Anda di halaman 1dari 4

Unjuk rasa 

atau demonstrasi ("demo") adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan


sekumpulan orang di hadapan umum. Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk menyatakan
pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat
pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok.

Unjuk rasa umumnya dilakukan oleh kelompok mahasiswa dan orang-orang yang tidak setuju
dengan pemeritah dan yang menentang kebijakan pemerintah. Namun unjuk rasa juga dilakukan
oleh kelompok-kelompok lainnya dengan tujuan lainnya.

Unjuk rasa kadang dapat menyebabkan perusakan terhadap benda-benda. Hal ini dapat terjadi
akibat keinginan menunjukkan pendapat para pengunjuk rasa yang berlebihan.

APAKAH yang terbayang di pikiran Anda; demonstrasi massa yang menyebabkan kemacetan


dan kerusuhan? Hal yang sama terbayang di kepala saya setiap mendengar kata aksi mahasiswa,
hingga beberapa bulan yang lalu. Demonstrasi tidak ada manfaatnya. Tetapi, setelah saya
menjadi mahasiswa, menjadi staf organisasi kampus, saya melihat gambaran demonstrasi dari
sisi lain.  

Setiap aksi punya landasan


 
Jangan pikir, aksi turun ke jalan mahasiswa itu tidak memiliki landasan. Sebagai pemuda intelek,
mahasiswa melakukan kajian terlebih dahulu; baik secara strategis ataupun responsif, dari
berbagai disiplin ilmu. Tidak jarang, dalam mengkaji, mahasiswa melakukan audiensi kepada
para pakar. Kemudian hasil kajian ini akan menghasilkan suatu rekomendasi. Rekomendasi
tersebut diajukan ke stakeholder melalui advokasi atau jalan diplomasi lainnya. Apabila segala
jalan diplomasi telah dilaksanakan dan tidak berhasil, barulah cara terakhir, turun ke jalan,
ditempuh.
 
Mahasiswa melaksanakan aksi tidak lain adalah untuk kepentingan masyarakat. Ketika para
pejabat dan wakil rakyat sekalipun tidak berpihak kepada rakyat, lalu siapa yang akan membela
rakyat? Namun, nampaknya tidak semua masyarakat merasa kepentingannya dibela oleh
mahasiswa. Tidak semua rakyat merasa diuntungkan dengan aksi mahasiswa. Ada yang justru
merasa terganggu. Bahkan, dari kalangan mahasiswa sendiri.
 
Ingat semboyan negara ini; Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda tetapi tetap satu. Tetap satu,
walaupun berbeda-beda. Intinya, perbedaan itu nyata di negeri ini. Baik untuk satu golongan,
belum tentu baik juga untuk golongan yang lain. Toleransi yang seharusnya menjembatani
keduanya.
 
Tidak semua mahasiswa akan menjadi ilmuwan; akan ada yang menjadi aktivis sosial,
negarawan, pengusaha, atau profesi lainnya. Suatu komunitas tidak akan terbentuk apabila semua
masyarakatnya menjadi negarawan. Perbedaan itu perlu. Mungkin sekarang, mahasiswa yang
tidak ikut aksi mencemooh mereka yang ikut aksi. Tetapi mereka tidak punya hak untuk
melarangnya dan meminta mereka berkegiatan seperti mereka. Sekali lagi, beda sudut pandang
itu wajar, toleransi itu harus.
 
Kekerasan bukan bagian dari aksi!
 
Media memberitakan baru-baru ini, aksi mahasiswa berujung ricuh dan rusuh. Justru pelaku
kekerasan tersebut yang perlu dipertanyakan statusnya; apakah mereka benar-benar mahasiswa?
Saat menjadi siswa sekolah dasar, siswa yang berkelahi tentunya akan dihukum oleh gurunya.
Apakah selama 12 tahun sekolah (ditambah taman kanak-kanak dua tahun, jadi 14 tahun), pernah
kita diajarkan untuk melegalisasi kekerasan? Sama halnya, ketika siswa tersebut diberi imbuhan
“maha”. Kekerasan tidak pernah dilegalisasi. Mahasiswa yang melakukan kekerasan dan
kericuhan saat aksinya telah melanggar kontrak status-nya sebagai mahasiswa.
 
Hingga saat ini, aksi turun ke jalan ditempuh karena belum ada cara terakhir lain yang dapat
memberikan efek yang sama kuatnya. Anda punya solusi lain?
 
Meski demikian, kejadian baru-baru ini tentang rusuhnya aksi mahasiswa menimbulkan trauma
tersendiri di masyarakat. Ditambah lagi media yang terfokus pada kejadian, bukan pada gagasan
yang dibawa dalam aksi tersebut. Mengutip Eleanor Roosevelt, “Great minds discuss ideas.
Average minds discuss events. Small minds discuss people”.
 
Kita hanya akan menjadi orang rata-rata apabila terus membicarakan peristiwa. Jika ingin
menjadi orang yang di atas rata-rata, cobalah berbicara tentang ide. Sayangnya, saat ini
masyarakat kurang tercerdaskan oleh media, yang terus memberitakan peristiwa. Media kurang
berani untuk memberitakan aksi damai mahasiswa, dan mengekspos gagasan yang dibawanya.
Yang diungkit selalu yang bermasalah.
 
Alangkah lebih baik apabila media menjembatani ide-ide dari mahasiswa ke masyarakat, seakan
memberikan umpan agar rasa toleransi itu tumbuh di masyarakat. Agar masyarakat pun memiliki
kesempatan melihat kebijakan dari sisi pemerintah dan kajian mahasiswa. Bukankah untuk
menjadi open minded, kita perlu memiliki wawasan yang luas? Wawasan yang luas tidak akan
didapat apabila hanya melihat dari satu sisi, satu sudut pandang. Jangan pernah puas melihat dari
satu sisi saja.
Akhir-akhir ini sedang marak gelombang aksi unjuk rasa atau demo di berbagai tempat di
Indonesia. Aksi demo yang sebagian besar diikuti oleh mahasiswa tersebut memiliki agenda
yang intinya memprotes kebijakan pemerintah, baik eksekutif maupun legislatif.

Sejak dulu mahasiswa Indonesia memang kerap melakukan aksi unjuk rasa semacam itu. Jika
kamu mahasiswa, apakah kamu sempat ikut dalam aksi tersebut? Beberapa pihak mungkin
mencibir dan menyebut bahwa mahasiswa seharusnya fokus pada kuliah saja. Padahal anggapan
tersebut sama sekali tidak benar. Ikut demo punya banyak manfaat bagi mahasiswa lho.

Apa saja manfaatnya? Inilah 5 di antaranya, yang seharusnya mendorongmu sebagai mahasiswa
untuk tidak ragu ikut demo dengan tertib demi menyalurkan aspirasi.

1. Berlatih menerapkan demokrasi dengan benar


Dalam kehidupan berdemokrasi, menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga negara. Salah
satu cara yang bisa dilakukan untuk menyampaikan pendapat atau aspirasi adalah melalui demo.
Demo diatur dalam Undang-Undang, maka ikut demo sama sekali tidak melanggar peraturan.

Tentu, menyampaikan pendapat harus dilakukan dengan cara yang benar. Ada berbagai aturan
soal kapan, dimana, dan bagaimana demo boleh dilakukan. Maka ikut serta dalam demo akan
melatih dirimu cara menyampaikan pendapat dengan baik dan benar tanpa merugikan orang lain.

2. Mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan kembali kebijakan yang merugikan


rakyat
Demo pada dasarnya bertujuan untuk menyampaikan aspirasi secara langsung kepada para
pejabat pemerintah yang berwenang. Maka dalam demo yang baik, pertemuan dan diskusi
dengan perwakilan pemerintah hendaknya diupayakan. Diskusi tersebut diharapkan bisa
mendorong pemerintah meninjau kembali kebijakan yang bermasalah yang diprotes masyarakat.

Bayangkan jika tidak ada orang yang mau berdemo. Tentu pemerintah gak akan tahu bahwa
kebijakan yang mereka buat merugikan rakyat. Mereka bisa mengira bahwa kebijakan tersebut
sudah bagus, padahal faktanya tidak demikian. Maka dengan ikut berdemo, kamu turut
menyadarkan pemerintah sehingga bisa jadi mereka terdorong untuk membuat perbaikan.

3. Menyadarkan masyarakat sekitar soal isu yang sedang terjadi


Ketika ada sebuah kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat, belum tentu semua masyarakat
menyadari hal itu. Gak semua masyarakat aware dengan keadaan di sekitar mereka, bahkan
meskipun itu menyangkut kehidupan mereka juga. Nah, dengan adanya demo, masyarakat bisa
disadarkan tentang masalah yang terjadi.

Ingat, gak semua masyarakat menikmati pendidikan sehingga bisa paham mengapa sebuah
kebijakan bisa merugikan mereka. Sebagai mahasiswa yang berpendidikan tinggi, kamu punya
tanggung jawab "membangunkan" masyarakat seperti itu supaya mereka sadar dan ingin tahu
serta belajar.

4. Memperkuat solidaritas
channelnewsasia.com
Gak hanya solidaritas antar teman satu fakultas atau satu kampus, tapi bahkan dengan teman-
teman dari kampus-kampus lain. Seperti yang terjadi dalam demo baru-baru ini dimana
mahasiswa dari berbagai kampus bersama-sama berdemo menyuarakan hal yang sama. Dijamin,
hubungan antar kampus pun jadi membaik dan jauh dari permusuhan.

5. Menyehatkan tubuh
Last but not least, ikut demo pun bisa menyehatkan tubuhmu lho. Duduk di kelas seharian atau
rebahan saja di rumah akan membuatmu kurang gerak. Saat berdemo, kamu berdiri dan berjalan
kaki sehingga pastinya membakar kalori. Demo juga biasanya dilakukan pagi hari, saat yang
paling cocok untuk menghirup udara segar dan terkena sinar mentari.

Itulah 5 manfaat yang bisa kamu dapatkan dari ikut serta berdemo. Jadi jika kamu mahasiswa,
jangan ragu untuk ikut demo saat ada kebijakan pemerintah yang harus diprotes ya. Ingat, bukan
hanya kamu dan almamatermu yang bisa mendapat manfaat, tapi juga bangsa Indonesia!

Anda mungkin juga menyukai