Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN KASUS

DIABETES MELITUS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Praktik
Keperawatan Medikal Bedah

Disusun oleh:

Yoki Muhamad I 220110170223

Riva Annisa 220110170224

Ai Wia 220110170252

TUTORIAL 23 (W)

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

BANDUNG

2020
Proses Terjadinya Diabetes Mellitus
Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan NOC NIC

Ketidakefektifan perfusi Tujuan: Manajemen Sensasi Perifer


1. Status sirkulasi - Monitor TTV
jaringan perifer
2. Status neurologi - Monitor sensasi
3. Perfusi jaringan tumpul atau tajam,
Kriteria hasil: panas, dan dingin
- TTV dalam batas - Monitor adanya
normal paratesia
TD 120/90mmHg - Pengaturan posisi:
Nadi 60-100x/menit ubah posisi setiap
CRT <2 detik 2jam sekali
Tidak terjadi edema - Dorong penggunaan
perifer sarung tangan atau
alat pelindung lain
pada bagian tubuh
yang terganggu
- Monitor status cairan
- Monitor hemodinamik
- Monitor neurologi
- Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian antiplatelet
dan antikoagulan

Ketidakseimbangan nutrisi: Tujuan: Manajemen nutrisi


1. Nutrisi adekuat - Monitor status gizi
kurang dari kebutuhan tubuh
2. Status nutrisi: asupan - Identifikasi adanya
makanan dan cairan alergi atau intoleransi
3. Kontrol berat badan makanan
Kriteria Hasil: - Ciptakan lingkungan
- Asupan nutrisi yang optimal pada
adekuat saat mengkonsumsi
- Adanya peningkatan makan (bersih,
berat badan berventilasi, santai,
- Berat badan ideal bebas dari bau yang
menyengat)
- Monitor kalori dan
asupan makan
- Anjurkan makanan
ringan yang padat gizi
- Pastikan diet
mencakup makanan
tinggi kandungan serat
untuk mencegah
konstipasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan
Monitor Nutrisi
- Pertahankan BB
dalam batas normal
- Monitor adanya
penurunan berat badan
- Monitor lingkungan
sebelum makan
- Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor mual dan
muntah
- Monitor kalori dan
intake nutrisi
- Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian terapi
insulin

Defisien volume cairan Tujuan: Manajemen cairan


1. Keseimbangan cairan - Monitor TTV
2. Hidrasi - Monitor status hidrasi
Kriteria Hasil: - Pertahankan intake
- Mempertahankan dan output cairan
urine output - Monitor status
- TTV dalam batas hemodinamik
normal - Monitor masukan
- Tidak ada tanda makanan/cairan dan
dehidrasi, turgor baik, hitung intake cairan
mukosa lembab, tidak - Tingkatkan asupan
ada rasa haus oral
berlebihan - Dukung pasien dan
keluarga untuk
membantu dalam
pemberian makan
- Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian terapi IV

Kerusakan integritas kulit Tujuan: Manajemen Tekanan


Integritas jaringan, kulit dan - Berikan pakaian yang
membran mukosa. tidak ketat
Kriteria Hasil: - Berikan pijatan
- Integritas kulit baik punggung/leher
- Tidak terdapat - Monitor kulit dari
luka/lesi pada kulit adanya kemerahan dan
- Perfusi jaringan baik tanda pecah-pecah
- Posisikan pasien
minimal 2 jam sekali
- Monitor aktivitas dan
mobilitas
- Monitor sumber
tekanan dan gesekan

Hambatan eliminasi urin Tujuan: Perawatan retensi urin


1. Status eliminasi urin - Melakukan penilaian
2. Kontinensia urin kemih yang
Kriteria Hasil: komprehensif
- Kandungan kemih berfokus pada
kosong secara penuh inkontinensia
- Residu urin >100-200 - Memantau
cc penggunaan obat
- Intake cairan dalam - Memantau
rentang normal penggunaan obat
- Bebas dari infeksi dengan sifat
saluran kemih antikolinergik atau
- Keseimbangan cairan property alpha agonis
menjadi seimbang - Memonitor efek dari
obat-obatan yang
diresepkan
- Merangsang reflex
kandung kemih
- Sediakan waktu yang
cukup untuk
pengosongan kandung
kandung kemih
- Memantau asupan dan
keluaran keluaran
- Memantau tingkat
distensi

Intoleran aktivitas Tujuan : Terapi aktivitas


1. Toleransi terhadap - Pertimbangkan
aktivitas kemampuan klien
2. Daya tahan dalam berpartisipasi
3. Energi psikomotor melalui aktivitas fisik
Kriteria Hasil: - Kolaborasi dengan
- TTV dalam batas ahli terapi fisik,
normal okupasi, dan terapis
- Kekuatan tubuh reseksional dalam
bagian atas dan bawah perencanaan dan
baik pemantauan
- Mampu melakukan pembuatan program
aktivitas sehari-hari - Bantu klien untuk
(ADL) secara mandiri mengeksplorasi tujuan
personal dari aktivitas-
aktivitas yang biasa
dilakukan (misal
bekerja) dan aktivitas-
aktivitas yang disukai
- Instruksikan klien dan
keluarga untuk
mempertahankan
fungsi dan kesehatan
terkait peran dalam
beraktivitas secara
fisik, sosial, spiritual,
dan kognisi
- Bantu dengan aktivitas
fisik secara teratur
misalnya dalam
ambulasi,
transfer/berpindah,
berputar, dan
kebersihan diri)
Risiko Cedera Tujuan : Manajemen lingkungan:
Risk kontrol - Sediakan lingkungan
Kriteria Hasil : yang aman untuk
- Klien terbebas dari pasien
cedera - Identifikasi kebutuhan
- Klien mampu keamanan pasien,
menjelaskan sesuai dengan kondisi
cara/metode untuk fisik dan fungsi
mencegah kognitif pasien dan
injury/cedera riwayat penyakit
- Klien mampu terdahulu pasien
menjelaskan faktor - Menghindarkan
risiko dari lingkungan yang
lingkungan /perilaku berbahaya (misalnya
personal memindahkan
- Mampu memodifikasi perabotan)
gaya hidup untuk - Memasang slide trail
mencegah injury tempat tidur yang
- Menggunakan fasilitas nyaman dan bersih
kesehatan yang ada - Menempatkan saklar
- Mampu mengenali lampu ditempat yang
perubahan status mudah dijangkau
kesehatan pasien
- Membatasi
pengunjung
- Menganjurkan
keluarga untuk
menemani pasien
- Mengontrol
lingkungan dari
kebisingan
- Memindahkan barang-
barang yang dapat
membahayakan
- Berikan penjelasan
pada pasien dan
keluarga atau
pengunjung adanya
perubahan status
kesehatan dan
penyebab penyakit
DAFTAR PUSTAKA

Adi, D. S.-K. (2019). PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENCEGAHAN


DIABETES MELITUS TIPE 2 DEWASA DI INDONESIA 2019. PB
PERKENI.

American Diabetes, A., Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus.


Diabetes Care, 2010. 33(Suppl 1): p. S62-S69.

Bulechek, M. Gloria, dkk (2016). Nursing Interventions Classification (NIC)


Edisi Keenam Edisi Bahasa Indonesia, diterjemahkan oleh Nurjannah,
Intansari, Yogyakarta: MocoMedia.

Faida, A. N., & Santik, Y. D. P. (2020). Kejadian Diabetes Melitus Tipe I pada
Usia 10-30 Tahun. HIGEIA (Journal of Public Health Research and
Development), 4(1), 33-42.

Fatimah, R. N. (2015). Diabetes melitus tipe 2. Jurnal Majority, 4(5).

Gillespie, K.M., Type 1 diabetes: pathogenesis and prevention. CMAJ :


Canadian Medical Association Journal, 2006. 175(2): p. 165-170.

Herdman, T. heather, & Kamitsuru, S. (2017). NANDA-I Diagnosis


Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020.

Ludirdja, J. S., Kencana, L., Kurniawan, K., Adyana, M. P., & Aryana, I. S.
(2010). Rerata durasi penderita diabetes melitus terkena nefropati diabetik
sejak terdiagnosis diabetes melitus pada pasien di poliklinik geriatri rsup
sanglah. Iptekma, 2(1), 1–7.

Moorhead, Sue, dkk. (2016). Nursing Outcome Clasification (NOC) Edisi


Kelima Bahasa Indonesia, diterjemahkan oleh Nurjannah, Intansari.
Yogyakarta : MocoMedia

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. (2015). Konsensus Pengelolaan dan


Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2. Dissertation Abstracts International
Section A: Humanities and Social Sciences, 71(2-A), 730.

Soewondo, P. (2017). K 32 Obesitas, DM, Dislipidemia.


Tamara, Y. P., & Nusadewiarti, A. (2020, Januwari). Penatalaksanaan Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Neuropati dan. Medula, 9.

Anda mungkin juga menyukai