Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Distribusi Kekayaan Dalam Rumah Tangga

Distribusi pendapatan dalam Islam merupakan penyaluran harta yang ada, baik dimiliki

oleh pribadi atau umum (publik) kepada pihak yang berhak menerima yang ditunjukan untuk

meningkatkan kesejahteran masyarakat sesuai dengan syariat. Fokus dari distribusi pendapatan

dalam Islam adalah proses pendistribusiannya. Secara sederhana bisa digambarkan, kewajiban

menyisihkan sebagian harta bagi pihak surplus (berkecukupan) diyakini sebagai kompensasi

atas kekayaannya dan di sisi lain merupakan insentif (perangsang) untuk kekayaan pihak defisit

(berkkekurangan). Catatan kaki : Mustafa Edwin Nasution, et al.,eds., Pengenalan Ekonomi

Islam, (Jakarta, Kencana, 2006) h. 121

Untuk mewujudkan distribusi kekayaan yang adil , jujur , dan merata islam menerapkan

tindakan tindakan yang positif dan prohibitif melalui zakat , hukum pewarisan dan kontribusi

lainnnya baik yang bersifat wajib maupun sukarela (sedekah). Tindakan prohibitif mencakup

dilarangnya bunga , menimbun , minum-minuman keras , judi dan perolehaan harta dengan

cara yang tidak baik . Perolehan harta yang tidak halal berpotensi terjadinya konsentrasi

kekayaan di tangan sedikit orang saja.

B. Alat - alat Distribusi Kekayaan Dalam rumah tangga

1.) Nafaqah

Kewajiban seseorang kepala rumah tangga untuk mencukupi kebutuhan keluarganya , baik

istri , anak , orang tua ataupun mertua. Kewajiban tersebut juga yang menjadi suatu alasan

kenapa dalam hak waris laki-laki mendapatkan bagian harta yang lebih banyak dari

perempuan.karena laki laji menanggung nafaqah keluarganya. Dan perempuan tidak dibebani
oleh kewajiban membwri nafkah bagi keluarga. Adapun besaran nafaqah dari seorang laki laki

kepada istri dan anak-anaknya adalah mengikuti standar kepatutan dalam suatu masyarakat.

2.) Zakat

Perintah untuk mwngeluarkan zakat hampir selalu bersamaan dengan perintah untuk

mendirikan shalat. Ada 82 ayat Al-Qur'an yang memerintahkan seseorang untuk shalat dan di

dalamnya juga tertulis perintah untuk mengeluarkan zakat. Maka dari itu , kewajiban untuk

mengeluarkan zakat setara dengan kewajiban untuk melaksanakan shalat . Salah satu tujuan

diwajibkan zakat yaitu untuk mengurangi kemiskinan dan meminimalisisasi kesenjangan yang

terjadi antara masyarakat kaya dan miskin.

Dampak ekomomis dari adanya aplikasi dan implementasi zakat yang mempunyai efek dominan

dalam kehidupan masyarakat. Di antara dampak tersebut antara lain :

a.) Produksi

Zakat akan menimbulkan new demander potensial sehingga aian meningkatkan

permintaan secara agregat yang pada akhirnya akan mendorong produsen untuk meningkatkan

produksi guna memenuhi permintaan yang ada .

b.) Investasi

Dampak lain yang dimunculkan dari peningjatan produksi yaitu akan mendorong perusaaan

(firms) untuk meningkatkan investasi

c.) Lapangan Kerja


Dampak adanya peningkatan investasi , maka akan mendorong perluasan produksi untuk

skala yang lebih besar lagi yang bisa membuka kesempatan kerja .

e.) Pertumbuhan Ekonomi

Dikarenakan peningkatan konsumsi secara agregat dan juga meningkatkan investasi ,

maka akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi

f.) Kesenjangan sosial

Zakat juga berperan dalam mendistribusikan pendapatan khususnya dalam mengurangi

kesenjangan sosial atau gap pendapatan yang pada akhirnya akan meminimalisasi kesenjangan

sosial. Catatan kaki : Nurul Huda, et al., Ekonomi Makro Islam , Pendekatan Teoretis ,

( Jakarta:Kencana Prenadamedia Group, 2008), 18

3.) Hukum Warisan

Hukum waris dalam islam barang kali hanyalah satu-satunya didunia yang memakai pola

distribusi yang berbasis sangat luas. Hukum ini tidak saja menjadikan anak-anak almarhum, baik

lelaki maupun perempuan menjadi pewaris yang sah , tetapi juga istri atau suami , orang tua

ataupun kakek nenek dan lain sebagainya . Jikalau almarhum tidak memiliki orang tua ataupun

anak , maka harta peninggalan bisa saja diberikan kepada saudara-saudara dan terkadang juga

saudara jauhnya . Akan tetapi jika almarhum tidak memiliki siapa pun , maka hartanya akan

diambil oleh negara untuk kemuadian dialokasikan untuk menyejahterakan masyarakat .

Catatan kaki : Ibid., 83-84

4. Hukum Wasiat
Wasiat atau law of will tidak berlaku bagi ahli waris dan juga tidak boleh melebihi sepertiga

dari keseluruhan harta. Hukum wasiat mengilhami kaum muslimin yang kayan untuk

memberikan hartanya di jalan Allah SWT untuk tujuan yang baik seperti pengentasan

kemiskinan , pendidikan dan kesehatan. Dalam hukum islam , hal ini bisa saja diwujudkan dalam

bentuk wakaf , dana perwalian , rumah sakit , lembaga pendidikan dan lain sebagainya . Dengan

kata lain , hukum ini mendorong jihad melawan kemiskinan , kesengsaraan , penyakit ,

kebodohan dan buta huruf . Akan tetapi wasiat tidak boleh lebih dari sepertiga harta , agar hak-

hak ahli waris bisa tetap terjaga . Catatan kaki : Chaudhry, Sistem , 85.

5. Aqiqah

Aqiqah dalam istilah agama adalah sembelihan untuk anak yang baru lahir sebagai bentuk

syukur kepada Allah dengan niat dan syarat tertentu. Dalam pelaksanaan aqiqah disunnahkan

dua ekor kambing yang seimbang untuk anak laki-laki dan satu ekor untuk anak perempuan.

Dalam pelaksanaanya bisa dilakukan pada hari ketujuh atau kapan saja ketika dia mampu.

Sedekah berupa aqiqah ini sepatutnya diberikan kepada fakir dan miskin dari kalangan

ummatIslam dan lebih baik diberikan dalam keadaan sudah dimasak.

6. Infaq
Infaq adalah membelanjakan sebagian harta menurut kemampuan masing-masing di jalan

Allah dengan cara diberikan kepada sesama manusia yang sangat membutuhkan dan orang

yang lemah ekonominya, yang tidak punya pekerjaan dan yang tidak bisa bekerja.Orang yang

berinfaq hakikatnya dia telah berbuat baik untuk dirinya, sekalipun hartanya secara lahir akan

berpindah kepada orang yang lebih membutuhkan,disinilah akan ada sebuah distribusi

kekayaan. Infaq dan sedekah hukumnya sunnah, sedangkan zakat hukumnya wajib, maka

pemberian infaq dan sedekah adalah jika seorang muslim masih dalam keadaan surplus setelah

pembayaran zakat.

Anda mungkin juga menyukai