Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (TAI)

TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN


MINAT BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI
1 CEPU

Dosen Pengampu : Bapak Siswanto

Oleh

Linda Oktaviani

20803244025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANS FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Minat merupakan suatu faktor dari psikis manusia yang dapat membantu serta
mendorong individu untuk memberikan suatu rangsangan terhadap aktivitas yang
dilakukan guna mencapai suatu tujuan tertentu. Minat individu akan muncul jika adanya
ketertarikan mengenai suatu hal yang mereka anggap penting dan berguna bagi dirinya.
Menurut Susanto (2013: 16) bahwa “minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar mengenau sesuatu.” Menurut Alya (2009:469)
menyatakan bahwa minat merupakan suatu kecederungan hati yang besar mengenai
sesuatu, gairah, dan keinginan.
Belajar merupakan suatu proses merubah diri mengenai pelajaran yang dapat
berupa pengetahuan, keterampilan, serta tingkah laku individu dari lingkungannya.
Belajar juga merupakan proses penting bagi individu untuk memperbaiki atau mengasah
diri menjadi lebih baik. Belajar menurut khodijah (2014:13) yaitu sebuah proses yang
memungkinkan seseorang mendapatkan dan membentuk kompetensi, keterampilan, dan
sikap yang baru melibatkan proses-proses mental internal yang dapat mengakibatkan
perubahan perilaku dan sifatnya relative tetap.
Minat belajar merupakan suatu keinginan atau dorongan untuk meningkatkan
kompetensi setiap individu. Minat belajar harus menciptakan suasana senang dalam jiwa
individu, dengan adanya rasa senang pasti minat belajar individu akan meningkat dan
menjadi mudah memahami materi akuntansi yang diberikan oleh guru. Suasana senang
dapat kita munculkan melalui model – model pembelajarannya, misalnya menggunakan
TAI dengan melakukan game antar kelompok mengenai materi akuntansi.
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization)
merupakan salah satu model pembelajaran yang berbentuk kelompok kecil yang
heterogen dengan pola berpikir yang berbeda guna saling membantu antar individu dalam
sebuah kelompok jika ada yang membutuhkan bantuan. Dengan adanya model ini, siswa
diharapkan mampu membantu antar individu dalam sebuah kelompok. Adanya perbedaan
pola pikir dalam setiap individu, dapat membantu siswa yang kurang pandai untuk
bertanya dan dijelaskan oleh siswa pandai agar saling memahami mengenai materi yang
dipelajari. Model pembelajaran kooperatif TAI (Team Assisted Individualization) ini
merupakan suatu gabungan dari model berkelompok dan model individual. Jadi, siswa
diharapkan mampu meeningkatkan hubungan anatr siswa dan melatih siswa untuk
memberikan pendapatnya yang dijelaskan dalam sebuah kelompok.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Siswa sulit memahami materi pembelajaran akuntansi.
2. Rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi
3. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang bervariasi.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dijelaskan pada latar belakang dan identifikasi
masalah, peneliti fokus mengenai permasalahan rendahnya minat belajar akuntansi pada
siswa kelas XII di SMA Negeri 1 Cepu. Hal ini disebabkan adanya pemilihan model
pembelajaran yang kurang tepat. Oleh karena itu, model pembelajaran Kooperatif Tipe
Team Assisted Individualization (TAI) diperlukan guna memahami pentingnya kerjasama
dan tanggungjawab antar angggota kelompok mengenai kesuksesan seluruh anggota
kelompok terutama dalam pembelajaran akuntansi.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan, aka rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu apakah penerapan model pembelajaran Koopratif Tipe (TAI)
dapat meningkatkan minat belajar akutansi Di SMA Negeri 1 Cepu?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari adanya penelitian ini yaitu untuk meningkatkan minat belajar
akuntansi pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Cepu dengan melakukan
penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat dipergunakan pihak sekolah sebagai masukan dalam rangka
mengefektifan proses pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar akuntansi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Memberikan model pembelajaran yang sangat membantu siswa untuk lebih
meningkatkan mint belajar akuntansi, serta membiasakan siswa untuk bertukar
pikiran dengan siswa lain untuk mempermudah atau membantu dalam
menghadapi kesulitan belajar akuntansi.
b. Bagi guru
Menjadi suatu acuan guru dalam penerapan model pembelajaran dengan tujuan
guna meningkatkan minat belajar pada pembelajaran akuntansi.
c. Bagi peneliti
Memberikan sebuah pengalaman langsung dalam melakukan penelitian.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Minat Belajar
a) Konsep Dasar Minat Belajar
Menurut Heri (1998) Minat adalah suatu fungsi jiwa untuk menggapai sesuatu yang
Sebagian kekuatan dialam dan tampak diluar sebagai gerak-gerik. Dalam melakukan
fungsinya minat berkaitan dengan pikiran dan perasaan individu. Sedangkan menurut
Hardjana dalam Lockmono (1994) minat merupakan suatu kecenderunga hati yang tinggi
mengenai suatu hal yang muncul karena adanya kebutuhan yang dirasa atau tidak
dirasakan mengenai hal tertentu. Dapat ditarik kesimpulan, bahwa minat belajar
merupakan suatu keinginan atau dorongan untuk meningkatkan kompetensi setiap
individu. Minat belajar harus menciptakan suasana senang dalam jiwa individu, dengan
adanya rasa senang pasti minat belajar individu akan meningkat dan menjadi mudah
memahami materi akuntansi yang diberikan oleh guru.
b) Faktor – Faktor yang Memengaruhi Timbulnya Minat
Menurut Crow and Crow, ada beberapa faktor yang dapat memicu adanya minat suatu
individu yaitu faktor yang muncul dri diri sneidiri, faktor motif sosial, dan faktor
emosional dalam diri individu. Pendapat tersebut juga sependapat dengan yang
dikemukakan Sudaroni, bahwa faktor – faktor yang dapat memicu adanya minat dapt
digolongkan sebagai berikut;
 Faktor kebutuhan. Kebutuh yang dimaksut yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan
jasmani dan kejiwaan individu dalam suatu hal tertentu.
 Faktor motif sosial. Munculnya minat dalam diri individu yang didorong dari adanya
motif sosial yaitu suatau kebutuhan guna memperoleh pengakuan, penghargaan dari
lingkungan sekitrnya. Misalnya minat menjadi kepala desa untuk mendapatkan
pengakuan dari masyarakat sekitar.
 Faktor emosional. Merupakan suatu ukuran kesungguhan seseorang dalam
memberikan perhatian mengenai suatu aktivitas atauobjek tertentu (1980:12)

c) Macam – macam dan Ciri – Ciri Minat


Adapun jeis atau macam – macam minat, menurut Kuder dalam (Susanto, Ahmad
2013:61) menggolongkan jenis – jenis minat menjadi beberapa macam sebagai berikut:
 Minat dengan alam sekitar, merupakan minat mengenai pekerjaan yang berkaitan
dengan alam, binatang dan tumbuhan.
 Minat mekanis, merupakan minat mengenai pekerjaan yang berkaiatan dengan mesin
atau alat mekanik.
 Minat menghitung, merupakan minat mengenai pekerjaan yang berkiatan dengan
perhitungan
 Minat terhadap ilmu pendidikan, merupakan minat yang melakukan pekerjaan dalam
menemukan suatu fakta baru atau penemuan baru dn memecahkanmasalah dengan
ilmu pengetahuan.
 Minat persuasif, merupakan minat mengenai pekerjaan yang berkaitan dengan
kesenian, kerajinan dan keterampilan.
 Minat leterer, merupakan suatu inat atas pekerjaan yang berkaitan dengan suatu
masalah dalam membaca dan menulis sebagai sebuah karangan.
 Minat musik, merupakan minat dalam pekerjaannya yang berkaitan dengan music,
misalnya inat memainkan alat musik.
 Minat layanan sosial, merupakan minat yang berkaitan dengan pekerjaan dalam
membantu sesama manusia .
 Minat klerikal, merupakan minat yang berkaitan atas pekerjaan mengenai
administratif.

Adapun ciri – ciri minat menurut (Hurlock, Elizabeth 1978 : 115), sebagai berikut;

 Minat tumbuh secara Bersama dengan perkembangan fisik dan kejiwaan individu.
Misalnya perubahan minat yang disebabkan adanya perubahan usia dari seseorang.
 Minat bergantung dengan kesempatan belajar. Kesempatan belajar yang dimaksut
yaitu kesempatan yang dimiliki setiap orang berbeda yang mengakibatkan adanya
pembatasan minat.
 Minat bergantung dengan kegiatan belajar. Adanya kegiatan belajar menjadi dampak
dari adanya minat seseorang.

2. Model pembelajaran berbasis kooperatif


a. Pengertian model pembelajaran berbasis kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang berbasis
pembelajaran secara berkelompok. Menurut Nurhadi dalam Thobroni (2016;236)
bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran yang secara sadar dan
sengaja dalam mengembangkan interaksi yang saling tenggang rasa guna mengindari
kesalahpahaman dari adanya permusuhan. Sedagkan menurut Sunal dan Hans dalam
Isjoni (2009;15) bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi yang
dibuat khusus untuk memberikan sebuah doronga kepada siswa agar dapat bekerja
sama selama proses pembelajaran dilakukan.
Dapat disimpulkan ahwa model pembelejaran kooperatif merupakan model
pembelajaran secara berkelompok yang memusatkan siswa untuk aktif dalam
berkelompok dan saling menjalin hubungan baik anatar siswa lainnya, serta model
ini dapat membantu siswa untuk saling bertukar pikiran untuk memecahkan suatu
maslah atau membantu teman yang mengalami keulitan belajar.
b. Unsur – unsur dalam model pembelajaran kooperatif
Adapun unsusr – unsur yang terkandung dalam model pembelajaran kooperatif guna
meraih hasil yang maksimal, berikut meruapakan unsur – unsur pembelajaran
kooperatif menurut Suprijono (2012:58) ;
 Saling ketergantungan positif
 Tanggungjawab perseorangan
 Interaksi promotive
 Komunikasi anatar anggota
 Pemrosesan kelompok.

Sedangkan pendapat Roger (Thobroni, 2016:238) menyebutkan bahwa unsur – unsur


yang terkandung dalam pembelajaran bebasis kooperatif ini sebagai berikut;

 Saling ketergantungan positif


 Tanggungjawab perseorangan
 Tatap muka
 Komunikasi antar anggota
 Evaluasi proses kelompok.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya unsur-unsur dalam

pembelajarana kooperatif ini yaitu sebagai berikut:

 Kerja kelompok
 Saling bergantungan postif
 Memiliki tanggungjawab antar individu
 Memiliki komunikasi antar individu
 Saling berinteraksi dan saling tatap muka.

c. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif


Banyaknya model pembelajaran pasti memiliki suatu kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dari model pembelajaran koopewratif ini jika dilihat dari siswa, adanya
peluang yang diberikan ole siswa dalam mengemukakakn pendapatnya didepan
siswa lain, membahas suatu permasalahan dengan kemampuan yang dimiliki setiap
siswa. Menurut Jarolimek & Parker (Isjoni, 2009:24) menyatakan bahwa adanya
beberapa kelebihan dan kelemahan yang dimiliki model pembelajaran kooperatif ini,.
Untuk kelebihannya yaitu sebagai berikut; (a) saling ketergantungan yang mengarah
ke positif; (b) adanya kemampuan dalam menanggapi perbedaan individu; (c)
dipusatkan ke siswa dalam perencanakan pengelolaan dikelas; (d) suasana yang
nyaman dan menyenangkan; ( e ) adanya keterkaitan yang erat antara siswa dan
guru; (f) serta memiliki kesempatan yang luas dalam meluangkan pengalaman
secara emosi yang menyenangkan. Sedangkan kelemahan dalam model pembelajaran
kooperatif yaitu sebagai berikut: (a) guru harus lebih aktif dalam mempersiapkan
pembelajaran dengan matang sehingga dapat menguras tenaga lebih banyak; (b)
membutuhkan fasilitas, alat, dan biaya memadai untuk menerapkan model tersebut;
(c) saat berdiskusi secara berkelompok, adanya perluasan topik permasalaham
sehingga mengakibatkan berkurangnya waktu yang tidak sesuai dengan pembahasan
suatu permasalahan; (d) berdiskusi dalam kelas terkadang menimbulkan adanya
dominasi seseorang yang mengakibtkan siswa lainnya menjadi lebih pasif dan tidak
dapat meluangkan pemikirannya dalam memecahkan suatu permasalahan. Dapat
ditarik kesimpulan jika menggunakan model pembelajaran berbasis kooperatif
pastinya memiliki dampak positif dan negative bagi setiap siswa, namun guru disini
harus ikut aktif dalam mengatur proses pembeljaran di kelas. Agar terciptanya
suasana yang menyenangkan dan tidak adanya permasalahan yang ada di kelas.
3. Pembelajaraan Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization)
a. Pengertian model pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization)
Team Assisted Individualization merupakan salah satu model
pembelajaran berbasis kooperatif, yang artinya adalah bantuan secara individual
didalam sebuah kelompok. Model ini merupakan suatu penggabungan dari
pembelajaran kelompok dengan pembelajaran individual.
Menurut Suyitno (Arwadi, 2006:6) menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif bertipe Team Assisted Individualization (TAI) merupakan suatu model
pembelajaran yang berbentuk kelompok kecil yang heterogen dengan pola
berpikir yang berbeda guna saling membantu antar individu dalam sebuah
kelompok jika ada yang membutuhkan bantuan. Dengan demikian, siswa yang
pandai di suatu kelompok dapat membantu siswa yang kurang paham mengenai
materi yang dibahas nya, sehingga siswa yang kurang paham dapat terbantu
dengan adanya pola pikir siswa pandai tersebut .

b. Kelebihan dan Kelemahan yang dimiliki pembelajaran kooperatif bertipe TAI


(Team Assisted Individualization)
Dalam sebuah model pembelajaran dimanapun pastinya memiliki kelebihan dan
kekurangan nya masing-masing. Adapun kelebihanyang dimiliki model
pembelajaran kooperatif tipe TAI yaitu sebagai berikut
 Dapat meningkatkan hasil pembelajaran dan motivasi beljar pada siswa.
 Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan suatu masalah dan
mengurangi berbagai anggapan bahwa akuntansi itu hal yang sulit untuk
dipelajari.
 Meminimalisir adanya perilaku yang dapat menimbulkan konflik antar pribadi.
 Melatih siswa untuk bekerja secra kelompok, meningkatkan atau menjalin
hubungan lebih erat antar siswa dan guru.

Tidak hanya kelebihannya saja yang dimiliki model kooperatif tipe TAI ini
disamping ini juga memiliki kelemahan dalam penerapannya, sebagai berikut:

 Siswa yang kurang pandai dalam kelompok, pasti akan lebih mengandalkan siswa
yang pandai.
 Adanya dominasi seseorang dalam kelompok yang mengakibatkan siswa menjadi
pasif dalam memecahkan masalah disebuah kelompok.
 Tidak adany persaingan diantara kelompok lain.
 Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan model pembelajaran kooperatif TAI
(Team Assisted Individualization).
 Adanya kebingungan dari pihak siswa karena adanya pembaruan mode yang
belum diketahui atau dimengerti oleh siswa.
 Pengelolaan yang ada dikelas lebih terpusat dengan siswa sehingga guru
kurang mengelola kelas sehingga proses pembelajaran dapa berjalan kurang baik.

4. Pembelajaran Akuntansi
Belajar merupakan suatu proses merubah diri mengenai pelajaran yang
dapat berupa pengetahuan, keterampilan, serta tingkah laku individu dari
lingkungannya. Belajar juga merupakan proses penting bagi individu untuk
memperbaiki atau mengasah diri menjadi lebih baik. Belajar menurut khodijah
(2014:13) yaitu sebuah proses yang memungkinkan seseorang mendapatkan dan
membentuk kompetensi, keterampilan, dan sikap yang baru melibatkan proses-
proses mental internal yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku dan sifatnya
relative tetap.
Akuntansi menurut American Accounting Association (AAA) merupakan
suatu proses pengidentifikasi, pengukuran dan pelaporan mengenai informasi
ekonomi guna memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan
secara rinci dan tegas bagi pengguna informasi tersebut. Sedangkan menurut
Suwardjono (2011:10) akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan yang
mempelajari penerapan penyediaan jasa yang berupa informasi. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa akuntansi merupakan suatu proses pengetahuan yang
didalamnya mempelajari berbagai informasi yang dibutuhkan oleh pengguna
informasi tersebut misalnya penerapan penyediaan jasa.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran akuntansi merupakan suatu
proses mengasah diri baik kompetensi, keterampilan maupun sikap yang baru
dengan melibatkan proses mental internal dengan mempelajari berbagai informasi
yang dibutuhkan guna menambah pengetahuan setiap individu. Pembelajaran
akuntansi juga dapat melatih siswa untuk lebih fokus mengenai perhitungan yang
ada dalam sebuah pencatatan didalam akuntansi. Siswa juga dapat melatih dalam
memilih informasi akuntansi yang tepat dan jelas guna menambah pengetahuan
baru dalam sebuah pembelajaran akuntansi.
B. Penelitian yang Relevan
1) Penelitian dari Herlina pada tahun 2012 dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Akuntansi Siswa Kelas XI AK 1 Tahun Ajaran 2012/2013”. Berdasarkan hasil penelitian,
diperoleh peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa setelah dilakukan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI (time assisted individualization). Adanya hasil pada siklus I
dan II yaitu pada nilai pre-test dan post-test sebelum dilakukan tindakan (pra siklus) adanya
peningkatan sebesar 32,30%. Pada siklus I mengalami peningkatan 48,50% dan siklus II
mengalami peningkatan 13,33%. Selaim ranah kogitif, Adapun ranah afektif dan psikomotor
yang awalnya belum mencapai kriteria minimal yaitu 75% dengan adanya tindakan pada siklus I
menjadi dua indikator untuk ranah afektif dan tiga indikator yang belum mencapai kriteria
minimal pada ranah psikomotorik.
2) Penelitian dari Zaitun Nizar pada tahun 2018 yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Berbantu LKS Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Akuntansi Di Kelas XI Akuntansi SMK PAB 2 Helvetia Tahun Ajaran
2017/2018”. Hasil dari penelitian tersebut, memperoleh peningkatan dalam setiap perlakuan.
Nilai rata-rata saat dilakukan pre-test sebesar 65 dan 77,33 saat dilakukan post-test. Total siswa
yang telah mencapai nilai KKM pada proses pembelajaran jurnal khusus sebanyak 70% siswa.
Adanya pengaruh dari penerapan model TAI berbantu LKS dalam peningkatan kompetensi siswa
mengenai pentingnya kerjasama dan tanggungjawab antar angggota kelompok mengenai
kesuksesan seluruh anggota kelompok.
3) Penelitian dari Dyah Ika Puspita Sari pada tahun 2010 dengan judul “Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKN Di SMP N 2 Tempel”. Memperoleh hasil peningkatan
pada siklus I yang mendapatkan kriteria cukup dari 20 menjai 8 siswa pada siklus II, untuk yang
mendapatkan kriteria baik dari siklus I sebanyak 16 siswa dan mengalami kenaikan menjadi 28
siswa. Peningkatan hasil penelitian tersebut, juga dapat dilihat dari perubahan nilai rata-rata yang
didapatkan siswa di setiap akhir siklus. Untuk nilai yang diperoleh pada siklus I sebanyak 72,14
dan siklus II sebanyak 78,05.

C. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran yang baik merupakan proses pembelajaran yang dapat meraih kualitas
pembelajaran pada siswa. Proses pemeblajaran saat ini yang cenderung masih bersifat monoton
dan masih berpusat kepada guru mengakibatkan keteratarikan siswa menjadi berkurang dan
akhirnya minat belajar pun menurun. Dengan adanya pembelajaran yang monotot, kita perlu
merubah atau memperbaiki model pembelajaran yang telah ada. Adapun alternatif nya yaitu
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).
Model pembelajaran TAI merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa berperan
aktf dalam belajar dan bekerja dalam sebuah kelompok kecil yang bersifat heterogeny dengan
belatar belakang cara berfikirnya yang berbeda guna saling menolong antara siswa yang
membutuhkan bantuan. Model Kooperatif tipe Team Assisted Individualization dalam penelitian
ini digunakan untuk membantu mengatasi permasalahan siswa dalam belajar akuntansi sehingga
diharapkan adanya peningkatan minat belajar akuntansi dari siswa. Berikut merupakan gambaran
dari penjelasan dalam alur kerangka berpikir.

Proses pembelajarn
monoton

Aktivtas dan minat belajar


Aktivtas dan minat akuntansi meningkat
belajar masih rendah

Model pembelajaran
Kooperatif tipe TAI (Team
Assisted Individualization)

D. Paradigma Penelitian
Paradigma yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini yaitu
E. Hipotesis
Berdasarkan Kajian Pustaka dan Kerangka Berpikir, hipotesis dari penelitian ini adalah
“Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan
Minat Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Cepu”

Anda mungkin juga menyukai