Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 2014 pariwisata Indonesia mempunyai peran terhadap 4,01 % PDB
Nasional ( Kementerian Pariwisata, 2014 ). Dengan jumlah wisatawan yang rata-rata
semakin meningkat tiap tahunnya dari tahun 2010-2014.
Tabel 1. Jumlah Wisatawan
Bulan 2010 2011 2012 2013 2014
Januarai 493.799 548.821 652.692 614.328 753.079
Februari 523.135 568.057 592.502 678.415 702.666
Maret 594.242 598.068 658.602 725.316 765.607
April 555.915 608.093 626.100 646.117 726.332
Mei 600.031 600.093 626.100 646.117 726.332
Juni 613.422 674.402 695.531 789.594 851.475
Juli 658.476 745.451 701.200 717.784 777.210
Agustus 586.530 621.084 634.194 771.009 826.821
September 560.367 650.071 683.584 770.878 791.296
Oktober 594.654 656.006 688.341 719.903 808.767
November 578.152 654.948 693.876 807.422 764.461
Desember 644.221 724.539 766.966 860.655 915.334
Sumber: Kementerian Pariwisata, 2015
Ini mengeidentifikasikan bahwa Indonesia memiliki peluang yang sangat besar
dalam sektor pariwisata untuk menyumbang devisa negara. Apalagi Indonesia sendiri
memiliki keragaman objek wisata yang menjadi tujuan bagi wisatawan domestik
maupun mancanegara. Salah satu pulau yang memiliki potensi untuk dikembangkan
Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Nusa Tenggara Barat memiliki peluang yang sangat besar dalam sektor

1
pariwisata. Khususnya dalam sektor Halal Tourism, hal ini karena Nusa Tenggara
Barat telah memperoleh predikat World’s Best Halal Honeymoon Destination dan
World’s Best Halal Tourism Destination ( http://travel.kompas.com ), sehingga
potensi ini harus dimanfaatkan untuk pengembangan Halal Tourism melaui inovasi
pemanfaatan tanah wakaf dengan mengundang investor untuk pembangunan
infrastruktur berupa hotel-hotel syariah dan lain-lain agar menjadi daya tarik sendiri
bagi para wisatawan yang ingin merasakan iklim Halal Tourism di NTB.
Nusa Tenggara Barat ( NTB ) yang dikenal sebagai pulau seribu masjid dengan
mayoritas penduduk beragama islam mempengaruhi jumlah pembangunan masjid
yang semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini merupakan salah satu dampak dari
tingginya motivasi masyarakat akan balasan di akherat kelak serta paradigma
masyarakat yang masih awam akan kegunaan tanah wakaf untuk di kelola dalam
sektor yang lebih produktif. Sehingga keadaan ini selanjudnya mempengaruhi
tingginya penggunaan tanah wakaf NTB seluas: 25.552.201 M2 dengan tanah yang
sudah bersertifikat seluas 14.883.627 M2 dan tanah yang sudah ber AIW belum
bersertifakit seluas 9.187.153 M2 serta yang tidak ber AIW belum bersertifikat seluas
1.481.421 M2 yang mana penggunaannya didominasi oleh pembangunan masjid
seluas 10.320.809 M2 belum lagi termasuk mushalla dan lain-lain ( Data Direktori
Tanah Wakaf Se-Nusa Tenggara Barat Kanwil Kementerian Agama RI NTB 2015).
Oleh karena itu inilah yang perhatian kita bersama untuk dimaksimalkan dari
pemanfaatannya yang masih bersifat konsumtif ke arah yang lebih produktif, agar
dapat mengembangkan Halal Tourism Nusa Tenggara Barat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah


1. Apa manfaat dari inovasi pemanfaatan tanah wakaf sebagai profit-center
bagi masyarakat ?
2. Bagaimanakah starategi pengimplementasian inovasi dari pemanfaatan
tanah wakaf sebagai instrumen pengambangan halal tourism dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat ?

2
1.3 Tujuan penulisan

Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui manfaat yang didapatkan oleh masyarakat atas inovasi
pemanfaatan tanah wakaf
2. Untuk mengetahui bagaimana strategi pengimpelementasian inovasi dari
pemanfaatan tanah wakaf sebagai instrumen pengambangan halal tourism
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah


1. Bagi penulis
Melatih serta meningkatkan kemampuan untuk menulis sebuah karya
ilmiah dan melatih untuk peka terhadap permasalahan lingkungan sehingga
dapat berpikir kritis untuk memberikan sebuah solusi demi terciptanya
kemajuan masyarakat. Disisi lain dari hasil karya tulis ilmiah ini juga dapat
dijadikan sebagai landasan pembangunan dan refrensi penulisan karya tulis
ilmiah selanjudnya untuk yang lebih sempurna.
2. Bagi masyarakat
Melalui tulisan ini masyarakat dapat menyadari dan bisa merubah
paradigma tentang tanah wakaf sehinga dapat melatih masyarakat untuk peka,
kritis dan merangsang inovasi masyarakat untuk pengembangan dan
berkelanjutan demi mencapai kemaslaatan bersama melalui tanah wakaf.
3. Bagi pemerintah
Dari Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan
pemerintah dalam meningkatkan pengetahuan dan paradigma masyarakat
tentang penggunaan tanah wakaf sehingga dapat mendukung dari inovasi
pemanfaatan tanah wakaf ini.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Dalam penulisan karya tulis ini tidak terlepas dari penelitian terdahulu sebagai
penguat refrensi dan memperkuat gagasan dalam karya ini. Adapun beberapa hasil
penelitian sebelumnya adalah :

1. Reslawati (2005) dalam penelitiannya tentang "Pemberdayaan Pengelolaan


Harta Wakaf di Masjid at-Taqwa Kecamatan Cicadas Kota Bandung",
menemukan bahwa pengelolaan tanah wakaf masjid tidak hanya digunakan
untuk sarana ibadah semata, tetapi diberdayakan untuk pengembangan
kepentingan umum melalui pendirian sekolah/madrasah. Namun, madrasah ini
tidak berkembang secara baik karena tidak dikelola secara profesional.
2. Sri Laela Intan Gumala (2008) telah melakukan penelitian di masjid al- Jami'
al-Akbar Masbagik Lombok Timur. Penelitian ini bertujuan menela'ah secara
khusus aset wakaf masjid Jami' al-Akbar Masbagik Lombok Timur. Aset
wakaf hanya merupakan salah satu kekayaan masjid yang ikut dikembangkan
oleh pengurus masjid. Oleh karena itu, analisisnya belum mengarah kepada
manajemen pengelolaan aset wakaf secara produktif dan belum secara khusus.
3. Muslihun (2009) melakukan penelitian wakaf tentang “Optimalisasi
Pengelolaan Wakaf Produktif pada Aset Masjid Besar al-Jami‟ al-Akbar
Masbagik Lombok Timur dan Masjid Agung Kauman Semarang.” Dalam
penelitian ini, ditemukan manajemen pengelolaan wakaf aset masjid Besar al-
Jami‟ al-Akbar Masbagik dan masjid Agung Semarang Jawa Tengah masih
tergolong semi profesional, karena pembangunan toko-toko di depan halaman
masjid masih disewakan dan tidak dikelola sendiri, demikian jika dilihat dari
sisi pembukuan yang belum terkelola dengan baik. Persamaan pengelolaan
pada kedua masjid ini terlihat pada: pertama, produktivitas aset wakaf yang

4
tergolong semi profesional. Kedua, di kedua masjid ini telah dilakukan upaya
pelibatan peran serta masyarakat; Ketiga, aset wakaf tersebut dikembangkan
untuk kepentingan sosial, seperti di Masbagik ada klinik kesehatan, sementara
di masjid Semarang ada pengoperasian mobil ambulans serta santunan masal
setiap selesai pengajian.
4. Muslihun dan M. Taisir (2010) ketika meneliti praktek wakaf di masjid Jami'
Baiturraḥmān Kediri Lombok Barat berkesimpulan bahwa pertama, kondisi
nā ir wakaf masjid Baiturraḥmān Kediri masih sangat sederhana. Belum ada
upaya untuk menunjuk nāzir profesional pada tingkat operasional untuk
mengurus wakaf secara produktif.
Dari beberapa penelitian diatas menjelaskan bahwa tanah wakaf seharusnya di
manfaatkan secara produktif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tetapi
terdapat permasalahanya secara umum yaitu tidak bisa mengelola dan
memanfaatkannya secara maksimal oleh pengelola (nazir) serta permasalahan dalam
manajerialnya. Oleh karena itu menata perekonomian masyarakat sekaligus
mengembangkan Halal Tourism melalui tanah wakaf berbasis Profit-Center sangat
diperlukan demi meningkatkan daya saing bangsa melalui pembuatan regulasi-
regulasi dan lembaga pengelola wakaf.

2.2 Gambaran Umum NTB

Gambar .1 Kota Mataram, Masjid Center

5
Provinsi NTB merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan tingkat
PDRB per kapita relatif rendah yaitu sebesar Rp. 10.957.000,- atau dibawah rata-rata
nasional (rata-rata PDRB per kapita nasional Rp. 22.117.000,-). Tanggal 15
September 2015 lalu Badan Pusat Statistik merilis angka kemiskinan di Indonesia
sampai dengan Bulan Maret 2015. Ada hal yang sangat menyedihkan, yaitu penduduk
miskin di NTB bertambah, baik secara agregat maupun secara prosentase. Secara
agregat jumlah penduduk miskin di NTB bertambah dari 816.621 orang pada bulan
September 2014 menjadi 823.890 orang pada bulan Maret 2015, atau dengan kata
lain jumlah penduduk miskin bertambah sebanyak 7.269 orang. Sedangkan secara
prosentase pun penduduk miskin di NTB meningkat dari 17,05% per September 2014
menjadi 17,10% per Maret 2015, atau penduduk miskin meningkat sebanyak 0,05%.
Provinsi NTB terdiri atas 2 (dua) pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau
Sumbawa dan ratusan pulau-pulau kecil, dimana luas Pulau Sumbawa mencapai 2/3
dari luas Provinsi NTB, dan luas Pulau Lombok hanya mencapai 1/3 saja. Secara
administratif Provinsi NTB terbagi dalam 10 (Sepuluh) daerah otonom yang terdiri
dari 8 (delapan) kabupaten dan 2 (dua) kota dengan pusat pemerintahan Provinsi
NTB terdapat di Kota Mataram Pulau Lombok. Pulau Lombok sendiri memiliki 4
(empat) kabupaten dan 1 (satu) kota.

2.3 Jumlah dan Luas Tanah Wakaf di NTB

Berdasarkan data Aset wakaf yang sangat banyak dapat dijumpai di pulau
Lombok. Berdasarkan data Direktori Tanah Wakaf Se-Nusa Tenggara Barat Kanwil
Kementerian Agama RI NTB (2015), luas tanah wakaf kabupaten/kota se-NTB
sebanyak 12.164 persil dengan luas: 25.552.201 M 2 dengan tanah yang sudah
bersertifikat seluas 14.883.627 M2 dan tanah yang sudah ber AIW belum bersertifakit
seluas 9.187.153 M2 serta yang tidak ber AIW belum bersertifikat seluas 1.481.421
M2. Dari sembilan kabupaten kota yang ada di NTB, tiga kabupaten memiliki aset
wakaf paling luas, yakni Lombok Timur 5.847.677 M 2, Lombok Tengah: 5.077.776
M2, dan Lombok Barat: 7.861.144 M2. Dari observasi awal, ditemukan bahwa aset
wakaf tersebut umumnya tidak dikelola secara produktif dan menggunakan nāzir

6
perorangan. Untuk memperjelas data di atas, berikut ini dipaparkan data potensi
wakaf di pulau Lombok dalam bentuk tabel.
Tabel 2. Data Wakaf Se-Pulau Lombok
No Kabupaten Jumlah
Lokasi Luas M2
1 Lombok Timur 2688 5847677
2 Lombok Tengah 2792 5077776
3 LombokBarat 2582 7861144
4 Kota Mataram 333 473196
∑ 8395 19.259.793
Sumber Data : Wakaf Kanwil Kementerian Agama NTB tahun 2008

2.4 Hukum Wakaf

Landasan hukum yang menganjurkan wakaf ialah firman Allah SWT. Surat Ali
Imran ayat 92 : yang Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan
(yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan
apa yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (Q.S. 3 :92).
Selain itu berdasarkan sabda Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan dari Ibnu
Umar r.a.; Ia berkata Umar r.a. berkata kepada Nabi s. a w., “Saya mempunyai
seratus saham (tanah, kebun) di Khaibar, belum pernah saya mendapatkan harta
yang lebih saya kagumi melebihi tanah itu; saya bermaksud menyedekahkannya.”
Nabi s.aw. berkata “Tahanlah pokoknya dan sedekahkan buahnya pada sabilillah.
“(H.R. al-Nasa’ i).). Maka dalam hal ini wakaf salah satu sektor voluntary ekonomi
Islam yang berfungsi sebagai aset konstruksi pembangunan ekonomi untuk
kesejahteraan masyarakat. Prinsip ajaran wakaf menganjurkan masyarakat yang
mampu untuk membantu yang kurang mampu dengan cara mendermakan dana abadi
yang dikelola, dan hasilnya dimanfaatkan untuk membantu kebutuhan, bahkan
membina dan mengangkat derajat mereka.
Untuk memberi ketetapan dan kejelasan hukum tentang tanah perwakafan, maka
sesuai dengan ketentuan dalam pasal 49 ayat (3) UUPA, pemerintah pada tanggal 17

7
Mei 1977 menetapkan peratuaran pemerintah nomer 28 tahun 1977 tentang
perwakafan tanah milik; bahwa wakaf adalah suatu lembaga keagamaan yang dapat
dipergunakan sebagai salah satu sarana guna pengembangan kehidupan keagamaan,
khususnya bagi umat yang beragama Islam, dalam rangka mencapai kesejahteraan
spiritual dan material menuju masyarat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

2.5 Pengertian Halal Tourism

Pariwisata syariah merupakan pariwisata yang mengendepankan nilai-nilai


Islami dalam setiap aktvitasnya. Artinya pariwisata syariah juga tidak terfokus pada
objek saja, tetapi adab perjalanan dan fasilitas lainnya (Chookaew, 2015). Pariwisata
Syariah merupakan tujuan wisata baru di dunia saat ini. Utilizing the World Tourism
Organization (UNWTO) menunjukkan bahwa wisatawan muslim mancanegara
berkontribusi 126 miliar dolar AS pada 2011. Jumlah itu mengalahkan wisatawan
dari Jerman, Amerika Serikat dan Cina. Menurut data Global Muslim Traveler,
wisatawan muslim Indonesia masuk dalam 10 besar negara yang paling banyak
berwisata. Namun, Indonesia tidak termasuk dalam 10 tempat destinasi kunjungan
muslim (Utomo, 2014). Ironis, Indonesia tidak dapat menangkap peluang ini. Negara
yang memiliki kekayaan berlimpah dan bermayoritas muslim ini hanya menjadi
konsumen saja. Itulah perlunya pengembangan Halal Tourism di NTB saat ini.

2.6 Manfaat Inovasi Pemanfaatan Tanah Wakaf Sebagai Instrumen

Pengambangan Halal Tourism Berbasis Profit-Center

Adapun manfaat yang akan didpatkan dari pengembangan inovasi tanah wakaf ini
adalah :
1. Tanah wakaf dapat memberikan konstribusi kapada bidang pendidikan.
Kontribusi wakaf dalam bidang pendidikan sesungguhnya mempunyai
peran yang sangat signifikan dalam menciptakan SDM yang berkualitas dan
kompetitif ketika dikelola oleh Nazhir yang berbadan hukum dan profesional.
Sebagai perbandingan antar negara, Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir,
Universitas Zaituniyyah di Tunis dan ribuan madaris Imam Lisesi di Turki,

8
sanggup memberi beasiswa dalam kurun yang amat panjang. Ada yang sudah
ribuan tahun usia lembaganya dan yang dibiayai adalah pelajar/mahasiswa
dari berbagai penjuru dunia.
2. Menarik minat investor dalam negeri maupun luar negeri untuk
mengembangan hotel-hotel syariah karena besarnya potensi pariwisata yang
dimiliki NTB.
3. Tanah wakaf dapat berguna untuk membantu kepentingan (kesejahteraan)dan
pengembangan umum yakni sarana kesehatan sebagaimana salah satu kasus
yang pernah ditemukan oleh Imam Suhadi adalah ada seorang wakif yang
bernama Dr. Djojodarmo di desa Trirenggo Kabupaten Bantul, yang
mewakafkan tanahnya seluas 4.218 M2.

BAB III
METODE PENELITIAN

9
3.1 Jenis Tulisan

Penulisan ini merupakan jenis penulisan deskriptif dengan pendekatan kualitatif


yaitu prosedur penulisan yang menghasilkan data deskriptif (uraian terhadap suatu
peristiwa atau masalah) berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang
diamati tidak secara langsung, atau studi kasus tunggal dan dalam satu lokasi saja
yang menekankan pada paradigma analisis masalah yang holistik dan rinci (Tim
Penulis Universitas Negeri Malang, 2004).
3.2 Jenis Data

Dalam penulisan ini, jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data
sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun
dalam arsip (data dokumenter), baik yang dipublikasikan maupun tidak
dipublikasikan (Moelong, 2004). Dalam melakukan pengkajian, data yang telah ada
dari hasil peneliti-peneliti lain dikumpulkan dan diseleksi. Analisis dan sintesis
dilakukan sehingga diperoleh suatu konsep bahwa terdapat korelasi positif antara
efektifitas proses deradikalisasi dengan system pengembangan pancasila.
3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penulisan ini adalah :
(1) Studi pustaka, (2) Dokumenter, (3) Diskusi dan (4) Intuitif-Subjektif (Indiarto dan
Supomo, 1999).
3.4 Teknik Analisa Data

Penulis menganalisa data-data yang diperoleh dengan metode analisa deskriptif


yang dilakukan dalam penulisan ini terjadi secara bolak balik dan berinteraktif, yang
terdiri dari: 1) Pengumpulan data (data collection), 2) Reduksi data (data reduction),
3) Penyajian data (data display), 4) Pemaparan dan penegasan kesimpulan
(conclution drawing and verification) (Moelong, 2004).

BAB IV
PEMBAHASAN

10
4.1 Pengembangan Wakaf Produktif ( Profit-Center )

Berdasarkan data yang ada dalam masyarakat, pada umumnya wakaf di


Indonesia maupun NTB digunakan untuk masjid, musholla, sekolah, ponpes, rumah
yatim piatu, makam dan sedikit sekali tanah wakaf yang dikelola secara produktif
dalam bentuk usaha yang hasilnya dapat dimanfaatkan untuk yang lebih luas yakni
pembangunan sektor ekonomi.
Didalam pengembangannya ada empat model pembiayaan yang membolehkan
pengelola wakaf (produktif) memegang hak eksklusif terhadap pengelolaan, seperti
Murabahah, Istisnaa, Ijarah dan Mudharabah. Sebagai tambahan ada juga yang
disebut berbagi kepemilikan atau Syari’atul al-Milk, dimana ada beberapa kontraktor
yang berbagi manajemen, atau menugaskan manajemen proyek pada pihak penyedia
pembiayaan, disebut model berbagi hasil (output sharing) dan model Hukr atau sewa
berjangka panjang.
a) Model pembiayaan Murabahah
Ppada model ini penelola wakaf ( Nazir Nasional ) memiliki fungsi sebagai
sebagai pengusaha (enterprenueur) yang mengendalikan proses investasi yang
melipiti pembelian peralatan dan material yang diperlukan melalui surat kontrak
murabahah, sedangkan pembiayaannya datang dari satu bank Islami. Pengelola
harta wakaf menjadi penghutang (debitor) kepada lembaga perbankan untuk
harga peralatan dan material yang dibeli ditambah mark up pembiayaannya.
Hutang ini akan dibayar dari pendapatan hasil pengembangan harta wakaf.
b) Model Istisnaa
Model Istisnaa memungkinkan pengelola harta wakaf untuk memesan
pengembangan harta wakaf yang diperlukan kepada lembaga pembiayaan
melalui suatu kontrak Istisnaa. Lembaga pembiayaan atau bank kemudian
membuat kontrak dengan kontraktor untuk memenuhi pesanan pengelola harta
wakaf atas nama lembaga pembiayaan itu. Model pembiayaan Istisnaa juga
menimbulkan hutang bagi pengelola harta wakaf dan dapat diselesaikan dari
hasil pengembangan harta wakaf dan penyedia pembiayaan tidak mempunyai hak
untuk turut campur dalam pengelolaan harta wakaf.

11
c) Model Ijarah
Model pembiayaan ini merupakan penerapan Ijarah dimana pengelola
harta wakaf tetap memegang kendali penuh atas manajemen proyek. Dalam
pelaksanaannya, pengelola harta wakaf memberikan ijin yang berlaku untuk
beberapa tahun saja kepada penyedia dana untuk mendirikan sebuah gedung di
atas tanah wakaf. Kemudian pengelola harta wakaf menyewakan gedung tersebut
untuk jangka waktu yang sama dimana pada periode tersebut dimiliki oleh
penyedia dana (financer), dan digunakan untuk tujuan wakaf, apakah sebuah
rumah sakit, atau sebuah sekolah, atau ruang sewa kantor, atau apartemen.
Pengelola harta wakaf menjalankan manajemen dan membayar sewa secara
periodic kepada penyedia dana. Jumlah sewa telah ditetapkan sehingga menutup
modal pokok dan keuntungan yang dikehendaki penyedia dana. Pada akhir
periode yang diijinkan, penyedia dana akan memperoleh kembali modalnya dan
keuntungan yang dikehendaki dan setelah itu penyedia dana tidak dapat
memasuki lagi harta wakaf. Jenis Ijarah ini jelas, yaitu kasus khusus Ijarah yang
berakhir dengan penyewa memikili bangunan dengan kebaikan menjadi pemilik
tanah yang dibangun
d) Mudharabah oleh Pengelola Harta Wakaf dengan penyedia dana
Model Mudharabah dapat digunakan oleh pengelola harta wakaf dengan
asumsi peranannya sebagai pengusaha (mudharib) dan menerima dana likuid dari
lembaga pembiayaan untuk mendirikan bangunan di tanah wakaf atau untuk
mem-bor sebuah sumur minyak jika tanah wakaf itu nmenghasilkan minyak.
Manajemen akan tetap berada di tangan pengelola harta wakaf secara eksklusif
dan tingkat bagi hasil ditetapkan sedemikian rupa sehingga menutup biaya usaha
untuk manajemen sebagaimana juga penggunaan tanahnya.

4.2 Aspek Kelembagaan Wakaf

Untuk mengelola wakaf produktif di Indonesia, yang pertama-tama adalah


pembentukan suatu badan atau lembaga yang menkoordinasi secara nasional
bernama Badan Wakaf Indonesia. Badan Wakaf Indonesia (BWI) diberikan tugas

12
mengembangkan wakaf secara produktif dengan membina Nazhir secara nasional,
sehingga wakaf dapat berfungsi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dalam pasal 47 ayat (2) disebutkan bahwa Badan Wakaf Indonesia (BWI) bersifat
independen, dimana pemerintah dalam hal ini sebagai fasilitator.
Instrumen yang dapat dilakukan Badan Wakaf Indonesia adalah dengan
membina nazir nasional yang profesional dan berkomitmen sebagai pengelola di
masing-masing daerah yang indipenden. Nazir nasional inilah yang nanti akan
memfasilitasi para investor dalam mengelola tanah wakaf tersebut.
Gambar. 2 Arus Lembaga Femanfaatan Tanah Wakaf

Wakif Masyarakat

National
Nazir
Wakaf
Land

Investor
s

4.3 Konsep Strategi Pengimplementasian Inovasi Dari Pemanfaatan Tanah

Wakaf Sebagai Instrumen Pengambangan Halal Tourism Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat.

13
Dalam menjalankan gagasan ini formulasi strategi adalah hal yang krusial
untuk dikonsepkan. Secara konseptual, ini merupakan suatu konsep pengembangan
pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pemanfaatan
tanah wakaf dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat wakaf untuk
kesejahteraan bersama yang dalam pengelolaannya dilakukan oleh badan yang
indenpenden. Sebagaimana hal ini ditegaskan oleh J. Stphen, Page dan Dowling K.
Ross (2000) salah satu konsep yang harus ada adalah pengembangan tersebut harus
dapat menciptakan keuntungan yang nyata bagi masyarakat sekitar. Terutama dalam
bidang ekonomi melalui pemberdayaan ini mampu memberikan manfaat untuk
masyarakat setempat dan menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya.
Keuntungan-keutungn tersebut dapat berupa membuka kesempatan kepada
masyarakat setempat untuk membuka usaha dan menjadi pelaku-pelaku ekonomi
kegiatan pariwisata syari’ah baik secara aktif maupun pasif, memberdayakan
masyarakat dalam upaya peningkatan usaha untuk kesejahteraan penduduk setempat,
meningkatkan keterampilan masyarakat setempat dalam bidang-bidang yang
berkaitan dan menunjang pengembangan pariwisata syari’ah, serta dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat.

Gambar 3. Konsep Dasar Pembangunan Wakaf profit-canter

14
Manajerial Wakaf
(Nazir Nasional
Daerah )

Tanah
Wakaf
Pembangunan Pengmbangan
Ekonomi Masyarakat

Tentunya program ini dapat berjalan dengan lancar apabila terjadinya sinergitas
antar tiga unsur sesuai yang dipertegas oleh Geomagz,2012 bahwa terdapat tiga unsur
utama, yaitu regulasi, infrastruktur, dan pemberdayaan masyarakat lokal (community
development).

BAB V

15
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan dari uraian penjelasan diatas adalah :


Perwakafan atau wakaf merupakan pranata dalam keagamaan Islam yang
sudah mapan. Dalam hukum Islam, wakaf tersebut termasuk ke dalam kategori
ibadah kemasyarakatan (ibadah ijtima’iyyah). Sepanjang sejarah Islam, wakaf
merupakan sarana dan modal yang amat penting dalam memajukan kesejahteraan
umat. Berdasarkan pembahasan yang sudah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya,
harusnya wakaf bisa dijadikan sebagai lembaga ekonomi yang potensial untuk
dikembangkan. Untuk itu, kondisi wakaf di Indonesia khususnya di NTB saat ini
perlu mendapat perhatian ekstra, khususnya asset benda tidak bergerak agar didorong
untuk diberdayakan produktif. Sebagai upaya partisipasi aktif dalam rangka
pemberdayaan harta wakaf maka peranan Badan Wakaf Indonesia sangat dibutuhkan
dengan membentuk dan membina nazir nasional di masing-dearah( Provinsi ) sebagai
fasilitator investor dalam pengembangan tanah wakaf untuk kesejahteraan
masyarakat.
5.2 Rekomendasi

Untuk keberlangsungan dan menjamin gagasan ini terlaksana sebagaimana


mestinya maka sinergitas antara Pemerintah, Badan Wakaf Indonesia, investor dan
akademis dan masyarakat harus berjalan dengan baik, sehingga tujuan pembangunan
yang berkelanjutan (sustainable development) yang merupakan usaha untuk
optimalisasi pengguanaan tanah wakaf berbasis profit-center sebagai pengembangan
halal tourism dapat tercapai hingga keadilan, kemiskinan dan pengembangan
masyarakat dapat terealisasikan. Namun sebelum itu penyadaran akan paradigma
masyarakat akan pemanfaatan tanah wakaf harus disosialisasikan terlebih dahulu
guna menghindari konflik berkelanjutan dan akan mengganggu realisasi gagasan ini.

DAFTAR PUSTAKA

16
Zahrah, Abu, 2008.dalam Direktot Jendral Bimas Islam dan Penyelenggaraan haji,
Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di Indonesia,
terbitan: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen Bimas Islam, Depag RI
Djunaidi, Achmad, Thobieb Al-Asyhar, 2005, Menuju Era Wakaf Produktif, Mitra
Abadi Press, Jakarta, cet pertama,
Asharinnuha, 2005., Fungsi Pendayagunaan dan Pemanfaatan Tanah Wakaf
Menurut Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 1977, tesis, Program Magister
Kenotariatan, Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.
Indiarto, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Moeloeng, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Tim Penulis Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah:
Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan Penelitian, Artikel, dan Makalah. Malang:
Universitas Negeri Malang
Tim Penyusun Buku, 2003, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan
Wakaf, Jakarta: Depag RI,
______, Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif
Strategis di Indonesia, Jakarta: Depag RI, 2003
______, Perkembangan Penelolan Wakaf di Indonesia, Jakarta:
Depag RI, 2003
Abdurrahman, 1994, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Kedudukan Tanah
Wakaf Di Negara Kita, Citra Aditya Bakti, Bandung
Semua Tentang Nusa Tenggara Barat (NTB).
http://diyo-experience.blogspot.co.id/2014/04/semua-tentang-nusa-
tenggara-barat-ntb_14.html. Diakses pada tanggal 26 April 2016 pukul
03 : 26 wita

Wisata-Syari’ah-Di-Bumi-Seribu-Masjid.jpg.
http://ntb.metropolitan.id/wp-content/uploads/2016/01/Wisata-Syari
%E2%80%99ah-Di-Bumi-Seribu-Masjid.jpg. Diakses pada tanggal 26
April 2016 pukul 03:28 wita

17
Wisata Syariah (Halal Tourism.
http://www.academia.edu/5841658/Wisata_Syariah_Halal_Tourism_.
Diakses pada tanggal 27 April 2016 pukul 13 : 47 wita

Prospek Wisata Berbasis Syariah. http://www.kompasiana.com/rulimustafa/prospek-


wisata-berbasis-syariah_552af1eaf17e61ba57d623aa. Diakses pada
tanggal 27 April 2016 pukul 13 : 50 wita

Badan Pusat Statistik. http://bps.go.id/brs/view/1158/. Diakses pada tanggal 1 Mei


2016 pukul 19:14 wita

Data BPS, Angka Kemiskinan 2015 Mengalami Peningkatan.


http://bataranews.com/2015/09/29/data-bps-angka-kemiskinan-2015-
mengalami-peningkatan/. Diakses pada tanggal 1 Mei 2016 pukul 19:15
wita

Kabar Sedih Dari Angka Kemiskinan Ntb. http://bappeda.ntbprov.go.id/kabar-sedih-


dari-angka-kemiskinan-ntb/. Diakses pada tanggal 1 Mei 2016 pukul
19:14 wita

Tingkat Kemiskinan di NTB Masih Cukup Tinggi.


https://m.tempo.co/read/news/2015/05/25/058669287/tingkat-
kemiskinan-di-ntb-masih-cukup-tinggi. Diakses pada tanggal 1 Mei
2016 pukul 19:14 wita

18
Lampiran : Foto seribu Masjid Lombok

19

Anda mungkin juga menyukai