LAPORAN PENDAHULUAN
(ISPA/Pneumonia)
Cover ..................................................................................................................................1
Daftar Isi ..............................................................................................................................2
A. Definisi ..........................................................................................................................3
B. Klasifikasi ......................................................................................................................3
C. Etiologi ..........................................................................................................................3
D. Patofisiologi ...................................................................................................................4
E. Manifestasi Klinik .........................................................................................................4
F. Pemeriksaan diagnostik .................................................................................................4
G. Penatalaksanaan .............................................................................................................5
H. Analisa Data ..................................................................................................................5
I. Diagnosa Keperawatan ..................................................................................................8
J. Rencana Asuhan Keperawatan ......................................................................................9
Daftar Pustaka......................................................................................................................13
Page 2
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
A. Definisi
Pneumonia merupakan infeksi saluran napas bagian bawah yang bersifat akut terjadi
pada jaringan paru oleh mikroorganisme (Corwin, 2009). Pneumonia adalah peradangan
parenkim paru terutama pada bronchielos dan alveoli, sering terjadi pada masa kanak-
kanak tetapi lebih sering terjadi pada bayi dan anak usia dini (Ball & Bindler, 2003;
Hockenberry & David, 2015). Berdasarkan Riskesdas (2013), menunjukkan angka
prevalensi pneumonia pada balita tinggi yaitu 4,5 per 100 balita. Artinya 4 atau 5 dari 100
balita, menderita pneumonia.
B. Klasifikasi
Pneumonia dapat diklasifikasikan menurut Hockenberry dan David (2015) berdasarkan
morfologi dan agen etiologi (virus, bakteri, mikoplasma, atau aspirasi zat asing). Untuk
berdasarkan morfologi yang pertama yaitu pneumonia lobaris adalah pneumonia pada
semua atau sebagian besar dari satu atau lebih lobus paru terlibat. Ketika kedua paru-paru
terpengaruh, itu dikenal sebagai pneumonia bilateral atau ganda. Kedua yaitu
bronkopneumonia adalah pneumonia dimulai di bronkiolus terminal, yang tersumbat oleh
eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak yang terkonsolidasi di lobulus terdekat.
Dan pneumonia interstisial adalah pneumonia dari proses inflamasi kurang lebih terbatas di
dalam dinding alveolus (interstitium) dan jaringan peribronkial dan interlobular.
Sedangkan klasifikasi berdasarkan agen etiologi yaitu pada neonatus seperti disebabkan
streptokokus grup B, bakteri enterik gram negatif, cytomegalovirus, ureaplasma
urealyticum, listeria monocytogenes, chlamydia trachomatis. Pada bayi seperti disebabkan
respiratory syncytial virus (RSV), virus parainfluenza, virus influenza, adenovirus,
metapneumovirus, streptococcus pneumoniae, haemophilus influenzae, mycoplasma
pneumoniae, mycobacterium tuberculosis. Pada anak-anak prasekolah seperti disebabkan
RSV, virus parainfluenza, virus influenza, adenovirus, metapneumovirus, S. pneumoniae,
H. influenzae, M. pneumoniae, M. Tuberculosis. Dan pada anak usia sekolah seperti
disebabkan M. pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, M. tuberculosis, dan virus
pernapasan.
C. Etiologi
Penyebab awal pneumonia adalah bakteri, virus atau mycoplasma. Organisme yang
paling umum RSV, virus parainfluenza, adenovirus, enterovirus dan pneumococcus. Pada
anak-anak dengan gangguan imun maka akan mudah terserang bakteri, parasite dan fungal
(Nining, 2016).
Page 3
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
D. Patofisiologi
E. Manifestasi Klinik
Menurut Hockenberry, David, dan Rodgers (2017) manifestasi klinis pada anak demam
tinggi, pada respirasi biasanya batuk, takipnea, suara napas (crackles, penurunan suara
napas), nyeri dada, retraksi, pernapasan cuping hidung, dan sianosis. Perilaku biasanya
iritabilitas, gelisah, malaise, dan lesu. Sedangan pada gastrointestinal biasanya anoreksia,
muntah, dan diare.
F. Pemeriksaan diagnostik
Berdasarkan Nining (2016), pemeriksaan diagnostik yang dapat menegakkan
pneumonia, meliputi pemeriksaan:
- Pulse Oximetry biasanya menunjukkan saturasi oksigen tampak menurun
- Pemeriksaan rontgen, tergantung mikroorganisme penyebab dan usia anak. Pada
bayi dan anak yang masih mudah tampak ada infiltrasi dan konsolidasi paru.
- Kultur sputum untuk menentukan mikroorganisme penyebab.
- Pemeriksaan sel darah putih biasanya meningkat pada pneumonia yang disebabkan
bakteri.
Page 4
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
G. Penatalaksanaan
Berdasarkan Hockenberry, dan David (2015) penatalaksanaan yang dapat dilakukan
diantaranya:
- Terapi antimikroba telah secara signifikan mengurangi morbiditas dan kematian
akibat pneumonia bakteri.
- Amoksisilin oral adalah banyak digunakan untuk manajemen rawat jalan bayi dan
anak-anak lebih muda dari 5 tahun. Pasien tidak diimunisasi secara lengkap
terhadap H. influenzae harus menerima amoksisilin-klavulanat atau sefalosporin
generasi kedua (misalnya, cefuroxime, cefadroxil).
- Eritromisin adalah obat pilihan untuk anak-anak dan remaja yang lebih tua karena
aktivitasnya melawan M. pneumoniae. Dalam rumah sakit, obat diberikan secara
parenteral untuk tindakan cepat dan efek maksimal. Eritromisin parenteral atau oral
harus ditambahkan untuk anak di atas 5 tahun sampai M. pneumoniae disingkirkan.
- Sefuroksim IV, sefotaksim, dan seftriakson dianggap sebagai agen antibakteri
utama untuk bakteri pneumonia pada anak yang dirawat di rumah sakit.
- CPT dengan drainase postural dapat membantu dalam membersihkan sekret dalam
beberapa kasus. Sebagian besar anak yang lebih tua dengan pneumonia dapat
dirawat di rumah, terutama jika kondisinya dikenali dan pengobatan dimulai sejak
dini.
- Terapi antibiotik, istirahat, asupan cairan oral secara bebas, dan pemberian
antipiretik untuk demam adalah tindakan terapeutik utama.
- Rawat inap diindikasikan bila efusi pleura atau empiema menyertai penyakit, bila
kepatuhan terapi diperkirakan buruk, bila terdapat penyakit kronis seperti penyakit
jantung bawaan atau displasia bronkopulmonalis, dan dapat diindikasikan pada bayi
kurang dari 3 bulan. Pneumonia pada bayi atau anak kecil mungkin juga
memerlukan rawat inap karena perjalanan penyakit bervariasi dan komplikasi lebih
sering terjadi pada pasien yang sangat muda. Indikator lain untuk rawat inap
termasuk dehidrasi, gangguan pernapasan (sedang sampai berat), hipoksemia, atau
kegagalan terapi rawat jalan.
H. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS: Bakteri, Virus atau Hipertermia
- mycoplasma
DO:
Page 5
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
- Suhu: > 37,5 C
- Kulit merah
- Kejang Masuk alveoli
- Takipnea
- Kulit terasa hangat
Terjadi peradangan
Page 6
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
DO:
- Suhu: > 37,5 C
- Penggunaan otot Masuk alveoli
bantu pernapasan
- Pola napas abnormal
- Pernapasan pursed- Terjadi peradangan
lip
- Napas cuping hidung
Eksudat & serous masuk
alveoli
Konsolidasi di alveoli
Konsolidasi di paru
Tertelan ke lambung
Page 7
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
Lambung mengadakan
untuk menyeimbangkan
asam basa
Meningkatkan asam
lambung
Mual, muntah
I. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d akumulasi sputum di jalan napas d.d batuk,
sputum berlebih, mengi
2. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas d.d penggunaan otot bantu
pernapasan, pola napas abnormal, pernapasan pursed-lip, napas cuping hidung
3. Hipertermia b.d peningkatan suhu tubuh d.d suhu tinggi, kulit merah, kulit terasa
hangat
4. Risiko defisit nutrisi d.d mengeluh tidak nafsu makan, tidak mampu menelan
Page 8
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
J. Rencahan Asuhan Keperawatan
(D.0001) Setelah dilakukan Manajemen jalan napas 1. Untuk mendeteksi apakah ada suara
Bersihan jalan napas tidak tindakan keperawatan 3 Observasi napas tambahan
efektif b.d akumulasi x 24 jam, diharapkan 1. Monitor bunyi napas 2. Untuk mendeteksi apakah terdapat
sputum di jalan napas d.d bersihan jalan napas 2. Monitor sputum sputum
batuk, sputum berlebih, meningkat dengan Terapeutik 3. Untuk membantu melegakkan
mengi kriteria hasil : 3. Berikan minum hangat tenggorokan
- Batuk efektif 4. Lakukan fisioterapi dada dan latihan 4. Untuk membantu mengeluarkan
meningkat batuk efektif sputum
- Produksi 5. Lakukaan penghisapan lendir kurang 5. Untuk mengeluarkan sputum
sputum dari 15 detik 6. Untuk membantu menurunkan distres
menurun 6. Berikan oksigen pernapasan karena kekurangan
- Mengi menurun Edukasi oksigen
- Sianosis 7. Kolaborasi pemberian bronkodilator 7. Untuk mengecerkan sputum agar
menurun mudah dikeluarkan
Page 9
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
- Gelisah
menurun
- Sesak menurun
Page 10
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
membaik 8. Berikan oskigen sesuai kebutuhan sesuai kondisinya dilakukan dengan
Edukasi mandiri
9. Ajarkan mengubah posisi secara
mandiri
(D.0032) Setelah dilakukan Manajemen nutrisi 1. Untuk mengetahui status nutrisi dari
Risiko defisit nutrisi d.d tindakan keperawatan 3 Observasi klien
Page 11
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
mengeluh tidak nafsu x 24 jam, diharapkan 1. Identifikasi status nutrisi 2. Untuk mengetahui adanya alergi dan
makan, tidak mampu status nutrisi membaik 2. Identifikasi alergi dan intoleransi intoleransi makanan pada klien
menelan dengan kriteria hasil : makanan 3. Untuk mengidentifikasi kebutuhan
- IMT membaik 3. Monitor asupan makanan asupan pada klien
- Nafsu makan 4. Monitor berat badan 4. Untuk mengetahui adanya perubahan
membaik Terapeutik berat badan
- Porsi makanan 5. Lakukan oral hygiene sebelum makan 5. Mulut yang bersih dapat
yang dihabiskan 6. Fasilitasi menentukan pedoman diet meningkatkan nafsu makan
meningkat 7. Sajikan makanan secara menarik dan 6. Untuk membantu klien kebutuhan
suhu yang sesuai nutrisi yang sesuai
7. Agar meningkatkan nafsu makan klien
Page 12
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
Daftar Pustaka
Ball, J.W. & Bindler, R.C. (2003). Pediatric nursing : Caring For children : New Jersey :
Pearson Education Inc.
Hockenberry, M. J., & David, W. (2015). Wong’s Nursing Care of Infants and Children
(10th ed.) Elvesier Mosby. In Nursing Care of Infants and Children.
Hockenberry, M., Wilson, D., & Rodgers, C. C. (2017). Wong’s Essentials of Pediatric
Nursing (10th ed.). In Elsevier.
Mansjoer, A (2000) Kapita Selekta Kedokteran jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.
Nining, Y. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Keperawatan Anak. Jakarta:
Kemenkes RI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Suriadi & Yuliana, Rita. (2006). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta : Sagung seto.
Page 13