungan langsung dengan kegiatan belajar
diperbolehkan dengan batasan dan kebijakan yang ditentukan oleh dosen kelas
masing-masing.
Penggunaan Leptop
Integritas Akademik
Semua hal yang terkait dengan kecurangan akademik seperti Plagiarisme, mencontek
selama ujian atau quiz, dan/atau tindakan lainnya yang dapat dikategorikan sebagai
pelanggaran terhadap integritas akademik akan dikenakan sanksi atas pelanggaran
tersebut sesuai aturan yang telah ditentukan dan berlaku di lingkungan Universitas
Halu Oleo.
9
sarana dan prasarana, dan tindakan kriminal lainnya akan diberikan sanksi dan dapat
dikeluarkan sebagai mahasiswa UHO.
10
SUMBER BELAJAR
3. --------, Sari Kuliah Hukum Pidana II, Fakultas Hukum Undip, Semarang,
1999.
10. Gammage, Allen Z dan Hempill, Charles F, Basic Criminal Law, McGraw-Hill,
USA, 1974
11. Han Bing Siong, Asas-asas Tata Hukum Nasional dalam Bidang Hukum
Pidana, Tunas Mekar Murni, Jakarta, 1963.
13. Jonkers, J E, Hukum Pidana Hindia Belanda,PT Bina Aksara, jakarta, 1987.
11
16. -------, Fungsi dan Tujuan Hukum Pidana Indonesia, Bina Aksara,
Jakarta, 1985.
18. Reid ,Sue Titus, Criminal Law, Second Edition, Macmillan Publishing
Company, New York1992.
19. Roeslan Saleh, Asas-asas Hukum Pidaan Kuliah tahun 1957/1958, Jilid
1,2 dan 3, Jajasan Badan Penerbit Gajah Mada, Jogyakarta,1960
20. -------, Stelsel Hukum Pidana, Jajasan Badan Penerbit Gajah Mada, Jogyakarta,
1960.
21. Remmelink, Jan, Hukum Pidana, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2003.
23. Satochid, Hukum Pidana Bagian Satu, Balai Lektur Mahasiswa, Tanpa Tahun
24. -------, Hukum Pidana Bagian Kedua, Balai Lektur Mahasiswa, Tanpa Tahun
29. ------, Hukum Pidana II, Pustaka Tinta Mas, Bandung, 1986.
31. Williams, Glanville, Textbook of Criminal Law, Second Edition, Stevens & Sons,
London,1983.
32. Komariah Emong Sapardjaja, Ajaran Sifat Melawan Hukum Materiil dalam
Hukum Pidana Indonesia, Alumni, Bandung,2002.
12
JADWAL PERKULIAHAN
13
9 Kealpaan 1) Teori-teori kealpaan Klasikal
2) Tidak ada penduga-duga
3) Tidak ada penghati-hati
10 Alasan-alasan 1) Daya Paksa (Pasal 48 KUHP) Klasikal
penghapusan pidana 2) Pembelaan Terpaksa (Psl. 49
KUHP)
3) Melaksanakan UU (Pasal 50
KUHP)
4) Melaksanakan perintah jabatan
(Pasal 51 KUHP)
5) Pasal 44 KUHP
6) UU No.11 /2012 Sistem
Peradilan Anak
11 Percobaan 1) Unsur-unsur percobaan Klasikal
2) Teori subyektif dan obyektif
3) Jenis-jenis percobaan
12 Penyertaan 1) Pembuat (Dader) dalam hukum Klasikal
pidana
2) Turut serta
3) Menyuruh akukan
4) Penganjuran
5) Pembantuan
13 Perbarengan/Concursus 1) Pengertian Concursus Klasikal
2) Concursus Idealis (Pasal 63
KUHP)
3) Concursus Realis (Pasal 65
KUHP)
4) Perbuatan Berlanjut (Pasal 64
KUHP)
14 Recidive 1) Pengertian recidive Tutorial
(Pengulangan 2) Recidive umum
Perbuatan 3) Recidive khusus
Pidana) 4) Recidive antara
15 Teori dan Sistem 1) Hakikat pemberian pidana Klasikal
pemidanaan, 2) Sistem pemidanaan
Daluarsa pemidanaan dan 3) Konsep daluarsa
penuntutan 4) Sistem perhitungan daluarsa
16 UJIAN AKHIR SEMESTER
14
PERTEMUAN PERKULIAHAN DAN TUTORIAL
15
Pengajaran Pertemuan ke 1
Pengantar hukum pidana dan Sejarah Hukum Pidana Di Indonesia
Kata Kunci :
1) Pengertian
2) Hukum Pidana
3) Fungsi Hukum
4) Pidana
5) Tujuan Hukum
6) Pidana
7) Hubungan antara Hukum Pidana dengan ilmu bantu seperti
Kriminologi, Viktimologi, Psikiarti
8) Forensik dan Ilmu Kedokteran Kehakiman
9) Sejarah WvS (S.1915–732)
10) Pasal I dikaitkan dengan Pasal VI UU No. 1 Tahun 1946
11) Pasal V diakitkan dengan Pasal VIII UU No. 1/ 1946
12) Beberapa peraturan hukum pidana sesudah tanggal 26-2-1946
Sumber Belajar :
1. Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Bina Aksara, Jakarta,2010.
H.1-13
2. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Citra
Aditya bakti, Bandung 1997.H.1-25
3. Sianturi, Asas-asas Hukum Pidana dan Penerapannya,
Alumni, AHM-PTHM, Jakarta, 1982. H.1-31.
4. Kanter, E.Y dan Sianturi, Asas Asus Hukum Pidana dan
Penerapannya, Storia Grafika, Jakarta, 2002, h.35-55
5. Prakoso, Djoko dan Edi Yuniarto, Dualisme dalam Peraturan
Hukum Pidana sejak berlakunya UU No. 1 Thn. 1946, Bina
Aksara, Jakarta, 1986.,
6. Siong, Han Bing., Asas-asas Tata Hukum Nasional dalam Bidang
Hukum Pidana, Tunas Mekar Murni, Jakarta, 1963.
7. --------, Dasar-dasar Pengetahuan Tata Hukum Indonesia dari
Ilmu Hukum Pidana Indonesia, Tunas Mekar Murni, Jakarta, 1963.
8. Poernomo, Bambang Asas Asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, h.
h.49-56
9. Satochid, Hukum Pidana Bagian Satu, Balai Lektur Mahasiswa,
Tanpa Tahun, h.5-39
10. Tresna, Asas-asas Hukum Pidana, PT Tiara, Jakarta,, h.183-
112
11. Utrecht, Hukum Pidana I, Pustaka Tinta Mas, Bandung, 1986,
h. 1-5
Tugas :
1. Jelaskan definisi hokum pidana menurut Moeljatno?
16
2. Apa yang dimaksud hokum pidana obyektif?
3. Apa yang dimaksud sebagai hokum pidana subyektif?
4. Apa beda kriminologi dan viktimologi?
5. Apa fungsi ilmu bantu hokum pidana?
6. Sejarah perkembangan hukum pidana di Indonesia diawali dengan
kedatangan tantara VOC pada tahun 1602 hingga Belanda berhasil
membuat KUHP nya pada tahun 1881.
7. Jelaskan hukum kapal yang diterapkan saat VOC masuk ke
Indonesia,
8. Hukum kapal selanjutnya diganti statuta betawi Tahun 1642, berlaku
di Batavia, Jelaskan ketentuan yang diatur dalam Statuta Betawi
9. Jelaskan Kodifikasi hukum adat dibeberapa daerah kekuasaan VOC!
10. Jelaskan makna asas konkordansi terkait berlakunya KUHP
Belanda di Indonesia dan sertakan dasar hukumnya !
11. Jepang pernah menjajah Indonesia, sebagai konsekuensinya
jepang juga menerapkan KUHP nya, jelaskan !
17
Pertemuan ke 2
Asas-asas dalam hukum pidana
KataKunci:
1) Makna Asas Legalitas
2) Sejarah Asas Legalitas
3) Perumusan Legalitas
4) Pandangan sarjana mengenai asas
5) legalitas
6) Teori perubahan undangan-undangan
7) Asas teritorial, dan perluasan bekerjanya Pasal 2 KUHP dan Pasal 3
KUHP
8) Asas personal/nasional aktif
9) Asas perlindungan/nasional pasif
10) Asas universal
Sumber bacaan
18
11. Hery Firmansyah dan Sigit Riyanto, Hukum Pidana Materil & Formil
: Berlakunya Hukum Pidana, USAID-The Asia Foundation-
Kemitraan Partnership, Jakarta, 2015.
12. I Wayan Parthiana, Hukum Pidana Internasional Dan
Ekstradisi, CV. Yrama Widya, 2004.
19
Pertemuan ke 3
Perbuatan Pidana
Kata Kunci :
1) Pengertian perbuatan pidana
2) Unsur-unsur perbutan pidana
3) Kelakuan dan akibat
4) Cara merumuskan perbuatan pidana
5) Pembagian perbuatan pidana
Sumber Belajar :
1. Moeljatno, Asas Asas Hukum Pidana, Bina Aksara, 2010, h. 54
2. Didik Endro Purwoleksono, Hukum Pidana, Airlangga University
Press (AUP), Surabaya 2014, h.
3. P.A.F Lamintang, Dasar Dasar Hukum Pidana Indonesia, Citra
Aditya bakti, 1997, h. 181
4. Moeljatno, Asas Asas Hukum Pidana, Bina Aksara, 2010, h. 64
5. Didik Endro Purwoleksono, Hukum Pidana, Airlangga University
Press (AUP), Surabaya 2014, h.
6. P.A.F Lamintang, Dasar Dasar Hukum Pidana Indonesia, Citra
Aditya bakti, 1997, h. 181
Tugas :
1. Apakah hukum pidana adalah ilmu tentang perilaku?
2. Apakah perbedaan konsep strafbaarfeit dan konsep perbuatan
pidana?
3. Apakah bentuk perumusan kejahatan dan pelanggaran yang diatur
dalam KUHP/WvS?
4. Apakah bentuk kesalahan menjadi bagian dari unsur perbuatan
pidana dalam KUHP?
5. Apakah perbedaan kualifikasi delik materiil dan delik formil?
20
Pertemuan ke 4
Kausalitas dalam Hukum Pidana
Kata Kunci
1) Teori Conditio sine Qua non
2) Teori menggeneralisir
3) Teori mengindividualisir
4) Teori Relevansi
5) Hubungan kausal kelakuan negatif
Sumber Bacaan
1. P.A.F. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana di Indonesia, Citra
Aditya Bakti, Bandung, 1997, h.235-268.
2. E.Y.Kanter dan Sianturi, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan
Penerapannya, Storia Grafika, Jakarta, 2002, h.121-141
3. Eddy O.S Hieriej Prinsip Prinsip Hukum Pidana, Cahaya Atma,
Yogyakarta,2014. H.207-220
Tugas
1. Jelaskan pengertian teori condition sine quanon?
2. Apa yang dimaksud teori yang menggeneralisir?
3. Apa yang dimaksud teori yang mengindividualisir?
4. Sebutkan tujuan mempelajari teori kausalitas?
5. Sebutkan contoh perumusan sebab akibat dalam Undang-Undang
Pidana?
21
Tutorial Pertemuan Ke 5
Sifat Melawan Hukumnya Perbuatan
Persiapan :
22
Pertemuan ke 6
Pertanggung jawaban pidana/kesalahan
Kata Kunci
Sumber Bacaan
1. P.A.F. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana di Indonesia, Citra
Aditya Bakti, Bandung, 1997, h.275-286.
2. E.Y.Kanter dan Sianturi, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan
Penerapannya, Storia Grafika, Jakarta, 2002, Bab.19
3. Eddy O.S Hieriej Prinsip Prinsip Hukum Pidana, Cahaya Atma,
Yogyakarta,2014. H.151-183.
4. Sahetapy (Editor Penerjemah), Hukum Pidana, Liberty, Yogyakarta,
1995. H.77-95
Tugas
1. Jelaskan pengertian pertanggungjawaban pidana?
2. Jelaskan definisi kesalahan dalam hokum pidana?
3. Apa yang dimaksdu dengan kemampuan bertanggungjawab?
4. Apa yang dimaksud kesengajaan?
5. Sebutkan jenis-jenis kesengajaan?
23
Tutorial Pertemuan Ke 7
Kesengajaan
Persiapan :
24
Pengajaran Pertemuan ke 9
Kealpaan
Kata Kunci :
Kealpaan sebagai bentuk kesalahan, Tidak ada penduga-duga. Tidak ada
penghati-hati, Pendapat sarjana terkait dengan kealpaan sebagai bentuk
kesalahan
Sumber Belajar :
1) Andi Zainal Abidin, Asas-asas Hukum Pidana Bagian Pertama,
Alumni, Bandung,1987, h. 60-75
2) Bemmelen, J.M, van, Hukum Pidana I (terjemahan Hasan), Cet.II,
Binacipta Bandung, 1987, h.1-16.
3) Kanter, E.Y dan Sianturi, Asas Asus Hukum Pidana dan
Penerapannya, Storia Grafika, Jakarta, 2002, h.35-55
4) Poernomo, Bambang, Asas Asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, h.
h.49-56
5) Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Bina Aksara, Jakarta,1987
6) Satochid, Hukum Pidana Bagian Satu, Balai Lektur Mahasiswa,
Tanpa Tahun, h.539
7) Tresna, Asas-asas Hukum Pidana, PT Tiara, Jakarta,, h.183-112
8) Utrecht, Hukum Pidana I, Pustaka Tinta Mas, Bandung, 1986, h. 1-
56.
9) Remmelink, Jan, Hukum Pidana, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta 2003, h.528-43
10) Sudarto, Hukum Pidana I, Yayasan Sudarto UNDIP, Semarang,1990.
Tugas :
1. Apakah yang dimaksud dengan kealpaan dalam hukum pidana ?
2. Jelaskan pandangan beberapa sarjana terkait dengan kealpaan
sebagai bentuk kesalahan
25
3. Jelaskan persamaan dan perbedaan kesengajaan dan kealpaan
sebagai bentuk kesalahan
4. Jelaskan mengapa orang yang melakukan kejahatan yang berbentuk
kealpaan dapat dipidana
5. Sebutkan bentuk bentuk kealpaan dalam KUHP yang dapat dipidana
sertakan dasar hukumnya
26
Pertemuan ke 10
Alasan Penghapus Pidana
Kata Kunci:
Sumber Belajar
1. Moeljatno, Asas-AsasHukum Pidana, bina Aksara, Jakarta, 1983,
h.137-152.
2. E.Y.Kanter dan Sianturi, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan
Penerapannya, Storia Grafika, Jakarta, 2002, h.256-302
3. P.A.F. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana di Indonesia, Citra
Aditya Bakti, Bandung, 1997, h.385-524.
4. UU Sistem Peradilan Pidana anak No.11 Tahun 2012
Tugas
1. Apakah perbedaan antara alasan pembenar, alasan pemaaf dan
alasan penghapus penuntutan ?
2. Jelaskan pasal pasal berapa saja di KUHP yang termasuk dalam
alasan pembenar dan alasan pemaaf !
3. Apakah pembagian alasan penghapus pidana menurut Memori van
Toelichting (MvT) ? Jelaskan !
4. Apakah perbedaan antara vis Compulsiv dan Vis absoluta, dan
jelaskan mana yang masuk dalam katagori overmacht ?
5. Apakah perbedaan antara ‘ Noodweer’ dan ‘Noodweer-Ekses’, ?
jelaskan.
27
Pertemuan ke 11
Percobaan
Kata Kunci:
1) Unsur-unsur percobaan
2) Teori subyektif dan obyektif
3) Jenis-jenis percobaan
Sumber bacaan
1. E.Y. Kanter, S.R Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia Dan
Penerapannya, Penerbit Storia Grafita, Jakarta 2002, h.308-324
2. Mr. J.M. van Bemmelen, Hukum Pidana 1, Binacipta,
Bandung,1994,h. 238-259
3. D. Schaffmeister, N Keizer, EPH Sitorus, Hukum Pidana, PT Citra
Aditya Bakti,Bandung,2007,h.209-222
4. Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, Refika
Aditama, Bandung,2003,h.106-115.
5. Didik Endro Purwoleksono, Hukum Pidana, LP3 Universitas
Airlangga- Airlangga University Press, Surabaya,2014,h.53-58.
Tugas
Self-Study
1. apa dasar dapat dipidananya percobaan?
2. Jelaskan unsur unsur percobaan !
3. Jelaskan unsur niat dalam percobaan !
4. jelaskan unsur permulaan pelaksanaan !
5.Jelaskan unusr tidak selesaianya bukan kehendak sendiri!
28
Pengajaran Pertemuan ke 12
Penyertaan
Kata Kunci
Pembuat (Dader) dalam ilmu pengetahuan hukum pidana, Pelaku menurut
Pasal 55 KUHP, Bentuk bentuk pelaku menurut Pasal 55 KUHP,
Pembantuan menurut Pasal 56 KUHP
Daftar Bacaan
1. Bemmelen,m, J.M, van, Hukum Pidana I (terjemahan Hasan),
Cet.II, Binacipta Bandung, 1987, h.263- h.306
6. Utrecht, Hukum Pidana II, Pustaka Tinta Mas, Bandung, 1986, h.5-
136
9. Arief, Barda Nawawi, Sari Kuliah Hukum Pidana II, Fakultas Hukum
Undip, Semarang, 1999.
29
Tugas
1. Jelaskan konsep pelaku tindak pidana menurut ilmu pengetahuan
hukum pidana dikaitkan dengan pengaturannya dalam Pasal 55 KUHP!
2. Jelaskan bentuk bentuk pelaku yang terdapat dalam pasal 55 KUHP
3. perbedaan antara yang menyuruh lakukan (doenpleger) dengan
penganjur (uitlokker) !
4. Jelaskan perbedaan turut serta (medepleger) dengan pembantuan
(mendeplichtige)!
30
Pertemuan Ke 13
Recidive (Pengulangan Tindak Pidana)
Persiapan :
1. Barda Nawawi Arief, Pelangkap Bahan Kuliah Hukum Pidana I,
Yayasan Sudarto, Semarang,1990.
2. Didik Endro.P. Hukum Pidana, Airlangga University Press,
Surabaya, 2014.
3. J.M van Bemmelen, Hukum Pidana I (terjemahan Hasan), Cet.II,
Binacipta Bandung, 1987.
4. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Citra Aditya
bakti, Bandung 1997.
5. Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Bina Aksara, jakarta,1987.
6. Prodjodikoro, Wirjono, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, PT
Eresco, Bandung, 1986.
7. Jan Remmelink, Hukum Pidana, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta 2003.
8. Satochid, Hukum Pidana Bagian Satu, Balai Lektur Mahasiswa,
Tanpa Tahun.
9. Sudarto, Hukum Pidana I, Yayasan Sudarto UNDIP,
Semarang,1990. 10.
Adanya pandemi covid – 19, beberapa waktu yang lalu, negara melalui
menteri hukum dan ham, membebaskan ribuan narapidana. mereka
dibebaskan dengan alasan kemanusiaan dan sebagai upaya pencegahan
merebaknya virus covid-19 di lembaga pemasyarakatan serta sudah
menjalani 2/3 pidana. namun kenyataannya, mereka tidak beberapa setelah
dibebaskan, banyak yang melakukan tindak pidana lagi. ada yang dulu
melakukan tindak pidana pencurian, setelah dibebaskan melakukan tindak
31
pidana pembunuhan. ada yang dulu melakukan tindak pidana pencurian,
setelah dibebaskan melakukan tindak pidana pencurian lagi.
Analisis Mana yang dapat disebut sebagai recidive dan mana yang bukan
recidive.
32
Pertemuan ke 14
Concursus/Perbarengan
Kata Kunci:
Concursus, Idealis, Realis,perbuatan, berlanjut
Sumber bacaan
1. E.Y. Kanter, S.R Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia Dan
Penerapannya, Penerbit Storia Grafita, Jakarta 2002, h.391-401
2. Mr. J.M. van Bemmelen, Hukum Pidana 1, Binacipta,
Bandung,1994,h. 309-323
3. Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, Refika
Aditama, Bandung,2003,h.142-154.
4. Didik Endro Purwoleksono, Hukum Pidana, LP3 Universitas
Airlangga- Airlangga University Press, Surabaya,2014,h.81-85.
Tugas
Self-Study
1. Apa yang dimaksud dengan concursus ?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan concursus idealis ?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan concursu realis ?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan perbuatan berlanjut ?
5. Kapan terjadi concursus idealis, realis dan perbuatan berlanjut ?
33
Pertemuan ke 15
Teori dan Sistem Pemidanaan
Kata Kunci:
Sistem, Pemidanaan, penjara, kurungan, maksimum, umum, khusus
Sumber bacaan
1. E.Y. Kanter, S.R Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia Dan
Penerapannya, Penerbit Storia Grafita, Jakarta 2002, h.452-479.
2. E. Utrecht, Rangkaian Sari Kuliah Hukum Pidana II, 1962, h.268-402.
3. Roeslan Saleh, Stelsel Pidana Indonesia, Aksara
Baru,Jakarta,1983,h.9-42
4. Lamintang, Hukum Panitensier Indonesia, Armico,
Bandung,1984,h.47-180.
5. Lamintang, Simon, Kitab Pelajaran Hukum Pidana (Leerboek van Het
Nederlanches Straftrecht), Pioner Jaya, Bandung,1992,h.7-30. Dan
383-391.
6. Didik Endro Purwoleksono, Hukum Pidana, LP3 Universitas
Airlangga- Airlangga University Press, Surabaya,2014,h.91-98.
Tugas
Self-Study
1. Jelaskan jenis jenis pidana dalam KUHP?
2. Apa yang dimaksud dengan pidana penjara?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pidana kurungan?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan maksimum umum, mimimum
khusus ?
5. Jelaskan apa yang dimaksud pengumuman putusan hakim, pidana
tutupan dan pidana tambahan?
34