Anda di halaman 1dari 42

BERCOCOK TANAM

SECARA HIDROPONIK
Muhammad Anshar Aji Saputra, S.P
@dekpennn

Pendidikan:
S-1, Agroteknologi Universitas Borneo
Tarakan

Aktivitas saat ini:

• Kepala Tata Usaha SMAIT Ulul


Albab Boaridng School Tarakan

• Owner STARKHYDRO FARM

• Youtuber “Makeling Tarakan” dan


“Dekpennn Gaming”
HIDROPONIK / HYDROPONIC
Hidroponik berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti 
air dan ponos yang artinya daya.
Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya
 tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya 
tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan 
tanah sebagai media tanam atau soilless.
Jadi, hidroponik memiliki pengertian secara bebas teknik bercocok tanam dengan
menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau dalam
pengertian sehari-hari bercocok tanam tanpa tanah. Dari pengertian ini terlihat
bahwa munculnya teknik bertanam secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya
perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.
Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik
apabila nutrisi (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini
fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan
pelarut nutrisi, untuk kemudian bisa diserap tanaman. Pola pikir inilah yang akhirnya
melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, di mana yang ditekankan adalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Sistem hidroponik bisa digunakan untuk mengatasi masalah kekurangan lahan yang
semakin tahun semakin sempit. Diharapkan hidroponik mampu menjadi manfaat
untuk masa depan karena mampu diberdayakan dalam kondisi lahan sempit.
SEJARAH
• Sejak tahun 1627 - Saat itu terdapat tulisan dari Francis Bacon
yang menuliskan tentang hidroponik, ia menjelaskan bahwa
tanaman juga bisa ditanam dengan media lainnya selain tanah
yaitu menggunakan media air.
• Tahun 1699 - dilakukan penelitian yang lebih lengkap tentang
hidroponik ini, yang saat itu dilakukan oleh John Woodward.
• Tahun 1942 - pengembangan penelitian terkait hidroponik ini
semakin berkembang
• Tahun 1980 – Metode Hidroponik ini mulai masuk di Indonesia
Mengapa perlu berhidroponik ?
1. Lahan semakin sempit
2. Banyaknya alih fungsi lahan
3. Pertumbuhan penduduk sangat
pesat
Sistem-Sistemdalam Hidroponik
1. Sistem Wick atau sistem sumbu
2. Sistem Rakit Apung
3. Sistem NFT (Nutrient Film
Technique)
4. Sistem DFT
5. Sistem Drip atau Tetes
6. Sistem Dutch Bucket
7. Sistem Aeroponik
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam
Berhidroponik

Kualitas air

Kualitas benih

Bahan yang dipakai

Sistem yang digunakan

Jenis tanamannya

Kondisi lingkungan (iklim
dsb)
5 Unsur Dasar yang Dibutuhkan
Tanaman
1. Air
2. Nutrisi/ pupuk
3. Sinar matahari atau penggantinya
4. O2 dan CO2
5. Kasih sayang
Bahan-Bahan yang
DigunakanRockwool
Clay ball / Hidroton
Karet busa / sponge
Sekam bakar / Arang sekam
Cocopeat
Tisue/Kapas
Kain flanel
Peralatan Penunjang
1. TDS meter
2. pH meter
3. Netpot
4. Sumbu dari bahan kain flanel
5. Selang fertigasi dan drip stick
6. Aerator
7. Pompa sirkulasi
Jenis Tanaman
• Sayuran daun
• Sayuran buah
• Tanaman buah
Perbedaan Hidroponik dan Konvensional

1. Media tanam
2. Kualitas
produk
3. Pemeliharaan
4. Serangan
hama
Kelebihan Hidroponik
1. Mudah, Murah dan Menyenangkan
2. Hemat air dan pupuk
3. Hemat lahan
4. Dapat menghilangkan stres
5. Bisa menanam di lokasi yang tidak
memungkinkan utk tanaman
konvensional
Kekurangan Hidroponik
1. Untuk skala bisnis, investasi
cukup besar
2. Bergantung pada pasokan listrik
3. Ceruk pasar masih terbatas
TERIMA KASI
H

Anda mungkin juga menyukai