Anda di halaman 1dari 1

KASUS 3

Menanggapai kasus tersebut, seorang dokter menghormati hak pasien karena pasien memiliki( Hak Autonomy ):
Bahwa keinginan pasien merupakan hak prerogatif bagi pasien yang telah telah dewasa dan dianggap sah secara hukum untuk dapat
bertanggung jawab atas keputusan yang diambil oleh pasien.

Namun prinsip etis dan profesional dokter berpegang kepada:


Beneficience: ( melakukan tindakan untuk kebaikan pasien )
Non maleficience: dokter tidak memperburuk keadaan pasien
Serta justice ( adil dan jujur ), sehingga nilai nilai tersebut dismpaikan secara jelas dan dokter memiliki kewajiban untuk memberikan
informasi yang adekuat dan bersikap jujur kepada pasien tentang perlunya tindakan medis yang bersangkutan serta risiko yang dapat
ditimbulkan ( Kodeki Pasal7b)

Pada prinsip Etikolegal bahwa dokter wajib bekerja dengan tidak melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan hukum.
Dan wajib melakukan tindakan medik sesuai indikasi klinis, sehingga Sesuai kewajiban dokter terhadap pasien dalam Kode Etik
Kedokteran Indonesia Pasal 10:
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilanya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia
tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan / pengobatan. Maka atas persetujuan pasien, dokter wajib merujuk pasien kepada dokter
yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.

KASUS 3
Menanggapai kasus tersebut, seorang dokter menghormati hak pasien karena pasien memiliki( Hak Autonomy ):
Bahwa keinginan pasien merupakan hak prerogatif bagi pasien yang telah telah dewasa dan dianggap sah secara hukum untuk dapat
bertanggung jawab atas keputusan yang diambil oleh pasien.

Namun prinsip etis dan profesional dokter berpegang kepada:


Beneficience: ( melakukan tindakan untuk kebaikan pasien )
Non maleficience: dokter tidak memperburuk keadaan pasien
Serta justice ( adil dan jujur ), sehingga nilai nilai tersebut dismpaikan secara jelas dan dokter memiliki kewajiban untuk memberikan
informasi yang adekuat dan bersikap jujur kepada pasien tentang perlunya tindakan medis yang bersangkutan serta risiko yang dapat
ditimbulkan ( Kodeki Pasal7b)

Pada prinsip Etikolegal bahwa dokter wajib bekerja dengan tidak melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan hukum.
Dan wajib melakukan tindakan medik sesuai indikasi klinis, sehingga Sesuai kewajiban dokter terhadap pasien dalam Kode Etik
Kedokteran Indonesia Pasal 10:
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilanya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia
tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan / pengobatan. Maka atas persetujuan pasien, dokter wajib merujuk pasien kepada dokter
yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.

KASUS 3
Menanggapai kasus tersebut, seorang dokter menghormati hak pasien karena pasien memiliki( Hak Autonomy ):
Bahwa keinginan pasien merupakan hak prerogatif bagi pasien yang telah telah dewasa dan dianggap sah secara hukum untuk dapat
bertanggung jawab atas keputusan yang diambil oleh pasien.

Namun prinsip etis dan profesional dokter berpegang kepada:


Beneficience: ( melakukan tindakan untuk kebaikan pasien )
Non maleficience: dokter tidak memperburuk keadaan pasien
Serta justice ( adil dan jujur ), sehingga nilai nilai tersebut dismpaikan secara jelas dan dokter memiliki kewajiban untuk memberikan
informasi yang adekuat dan bersikap jujur kepada pasien tentang perlunya tindakan medis yang bersangkutan serta risiko yang dapat
ditimbulkan ( Kodeki Pasal7b)

Pada prinsip Etikolegal bahwa dokter wajib bekerja dengan tidak melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan hukum.
Dan wajib melakukan tindakan medik sesuai indikasi klinis, sehingga Sesuai kewajiban dokter terhadap pasien dalam Kode Etik
Kedokteran Indonesia Pasal 10:
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilanya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia
tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan / pengobatan. Maka atas persetujuan pasien, dokter wajib merujuk pasien kepada dokter
yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.

KASUS 3
Menanggapai kasus tersebut, seorang dokter menghormati hak pasien karena pasien memiliki( Hak Autonomy ):
Bahwa keinginan pasien merupakan hak prerogatif bagi pasien yang telah telah dewasa dan dianggap sah secara hukum untuk dapat
bertanggung jawab atas keputusan yang diambil oleh pasien.

Namun prinsip etis dan profesional dokter berpegang kepada:


Beneficience: ( melakukan tindakan untuk kebaikan pasien )
Non maleficience: dokter tidak memperburuk keadaan pasien
Serta justice ( adil dan jujur ), sehingga nilai nilai tersebut dismpaikan secara jelas dan dokter memiliki kewajiban untuk memberikan
informasi yang adekuat dan bersikap jujur kepada pasien tentang perlunya tindakan medis yang bersangkutan serta risiko yang dapat
ditimbulkan ( Kodeki Pasal7b)

Pada prinsip Etikolegal bahwa dokter wajib bekerja dengan tidak melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan hukum.
Dan wajib melakukan tindakan medik sesuai indikasi klinis, sehingga Sesuai kewajiban dokter terhadap pasien dalam Kode Etik
Kedokteran Indonesia Pasal 10:
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilanya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia
tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan / pengobatan. Maka atas persetujuan pasien, dokter wajib merujuk pasien kepada dokter
yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.

Anda mungkin juga menyukai