Anda di halaman 1dari 5

RESUME ASKEP LANSIA PADA MASALAH PSIKOSOSIAL

KEPERAWATAN GERONTIK

SHOFI ARLINA SALSABILA


1910102/S1 3B

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TA.2022/2023
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA MASALAH PSIKOSOSIAL

• Proses menua yang dialami oleh lansia menyebabkan mereka mengalami berbagai
macam perasaan seperti sedih, cemas, kesepian, dan mudah tersinggung. Perasaan
tersebut merupakan masalah kesehatan jiwa yang terjadi pada lansia.

• Masalah gangguan kesehatan jiwa pada lansia banyak disebabkan oleh beberapa hal,
salah satu diantaranya adalah neglect (penelantaran) dan abuse (kekerasan) yang terjadi
pada lansia. Neglect adalah kelalaian individu dalam melakukan sesuatu yang
sebenarnya dapat dia lakukan atau melakukan sesuatu yang dihindari orang lain
(Creighton,1986).

• Menurut Hanafiah dan Amir (1999) mengatakan bahwa kelalaian (neglected) adalah
sikap yang kurang hati-hati,yaitu tidak melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-
hati melakukannya dengan wajar,atau sebaliknya melakukan apa yang seseorang dengan
sikap hati-hati tidak akan melakukannya dalam situasi tersebut.

• Neglect atau pengabaian adalah suatu keadaan dimana lansia yang tidak mampu untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri dan tidak mendapatkan bantuan dari keluarga atau
caregiver. Akibat yang didapatkan oleh lansia tersebut akibat pengabaian antara lain
seperti penyesalan, gangguan jiwa atau depresi, malnutrisi, maltreatment, terluka, kondisi
patologis, dehidrasi bahkan hingga tindakan bunuh diri.

Beberapa jenis perlakuan yang salah pada lansia diantaranya:

1. Fisik

Perbuatan menyebabkan rasa sakit, luka, cacat atau penyakit. Misalnya mencubit,
menendang, dorong, memerkosa, pengekangan tanpa alasan. Hal ini merupakan
perlakuan yang salah yang jarang didapati.

2. Penelantaran

Kegagalan pengasuh untuk tidak memenuhi kebutuhan yang diperlukan untuk


menjalankan fungsi yang optimal atau menghindari bahaya. Hal ini lebih sering
didapati dari perlakuan yang salah secara fisik. Misalnya menghentikan perawatan,
Dapat berupa penelantaran yang pasif seperti meninggalkan lansia sendirian, diisolasi,
dilupakan dan penelantaran aktif seperti menghentikan kebutuhan seperti makanan,
obat-obatan, pakaian, pergaulan, bantuan mandi, oversedasi.untuk mengontrol tingkah
laku.

3. Psikologik/ Verbal

Perbuatan yang menyebabkan penderitaan mental. Misalnya Intimidasi, penghinaan,


dipanggil namanya, diperlakukan seperti anak-anak, isolasi sosial, diancam, ditakut-
takuti. Hal ini sering tidak disadari, walaupun tidak selamanya lebih ringan dari
perlakuan yang salah secara fisik.

3. Keuangan

Penyalahgunaan harta lansia untuk kepentingan orang lain. Misalnya menggunakan


uang lansia untuk kepentingan orang lain, bahkan dengan akibat tidak memenuhi
kebutuhan pokok lansia.

4. Pelanggaran hak yaitu pencabutan hak asasi.

▪ Misalnya kebebasan, memiliki harta, bertemu, berbicara, bersuara, berahasia.

▪ Kebanyakan korban mengalami lebih dari satu jenis perlakuan yang salah.

Tanda gejala yang mungkin muncul pada lansia yang mengalami kekerasan diantaranya:

1. Perlakuan yang salah secara fisik

Adanya memar, luka bakar, bilur-bilur, luka robek, luka tusuk, fraktur dan dislokasi,
bekas rambut yang ditarik, penyakit atau infeksi kelamin yang sulit dijelaskan, tanda
kekerasan fisik atau pemaksaan melawan keinginan korban seperti adanya bilur-bilur
bekas tali, hilangnya kaca mata, alat bantu dengar, gigi palsu, dan kemunduran
kondisi kesehatan yang tidak bisa dijelaskan.

2. Penelantaran fisik

Adanya gejala dan tanda kesalahan pengobatan, malnutrisi dan atau dehidrasi.

3. Perlakuan yang salah secara psikologik

Kurang tidur, tidur yang berlebihan, kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak
lazim, perubahan selera makan, sering menangis, paranoia yang tidak dapat
dijelaskan, kepercayaan diri yang kurang, ketakutan yang berlebihan, kebingungan,
menarik diri dari pergaulan masyarakat.
4. Perlakuan yang salah secara keuangan

Perubahan yang mendadak atau tidak dapat dijelaskan dalam hal ketidakmampuan
membayar rekening, penarikan seluruh uang dari tabungan atau deposito,
ketidaksesuaian antara harta kekayaan dan kondisi kehidupan korban.

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas lansia

Meliputi nama, usia, alamat, jenis kelamin, agama, pekerjaan, suku dan lain-lain.

b. Keluhan utama

Keluhan utama yang dirasakan oleh lansia akibat dari tindakan kekerasan yang
dialaminya seperti nyeri dibagian tubuhnya. Nyeri yang dirasakan akibat dari
kekerasan seperti tindakan pemukulan, cubitan, tendangan dan dorongan.

c. Data Objektif

Data objektif dilakukan dengan melakukan pemeriksaan fisik pada lansia yang
mengalami kekerasan seperti adanya tanda memar di rahang, bokong atau lengan atas,
ada bekas luka bakar atau luka tekan, bilur-bilur, luka robek, luka tusuk, fraktur dan
dislokasi, bekas rambut yang ditarik, ditemukan bekas luka memar dengan tingkat
kesembuhan yang berbeda, lesi sirkulasi (biasanya pada kasus luka bakar oleh karena
rokok, luka bakar pada kulit, memar dan abrasi, adanya tanda-tanda gigitan manusia
yang tidak dapat dijelaskan, bengkak, infeksi kelamin yang sulit dijelaskan, bilur-bilur
bekas tali, hilangnya kaca mata, alat bantu dengar, gigi palsu, dan kemunduran
kondisi kesehatan yang tidak bisa dijelaskan dan lain-lain. Selain itu, pada tindakan
pengabaian yang didapatkan akan nampak kondisi umum lansia yang tidak terawat
dan memperlihatkan rasa takut yang berlebihan, malnutrisi, kurang memperhatikan
kondisi kesehatannya, kepercayaan diri yang kurang, sering menangis,kebingungan,
menarik diri dari lingkungan, paranoia yang tidak dapat dijelaskan, dan lain-lain.

d. Data Subjektif

Data subjektif dapat dilakukan dengan melakukan wawancara atau dari pengakuan
lansia tersebut akibat tindakan kekerasan dan pengabaian yang dialaminya. Data
subjektif yang didapatkan seperti lansia mengatakan bahwa dirinya sering
mendapatkan perlakuan kasar atau tidak menyenangkan dari pelaku kekerasan atau
lansia mengatakan bahwa dirinya jarang atau bahkan tidak pernah diperhatikan oleh
pelaku yang melakukan pegabaian pada lansia tersebut.

e. Pemeriksaan penunjang

✓ Pemeriksaan laboratorium dan foto perlu dilakukan untuk memastikan setiap adanya
kecurigaan akan perlakuan yang salah pada wawancara dan pemeriksaan fisik korban.

✓ Adanya dehidrasi dan malnutrisi dapat ditentukan dari pemeriksaan laboratorium


seperti pemeriksaan darah lengkap, nitrogen urea darah, kreatinin, kadar protein total
dan albumin, Sedangkan pemeriksaan foto untuk menentukan adanya fraktur (patah
tulang) yang lama dan baru terjadi.

✓ Diagnosa keperawatan

a. Abuse

1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera dan luka akibat trauma fisik.

2) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka akibat trauma fisik.

3) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka akibat trauma fisik.

4) Resiko trauma berhubungan dengan kegiatan dilingkungan rumah dan klien


mudah tersinggung.

b. Neglect

1. Pengabaian diri berhubungan dengan stressor yang berat (pengabaian emosional) dari
keluarga
2. Harga diri rendah berhubungan dengan kurangnya pengakuan atau penghargaan
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian, krisis situasional, dan stimuli
lingkungan.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan persepsi atau kognitif.

Anda mungkin juga menyukai