Anda di halaman 1dari 4

DISTRIBUSI PENDAPATAN DALAM ISLAM

Dalam Islam telah dianjurkan untuk melaksanakan zakat, infak dan shadaqah dan lain
sebagainya. Kemudian baitul mal membagikan kepada orang-orang yang membutuhkan untuk
meringankan beban hidup, dengan cara memberi bantuan langsung ataupun tidak langsung. Islam tidak
mengarahkan distribusi pendapatan yang sama rata, letak pemerataan dalam Islam adalah keadilan atas
dasar maslahah; dimana di antara satu orang dengan orang lain dalam kedudukan sama atau berbeda,
mampu atau tidak mampu bisa saling menyantuni, maenghargai dan menghormati peran masing-
masing. Semua keadaan di atas akan terealisasi apabila masing-masing individu sadar terhadap
eksistensinya di hadapan Allah SWT.

A. Distribusi Pendapatan Dalam Islam

Distribusi pendapatan dalam islam merupakan penyaluran harta yang ada, baik dimiliki oleh
pribadi atau umum (publik) kepada pihak yang berhak menerima, dan umum meningkatkan
kesejahteraan masayrakat, sesuai dengan peraturan yang ada dalam islam (syaria’t). Fokus dari
distribusi pendapatan dalam Islam adalah proses pendistribusiannya dan bukan output dari distribusi
tersebut. Dengan demikian jika pasar mengalami kegagalan ataupun not fair untuk berlaku sebagai
instrument distribusi pendapatan, maka frame fastabiqul khairat akan menagrahkan semua pelaku pasar
berikut perangkat kebijakan pemerintahnya kepada proses redistrubusi pandapatan. Secara sederhana
bisa digambarkan, kewajiban menyisihkan sebagian harta bagi pihak yang berkecukupan diyakini sebagai
kompensasi atas kekayaannya dan di sisi lain merupakan perangsang untuk kekayaan pihak deficit agar
dapat dikembangkan kepada yang lebih baik .

Distribusi pendapatan dalam islam yang diajadikan batasan kebutuhan adalah maqasidul Syar’i (agama,
diri/personal, akal, keturunan dan harta). Sistematika yan dikembangkan oleh para fuqoha dalam
memenuhi maqasidul Syar’I mengacu pada skala prioritasdengan urutan sebagai berikut:

1) Ad-Daruriyyah: suatu skala kebutuhan yang berkaitan erat dengan kebaikan dan kepentingan
umumdalam menjalani hidup di dunia dan di akhirat.
2) Al-Hajiyah: suatu skala kebutuhan yang berkaitan erat dengan kemudahan dan penghindaran
dari kesulitandalam menjalani hidup di dunia dan di akhirat.
3) At-Tashniyyah: suatu skala kebutuhan yang berkaitan erat dengan kelengkapan dan kecakapan
melaksanakan hidup di dunia dan di akhirat.

B. Distribusi dlam konteks islam

Startegi pembangunan berbasis islam menyajikan 3 system:

1.system penyaringan atau filter, yang terdiri dari maslahah syar’iyyah dan mekanisme harga di pasar.

2. mendorong para agen ekonomi untuk melakukan pemuasan kebutuhan tanpa merusak dan
membahayakan lingkungan.
3. rekontruksi terhahadap sosioekonomi, dengan tujuan pemerataan kesejahteraan, menghindari
perbuatan ria, dan mereformasi system keuangan untuk mendukung terwujudnya dua tujuan di atas.

Distribusi pendapatan dalam konteks rumah tangga tidak terlepas dari terminolgi shadaqah. Pengertian
shadaqah di sini bukan berarti sedekah dalam konteks pengertian bahasa Indonesia. Karena shadaqah
dalam kontek terminology Al qur’an dapat dipahami dalam dua aspek, yaitu: pertama: shodaqah
wajibah yang berarti bentuk-bentuk pengeluaran rumah tangga yang berkaitan dengan instrument
distribusi pendapatan berbasis kewajiban. Untuk kategori ini bisa berarti kewajiban personal seseorang
sebagai muslim, seperti warisan dan bisa juga berarti kewajiban seorang muslim dengan muslim lainnya.
Kedua:shadaqah nafilah (sunnah) yang berarti bentuk-bentuk pengeluaran rumah tangga yang
ber4kaitan dengan instrument distribusi pendapatan berbasis amal karikatif, seperti sedekah.

- shadaqah wajibah (wajib dan khusus dikenakan bagi orang muslim) adalah:

*Nafaqah: keawajiban tanpa syarat dengan menyediakan kebutuhan yang diberikan kepada pihak atau
orang-orang yang menjadi tanggungannya. Nafkah tersebut ditujukan untuk enam kelompok; diri
sendiri, istri, saudar, pembantu wabita, budak dan hewan peliharaan.

*Zakat: Kewajiban seorang muslim untuk menyisihkan sebagian hartanya, untuk didistribusikan kepada
kelompok tertentu (8 ansaf). Di sisi lain zakat adalah pajak resmi yang wajib dijalankan oleh
pemerintahan Islam yang diambil dari orang kaya untuk diberika kepada yang berhak menerimanya

*Udhiyah: kurban binatang ternak pada saat hari raya Idul Adha dan hari tasyrik.

*Warisan: pembagian harta yang ditinggalkan oleh orang yang sudah meninggal, kepada para ahli
warisnya

*Musaadah: Bantuan kepada orang lain yang sedang terkena musibah, tanpa ada pamrih apapun.

*Jiwar: Bantuan yang diberikan kepada tetangga, hal ini dianjurkan oleh Nabi, seperti diungkapkan
dalam hadis berikut:”barang siapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hormatilah
tetanggamu.

*Diyafah: Kegiatan memberikan jamuan kepada tamu yang datang.

- Shadaqah Nafilah (sunnah dan khusus dikenakan bagiorang muslim) adalah:

*Infak: Sedekah yang diberikan kepada orang lain jika kondisi keuanganrumah tangganya sudah sudah
berada di atas nisab. Jadi seorang muslim tida dituntut untuk kmendistribusikan hartanya untuk infak
sebelummemenuhi kewajiban membayar zakat.

*Aqiqah: kegiatan pemotongan kambing untuk anak yang dimilikinya (dilahirkannya), satu ekor untuk
anak perempuan dan dua ekor untuk anak laki-laki.
*Wakaf: menahan suatu benda untuk diambil manfaatnya untuk kepentingan umum sesuai dengan
ajaran Islam.

*Wasiat : pendistribusian harta kepada orang lain setelah pemilik harta tersebut meninggal, maksiaml
1/3 harta yang ditinggalkan (warisan).

Selain itu, distribusi pendapatan juga dapat di lakukan dengan melakukan transaksi pinjam-meminjam,
sewa-menyewa, upah, dan jual beli. Dalam ajaran Islam mendistribusikan pendapatan rumah tangga ada
skala prioritas yang ketat. Dari kepemilikan asset yang dimiliki pertama yang harus dikeluarkan atau
didistribusikan adalah

(1) membayar utang


(2) membayar zakat, ketika asset tersebut sudah memenuhi syarat barang yang wajib dizakati, baik nisab
maupun haul.

Sedangkan pendistribusian lain seperti: infaq, udhiyah, wakaf dan wakaf dilakukan setelah terpenuhinya
kewajiban zakat. Pelaksanaannya sepenuhnya diserahkan kepada keleluasaan setiap muslim,
pemerintah tidak berperan dalm hal ini. Dalam hal warisan,dilaksanakan setelah pemilik aset atau harta
meninggal dunia.

C. Dampak Distribusi Pendapatan Dalam Islam

Dampak dari distribusi pendapatan dalam bukan saja pada aspek ekonomi tetapi juga aspek social dan
politik. Oleh karena itu islam memperhatiakn berbagai sisi dari perilaku manusia dalam memenuhi
kebutuhannya, misal: dalam jual beli utang piutang, dan sebagainya. Dampak yang ditimbulkan dari
distribusi pendapatan yang didasarkan atas konsep islam:

1. Dalam konsep islam perialku distribusi masyaraka tmerupakan bagian dari bentuk proses kesadaran
masyarakat dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.oleh karena itu distribusi dalam islam akan
menciptakan kehidupan yang saling manghargai dan menghormati antara satu dengan yang lain,karena
antara satu dengan yang lain tidak akan sempurnaeksistensinya sebagai manusia jika tidak ada yang lain.

2. Seorang muslim akan akan menghindari praktek distribusi yang menggunakan barang-barang yang
merusak masyarakat, miasalnya minuman kerasa,pemabajakan dan lain-lain. Karena dalam islam bukan
hanya pengoptimalisasian dampak kemampuan manusia tetapi juga pengaruh terhadapperiklaku
pengkomsusi.

3.Negara bertanggung jawab atas mekanisme distribusi dengan mengedepankan kepentingan umum
daripada kepentingan kelompok atau pribadi.

4.Negara mempunyai tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas public yang berhubungan dengan
masalah pengoptimalisasi distribusi pendapatan, seperti; sekolah, rumah sakit dan lapangan kerja.[8]
D. Kesimpulan

Distribusi pendapatan dalam islam yang diajadikan batasan kebutuhan adalah maqasidul Syar’i: agama,
diri/personal, akal, keturunan dan harta. Fokus dari distribusi pendapatan dalam Islam adalah proses
pendistribusiannya dan bukan output dari distribusi tersebut.

Islam sendiri menawarkan konsep optimalisasi proses distribusi-redistribusi pendapatan. Konsep ini
menuntut bantuan otoritas dari pemerintah (Negara) dan ada pula yang memang sangat bergantun
pada konsep ketaatan dan karitatif personal (rumah tangga) maupun masyrakat muslim.

Anda mungkin juga menyukai