Anda di halaman 1dari 11

2

MAKALAH
PARIWISATA DI KECAMATAN LAWANG
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)
Guru pengampu :
Ibu. Febrianti Ningsih, ST.

Oleh :
1. KAILA ISMI AZIZAH SAIRI
2. AHMAD NIKO ARIS SAPUTRA
3. REFANDA EKA PRATAMA
4. MUHAMMAD NASRULLAH

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KOSGORO 1 LAWANG


JL. Madukoro No. 14 Telp. (0341) 426161 Lawang 65211
3

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
4

A. Latar belakang
Kecamatan Lawang merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Malang,
Provinsi Jawa Timur. Lokasinya yang strategis dan berbatasan langsung dengan Kabupaten
Pasuruan, menjadikannya pintu gerbang masuk Kabupaten Malang. Potensi wisata
bangunan bersejarah Kecamatan Lawang yaitu terdapat bangunan-bangunan peninggalan
Belanda yang memungkinkan untuk dikembangkan sebagai wisata sejarah (heritage)
(RDTR Kecamatan Lawang Tahun 2010-2030), yang sudah ada sebelum kemerdekaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rahma (2008:192) dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa Lawang memiliki 84 bangunan kuno pada pusat kotanya. Lalu pada
penelitian Pratiwi, dkk (2015:192) dikatakan bahwa populasi bangunan bersejarah di
wilayah studi berdasarkan identifikasi awal berjumlah 53 bangunan. Kemudian sesuai
dengan hasil wawancara kepada Bapak Murtaji Lurah Lawang (2019) dan Bapak Tarmuji
Penggagas FLKT (2019), bahwa sudah banyak bangunan-bangunan yang rusak dan
dirobohkan. Sehingga dari hasil wawancara dan studi literatur, penulis hanya
mengidentifikasi bangunan-bangunan yang direkomendasikan oleh narasumber.
Bangunan-bangunan ini terdiri atas penginapan, kantor, dan fasilitas publik lainnya yang
merupakan saksi bisu peninggalan masa lalu, yang masih berfungsi seperti dulu maupun
yang sudah berubah fungsinya. Seluruh bangunan tua itu memiliki potensi untuk
dikembangkan, khususnya sebagai wisata bangunan bersejarah, selain dapat menambah
pemasukan wisata Kecamatan Lawang, wisata bangunan bersejarah ini dapat
5

mengangkat Kecamatan Lawang sebagai kawasan yang memiliki nilai sejarah.


Meskipun telah dilakukan festival “Lawang Kota Tua” keberadaan dari
bangunan-bangunan bersejarah ini masih kurang mendapat perhatian. Kurangnya
promosi, kurangnya kerjasama antara masyarakat, pemerintah dan investor, serta
sarana dan prasarana yang belum sepenuhnya memadai, membuat potensi
pariwisata yang ada menjadi seakan luput dari perhatian khalayak umum. Selain
itu, kualitas bangunan dan lingkungan mulai terabaikan yang pada akhirnya
menyebabkan kemerosotan kualitas bangunan dan lingkungan, serta citra sebagai
kawasan yang masih memiliki nilai sejarah, ditambah lagi dengan fakta bahwa
sudah banyak bangunan kuno yang sudah dibongkar dan dijadikan bangunan baru
(Pratiwi dkk, 2015:192). Hal-hal tersebut menjadi ancaman semakin tidak
diperhatikannya potensi pariwisata bangunan bersejarah di Kecamatan Lawang
tersebut. Maka dari itu, penulis ingin meneliti mengenai arahan pengembangan
yang dapat dilakukan untuk dapat mengarahkan Kecamatan Lawang sebagai
lokasi wisata bangunaan bersejarah yang dapat dinikmati oleh wisatawan
nusantara maupun mancanegara.

B. Rumusan Masalah

Di Kecamatan Lawang terdapat bangunan kuno rumah tinggal, penginapan, kantor


dan fasilitas publik lainnya yang menunjukkan bahwa Lawang pernah menjadi
wilayah penting, dan juga strategis, terutama di masa kolonial Belanda. Seluruh
bangunan tua itu merupakan peninggalan sejarah yang sangat berpotensi untuk
dikembangkan. Namun, langkah yang baru dilakukan adalah melakukan festival
“Lawang Kota Tua”, belum ada pengembangan lebih lanjut yang dapat
mengarahkan Kecamatan Lawang sebagai lokasi wisata bangunan bersejarah yang
mengandalkan daya tarik dari bangunan bersejarah yang ada. Kemerosotan
kualitas bangunan dan lingkungan, serta citra sebagai kawasan yang masih
memiliki nilai sejarah, dan fakta bahwa sudah banyak bangunan kuno yang sudah
dibongkar dan dijadikan bangunan baru semakin menambah masalah wisata
peninggalan sejarah di Kecamatan Lawang. Diperlukan cara agar bangunan-
bangunan kuno yang ada dimanfaatkan sebagai obyek wisata, agar selain
mengangkat kembali nilai sejarah yang ada, juga memperbaiki kualitas bangunan
6

dan lingkungan yang telah merosot. Maka, seperti apakah arahan pengembangan
yang dapat dilakukan untuk dapat mengarahkan Kecamatan Lawang sebagai
lokasi wisata bangunan bersejarah?

C. Tujuan dan Sasaran Studi

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka untuk mencapai hasil yang


diinginkan perlu dirumuskan pula tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam
penelitian ini.

1. Tujuan
Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui arahan
pengembangan yang dapat dilakukan terhadap wisata bangunan sejarah di
Kecamatan Lawang.

2. Sasaran
Untuk mencapai tujuan tersebut, adapun sasaran yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
a. Mengidentifikasi bangunan-bangunan bersejarah yang ada di
Kecamatan Lawang yang memiliki potensi wisata.
b. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan
wisata bangunan bersejarah pada tiap klusternya.
c. Mengetahui potensi dan masalah dari tiap faktor pada tiap kluster
d. Merumuskan arahan pengembangan dari potensi dan masalah tiap
faktor pada masing-masing kluster.
7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kondisi Geografis Kecamatan Lawang

Lawang merupakan salah satu daerah dari 33 kecamatan di wilayah


Kabupaten Malang. Secara astronomis Kecamatan Lawang terletak diantara
112,6740 Bujur Timur sampai 112,7288 Bujur Timur dan 7,8781 Lintang
Selatan sampai 7,8184 Lintang selatan. Adapun secara geografis Kecamatan
Lawang berbatasan dengan beberapa daerah, sebagai berikut

Sebelah Utara : Kabupaten Pasuruan


Sebelah Selatan : Kecamatan Singosari
Sebelah Timur : Kecamatan Jabung dan Kabupaten Probolinggo
Sebelah Barat : Kecamatan Singosari

Mengacu pada data potensi Kecamatan Lawang, letak geografi sekitar 7


desa berada di dataran, dan 5 desa di lereng dengan topografi desa
tergolong perbukitan dan dataran. Luas kawasan Kecamatan Lawang
secara keseluruhan adalah sekitar 68,23 km2 atau sekitar 2,29 persen dari
total luas Kabupaten Malang.Adapun luas setiap desa di Kecamatan
Lawang di jelaskan pada grafik berikut:
8

NO DESA LUAS(HA) JUMLAH PENDUDUK


1. SIDOLUHUR 992 6.044
2. SRIGADING 1103 4.609
3. SIDODADI 695 9.945
4. BEDALI 604 15.976
5. KALIREJO 400 15.288
6. MULYOARJO 228 6.848
7. SUMBERNGEPOH 709 4.686
8. SUMBERPORONG 292 9.289
9. TURIREJO 375 8.967
10. LAWANG 236 14.937
11. KETINDAN 558 9.556
12. WONOREJO 631 8.842

Adapun penggunaan lahan di wilayah Kecamatan Lawang sebagai


berikut :
Perumahan dan pekarangan : 1.980 ha
Tanah sawah : 649 ha
Pertanian tanah kering, lading, tegalan(tegal) : 695,7 ha
Tegal : 2.243,7 ha
Hutan rakyat : 798,6 ha
Lain-lain : 556,1 ha

Sebagai daerah yang topografi sebagian wilayahnya perbukitan. Kecamatan


Lawang memiliki pemandangan alam yang cukup indah. Namun kekayaan
alam yang dimiliki kecamatan ini hingga saat ini belum sepenuhnya dapat
dimanfaatkan secara optimal. Sekiranya kekayaan alam ini dapat
dioptimalkan, maka pertumbuhan ekonomi di wilayah ini berpeluang dapat
ditingkatkan.
9

B. Kondisi Sosial Kecamatan Lawang


Pendidikan
Pendidikan dianggap sebagai suatu cara yang efektif untuk
meningkatkan pembangunan, karena itulah negara-negara berkembang
mencurahkan perhatian yang cukup besar terhadap perluasan
pendidikan. Demikian juga pada beberapa kesempatan kerja sebagai
kebutuhan hidup, mensyaratkan jenjang pendidikan tertentu untuk
aktivitasnya. Dengan taraf pendidikan tertentu seseorang dapat
memenuhi/ menimbulkan rasa harga dirinya. Pendidikan pada
hakekatnya merupakan usaha sadar manusia untuk mengembangkan
kepribadian dan meningkatkan kemampuannya.
Kesehatan
Pembangunan sektor kesehatan sebagai bagian integral dari
pembangunan yang berlangsung, bertujuan untuk mencapai
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Agama
Beragamnya agama yang dianut oleh Masyarakat menggambarkan
toleransi kehidupan beragama. Penduduk Kecamatan Lawang menganut
berbagai keyakinan yang hidup berdampingan secara damai. Seperti
halnya agama yang dianut oleh sebagaian besar penduduk Indonesia,
penduduk Kecamatan Lawang sebagian besar memeluk agama Islam
dan berikutnya agama Protestan, serta agama Katolik.
C. Kondisi Ekonomi Kecamatan Lawang
NO KOMODITAS LUAS PRODUKSI LOKASI/ PEMASARAN
(HA) (TON/HA) DESA
1. Padi organik 41 7 ton/th Desa Regional/pasar
/musim sumberngepo Local
h
2. Alpukat 11.696 60 Kg/Phn Desa Pasar
Pohon wonorejo, Regional/local
Desa ketindan
10

3. Pisang 11.042 25 Kg/Phn Desa Pasar


Rumpun wonorejo,srig local(Surabaya.
ading,sidoluh malang)
ur,sbr porong
4. Bunga Mawar 46 12 tangkai/ Desa Pasar
Tabur Phn wonorejo local(Surabaya,
malang)

5. Durian 2 103 Kg/Phn Desa Pasar local


wonorejo,keti
ndan,turirejo,
dan srigading
6. Buah Naga 2,5 Desa ketindan Pasar local

7. Bunga 2 lokasi Kel.lawang/ Pasar local dan


Anggrek/Bibit kalirejo luar jawa
11

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

1. Lokasi dari penelitian merupakan Kecamatan Lawang karena


memiliki potensi bangunan-bangunan kuno sesuai dengan RDTR
Perkotaan Lawang Tahun 2010-2030.

2. Wisata bangunan bersejarah yang dimaksudkan difokuskan pada


bangunan kuno bersejarah sebagai obyek penelitian yang memenuhi
kriteria sebagai bangunan bersejarah yang telah ditetapkan penulis
melalui hasil wawancara, studi literatur, dan observasi.

3. Subyek penelitian adalah narasumber yang mengetahui terkait sejarah


bangunan-bangunan kuno bersejarah di Lawang, serta stakeholder
terkait yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang,
Camat Kecamatan Lawang, Penulis Buku Lawang Kota Kenangan,
Pokdarwis, Akademisi, dan Tokoh Masyarakat.

4. Secara keseluruhan, penelitian ini terdiri atas 4 (empat) sasaran yaitu:


sasaran 1 mengidentifikasi bangunan-bangunan bersejarah di
Kecamatan Lawang yang memiliki potensi wisata dengan output peta
lokasi wisata bangunan bersejarah di Kecamatan Lawang. Sasaran 2
mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan
wisata bangunan bersejarah pada tiap klusternya. Sasaran 3 mengetahui
potensi dan masalah dari tiap faktor pada tiap kluster, kemudian
dilanjutkan dengan sasaran 4 merumuskan arahan pengembangan dari
potensi dan masalah tiap faktor pada masing-masing kluster bangunan
bersejarah di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.

5. Hasil akhir penelitian ini hanya difokuskan pada arahan


pengembangan, sehingga gambaran konsep yang ada, hanya merupakan
gambaran konsep secara umum, yang memang tidak dirincikan karena
sesuai dengan tujuan penelitian.
12

B. Saran
Penulisan menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, sehingga penulisan berharapagar pembaca dapat
memberi kritik dan saran sebagai bahan perbaikan makalah ini agar
menjadi baik.

Anda mungkin juga menyukai