Makalah
oleh:
Inggit Permatasari (NIM 1703810)
Nita Puspita (NIM 1704071)
Virli Widia Aprilia (NIM 1704317)
Aulia Ramadhan (NIM 1704476)
Syarifah Nabilla (NIM 1704719)
Kelompok 3
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas karunia rahmat dan nikmat-Nya lah makalah yang berjudul “Tenaga
Administrasi Sekolah Studi Kasus di Badan Kepegawaian Daerah” ini dapat selesai
pada waktunya. Makalah ini dibuat dengan maksud untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Profesionalisasi Administrasi Pendidikan.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis mendapat banyak dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah berpatisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Penulis
berharap semoga gagasan pada makalah ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan
pada khususnya dan pembaca pada umumnya..
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa
Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pemerintah merumuskan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan yang
diharapkan bersama yaitu:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UU Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003).
Dari penjelasan pendidikan yang telah dijelaskan dalam UU RI No. 20
Tahun 2003 sangatlah jelas bahwa pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Dalam mewujudkan tujuan tersebut dibutuhkan tenaga ahli.
Hal ini juga mendukung adanya tenaga administrasi dalam memberikan layanan
prima kepada masyarakat khususnya kepada konsumen pendidikan. Tenaga
administrasi sekolah saat ini dijadikan sebagai pusat pelayanan publik dalam
meningkatkan pencitraan sekolah.
Tenaga administrasi sekolah dalam hal ini menempati peran penting sebagai
tenaga kependidikan dengan tugasnya yang bukan hanya sekedar membantu
sekolah dalam urusan administrasi melainkan meliputi beberapa kegiatan
penting dalam pengembangan kualitas sekolah seperti pengelolaan,
pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis. Dengan kata lain tenaga
administrasi sekolah bertugas sebagai pendukung berjalannya proses pendidikan
di sekolah melalui layanan administratif guna terselenggaranya proses
pendidikan yang efektif dan efisien di sekolah.
Atas dasar pentingnya peran Tenaga Administrasi Sekolah dalam kegiatan
penyelenggaraan pendidikan, maka disini kelompok akan membahas makalah
dengan judul “Profesionalisasi Tenaga Administrasi Sekolah”.
1
B. Tujuan Kajian
Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi tujuan kajian dalam
makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui konsep dasar profesi atau keprofesian.
2. Untuk mengetahui konsep profesionalisasi Tenaga Administrasi Sekolah.
3. Untuk menganalisis kedudukan profesi Tenaga Administrasi Sekolah.
4. Untuk menganalisis struktur kelembagaan Tenaga Administrasi Sekolah.
5. Untuk memberikan alternatif pemecahan terhadap permasalahan Tenaga
Administrasi Sekolah.
C. Dasar Hukum
Adapun dasar hukum yang menjadi dasar pelaksanaan Tenaga Administrasi
Sekolah, antara lain:
1. Pancasila
2. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2008 tentang Standar
Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
sehingga meyakinkan dan memperoleh kepercayaan pihak yang
memerlukannya.
Pada umumnya masyarakat awam memaknai kata profesionalisme bukan
hanya digunakan untuk pekerjaan yang telah diakui sebagi suatu profesi,
melainkan pada hampir setiap pekerjaan. Muncul ungkapan misalnya penjahat
profesional, sopir profesional, hingga tukang ojeg profesional. Dalam bahasa
awam pula, seseorang disebut profesional jika cara kerjanya baik, cekatan, dan
hasilnya memuaskan. Dengan hasil kerjanya itu, seseorang mendapatkan uang
atau bentuk imbalan lainnya.
Pernyataan di atas itu mengimplikasikan bahwa sebenarnya seluruh
pekerjaan apapun memungkinkan untuk berkembang menuju kepada suatu jenis
model profesi tertentu. Dengan mempergunakan perangkat persyaratannya
sebagai acuan, maka kita dapat menandai sejauh mana sesuatu pekerjaan itu
telah menunjukkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu dan/atau seseorang
pengemban pekerjaan tersebut juga telah memiliki dan menampilkan ciri-ciri
atau sifat-sifat tertentu pula yang dapat dipertanggungjawabkan secara
profesional (memadai persyaratan sebagai suatu profesi). Berdasarkan indikator-
indikator tersebut maka selanjutnya kita akan dapat mempertimbangkan derajat
profesionalitasnya (ukuran kadar keprofesiannya). Jika konsepsi keprofesian itu
telah menjadi budaya, pandangan, faham, dan pedoman hidup seseorang atau
sekelompok orang atau masyarakat tertentu, maka hal itu dapat mengandung
makna telah tumbuh-kembang profesionalisme di kalangan orang atau
masyarakat yang bersangkutan.
Namun ada semacam common denominators antara berbagai profesi. Suatu
profesi umumnya berkembang dari pekerjaan (vocation) yang kemudian
berkembang makin matang. Selain itu, dalam bidang apapun profesionalisme
seseorang ditunjang oleh tiga hal. Tanpa ketiga hal ini dimiliki, sulit seseorang
mewujudkan profesionalismenya. Ketiga hal itu ialah keahlian, komitmen, dan
keterampilan yang relevan yang membentuk sebuah segitiga sama sisi yang
ditengahnya terletak profesionalisme. Ketiga hal itu pertama-tama
dikembangkan melalui pendidikan pra-jabatan dan selanjutnya ditingkatkan
melalui pengalaman dan pendidikan/latihan dalama jabatan. Karena keahliannya
4
yang tinggi, maka seorang profesional dibayar tinggi. ”well educated, well
trained, well paid”, adalah salah satu prinsip profesionalisme.
Profesionalitas adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota
suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang
mereka miliki untuk dapat melakukan tugastugasnya. Dengan demikian,
profesionalitas guru PAI adalah suatu “keadaan” derajat keprofesian seorang
guru PAI dalam sikap, pengetahuan, dan keahlian yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas pendidikan dan pembelajaran agama Islam. Dalam hal ini,
guru PAI diharapkan memiliki profesionalitas keguruan yang memadai sehingga
mampu melaksanakan tugasnya secara efektif.
Dari berbagai pengertian di atas tersirat bahwa dalam profesi digunakan
teknik dan prosedur intelektual yang harus dipelajari secara sengaja, sehingga
dapat diterapkan untuk kemaslahatan orang lain. Dalam kaitan ini seorang
pekerja profesional dapat dibedakan dari seorang pekerja amatir walaupun sama-
sama menguasai sejumlah teknik dan prosedur kerja tertentu, seorang pekerja
profesional memiliki filosofi untuk menyikapi dan melaksanakan pekerjaannya.
(Syafruddin Nurdin, 2005: 13-14).
Syarat-syarat Profesi. Menurut Syafrudin Nurdin ada delapan kriteria yang
harus dipenuhi oleh suatu pekerjaan agar dapat disebut sebagai profesi, yaitu : 1.
Panggilan hidup yang sepenuh waktu 2. Pengetahuan dan kecakapan atau
keahlian 3. Kebakuan yang universal 4. Pengabdian 5. Kecakapan diagnostik
dan kompetensi aplikatif 6. Otonomi 7. Kode etik 8. Klien 9. Berperilaku
pamong 10.Bertanggung jawab, ( Syafrudin Nurdin, 2005: 14-15)
5
1. Membantu kepala sekolah/madrasah dalam kegiatan administrasi (urusan
surat menyurat, ketatausahaan) sekolah/madrasah yang berkaitan dengan
pembelajaran.
2. Pelaksana urusan kepegawaian bertugas membantu dalam kegiatan atau
kelancaran kepegawaian baik pendidik maupun tenaga kependidikan yang
bertugas di sekolah/madrasah.
3. Pelaksanaan urusan keuangan bertugas membantu dalam mengelola keuangan
sekolah/ madrasah.
4. Pelaksana urusan perlengkapan/logistik bertugas dalam mengelola
perlengkapan/logistik sekolah/ madrasah.
5. Pelaksana sekretariat dan kesiswaan bertugas membantu Kepala Tata Usaha/
Kepala Subbagian Tata Usaha dalam mengelola kesekretariatan dan
kesiswaan.
6
pelengkapan pendidikan, kepegawaian, dan keuangan. Secara lebih rinci, tugas
Kepala Tenaga Administrasi Sekolah/ Madrasah, diantaranya:
a. Menyusun program tahunan ketenagaadministrasian sekolah yang mengacu
pada program tahunan sekolah dan program sekolah jangka menengah
maupun jangka panjang.
b. Menyusun rincian tugas Tenaga Administrasi Sekolah sesuai dengan kondisi
yang ada.
c. Melakukan pengontrolan internal ketenagaadministrasian sekolah.
d. Memelihara jalannya pekerjaan adminsitrasi sekolah dengan baik.
e. Mengarahkan, membimbing, dan mengembangkan staf Tenaga Administrasi
Sekolah.
f. Menyelesaikan permasalahan administrasi sekolah.
g. Pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan erat dengan urusan Kepala
Tenaga Administrasi Sekolah.
7
a. Mencatat dan membukukan setiap penerimaan dan pengeluaran uang sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
b. Mengarsipkan seluruh bukti pengeluaran (mis: kuitansi dan SPJ) dan
menyusunnya secara teratur.
c. Menghitung ulang jumlah pemasukan dan pengeluaran secara teliti.
d. Melaporkan keadaan keuangan sekolah kepada Kepala Sekolah dan Komite
Sekolah, dan kepada Dinas Pendidikan setempat secara periodic.
e. Mengerjakan pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan erat dengan urusan
administrasi keuangan sekolah.
8
c. Mengerjakan pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan urusan
hubungan masyarakat
9
Melaksanakan Administrasi Kurikulum, bertanggung jawab kepada Kepala
Tenaga Administrasi Sekolah/ Madrasah, dengan rincian tugas diantaranya:
a. Bekerja sama dengan Wakil Kepala Sekolah dalam,
b. pengadministrasian kelengkapan kurikulum,
c. berdasarkan input dari guru, memasukkan nilai ke dalam file nilai baik secara
manual maupun digital,
d. pembuatan daftar peserta Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Nasional,
e. Mengerjakan pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan
administrasi kurikulum.
10
d. Menjaga ketenangan dan keamanan kompleks sekolah pada waktu siang dan
malam hari
e. Mengisi buku catatan kejadian gangguan keamanan dan ketertiban sekolah
f. Melaporkan dengan cepat kejadian gangguan keamanan sekolah dan hal-hal
lain yang terkait dengan tugasnya
g. Mengawasi keluar dan masuknya orang, barang, kendaraan di lingkungan
sekolah
h. Mencatat dan mengatur tamu ke tempat yang dituju
i. Merawat peralatan penunjang tugas mengamankan sekolah
j. Mengawal kegiatan kedinasan guru dan siswa di luar lingkungan sekolah
k. Mengawal bendahara sekolah pada saat melakukan transaksi keuangan si
luar sekolah
l. Menjaga kebersihan posko keamanan sekolah
m. Mengoprasikan peralatan pemadam kebakaran
11
Bertugas membersihkan dan memelihara kebersihan, bertanggung jawab
kepada Kepala Tenaga Administrasi Sekolah/ Madrasah, dengan rincian tugas
diantaranya:
a. Mengusulkan kebutuhan bahan dan alat untuk menunjang kebersihan
sekolah
b. Membersihkan ruang kelas, ruang praktek, kantor, selasar teras, kamar
mandi, WC, dokumen, dan barang-barang sekolah
13. Pengemudi
Bertugas menyiapkan dan mengemudikan kendaraan dinas dengan aman
dan lancar, bertanggung jawab kepada Kepala Tenaga Administrasi Sekolah/
Madrasah, dengan rincian tugas diantaranya:
a. Memeriksa kelengkapan kendaraan (surat-surat dan peralatan yang
diperlukan untuk kelancaran melaksanakan tugas)
b. Memeriksa mesin dan kebersihan kendaraan secara rutin
c. Memeriksa dan mengganti pelumas, suku cadang, mengisi bahan bakar, dan
tekanan angin kendaraan
d. Mengurus dan memperpanjang surat kendaraan
e. Menjemput dan mengantar tamu dinas
f. Mengantar menjemput guru untuk monitoring siswa ke tempat Praktek
Kerja Lapangan (PKL), magang, dan keperluan dinas lainnya
g. Mengisi buku penggunaan kendaraan
h. Memperbaiki kerusakan ringan kendaraan
i. Melaporkan kerusakan berat kendaraan/ perlu penggantian suku cadang
14. Pesuruh
Bertugas untuk mengantar surat dan melaksanakan tugas lainnya sesuai
perintah atasan, bertanggung jawab kepada Kepala Tenaga Administrasi
Sekolah/ Madrasah, dengan rincian tugas sebagai berikut:
a. Menyusun ekspedisi pengantaran surat-surat keluar untuk disampaikan ke
alamatnya
12
b. Mengatur surat-surat, dokumentasi, atau barang-barang keluar sesuai
alamatnya masing-masing
c. Mencatat tanda surat-surat keluar di dalam buku ekspedisi
d. Menyiapkan ruangan rapat/ pertemuan atau ruang praktek siswa
e. Menyiapkan dan menyajikan minum Kepala Sekolah, Wakil Kepala
Sekolah, guru, pegawai, dan tamu sekolah
f. Membayar rekening listrik, air PAM, telepon, dan lain-lain
g. Membuang sampah bersama dengan petugas kebersihan
h. Membersihkan saluran air (selokan) bersama petugas kebersihan
13
b. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah dari
lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.
14
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat
dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal 9
(sembilan) rombongan belajar.
10. Pelasaksana Urusan Administrasi Kurikulum
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat
dan diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal 12 rombongan
belajar.
11. Pelasaksana Urusan Administrasi Umum untuk SD/MI/SDLB
Berpendidikan minimal SMK/MAK/SMA/MA atau yang sederajat.
12. Petugas Layanan Khusus
Penjaga Sekolah/Madrasah
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat.
a. Tukang Kebun
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat dan diangkat
apabila luas lahan kebun sekolah/madrasah minimal 500 m2.
b. Tenaga Kebersihan
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat.
c. Pengemudi
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat, memiliki
SIM yang sesuai, dan diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki
kendaraan roda empat.
d. Pesuruh.
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat.
15
(khusus untuk kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah (Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar
Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah). Untuk dapat memperjelas komponen
dimensi kompetensi tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Dimensi kompetensi kepribadian meliputi: kompetensi memiliki integritas
dan akhlak mulia, etos kerja, pengendalian diri, percaya diri, fleksibilitas,
ketelitian, kedisiplinan, kreatif dan inovasi, tanggung jawab.
2. Dimensi kompetensi sosial meliputi: kompetensi untuk: bekerja dalam tim,
pelayanan prima, kesadaran berorganisasi, berkomunikasi efektif, dan
membangun hubungan kerja.
3. Dimensi kompetensi teknis meliputi: kompetensi untuk melaksanakan
administrasi kepegawaian, keuangan, sarana prasarana, hubungan sekolah
dengan masyarakat, persuratan dan pengarsipan, administrasi kesiswaaan,
administrasi kurikulum, administrasi layanan khusus, dan penerapan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
4. Dimensi kompetensi manajerial (khusus bagi kepala tenaga administrasi
sekolah/madrasah) meliputi kompetensi untuk: mendukung pengelolaan
standar nasional pendidikan, menyusun program dan laporan kerja,
mengorganisasikan staf, mengembangkan staf, mengambil keputusan,
menciptakan iklim kerja yang kondusif, mengoptimalkan pemanfaatan
sumberdaya, membina staf, mengelola konflik, dan menyusun laporan.
Masing-masing kompetensi ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga
Administrasi Sekolah/Madrasah dijabarkan dalam subkompetensi yang lebih
rinci agar dapat dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsi dalam setiap jenis
dan jabatan administrasi sekolah/madrasah dalam menunjang proses
pembelajaran di sekolah madrasah. Sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen,
penjabaran kompetensi dalam subsub yang lebih rinci ini menggambarkan
pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kemampuan dan dan tingkat
wewenangnya sehingga sesuai dengan jenis tugas dan tangung jawab telah
dibagi habis untuk dilaksanakan.
16
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah memberi
kelonggaran kepada penyelenggara sekolah/madrasah untuk menetapkan
perangkapan jabatan apabila dikehendaki. Hal ini dimungkinkan karena
keterbatasan sumber daya manusia pada setiap sekolah/madrasah yang terbatas.
Di samping keuangan yang tidak memadai apabila harus diangkat petugas baru
untuk melaksanakan tugas-tugas di sekolah itu.
Berdasarkan ketentuan kepegawaian, perangkapan jabatan ini tidak
diperkenankan. Namun harus diperhatikan dalam pengadaan pegawai ada prinsip
bahwa setiap pegawai negeri sipil harus memenuhi jam wajib kerja 37,5 jam
perminggu, sehingga dalam satu tahun Pegawai Negeri Sipil (PNS) harus
bekerja selama 1800 jam sehingga dalam empat tahun jumlah jam wajib PNS
adalah 7.200 jam. Ketentuan ini terkait dengan sistem kepangkatan untuk PNS
secara reguler adalah empat tahunan, dan juga dikaitkan dengan skala
penggajian yang pada umumnya berlandaskan pada masa kerja, golongan dan
pangkat.
17
Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional dalam Sinsin
Yasini Komara (2012). Dapat dijelaskan bahwa:
1. Pertama yang dilakukan dalam menentukan rekrutmen yang akan
dilaksanakan adalah dengan analisis pekerjaan. Analisis pekerjaan (job
analysis) ini perlu dilakukan agar dapat mendesain organisasi serta
menetapkan uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, dan evaluasi pekerjaan.
Hal yang dilakukan dalam analisis pekerjaan ini adalah menganalisis dan
mendesain pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, bagaimana
mengerjakannya, dan mengapa pekerjaan itu harus dilakukan.
2. Selanjutnya setelah dilakukan analisis pekerjaan langkah selanjutnya adalah
perencanaan SDM. Perencanaan SDM ini merupakan proses yang menjamin
keberlangsungan pengembangan organisasi, karena dalam perencanaan
SDM ini, organisasi dapat menilai dimana keberadaan organisasi saat ini,
menilai akan kemana organisasi; mempertimbangkan pengaruh tujuan
terhadap kebutuhan dimasa yang akan datang dan kebutuhan penyediaan
SDM dan mencoba mencocokan permintaan dan penyediaan (supply and
demand) sehingga membuat kesesuaian antara tujuan kebutuhan organisasi
dimasa yang akan datang. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
membandingkan supply and demand yang menghasilkan suatu
keseimbangan, maka disini hasilnya adalah tiga kondisi utama, antara lain
kondisi seimbang yang berarti tidak ada rekrutmen; kondisi kekurangan
yang berarti diperlukan rekrutmen; dan kondisi kelebihan yang berarti
dibutuhkan penglihatan terhadap kondisi kelebihan tersebut baik yang
berasal dari faktor jam kerja maupun pensiun. Dalam rekrutmen ini kondisi
kekurangan yang ada membuat perekrut perlu memperhatikan pasar tenaga
kerja. Dalam pasar tenaga kerja ini ditentukan perekrutan yang akan
dilakukan baik dari rekrutmen internal dan rekrutmen eksternal.
b. Proses seleksi. Proses ini diantaranya adalah :
a) Pengumunan, meliputi :
1. Diumumkan seluas-luasnya melalui media massa
2. Diumumkan minimal satu bulan sebelum memasukkan lamaran
18
3. Isinya antara lain jumlah dan jenis lowongan, syarat-syarat, alamat
pelamar, batas waktu yang mengajukan lamaran
d) Ujian tertulis
1. Panitia Ujian : Panitia ujian minimal terdiri atas tiga orang yaitu ketua,
sekretaris dan anggota, Jika lebih dari tiga harus dibuat ganjil agar
memudahkan keputusan dalam perhitungan suara, Tugas pokok panitia
diantaranya yaitu menyiapkan bahan ujian, menentukan pedoman
pemeriksaan dan penilaian, menentukan tempat dan jadwal ujian,
melaksanakan ujian, dan memeriksa serta menentukan hasil ujian
2. Bahan Ujian : Mengukur kompetensi yang diperlukan meliputi
pengetahuan umum teknis dan lainnya, Pengetahuan umum meliputi
bahasa Indonesia, ideologi, programpembangunan nasional, kebijakan,
dan lain-lain, Pengetahuan teknis sesuai dengan kebutuhan, Bahan
disesuaikan dengan tingkatan golongan. Soal untuk setiap golongan
19
berbeda. Golongan I berbeda dengan golongan II, golongan II beda
dengan golongan Iibeda dengan golongan IV.
e) Wawancara
1. Interview dilakukan tanya jawab secara lisan
2. Interview dilakukan dengan suasana santai
3. Interview bersifat pelengap karena validitas dan reabilitasnya
cenderung rendah
4. Interview terstruktur lebih baik dari daripada tidak terstruktur
5. Interview harus disiapkan dengan sebaik-baiknya, ada interview tentang
knowledge, skill and affective
6. Interview dimulai dengan yang mudah dulu. Gunakan pertanyaan
terbuka
7. Interview harus ada hubungannya dengan tugas-tugas pekerjaannya
kelak
8. Interview dengan bahan yang berlaku sama bagi semua calon
9. Kunci jawaban dan standar pembobotan harus sudah disiapkan
10. Jawaban diskor dan dibobot dengan cara yang sama
f) Ujian kesehatan
1. Calon pegawai harus diuji kesehatannya sehingga mampu menjalankan
tugas secara efektif dan efisien serta berkelanjutan
2. Petugas yang berwenang memeriksa kesehatan adalah dokter yang
ditunjuk
3. Hasil ujian kesehatan berlaku selama satu tahun
4. Biaya ujian kesehatan tidak dibebankan kepada calon
20
d. Tahap Penempatan. Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) sebagai suatu
jabatan struktural dalam prospek pengembangan karirnya adalah dengan
eselonisasi. TAS dalam yang telah berpengalaman minimal 4 tahun bisa
menjadi Kepala TAS untuk SD/MI/SDLB dan SMP/MTs/SMPLB,
selanjutnya untuk pegawai TAS yang telah berpengalaman minimal 8 tahun
dapat menjadi Kepala TAS SMA/MA/SMK/MAK/SMALB.
TAS yang merupakan tenaga administrasi yang direkrut melalui jalur CPNS
dan ditempatkan di sekolah tidak menutup kemungkinan untuk dimutasi ke
Dinas dibawah naungan Pemerintah Kota/ Kabupaten untuk menjadi Tenaga
Administrasi dengan syarat prestasi kerja yang baik dan kualifikasi yang
sesuai dengan pekerjaan dinas itu sendiri. Namun untuk jenjang karir TAS
sendiri belum bisa digambarkan dengan jelas tidak seperti jenjang karir guru
atau pekerjaan lainnya yang sudah jelas keberadaannya. TAS sebagai
jabatan struktural tidak bisa menduduki jabatan rangkap dengan jabatan
struktural lainnya ataupun jabatan fungsional. Dalam pengembangan
kinerjanya tenaga administrasi bisa dilalui dengan cara mengikuti
pendidikan dan pelatihan sesuai dengan jabatan yang sedang diampu
contohnya bila jabatannya di administrasi keuangan maka diklat yang
diikutinya di diklat manajemen keuangan, apabila jabatannya kepala bagian
maka diklatnya tentang kepemimpinan.
21
BAB III
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN ALTERNATIF PEMECAHAN
A. Identifikasi Masalah
1. Analisis kedudukan Profesi Tenaga Administrasi Sekolah
Oteng Sutisna dalam Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek
Profesional (1989: 360), terdapat beberapa indikator yang menjadi karakteristik
sebuah profesi, diantaranya:
a. Suatu dasar ilmu atau teori yang sistematis
b. Kewenangan profesional yang diakui oleh klien
c. Sanksi dan pengakuan masyarakat akan keabsahan kewenangannya
d. Kode etik yang regulative
e. Kebudayaan profesi
f. Persatuan profesi yang kuat dan berpengaruh.
Berdasarkan beberapa indikator di atas, dalam hal ini akan dianalisis
kedudukan profesi Tenaga Administrasi Sekolah dilihat berdasarkan keenam
indikator di atas, diantaranya:
a. Suatu dasar ilmu atau teori yang sistematis
Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) merupakan tenaga administrasi yang
menjalankan fungsi-fungsi administrasi sekolah, diantaranya dalam hal
kepegawaian, kesiswaan, sarana dan prasarana, hubungan sekolah dengan
masyarakat, keuangan dan kurikulum. Berdasarkan hal tersebut maka
seharusnya yang menjadi TAS ini adalah lulusan dari program studi atau
jurusan Administrasi Pendidikan atau Manajemen Pendidikan yang benar-benar
mempelajari mengenai fungsi-fungsi administrasi sekolah. Namun dalam
kenyataannya pada saat ini TAS belum sepenuhnya berasal dari lulusan dengan
ilmu atau teori yang sistematis, karena perekrutan TAS ini dibuka untuk semua
jurusan dengan ilmu yang relevan dalam kualifikasinya, belum dengan
keilmuan spesifik atau khusus yakni Administrasi Pendidikan/ Manajemen
Pendidikan;
b. Kewenangan profesional yang diakui oleh klien
22
Dalam karakteristik yang kedua ini pekerjaan Tenaga Administrasi Sekolah
(TAS) ini kewenangan profesional yang diakui klien ini hanya sebatas pada
pekerjaan TAS sebagai pegawai tata usaha sekolah yang mengurusi tentang
administrasi sekolah dalam berbagai urusan mulai dari kepegawaian, keuangan,
kesiswaan, sarana dan prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat,
kurikulum. Namun dalam hal ini kewenangan yang ada dan dilihat oleh klien
adalah kewenangan TAS sebagai pekerjaan pelaksana saja;
c. Sanksi dan pengakuan masyarakat akan keabsahan kewenangannya
Untuk sanksi dan pengakuan masyarakat akan keabsahan kewenangan TAS
dalam melaksanakan tugasnya ini sudah ada berupa sanksi yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang ada dan pekerjaan TAS ini sudah
mendapat pengakuan masyarakat. Namun masyarakat belum mengerti secara
jelas apa saja pekerjaan TAS yang sebenarnya;
d. Kode etik yang regulative
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda,
pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Dalam
keberadaan TAS ini kode etik yang menjadi pedoman TAS dalam
melaksanakan pekerjaannya sudah ada. Dimana kode etik ini disusun oleh
sekolah dalam pedoman tingkah laku TAS. Kode etik yang ada ini dianggap
regulatif karena sesuai dengan peraturan mengenai TAS.
e. Kebudayaan profesi
Kebudayaan profesi TAS yang dapat dilihat dalam pekerjaannya ini
mencakup nilai-nilai dan norma-norma pekerjaan. Kebudayaan profesi TAS
dalam hal ini sudah dapat terlihat melalui pekerjaan yang dilakukannya sebagai
tenaga administrasi sekolah yang dalam pelaksanaannya sesuai dengan nilai dan
norma yang berlaku.
f. Persatuan profesi yang kuat dan berpengaruh
Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) memiliki persatuan profesi yakni
FKTU (Forum Komunikasi Tata Usaha). Namun persatuan profesi tersebut
belum berpengaruh kuat dalam upaya profesionalisasi TAS. Seharusnya
persatuan profesi tersebut dapat memberikan izin praktik kepada profesi
bersangkutan.
23
Berdasarkan analisis pekerjaan Tenaga Administrasi Sekolah dengan
menggunakan indikator profesi yang ideal, maka dalam hal ini bisa disimpulkan
bahwa pekerjaan Tenaga Administrasi Sekolah ini belum bisa dikatakan sebagai
profesi yang utuh. Pekerjaan TAS ini dapat digambarkan dalam posisi profesi
yang sedang tumbuh kembang. Karena dalam hal ini pekerjaan TAS selalu
berupaya untuk memperoleh pengakuan profesi dengan berbagai upaya yang
dilakukan, seperti adanya usaha pengakuan TAS dengan menyelenggarakan
program peningkatan Tenaga Administrasi Sekolah/ Madrasah; pembuatan
pedoman TAS mulai dari rekrutmen, seleksi, pembinaan, pemberhentian; dan
pengembangan organisasi keprofesian TAS.
24
2. TAS memiliki asosiasi atau forum komunikasi yang dinamakan FKTU
(Forum Komunikasi Tata Usaha),
3. TAS sudah memiliki Buku Panduan Kerja Tenaga Administrasi
Sekolah/Madrasah Tahun 2017.
b. Kelemahan:
1. Kompetensi dan kualifikasi TAS yang masih belum memenuhi kriteria yang
terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun
2008;
2. Belum ada studi yang relevan yaitu S1 Tata Usaha di perguruan tinggi;
3. Jenjang karier belum bisa digambarkan dengan jelas;
4. Masih sedikitnya TAS di sekolah dasar;
5. Belum adanya skema pembinaan tenaga administrasi yang jelas;
6. Belum adanya spesifikasi jurusan dalam perekrutan TAS;
7. Personil TAS pada umumnya kurang mengetahui fungsi TAS itu sendiri,
karena bukan berasal dari pendidikan yang mempelajari mengenai
administrasi sekolah; dan
8. Pengangkatan TAS masih banyak dari lulusan SMA daripada SMK Jurusan
Administrasi Perkantoran, atau bahkan lulusan SMP.
c. Peluang:
1. Kewajiban pemerintah untuk memenuhi standar pendidikan nasional yang
salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan TAS;
2. Dibutuhkannya TAS dalam upaya peningkatan mutu pendidikan;
3. Adanya jurusan Administrasi Pendidikan sebagai program studi yang
menghasilkan lulusan yang profesional di bidang administrasi sekolah.
d. Ancaman:
1. Profesi TAS yang masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat;
2. Adanya penangguhan tenaga administrasi;
3. Perlu adanya usaha untuk meningkatkan profesionalisasi TAS sebagai
bagian dari tenaga kependidikan;
25
4. Belum sepenuhya rekruitmen untuk TAS sekolah dasar atau hanya sebagian
sekolah dasar saja yang sudah memiliki TAS;
Berdasarkan analisis SWOT diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
permasalahan yang masih terjadi pada saat ini terhadap Tenaga Administrasi
Pendidikan adalah masih kurangnya pembinaan yang dilakukan oleh pihak
terkait, system rekruitmen yang belum jelas, kompetensi TAS yang masih
kurang dari standar, organisasi profesi yang masih belum berpengaruh kuat
terhadap penjaminan jenjang karier TAS.
Dalam hal ini masih banyak ditemukan kepala sekolah pada tingkat sekolah
dasar merangkap sebagai tenaga administrasi sekolah, sehingga patut
dipertanyakan apakah waktu kepala sekolah akan cukup jika merangkap sebagai
tenaga administrasi sekolah? Pertanyaan tersebut sering dijawab dengan alas an
kurangnya dana untuk member gaji terhadap TAS. Padahal sudah jelas bahwa
seharusnya sekolah dasar juga membutuhkan tenaga administrasi sekolah,
karena sudah dijelaskan dalam Permendiknas No.24 Tahun 2008 tentang standar
administrasi sekolah bahwa jika suatu sekolah memiliki 6 rombel atau lebih
minimal sekolah bisa memiliki satu tenaga administrasi sekolah.
Selanjutnya berdasarkan permasalahan di atas, disini terdapat beberapa
alternatif solusi yang diberikan, diantaranya:
1. Perekrutan TAS
Solusi yang dapat diberikan dalam menangani permasalahan perekrutan
TAS yang masih belum jelas, misalkan pada permasalahan Sekolah Dasar yang
banyak belum memiliki TAS dengan kondisi sekolah lebih dari 6 rombel adalah
dengan langkah pertama membuat mekanisme perekrutan yang benar-benar
dapat menjadi acuan bagi perekrutan TAS misalkan dengan membuat buku
pedoman perekrutan TAS hingga pemberhentiannya. Selain itu agar perekrutan
TAS ini dapat menghasilkan tenaga yang benar-benar profesional maka disini
untuk kualifikasinya sendiri perlu diperjelas, misal dalam program studi ini
seharusnya bukan umum tetapi S1 Administrasi Pendidikan/ Manajemen
Pendidikan yang telah memiliki bekal untuk menjalankan pekerjaan TAS yang
sesuai dengan kajian ilmu administrasi/manajemen pendidikan;
2. Peningkatan Kompetensi dengan Skema Pembinaan TAS.
26
Dalam rangka mengatasi permasalahan kompetensi TAS yang belum
maksimal, maka disini perlu adanya skema pembinaan TAS yang jelas. Jadi
dalam hal ini perlu dibuat pedoman mengenai pembinaan yang harus dilakukan
terhadap pekerjaan TAS mulai dari TAS tersebut bekerja hingga pembinaan
berkelanjutan yang mendukung kemajuan kompetensinya. Rancangan
pembinaan bagi tenaga administrasi ini perlu dibuat untuk mengetahui apa saja
yang harus dibina, siapa saja yang harus membina, apakah lembaga khusus atau
internal sekolah yang dapat membina dan untuk mengetahui model pembinaan
seperti apa yang harus diberikan.
3. Penentuan Jenjang Karir TAS
Dalam upaya menentukan jenjang karir TAS yang jelas, maka perlu adanya
upaya yang terus-menerus dalam mengupayakan kejelasan jenjang karir TAS
tersebut. Dalam hal ini organisasi profesi TAS perlu mengupayakan kejelasan
jenjang karir TAS layaknya tenaga pendidik dan tgenaga kependidikan lainnya,
misalkan guru.
4. Pengembangan Organisasi Profesi
Organisai profesi yang mewadahi pekerjaan TAS hingga saat ini adalah
Forum Komunikasi Tata Usaha Tingkat Nasional. Dalam keberadaannya saat
ini yang belum berpengaruh kuat, maka disini perlu adanya pengembangan
organisasi tersebut secara terus-menerus hingga profesi TAS ini dapat benar-
benar diakui keberadaannya.
27
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
B. Objek Wawancara
Narasumber yang penulis wawancarai adalah di Badan Kepegawaian
Daerah Provinsi Jawa Barat. Adapun biodata dari narasumber sebagai berikut:
Nama : Pepi Taufik
Jabatan : Kepala Sub Bidang Formasi dan Pengadaan
28
Yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengamatan tindakan.
3. Penarikan kesimpulan
Kesimpulan tergantung pada besarnya kumpulan catatan di lapangan.
29
setiap perangkat daerah tersebut yaitu dinas pendidikan itu sendiri, disdik juga
mengakomodir keperluan dan kebutuhan dimasing-masing sekolah.
Dinas pendidikan dan badan kepegawaian daerah saling berkaitan namun
adanya pembagian tugas dan kewenangan masing-masing. Untuk sistem
penempatan tenaga administasi sekolah sesuai dengan formasi yang di butuhkan
disetiap unit kerja. Untuk klasifukasi tenaga administrasi sekolah berdasarkan
kualifikasi pendidikan yang nantinya akan ada jabatan-jabatan yang sesuai
dengan undang-undang yang telah ditetapkan mengenail hal tesebut disesuaikan
dengan kebutuhan tidak setiap rekruitmen bisa mengajukan dan disetujui karena
bagaimanapun ketika BKD mengusulkan kebutuhan pegawai mengacu pada
kebijakan pemerintah yaitu penetapan formasi. jenjang karir tenaga administrasi
sekolah ini dilihat dari kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing individu.
Dalam mengevaluasi tenaga administasi sekolah hal tersebut di lakukan
oleh ketua tata usaha. sistem mutasi untuk tenaga administrasi sekolah itu masa
pensiun untuk PNS yaitu 58 tahun, selama itu di perlukan oleh sekolah itu tidak
akan terjadi mutasi, juga tegantung golongan pada jabatan administrasi. Adapun
upaya pemerintah jika penempatan tenaga administrasi sekolah tidak sesuai
dengan kompetensi hal tersebut di antisipasi karena harus berdasarkan
kualifikasi dan kompetensi pengadministrasian disekolah itu sangat beragam,
mulai dari pengadministrasian akademik, konseling dan lain lain.
Jabatan untuk tenaga administrasi sudah PNS namun untuk honorer
sebetulnya masih dilema karena diatur dalam PP 48 Tahun 2005, PP 43 Tahun
2007, PP 26 tahun 2012 itu tentang pengangkatan tenaga honorer dan
sejenisnya. Tapi dalam PP tersebut setelah adanya rekrutmen sudah tidak
adalagi tenaga honorer karena di pasal 8 itu tentang larangan pengangkatan
honorer dan sejenisnya. Tetapi pada kenyataannya dilapangan pada saat
sekarang masih banyak pengangkatan, dalam konteks penataan dan pengelolaan
masih enaknya jadi harus menata jangan sampai pada proses rekrutmen bisa
seenaknya saja, karena analisis jabatan dan analisis beban kerja harus
diperhatikan, dalam rangka penataan dan pengelolaan haru sesuai. karena jika
tidak sesuai akan menjadikan beban sekolah itu sendiri.
30
Adapun beberapa kompetensi yang harus dimiliki ketika akan menjadi pns
tenaga administasi sekolah mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Tenaga
Administrasi Sekolah/Madarasah. Namun tenaga administasi sekolah harus
ingat bahwa standar kompetensi tersebut adalah ukuran minimal sehingga
mereka harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan diri dalam
rangka meningkatkan kompetensi yang melebihi standar yang telah ditetapkan
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 tersebut.
Persyaratan cpns seperti halnya yang umum KTP, berkelakuan baik,
ijazah, ijazah disini tergantung dari formasi yang dibutuhkan, untuk jabatan
tertentu harus S1 dan kualifikasi jabatannya harus apa saja itu tergantung
formasi yang dibutuhkan, dan dilihat dari prodi yang dilinear atau tidak. Untuk
pengadministrasi bisa SLTA atau D1, D2, D3 itu tergantung dari instansi
daerah menangani kebijakan tersebut, idealnya dibutuhkan itu kualifikasi
pendidikannya yang mana.
kendala internal dan eksternal dalam kinerja tenaga adminsitrasi sekolah
Pada kenyataan nya usulan kebutuhan pegawai harus diperhitungkan
berdasarkan kemampuan suatu daerah tersebut dan formasi yang dibtuhkan,
pada saat ini tidak ada, namun jika pada masing-masing instansi itu sepertinya
ada, BKD sendiri memfasilitasi pengadaan dan pengangkatan cpns adapun
ketika yang bersangkutan ditempatkan, maka kembali lagi pembinaannya
menjadi induk organisasinya yaitu dinas pendidikan dan di sekolah yang
bersangkutan, serta cabang dinasnya.
Untuk kasus pemberhentian tenaga administrasi sekolah secara tidak
terhormat itu pasti ada karena proses disiplin itu bisa dilakukan dengan teguran
lisan, teguran tulisan dan pemberhentian dengan hormat maupun tidak hormat,
itupun tergantung dengan jenis kesalahan yang ia lakukan. Apakah yang
bersangkutan melakukan kesalahan sesuatu hal yang merugikan ataupun yang
bertentangan dengan hukum yang berlaku, serta tidak sesuai dengan prosedur
yang telah di tetapkan. Adapun program untuk melakukan pembinaan pada
tenaga administrasi sekolah BKD itu keseluruhan dari perangkat daerah yang
dilakukan melakukan bibingan teknis dan sosialisasi, adapun itu bisa dilakukan
31
oleh induk organisasinya untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi dari
maisng-masing tenaga administarasinya tersebut atapun tentang kinerja.
32
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) merupakan bagian dari tenaga
kependidikan di sekolah yang tidak terlibat langsung dalam pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar namun berperan dalam mendukung kelancaran proses
pembelajaran dan administrasi sekolah. Berdasarkan indikator profesi yang ideal
ini, pekerjaan Tenaga Administrasi Sekolah belum bisa dikatakan sebagai
profesi yang utuh. Pekerjaan TAS ini dapat digambarkan dalam posisi profesi
yang sedang tumbuh kembang. Karena dalam hal ini pekerjaan TAS selalu
berupaya untuk memperoleh pengakuan profesi dengan berbagai upaya yang
dilakukan.
Dalam upaya profesionalisasi Tenaga Administrasi Sekolah ini maka terus
dilakukan upaya yang mampu mendukung pencapaian indikator profesi yang
ideal. Mengingat bahwa TAS ini merupakan tenaga yang memiliki pengaruh
besar terhadap tercapainnya efektifitas kegiatan dalam suatu sekolah. Upaya
tersebut diantaranya dengan seperti pelaksanaan program peningkatan Tenaga
Administrasi Sekolah/ Madrasah; pembuatan pedoman TAS mulai dari
rekrutmen, seleksi, pembinaan, pemberhentian; dan pengembangan organisasi
keprofesian TAS.
B. Rekomendasi
Mengingat pentingnya keberadaan Tenaga Administrasi Sekolah dalam
mendukung keberhasilan sekolah dengan efektif, maka dalam kesempatan ini
kelompok memberikan beberapa rekomendasi, diantaranya:
1. Perlu dibuatnya buku pedoman perekrutan TAS yang mampu
menggambarkan mengenai persyaratan kompetensi, kualifikasi, metode,
teknis perekrutan, dan lain-lainnya yang dapat mendukung pelaksanaan
kriteria yang sesuai dengan peraturan,
33
2. Untuk memperoleh TAS yang professional maka perekrutan atau salah satu
kualifikasinya adalah lulusan administrasi pendidikan atau manajemen
pendidikan.
3. Perlu diadakan pembinaan berkelanjutan agar dapar mendukung kemajuan
kompetensi TAS
4. Perlu kejelasan mengenai jenjang karier TAS,
5. Perlu pengakuan yang jelas dari pemerintah mengenai profesi TAS.
34
DAFTAR PUSTAKA
Misna, Andi. (2015). Formulasi Kebijakan Alokasi Dana Desa di Desa Kandolo
Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur. eJounal Administrasi
Negara, 3(2), 521-533. doi: http://ejournal.an.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2015/04/Jurnal%20Misna%20(04-14-15-03-41-16).pdf.
35
LAMPIRAN I
36
pendidikan, spesifikasi antara tugas dan fungsi pokok bisa ditanyakan ke
dinas pendidikan.
6. Bagaimana klasifikasi tenaga administrasi sekolah?
Klasifikasi tenaga administrasi sekolah berdasarkan kualifikasi pendidikan
nantinya kan ada jabatan-jabatan, yang sesuai dengan undang-undang yang
telah ditetapkan, hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan jadi tidak setiap
rekrutmen bisa mengajukan dan bisa disetujui, karena bagaimanapun ketika
kita mengusulkan usul kebutuhan pegawai, adapun kebijakan itu
berdasarkan kebijakan pemerintah, yaitu penetapan formasi.
7. Jenjang karir tenaga adminsitrasi sekolah?
Jenjang karir dilihat dari kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing
individu, bisa diliat di Undang Undang No 25 Tahun 2014 tentang ASN. PP
No 11 Tahun 2012 tentang manajemen ASN tersebut. Karena tenaga
administrasi sekolah itu bukan merupakan tenaga fungsional seperti guru.
8. Bagaimana cara mendapatkan sertifikasi tenaga administrasi sekolah?
Sertifikasi untuk tenaga administrasi sekolah itu tidak ada, paling hanya
untuk kepegawaian guru saja.
9. Siapa pihak yang berwenang dalam mengevaluasi tenaga administrasi
sekolah?
Kalau PNS terdapat atasan langsung untuk mengevaluasi, kalau administrasi
mereka ada ketua tata usaha nya.
10. Bagaimana sistem mutasi tenaga administrasi sekolah?
Masa pensiun untuk PNS yaitu 58 tahun, selama itu di perlukan oleh
sekolah itu tidak akan terjadi mutasi, dan juga tegantung golongan pada
jabatan administrasi, bisa dilihat pada Permenpan .
11. Bagaimana upaya pemerintah jika penempatan tenaga administrasi
sekolah tidak sesuai dengan kompetensi?
Pada proses penempatan pasti sesuai, karena berdasarkan kompetensi yang
dimiliki tenaga adminisitrasi sekolah tersebut, adapun jika tidak sesuai
dengan kompetensi maka hal tersebut harus segera di antisipasi karena harus
berdasarkan kualifikasi dan kompetensi. Pengadministrasian disekolah itu
37
sangat beragam, mulai dari pengadministrasian akademik, konseling dan
lain-lain.
12. Sistem pemberhentian tenaga administrasi sekolah?
Bisa karena pensiun atau karena adanya insiden.
13. Apakah tenaga administrasi yang ditempatkan disekolah sudah pns
atau masih honorer?
Jika yang sudah diberikan jabatan administrasi ini yaitu PNS, namun yang
honorer itu sebetulnya masih dilema karena diatur dalam PP 48 tahun 2005,
PP 43 tahun 2007, PP 26 tahun 2012 itu tentang pengangkatan tenaga
honorer dan sejenisnya. Tapi sebetulnya di PP tersebut setelah adanya
rekrutmen sudah tidak adalagi tenaga honorer karena di pasal 8 itu tentang
larangan pengangkatan honorer dan sejenisnya. Tetapi pada kenyataannya
pada saat sekarang masih banyak pengangkatan, dalam konteks penataan
dan pengelolaan kta harus menata jangan sampai pada proses rekrutmen
bisa seenaknya saja, karena analisis jabatan dan analisis beban kerja harus
diperhatikan, kita dalam rangka penataan dan pengelolaan haru sesuai,
karena jika tidak sesuai akan menjadikan beban sekolah itu sendiri.
14. Kompetensi apa yang harus dimiliki ketika akan menjadi pns tenaga
administrasi sekolah?
Dilihat dari segi rekrutmen selama yang bersangkutan memenuhi syarat
yang diperlukan didalam formasi yang d butuhkan kepada siapapun yang
berkesempatan. Persyaratan CPNS seperti halnya yang umum, KTP, surat
berkelakuan baik, ijazah, ijazah disini tergantung dari formasi yang
dibutuhkan, untuk jabatan tertentu harus S1 dan kualifikasi jabatannya harus
apa saja itu tergantung formasi yang dibutuhkan, dan dilihat dari prodi yang
dilinear atau tidak. Untuk pengadministrasi bisa SLTA atau D1, D2, D3 itu
tergantung dari instansi daerah menangani kebijakan tersebut, idealnya
dibutuhkan itu kualifikasi pendidikannya yang mana.
15. Apakah ada kendala internal dan eksternal dalam kinerja tenaga
adminsitrasi sekolah?
Pada kenyataan nya usulan kebutuhan pegawai harus diperhitungkan
berdasarkan kemampuan suatu daerah tersebut dan formasi yang
38
dibutuhkan, pada saat ini tidak ada, namun jika pada masing-masing instansi
itu sepertinya ada, BKD sendiri memfasilitasi pengadaan dan pengangkatan
CPNS adapun ketika yang bersangkutan ditempatkan, maka kembali lagi
pembinaannya menjadi induk organisasi nya yaitu dinas pendidikan dan
disekolah yang bersangkutan, serta cabang dinasnya .
16. Apakah ada kasus pemberhentian tenaga administrasi sekolah secara
tidak terhormat? Dan bagaimana tindak lanjutnya?
Ada, karena proses disiplin itu bisa dilakukan dengan teguran lisan, teguran
tulisan dan pemberhentian dengan hormat maupun tidak hormat, itupun
tergantung dengan jenis kesalahan yang ia lakukan.
17. Program untuk melakukan pembinaan pada tenaga administrasi
sekolah?
BKD itu keseluruhan dari perangkat daerah yang dilakukan melakukan
bimbingan teknis dan sosialisasi, adapun itu bisa dilakukan oleh induk
organisasinya untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi dari maisng-
masing tenaga administarasinya tersebut atapun tentang kinerja.
39
LAMPIRAN II
40
41