Anda di halaman 1dari 14

KEJAKSAAN TINGGI DKI JAKARTA P-42

“UNTUK KEADILAN”

SURAT TUNTUTAN

Nomor Reg. Perkara: PDM–284/JKTSEL/Eku.2/Kon/05/2021

I. PENDAHULUAN
Majelis Hakim yang Terhormat,
Saudara Penasihat Hukum yang Kami Hormati,
dan Hadirin Sidang yang Kami Muliakan.
Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia Nya, proses peradilan pidana atas nama Terdakwa WILLIAM
SIAHAAN dan Terdakwa KENZO GALATICA pada Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan dapat berlangsung dengan lancar, aman, tertib, dan telah mengikuti protokol
kesehatan. Kami selaku Penuntut Umum dalam ruang lingkup tugas dan wewenang
yang dibebankan kepada kami sebagai Aparat Penegak Hukum berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana dan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2016 atas perubahan terhadap Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2008 sudah sepatutnya menegakkan dan menjunjung tinggi
keadilan secara bebas dan terlepas dari pengaruh pihak manapun dalam
menyelesaikan Tindak Pidana yang kami periksa, khususnya dalam perkara ini
tindak pidana terkait Informasi dan Teknologi Informatika. Dengan demikian kami
akan melaksanakan tanggung jawab kami dalam menyusun dan membacakan Surat
Tuntutan Pidana atau Requisitor atas nama Terdakwa WILLIAM SIAHAAN dan
Terdakwa KENZO GALATICA.

Majelis Hakim yang Terhormat,


Saudara Penasihat Hukum yang Kami Hormati,
Terdakwa WILLIAM SIAHAAN dihadapkan ke persidangan ini dalam keadaan
bebas dalam rangka menjalani proses peradilan atas Tindak Pidana Informasi dan
Teknologi Informatika yang dilakukan Terdakwa. Tidak dapat dipungkiri bahwa
tindak pidana ini merupakan pengaruh dari perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan yang ibarat “pedang bermata dua.” Di satu sisi, memberikan banyak
manfaat bagi masyarakat, namun di sisi yang lain terdapat banyak kalangan yang
menjadikannya sebagai alat guna meraih keuntungan dengan cara-cara yang tidak
terhormat serta merugikan hak-hak orang lain ataupun negara. Termasuk di
antaranya adalah tindakan Terdakwa yang terkualifikasi dalam Tindak Pidana yang
mengakibatkan Sistem Elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik dijelaskan bahwa Sistem Elektronik adalah serangkaian
perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan,
mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan,
dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik. Kemudian, Pasal 33 Undang-Undang a
quo menegaskan sebagai berikut:

“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
melakukan tindakan apa pun yang berakibat terganggunya Sistem
Elektronik dan/atau mengakibatkan Sistem Elektronik menjadi tidak
bekerja sebagaimana mestinya.”
Dengan demikian ketentuan pidana terhadap pelanggaran hukum terhadap
informasi dan teknologi informatika harus dilindungi, demi terwujudnya
perlindungan terhadap masyarakat terkait kejahatan-kejahatan yang sudah
timbul dari informasi dan teknologi informatika, yang menyebabkan kerugian
baik secara materiil, imateriil, juga guna mencegah terulangnya tindak pidana
tersebut dan menjamin kepastian hukum masyarakat yang dijamin oleh
Konstitusi.

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudara Penasehat Hukum yang Kami Hormati,
Sebelum membacakan tuntutan, izinkan kami untuk memberikan apresiasi
kepada Majelis Hakim yang arif serta bijaksana, karena telah memimpin
jalannya rangkaian persidangan ini dengan adil dan objektif sehingga terciptalah
pengadilan yang adil dengan tetap menjunjung tinggi integritas demi
ditemukannya kebenaran materiil dan tercapainya keadilan dalam perkara a
quo. Tidak lupa kami sampaikan juga penghormatan serta apresiasi kami
terhadap rekan sepekerjaan kami, saudara penasehat hukum terdakwa yang telah
mendampingi dan melindungi hak-hak konstitusional Terdakwa dalam
menjalani proses persidangan ini.

II. SURAT DAKWAAN


Majelis Hakim yang Mulia,
Saudara Penasihat Hukum yang Kami Hormati,
Kami Penuntut Umum pada Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, setelah
memperhatikan hasil pemeriksaan persidangan dalam perkara atas nama:
A. IDENTITAS TERDAKWA
Terdakwa 1
Nama lengkap : Kapten William Siahaan
Tempat lahir : Medan.
Umur / Tanggal lahir : 43 tahun / 10 Mei 1978.
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Kebangsaan : Indonesia.
Tempat tinggal : Jl. Raya Mangga Besar
Nomor 59, RT 15 RW 09, Kelurahan
Mangga Dua Selatan, Kecamatan
Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat,
Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, 10730.
Agama : Kristen.
Pekerjaan : Anggota Tentara Nasional
Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).
Pendidikan : Akademi Militer.

Terdakwa 2
Nama lengkap : Kenzo Galatica, S.,TI.
Tempat lahir : Pontianak.
Umur / Tanggal lahir : 42 Tahun / 28 September
1979.
Jenis kelamin : Laki-laki.
Kebangsaan : Indonesia.
Tempat tinggal : Jl. Salemba Bluntas 145, RT
02 RW 05, Kelurahan Paseban,
Kecamatan Senen, Kota Jakarta Pusat,
Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, 10440.
Agama : Buddha.
Pekerjaan : Wiraswasta.
Pendidikan : Strata Satu (S-1) Teknik
Informatika.

Berdasarkan Surat Penetapan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta


Selatan Nomor 500/Pid.Sus/Kon/2021/PN Jkt.Sel. tanggal 31 Mei 2021 dan
Surat Pelimpahan Perkara Acara Pemeriksaan Biasa Nomor: B-
234/M.1/Eku.2/Kon/05/2021 tanggal 31 Mei 2021, Terdakwa dihadapkan ke
depan persidangan dengan dakwaan sebagai berikut:
PRIMAIR
Bahwa ia Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO
GALATICA, dan Saksi Reisar Alka (saksi merupakan terdakwa dalam perkara
yang sama dengan berkas perkara terpisah) secara bersama- sama dalam kurun
waktu antara tanggal 28 Juli 2020 sampai dengan tanggal 20 November 2020
atau setidak-tidaknya pada waktu-waktu tertentu antara tahun 2020 sampai
dengan tahun 2021; dimana terhadap perbuatan tersebut telah merugikan
Kementerian Kesehatan yang bertempat di Jalan H.R. Rasuna Said Blok X.5
Kavling 4-9, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta atau setidak-tidaknya pada suatu tempat tertentu yang
berdasarkan Pasal 84 ayat (1) KUHAP masih dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan. Terdakwa 1 dan Terdakwa 2, dan Saksi Reisar Alka
secara bersama-sama sebagai orang yang melakukan (plegen), yang
menyuruh melakukan (doenplegen), atau yang turut serta melakukan
(medeplegen) perbuatan dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan
hukum melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
sampai dengan Pasal 34 yang mengakibatkan Sistem Elektronik menjadi
tidak bekerja sebagaimana mestinya dan kerugian bagi Orang lain. Dalam
hal perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 sampai dengan
Pasal 37 ditujukan terhadap Komputer dan/atau Sistem Elektronik serta
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik Pemerintah
dan/atau yang digunakan untuk layanan publik. Adapun perbuatan
terdakwa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
- Bahwa pada tanggal 27 Juli 2020, melalui aplikasi Whatsapp dengan
nama grup “GGWP” yang beranggotakan Terdakwa 1 WILLIAM
SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO GALATICA, dan Saksi Reisar Alka;
Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN mengajak Terdakwa 2 KENZO
GALACTICA dan Saksi Reisar Alka untuk mengadakan pertemuan;
- Kemudian pada tanggal 28 Juli 2020, Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN
bersama-sama dengan Terdakwa 2 KENZO GALATICA dan Saksi
Reisar Alka, mengadakan pertemuan yang berlokasi di Olivia’s Cafe
yang beralamat di Garden Terrace, Jalan Imam Bonjol Nomor 80,
Menteng, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta;
- Bahwa Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN selaku Seksi Bantuan
Kesehatan bagian pengolahan data pada Kementerian Pertahanan
melaksanakan kerjasama antara Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (Kemenkes RI) dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan
Darat (TNI AD); dalam menangani penyebaran Covid-19 di Jakarta;
Dalam kerjasama ini, Rumah Sakit Angkatan Darat dijadikan sebagai
salah satu Rumah Sakit Rujukan penanganan paling awal Covid-19,
sehingga mewujudkan adanya interaksi lebih lanjut di antara
Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN dan Saksi Pelapor. Melalui
kerjasama tersebut;
- Bahwa pada tanggal 9 September 2020, Terdakwa 1 WILLIAM
SIAHAAN membuka daftar e-mail Pejabat Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan yang pernah diberikan ketika berlangsungnya
kerjasama di antara Seksi Bantuan Kesehatan bagian pengolahan
data dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Berdasarkan daftar e-mail tersebut, Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN
menentukan e-mail Saksi Pelapor sebagai sarana untuk mengirimkan
Trojan Backdoor pada serangan pertama dan sebuah malware bertipe
ransomware bernama “DarkCryCript” pada serangan kedua yang
dapat melumpuhkan dan mengunci sistem Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia;
- Bahwa Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN meminta kepada Terdakwa 2
KENZO GALATICA dan Saksi REISAR ALKA melalui pesan grup
Whatsapp “GGWP” untuk secepatnya membuat Trojan Backdoor dan
ransomware bernama “DarkCryCript”;
- Bahwa pada tanggal 30 September 2020 Pukul 19.00 WIB, Terdakwa
2 KENZO GALATICA menghubungi Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN
melalui pesan grup Whatsapp “GGWP” untuk memberitahukan bahwa
Trojan Backdoor telah selesai dibuat;
- Bahwa pada tanggal 1 Oktober 2020 Pukul 09.00 WIB, di depan
Olivia’s Cafe yang terletak di Jalan Imam Bonjol Nomor 80, Menteng,
Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta; Terdakwa 2 KENZO GALATICA menyerahkan flashdisk yang
berisi link voucher e-commerce secara langsung kepada Terdakwa 1
WILLIAM SIAHAAN;
- Bahwa Pada tanggal 1 Oktober 2020 pada sekitar Pukul 10.00 WIB,
Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN mengirimkan link voucher tersebut
kepada alamat e-mail milik Saksi Pelapor dan Trojan Backdoor
tersebut teraktivasi di komputer milik Saksi Pelapor;
- Bahwa pada tanggal 3 Oktober 2020, Terdakwa 1 WILLIAM
SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO GALATICA, dan Saksi Reisar Alka
secara bersama-sama berhasil mengakses komputer Saksi Pelapor
secara jarak jauh menyalin data-data milik Saksi Pelapor untuk
mengakses sistem Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ;
- Bahwa pada tanggal 28 Oktober 2020, Terdakwa 2 KENZO
GALATICA dan Saksi Reisar Alka secara bersama-sama mengirimkan
ransomware ke dalam sistem Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. dengan cara mengirimkan ke dalam komputer milik Saksi
Pelapor. penyebaran dalam Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia terjadi melalui koneksi kabel
LAN/internet yang berada di Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Ransomware bekerja dengan cara memanfaatkan
kelemahan yang ada di dalam Windows Encrypting File System
sehingga pertahanan anti-malware gagal bekerja dan mengakibatkan
seluruh sistem Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terkunci
dan tidak dapat diakses;
- Bahwa setelah Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO
GALATICA, dan Saksi Reisar Alka secara bersama-sama berhasil
mengakses Sistem Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada
10 November 2020 melalui Apartemen yang terletak di Menteng
Executive Apartment, Kavling 6-12, Jalan Pegangsaan Barat Nomor
16, Kelurahan Menteng, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Terdakwa 2 KENZO GALATICA dan
Saksi Reisar Alka mulai menyalin data-data rumah sakit rujukan
Covid-19 yang akan diberikan dana perawatan Covid-19 oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, mereka melakukan
tindakan berikut:
1. Terdakwa 2 KENZO GALATICA dan Saksi Reisar Alka secara
bersama-sama mengaktifkan ransomware “DarkCryCript” ke
dalam komputer milik Sellyna Nanda;
2. Setelah sistem dikunci, Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN,
Terdakwa 2 KENZO GALATICA, dan Saksi Reisar Alka secara
bersama-sama meminta tebusan berupa 85 Bitcoin (BTC) dan
75 Ethereum (ETH) atau senilai dengan Rp60.488.335.000 (enam
puluh miliar empat ratus delapan puluh delapan juta tiga ratus tiga
puluh lima ribu rupiah) yang harus dikirimkan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia dalam jangka waktu 3 (tiga) hari ke
rekening Cryptocurrency dengan alamat wallet
“13evyZL6ZvtV9uqvy06nZNcOEswuS19PBU.” apabila uang
tebusan tidak dikirimkan, maka seluruh data dalam sistem
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ini akan dihapus.
- Bahwa pada tanggal 12 November 2020 pukul 14.30, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia membayar tebusan kepada Terdakwa
1 WILLIAM SIAHAAN melalui rekening Cryptocurrency;
- Bahwa pada tanggal 12 November 2020, Terdakwa 1 WILLIAM
SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO GALATICA, dan Saksi Reisar Alka
secara bersama-sama melakukan penyerangan terhadap beberapa
rumah sakit dengan mengubah sistem elektronik milik Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Perubahan sistem elektronik milik
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dilakukan dengan cara:
a. Melakukan penghentian pengiriman data pengajuan klaim biaya
Covid-19 Rumah Sakit terhadap e-mail Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia dengan upaya untuk mendapatkan informasi
data seseorang dengan teknik pengelabuan (Phishing);
b. Melakukan pengiriman data pengajuan klaim biaya Covid-19
Rumah Sakit terhadap e-mail Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia dengan memasukkan rekening Saksi Saksi Pelapor
sebagai rekening tujuan;
Pengalihan klaim biaya Covid-19 oleh rumah sakit oleh Terdakwa
2 KENZO GALATICA dan Saksi Reisar Alka dilakukan dengan
rincian sebagai berikut:
1. Rumah Sakit Central Medical (Surabaya) senilai
Rp4.439.654.150,00 (empat miliar empat ratus tiga puluh
sembilan juta enam ratus lima puluh empat ribu seratus lima
puluh rupiah);
2. Rumah Sakit Tiara Bunda (Makassar) senilai
Rp3.258.176.266,00 (tiga miliar dua ratus lima puluh delapan
juta seratus tujuh puluh enam ribu dua ratus enam puluh
enam rupiah);
3. Rumah Sakit Thompson Medical Center (Medan) senilai
Rp2.649.758.584,00 (dua miliar enam ratus empat puluh
sembilan juta tujuh ratus lima puluh delapan ribu rupiah)
Dengan totalnya senilai Rp10.347.589.000,00 (sepuluh
miliar tiga ratus empat puluh tujuh juta lima ratus
delapan puluh sembilan ribu rupiah)

- Bahwa pada tanggal 13 November 2020 pukul 20.45, Terdakwa 1


WILLIAM SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO GALATICA, dan Saksi
Reisar Alka mengadakan pertemuan di apartemen yang terletak di
Menteng Executive Apartment, Kavling 6-12, Jalan Pegangsaan Barat
Nomor 16, Kelurahan Menteng, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta untuk menjual Bitcoin (BTC)
dan Ethereum (ETH) yang merupakan hasil tebusan dari Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, serta membagi hasilnya sesuai
dengan kesepakatan awal, dengan pembagian sebagai berikut:
1. Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN mendapatkan pembagian
sebesar 40% atau senilai dengan Rp4.139.035.600,00 (empat
miliar seratus tiga puluh sembilan juta tiga puluh lima ribu enam
ratus rupiah);
2. Terdakwa 2 KENZO GALATICA mendapatkan pembagian
sebesar 30% atau senilai dengan Rp3.104.276.700,00 (tiga miliar
seratus empat juta dua ratus tujuh puluh enam ribu tujuh ratus
rupiah);
3. Saksi Reisar Alka mendapatkan pembagian sebesar 30% atau
senilai dengan Rp3.104.276.700,00 (tiga miliar seratus empat
juta dua ratus tujuh puluh enam ribu tujuh ratus rupiah).
- Bahwa berdasarkan perbuatan yang telah diuraikan di atas,
Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN dan Terdakwa 2 KENZO GALATICA
secara bersama-sama telah menimbulkan sejumlah kerugian sebagai
berikut:
1. Sistem website Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya;
2. Merugikan pemerintah dengan pembayaran tebusan senilai Rp.
60.488.335.000 (enam puluh miliar empat ratus delapan puluh
delapan juta tiga ratus tiga puluh lima ribu rupiah);
3. Mengalihkan transaksi klaim biaya perawatan Covid-19 yang
diajukan oleh rumah sakit kepada Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia senilai Rp. 10.347.589.000 (sepuluh miliar
tiga ratus empat puluh tujuh juta lima ratus delapan puluh
sembilan ribu rupiah);
4. Mengakibatkan terjadinya penghapusan 10.560.000 (sepuluh juta
lima ratus enam puluh ribu) data rekam medis masyarakat
Indonesia yang disimpan dalam sistem Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

Perbuatan Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN dan Terdakwa 2 KENZO


GALATICA tersebut, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 51 ayat (2) jo. Pasal 36 jo. Pasal 33 jo. Pasal 52 ayat (2) Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan
atas Undang Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

SUBSIDAIR

Bahwa ia Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO


GALATICA, dan Saksi Reisar Alka (saksi merupakan terdakwa dalam
perkara yang sama dengan berkas perkara terpisah) secara bersama-
sama dalam kurun waktu antara tanggal 28 Juli 2020 sampai dengan
tanggal 20 November 2020 atau setidak-tidaknya pada waktu-waktu
tertentu antara tahun 2020 sampai dengan tahun 2021; dimana terhadap
perbuatan tersebut telah merugikan Kementerian Kesehatan yang
bertempat di Jalan H.R. Rasuna Said Blok X.5 Kavling 4-9, Kecamatan
Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau
setidak-tidaknya pada suatu tempat tertentu yang berdasarkan Pasal 84
ayat (1) KUHAP masih dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan. Terdakwa 1 dan Terdakwa 2, dan Saksi Reisar Alka secara
bersama-sama sebagai orang yang melakukan (plegen), yang
menyuruh melakukan (doenplegen), atau yang turut serta melakukan
(medeplegen) perbuatan dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan
hukum melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
sampai dengan Pasal 34 yang mengakibatkan Sistem Elektronik
menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya dan kerugian bagi Orang
lain. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30
sampai dengan Pasal 37 ditujukan terhadap Komputer dan/atau
Sistem Elektronik serta Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik milik Pemerintah dan/atau yang digunakan untuk layanan
publik. Adapun perbuatan terdakwa dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut:
- Bahwa pada tanggal 27 Juli 2020, melalui aplikasi Whatsapp dengan
nama grup “GGWP” yang beranggotakan Terdakwa 1 WILLIAM
SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO GALATICA, dan Saksi Reisar Alka;
Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN mengajak Terdakwa 2 KENZO
GALACTICA dan Saksi Reisar Alka untuk mengadakan pertemuan;
- Kemudian pada tanggal 28 Juli 2020, Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN
bersama-sama dengan Terdakwa 2 KENZO GALATICA dan Saksi
Reisar Alka, mengadakan pertemuan yang berlokasi di Olivia’s Cafe
yang beralamat di Garden Terrace, Jalan Imam Bonjol Nomor 80,
Menteng, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta;
- Bahwa Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN selaku Seksi Bantuan
Kesehatan bagian pengolahan data pada Kementerian Pertahanan
melaksanakan kerjasama antara Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD);
dalam menangani penyebaran Covid-19 di Jakarta. Dalam kerjasama
ini, Rumah Sakit Angkatan Darat dijadikan sebagai salah satu Rumah
Sakit Rujukan penanganan paling awal Covid-19, sehingga
mewujudkan adanya interaksi lebih lanjut di antara Terdakwa 1
WILLIAM SIAHAAN dan Saksi Pelapor. Melalui kerjasama tersebut,
- Bahwa pada tanggal 9 September 2020, Terdakwa 1 WILLIAM
SIAHAAN membuka daftar e-mail Pejabat Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan yang pernah diberikan ketika berlangsungnya
kerjasama di antara Seksi Bantuan Kesehatan bagian pengolahan
data dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Berdasarkan daftar e-mail tersebut, Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN
menentukan e-mail Saksi Pelapor sebagai sarana untuk mengirimkan
Trojan Backdoor pada serangan pertama dan sebuah malware bertipe
ransomware bernama “DarkCryCript” pada serangan kedua yang
dapat melumpuhkan dan mengunci sistem Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia;
- Bahwa Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN meminta kepada Terdakwa 2
KENZO GALATICA dan Saksi REISAR ALKA melalui pesan grup
Whatsapp “GGWP” untuk secepatnya membuat Trojan Backdoor dan
ransomware bernama “DarkCryCript”;
- Bahwa pada tanggal 30 September 2020 Pukul 19.00 WIB, Terdakwa
2 KENZO GALATICA menghubungi Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN
melalui pesan grup Whatsapp “GGWP” untuk memberitahukan bahwa
Trojan Backdoor telah selesai dibuat;
- Bahwa pada tanggal 1 Oktober 2020 Pukul 09.00 WIB, di depan
Olivia’s Cafe yang terletak di Jalan Imam Bonjol Nomor 80, Menteng,
Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta; Terdakwa 2 KENZO GALATICA menyerahkan flashdisk
yang berisi link voucher e-commerce secara langsung kepada Terdakwa 1
WILLIAM SIAHAAN;
- Bahwa Pada tanggal 1 Oktober 2020 pada sekitar Pukul 10.00 WIB,
Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN mengirimkan link voucher tersebut
kepada alamat e-mail milik Saksi Pelapor dan Trojan Backdoor
tersebut teraktivasi di komputer milik Saksi Pelapor;
- Bahwa pada tanggal 3 Oktober 2020, Terdakwa 1 WILLIAM
SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO GALATICA, dan Saksi Reisar Alka
secara bersama-sama berhasil mengakses komputer Saksi Pelapor
secara jarak jauh menyalin data-data milik Saksi Pelapor untuk
mengakses sistem Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;
- Bahwa pada tanggal 28 Oktober 2020, Terdakwa 2 KENZO
GALATICA dan Saksi Reisar Alka secara bersama-sama mengirimkan
ransomware ke dalam sistem Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia dengan cara mengirimkan ke dalam komputer milik Saksi
Pelapor. penyebaran dalam Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia terjadi melalui koneksi kabel LAN/internet yang berada di
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Ransomware bekerja
dengan cara memanfaatkan kelemahan yang ada di dalam Windows
Encrypting File System sehingga pertahanan anti-malware gagal
bekerja dan mengakibatkan seluruh sistem Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia terkunci dan tidak dapat diakses;
- Bahwa setelah Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO
GALATICA, dan Saksi Reisar Alka secara bersama-sama berhasil
mengakses Sistem Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada
10 November 2020 melalui Apartemen yang terletak di Menteng
Executive Apartment, Kavling 6-12, Jalan Pegangsaan Barat Nomor
16, Kelurahan Menteng, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Terdakwa 2 KENZO GALATICA dan
Saksi Reisar Alka mulai menyalin data-data rumah sakit rujukan
Covid-19 yang akan diberikan dana perawatan Covid-19 oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, mereka melakukan
tindakan berikut:
1. Terdakwa 2 KENZO GALATICA dan Saksi Reisar Alka secara
bersama-sama mengaktifkan ransomware “DarkCryCript” ke
dalam komputer milik Saksi Pelapor;
2. Setelah sistem dikunci, Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN,
Terdakwa 2 KENZO GALATICA, dan Saksi Reisar Alka secara
bersama-sama meminta tebusan berupa 85 Bitcoin (BTC) dan 75
Ethereum (ETH) atau senilai dengan Rp60.488.335.000 (enam
puluh miliar empat ratus delapan puluh delapan juta tiga ratus
tiga puluh lima ribu rupiah) yang harus dikirimkan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia dalam jangka waktu 3 (tiga) hari
ke rekening Cryptocurrency dengan alamat wallet
“13evyZL6ZvtV9uqvy06nZNcOEswuS19PBU.” apabila uang
tebusan tidak dikirimkan, maka seluruh data dalam sistem
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ini akan dihapus.
- Bahwa pada tanggal 12 November 2020 pukul 14.30, z esnk
Kesehatan Republik Indonesia membayar tebusan kepada Terdakwa
1 WILLIAM SIAHAAN melalui rekening Cryptocurrency;
- Bahwa pada tanggal 12 November 2020, Terdakwa 1 WILLIAM
SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO GALATICA, dan Saksi Reisar Alka
secara bersama-sama melakukan penyerangan terhadap beberapa
rumah sakit dengan mengubah sistem elektronik milik Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Perubahan sistem elektronik milik
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dilakukan dengan cara:
a. Melakukan penghentian pengiriman data pengajuan klaim biaya
Covid-19 Rumah Sakit terhadap e-mail Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia dengan upaya untuk mendapatkan informasi
data seseorang dengan teknik pengelabuan (Phishing);
b. Melakukan pengiriman data pengajuan klaim biaya Covid-19
Rumah Sakit terhadap e-mail Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia dengan memasukkan rekening Saksi Pelapor sebagai
rekening tujuan;
Pengalihan klaim biaya Covid-19 oleh rumah sakit oleh Terdakwa
2 KENZO GALATICA dan Saksi Reisar Alka dilakukan dengan
rincian sebagai berikut:
1. Rumah Sakit Central Medical (Surabaya) senilai
Rp4.439.654.150,00 (empat miliar empat ratus tiga puluh
sembilan juta enam ratus lima puluh empat ribu seratus
lima puluh rupiah);
2. Rumah Sakit Tiara Bunda (Makassar) senilai
Rp3.258.176.266,00 (tiga miliar dua ratus lima puluh
delapan juta seratus tujuh puluh enam ribu dua ratus enam
puluh enam rupiah);
3. Rumah Sakit Thompson Medical Center (Medan) senilai
Rp2.649.758.584,00 (dua miliar enam ratus empat puluh
sembilan juta tujuh ratus lima puluh delapan ribu rupiah).
Dengan totalnya senilai Rp10.347.589.000,00 (sepuluh miliar tiga
ratus empat puluh tujuh juta lima ratus delapan puluh sembilan
ribu rupiah)

- Bahwa pada tanggal 13 November 2020 pukul 20.45, Terdakwa 1


WILLIAM SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO GALATICA, dan Saksi
Reisar Alka mengadakan pertemuan di apartemen yang terletak di
Menteng Executive Apartment, Kavling 6-12, Jalan Pegangsaan Barat
Nomor 16, Kelurahan Menteng, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta untuk menjual Bitcoin (BTC)
dan Ethereum (ETH) yang merupakan hasil tebusan dari Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, serta membagi hasilnya sesuai
dengan kesepakatan awal, dengan pembagian sebagai berikut:
1. Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN mendapatkan pembagian
sebesar 40% atau senilai dengan Rp4.139.035.600,00 (empat
miliar seratus tiga puluh sembilan juta tiga puluh lima ribu
enam ratus rupiah);
2. Terdakwa 2 KENZO GALATICA mendapatkan
pembagian sebesar 30% atau senilai dengan
Rp3.104.276.700,00 (tiga miliar seratus empat juta dua
ratus tujuh puluh enam ribu tujuh ratus rupiah);
3. Saksi Reisar Alka mendapatkan pembagian sebesar
30% atau senilai dengan Rp3.104.276.700,00 (tiga
miliar seratus empat juta dua ratus tujuh puluh enam
ribu tujuh ratus rupiah).
- Bahwa berdasarkan perbuatan yang telah diuraikan di atas,
Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN dan Terdakwa 2 KENZO
GALATICA secara bersama-sama telah menimbulkan
sejumlah kerugian sebagai berikut:
1. Sistem website Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya;
2. Merugikan pemerintah dengan pembayaran tebusan
senilai Rp. 60.488.335.000 (enam puluh miliar empat
ratus delapan puluh delapan juta tiga ratus tiga puluh
lima ribu rupiah);
3. Mengalihkan transaksi klaim biaya perawatan Covid-19
yang diajukan oleh rumah sakit kepada Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia senilai Rp.
10.347.589.000 (sepuluh miliar tiga ratus empat puluh
tujuh juta lima ratus delapan puluh sembilan ribu
rupiah);
4. Mengakibatkan terjadinya penghapusan 10.560.000
(sepuluh juta lima ratus enam puluh ribu) data rekam
medis masyarakat Indonesia yang disimpan dalam
sistem Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Perbuatan Terdakwa 1 WILLIAM SIHAAN dan Terdakwa 2


KENZO GALATICA tersebut, sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam Pasal 51 ayat (2) jo. Pasal 36 jo. Pasal
30 ayat 3 jo. Pasal 52 ayat (2) Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo. Pasal 55 ayat
(1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Anda mungkin juga menyukai