Anda di halaman 1dari 3

BAB V

PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
Sediaan hidung adalah cairan, semisolid atau sediaan padat yang digunakan
pada rongga hidung untuk memperoleh suatu efek sistemik atau lokal. Berisi satu
atau lebih bahan aktif, sebisa mungkin tidak mengiritasi dan tidak memberi
pengaruh yang negatif pada fungsi mukosa hidung dan silianya (Ansel, 1989).
Tetes hidung adalah obat tetes yang digunakan untuk hidung dengan cara
meneteskan obat ke dalam rongga hidung, dapat mengandung zat pensuspensi,
pendapar dan pengawet (Ansel, 1989).
Oxymetazoline merupakan golongan obat dekongestan yang digunakan
untuk meredakan hidung tersumbat yang disebabkan oleh pilek, sinusitis dan
alergi. Oxymetazoline bekerja dengan cara mengecilkan pembuluh darah sehingga
mengurangi pembengkakan dan penyumbatan (Wardani, 2016).
Oxymetazoline memiliki efek sebagai dekongestan yang paling baik jika
dibandingkan dengan kortikosteroid intranasal dengan indikasi penggunaan
oxymetazoline untuk mengatasi kongesti hidung, karena efek vasokostriksi
bekerja dalam beberapa detik sampai bebrapa menit dengan aksi lebih dari 12 jam
(Wardani, 2016).
Disterilkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan. Sterilisasi
alat/bahan dilakukan pada autoklaf dan oven. Untuk steriliasasi melalui autoklaf
yaitu oxymetazoline Hcl, aqua pro injeksi, Nacl, Benzalkonium klorida, metil
selulosa, NaH2PO4, Natrium Metabisulfit, Kertas Perkamen, Kertas saring,
wadah tetes hidung, erlenmeyer. Adapun sterilisasi melalui oven yaitu batang
pengaduk, corong, Gelas kimia, Gelas ukur, Pipet tetes, spatula. Menurut tungadi
(2017), tujuan adanya sterilisasi pada autoklaf dan oven agar dapat memberikan
sediaan bebas dari mikroorganisme, dan bahan-bahan yang digunakan berada
dalam kondisi yang kurang akan adanya kombinasi mikroorganisme (proses
aseptik). Dan kemudian ditimbang semua bahan yang dibutuhkan sesuai hasil
perhitungan.
Disiapkan cawan porselin, dilarutkan metil selulosa dalam cawan porselin
yang berisi aqua pro injeksi sampai mengental dan diamkan beberapa menit.
Menurut Lukul (2011), digunakan metil selulosa sebagai agen viskositas untuk
hidung dimana pH sentrum hidung dewasa sekitar pH 5,5-6,5, dan agar
mendapatkan viskositas larutan seimbang dengan viskositas mukosa hidung. Metil
selulosa 0,5% menunjukkan hasil stabilitas yang lebih tinggi.
Dilarutkan oxymetazoline dalam aqua pro injeksi. Kelarutan oxymetazoline
yaitu larut dalam air, alkohol, dan kloroform, praktis tidak larut dalam eter,
kloroform dan benzena. Ditambahkan benzalkonium klorida, menurut Rowe
(2009), penambahan benzalkonium klorida dalam tetes hidung dapat mengandung
pengawet, zat pengawet yang dapat digunakan dengan konsentrasi 0,01-0,1%
dapat mencegah pertumbuhan mikroba. Ditambahkan metil selulosa 20 tetes dan
aduk hingga homogen, lalu diukur pH pertama, hasil yang didapatkan dari
pengukuran pH yaitu pada pH 6 (Marzout et al, 2018).
Ditambahkan dapar fosfat sebanyak 2 tetes, diukur kembali pH dan
mendapatkan hasil yaitu pada pH 6. Menurut Rowe (2009), penggunaan dapar
fosfat karena dapat mempertahankan pH sediaan yaitu 4,5-6,5. Adapun menurut
Pertiwi (2008), dipilih dapar fosfat agar dapat mempertahankan pH pada rentang
5,8. Masukkan dalam wadah obat tetes hidung, dan diberikan etiket, bersihkan
sisa-sisa cairan obat tetes hidung yang masih melekat pada wadah dan dievaluasi.
Tetes hidung dibuat dalam jumlah kecil (10-25 mL) dalam botol gelas berwarna
bergalur dengan plastik penyegel dan penetes. Pabrik spray menyiapkan dalam
wadah tipe bertekanan (Tungadi, 2017).
Pada sediaan obat tetes hidung dilakukan evaluasi sediaan yang meliputi,
Uji organoleptis yaitu dengan melihat adanya perubahan warna, dan bau pada
sediaan tetes hidung, hasil yang didapat yaitu tidak ada perubahan warna dan bau
yang terjadi pada sediaan. Uji viskositas yaitu uji di bejana bulat, dan sudah
mengikuti bentuk bejana, hasil yang didapat viskositas tercapai. Uji kebocoran
yaitu diletakkan botol tetes hidung yang berisikan cairan dalam keadaan terbalik.
Tekanan atmosfer berikutnya kemudian menyebabkan cairan berpotensi masuk ke
dalam lubang dapat dilihat mengalami kebocoran pada bagian luarnya, hasil yang
didapat yaitu sediaan tidak mengalami kebocoran. Uji kejernihan yaitu dilakukan
pemeriksaan secara visual biasanya oleh seseorang yang memeriksa wadah bersih
dari luar dibawah penerangan cahaya yang baik, terhalang refleksi kedalam
matanya dan berlatar belakang hitam dan putih dengan rangkaian isi dijalankan
dengan suatu aksi memutar harus benar-benar bebas dari partikel kecil yang dapat
dilihat dengan mata, hasil yang didapat yaitu sediaannya jernih.
Kemungkinan kesalahan yang terjadi pada saat praktikum yaitu saat
menuangkan sediaan pada wadah tetes hidung, jika kurang hati-hati maka sediaan
akan tumpah dan akan mengurangi volume sediaan jadi dari obat tetes hidung.

Anda mungkin juga menyukai