Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR BUDIDAYA TANAMAN

NAMA KELOMPOK :

1. Gangga Mulyaningsih (2003060173)


2. M. Bahrul ‘Ilmi (2003060172)
3. Anjar Winarko (2003060161)
4. Tulus Prasetyo (2003060176)

DOSEN PENGAMPU:

Ambar Susanti, SP.,MP

PRODI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS KH. A. WAHAB HASBULLAH

TAHUN PELAJARAN 2020-2021


A. LATAR BELAKANG
Ketersediaan lahan yang semakin terbatas untuk bercocok tanam memaksa kita
mencari alternatif lain untuk bisa menanam tanaman yang kita inginkan. Salah satu ide
yang muncul adalah model pertanaman dengan sistem hidroponik.
Hidroponik (hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang
berarti air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless
culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman
yang mamanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam
atau soilles.
Penanaman hidroponik tak bisa lepas dengan yang namanya media tanam. Karena
media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam
yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam.
Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda
habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki
kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus
dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat
menahan ketersediaan unsur hara.  media tanam memegang peranan sangat penting
untuk suksesnya bercocok tanam sistem hidroponik.Media tanam hidroponik sangat
beragam, ada yang berupa media organik dan media anorganik. Masing-masing
memiliki kelemahan dan kelebihan. Prinsipnya, media tersebut harus bersifat
porous (berongga) untuk sirkulasi udara, mudah menyerap air, tidak cepat lapuk, akar
mudah menempel, dapat menyimpan zat hara, dan tidak mudah menjadi sumber
penyakit.
Pada dasarnya sistem hidroponik adalah upaya memberikan bahan makanan
dalam larutan mineral atau nutrisi yang diperlukan tanaman dengan cara disiram atau
diteteskan. Pekerjaan menyiram atau mengairi media tanam inilah menjadi persoalan.
Sistem pengairan hidroponik bila dilakukan secara manual akan sangat merepotkan,
sementara bila dilakukan secara otomatis butuh energi dan bahan yang tidak sedikit;
perlu pompa, listrik, selang, pengatur waktu, dsb. Hingga ditemukan solusi yang
cukup unik yaitu dengan menggunakan media tanam yang dinamakan hidrogel.
Media tanam menjadi elemen penting untuk menunjang kehidupan tanaman.
Media tanam harus mampu menjaga kelembapan di sekitar akar tanaman, serta
menyediakan cukup udara dan unsur hara. 
B. Rumusan Masalah
1. Pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan tanaman
2. Bagaimana manfaat media tanam yang digunakan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan tanaman
2. Untuk mengetahui manfaat media

III.            BAHAN DAN METODE


       

B.       BAHAN DAN ALAT


Bahan :
a.    Hidrogel aneka warna
b.    Air
c.    Pupuk
d.   Tanaman
e.    Fungisida Dithane M-45
Alat     :
a.     Ember plastik
b.    Saringan
c.     Panci
d.    Kompor
e.     Gelas
f.     Plastik
g.    Solasi
h.    Gunting
i.      Kertas label
j.      Sendok

C.      METODE
Pengamatan dilakukan secara visual tanpa data-data kuantitatif.

D.      CARA KERJA
a.    Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
b.    Rebus air sampai matang untuk merendam hidrogel
c.    Sembari menunggu air matang praktikan mencari tanaman yang akan ditanam pada media
hidrogel
d.   Cabut tanaman dari tanah secara perlahan agar akar tidak terlalu mengalami banyak
kerusakan
e.    Cuci tanaman tersebut sampai seluruh bagianya bersih, bila akar terlalu panjang bisa
dilakukan pemotongan
f.     Tanaman harus benar-benar bersih dari tanah karena tanah dapat merusak hidrogel dan
membuat hidrogel ditumbuhi lumut
g.    Rendam tanaman menggunakan larutan Dithane M-45 selama ± 15 menit
h.    Tuangkan air yang sudah matang ke dalam wadah yang telah disiapkan
i.      Campur dengan air dingin sampai suhunya sedang (tidak terlalu panas dan terlalu dingin)
j.      Masukkan hidrogel kering ke dalam wadah yang sudah terisi air, lalu aduk sekitar 10 detik
(agar warnanya menyebar).
k.    Diamkan hidrogel selama 4 jam (Namun karena keterbatasan waktu perendaman tidak
sampai 4 jam)
l.      Sebaiknya perendaman dalam kondisi tertutup agar tidak tercampur debu/kotoran.
m.  Lakukan pemupukan dengan cara merendam hidrogel tadi dengan larutan pupuk NPK
n.    Setelah itu, tiriskan hidrogel. Bilas 1 kali dengan air biasa, lalu tiriskan kembali selama 30
menit.
o.    Siapkan gelas hias dan alat lainnya
p.    Masukan gel sedikit demi sedikit sampai ¼ bagian lalu tanaman dimasukan. Setelah itu
masukan sisa hidrogel sampai semua akar tertutup.
q.    Gelas ditutup rapat menggunakan plastik lalu diberi label dan diletakan ditempat yang
telah ditentukan.
r.     Lakukan penyiraman apabila hidrogel telah menyusut.
                                                                                                                             IV.            HASIL DAN PEMBAHASAN

Hidrogel yang digunakan pada praktikum kali ini ada dua macam, yaitu hidrogel
bulat dan hidrogel yang berbentuk kristal, dengan berbagai macam warna. Hal ini untuk
memperindah tampilan nantinnya.
Hidrogel yang digunakan  masih dalam bentuk serbuk. Untuk membuat hidrogel
yang siap digunakan, hidrogel harus direndam terlebih dahulu dalam air matang. Air yang
digunakan untuk merendam suhunya harus sedang (tidak terlalu panas dan tidak terlalu
dingin). Hidrogel direndam selama minimal 4 jam agar bentuknya mengembang secara
sempurna dan bisa menyimpan air secara maksimal.
Tanaman yang digunakan pada praktikum kali ini diambil dari tanaman yang
tumbuh di halaman kampus dan mengambil dari tanaman hias pot., tanaman hias daun
keladi, sejenis tanaman rumput, serta sejenis tanaman cemara. Tanaman yang saya
gunakan adalah Lili Paris. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 1. Tanaman Lili Paris

Pada awal penyimpanan tanaman masih terlihat segar dan tidak menunjukan gejala
defisiensi unsur hara, air dan cahaya. Akan tetapi setelah beberapa minggu kemudian
tanaman mulai menampakan gejala-gejala defisiensiunsur hara, air dan cahaya. Tanaman
mulai layu dan daunya mengalami klorosis.
Hal ini disebabkan karena perlakuan perendaman hidrogel yang kurang sempurna.
Pada pembuatan media tanam berupa hidrogel seharusnya hidrogel direndam di dalam air
selama 4 jam namun pada praktikum kali ini hanya merendam kurang dari 4 jam
dikarenakan keterbatasan waktu. Hal ini meyebabkan hidrogel belum mengembang secara
sempurna sehingga kemampuan menyimpan airnya tidak maksimal dan nantinya akan
mudah kehilangan bobot airnya.
Pada pengamatan terakhir dapat dilihat bahwa sebagian besar hidrogel bentuknya
sudah tidak seperti pada saat awal pemberiannya ke dalam gelas. Banyak hidrogel yang
bentuknya sudah berubah seperti menyusut dari bentuk awalnya. Hidrogel terlalu cepat
kehilangan bobotnya terutama bobot airnya akibat perendaman yang belum sempurna tadi.
Hidrogel belum mengembang secara sempurna sehingga fungsinya sebagai penyimpan air
kurang maksimal.
Gambar 2. Tanaman Lili Paris pada pengamatan terakhir

Perendaman hidrogel pada larutan pupuk juga kurang maksimal sehingga kandungan
unsur hara yang terserap oleh hidrogel juga kurang maksimal. Unsur hara yang yang ada
pada hidrogel kurang mencukupi kebutuhan tanaman sehingga tanaman menjadi menderita
dan menunjukan gejala-gejala defisiensi unsur hara seperti klorosis.

Gambar 2. Daun tanaman Lili Paris mengalami klorosis

Faktor perawatan yang kurang baik juga menjadi penyebab kenapa tanaman menjadi
layu dan klorosis. Seharusnya apabila hidrogel sudah terlihat menyusut maka segera
dilakukan penyemprotan air menggunakan handsprayer.
Biasanya hidrogel mulai menyusut setelah sekitar 1 bulan setelah penanaman. Selain
itu apabila tanaman menunjukan gejala defisiensi unsur hara maka perlu ditambahkan
pupuk lagi. Namun pada praktikum kali ini hal tersebut tidak dilakukan sehingga tanaman
tidak dapat normal kembali.
Faktor kekurangan cahaya juga mempengaruhi kelayuan tanaman pada praktikum
kali ini. Seharusnya tanaman mendapatkan cahaya yang cukup untuk proses fisiologisnya.
Cahaya yang diberikan kepada tanaman bisa berasal dari cahaya lampu atau cahaya
matahari langsung. Pada praktikum kali ini tanaman diletakan di ruang laboratorium yang
tidak memiliki akses cahaya matahari langsung yang bagus.
Seharusnya kekurangan cahaya matahari langsung ini diganti dengan pemberian
cahaya lampu. Akan tetapi cahaya tersebut tidak diberikan secara kontinu dan dengan
intensitas yang rendah kepada tanaman sehingga tanaman kekurangan cahaya. Tanaman
yang kekurangan cahaya akan mengalamai gangguan metabolisme, sehingga menyebabkan
menurunnya laju fotosintesis dan sintesis karbohidrat
Kombinasi dari faktor-faktor tersebut menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh
dengan baik. Tanaman mengalami kekurangan hal-hal yang penting untuk kelangsungan
hidupnya seperti air, cahaya dan unsur hara. Ditambah lagi dengan perawatan yang kurang
maksimal juga sehingga semakin memperburuk kondisi tanaman tersebut.

                                                                                                                                                         V.            KESIMPULAN

1.        Untuk mendapatkan hasil tanaman dalam media hidrogel yang baik perlu melakukan
tahapan-tahapan kegiatan yang baik dan benar.
2.        Pada pengamatan terakhir tanaman mengalami gejala defisiensi unsur hara, air dan cahaya
3.        Penyebab tanaman mengalami gejala defisiensi unsur hara, air dan cahaya antara lain :
a.     Perlakuan yang kurang sempurna pada saat pembuatan hidrogel
b.    Perawatan yang kurang intens terhadap tanaman
c.     Tanaman kekurangan cahaya

Anda mungkin juga menyukai