Disusun Oleh :
Istighfarahriza Yunita Mariandi (202010230311474)
Dosen Pengampu :
Susanti Prasetyaningrum, M.Psi
Zakiyah Rahmani, S.Psi., M.Psi
Adthyatman Prabowo, S.Psi., M.Psi.
Asisten Laboratorium :
Bakhtiar
Danny Shevarivo Pratama
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Rancangan observasi kemandirian Bermain sebagai
salah satu tugas dari mata kuliah Observasi. dan salam tak lupa pula kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. yang telah mengantarkan kita kepada dinul
Islam, Beliaulah sang revolusioner sejati.
Rancangan Observasi Kemandirian Bermain ini dibuat dari hasil observasi dan wawancara
dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan suatu laporan yang bisa dipertanggung
jawabkan hasilnya. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Susanti Prasetyaningrum,
M.Psi dan Zakiyah Rahmani, S.Psi., M.Psi selaku Dosen mata kuliah psikologi observasi.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa Rancangan hasil observasi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan penyusunan Rancangan hasil observasi selanjutnya. Besar
harapan kami kiranya Rancangan hasil observasi ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 3
BAB I 5
PENDAHULUAN 5
1.1. Latar Belakang 5
1.2. Rumusan Masalah 6
1.3. Tujuan 6
BAB II 7
LANDASAN TEORI 7
2.1 Kemandirian 7
2.1.1 Pengertian Kemandirian 7
2.1.2 Aspek-Aspek Kemandirian 7
2.1.3 Faktor-faktor Kemandirian 8
2.1.4 Bentuk-Bentuk Kemandirian 8
2.2 Bermain 9
2.2.1 Pengertian Bermain 9
2.2.2. Tipe-tipe Permainan 9
2.2.3 Teori Bermain 10
BAB III 12
METODE ASESMEN 12
3.1 Metode Observasi 12
3.1.1 Definisi Operasional 12
3.1.2 Aspek, Indikator Perilaku, dan Target Perilaku 12
3.1.3 Jenis Observasi 14
3.1.4 Teknik Pencatatan Data 14
3.1.5 Alat yang Digunakan 14
3.1.6 Langkah Observasi 15
Langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum observasi yaitu : 15
3.1.7 Subjek Observasi 15
3.1.8 Observer 15
3.1.9 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 16
3.2 Metode Wawancara 16
3.2.1 Aspek, Indikator Perilaku, dan Pertanyaan Wawancara. 16
3.2.2 Jenis Wawancara 19
3.2.3 Langkah Wawancara 19
3.2.4 Subjek Wawancara 20
3.2.5 Interviewer 20
3.2.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 20
BAB IV 21
HASIL ASESMEN 21
4.1 Hasil Observasi 21
4.1.1 Gambaran Umum Subjek Observasi 21
4.1.2 Hasil Observasi 21
4.1.3 Kesimpulan 46
4.2 Hasil Wawancara 47
4.2.3 Kesimpulan 50
BAB V 51
PEMBAHASAN 51
BAB VI 53
PENUTUP 53
6.1 Kesimpulan 53
6.2 Evaluasi dan Saran 53
6.2.1 Evaluasi 53
6.2.2 Saran 53
DAFTAR PUSTAKA 54
LAMPIRAN 55
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
LANDASAN TEORI
2.1 Kemandirian
2.2 Bermain
Nama NIM
3.2.5 Interviewer
Pada penelitian ini akan dilakukan Interview oleh 5 Interviewer, yaitu :
Nama NIM
4.1.3 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama dua hari, Subjek
AZC merupakan anak laki-laki berusia enam tahun yang memiliki tingkat
kemandirian bermain yang tinggi, Subjek memenuhi semua subjek perilaku yang
mengindikasikan kemandirian bermain anak usia pra-sekolah. Subjek juga
merupakan anak yang memiliki kemampuan untuk beripikir baik dan kritis, AZC
memiliki kemampuan berimajinasi yang baik dan mampu menuangkannya ke
dalam permainan. AZC juga memiliki kemampuan memahami dan menyampaikan
dengan sangat baik. Ia juga tidak segan untuk mengajak orang lain disekitarnya
untuk berinteraksi. AZC juga tidak segan untuk menyampaikan keinginannya
kepada orang disekitar, dan mampu memahami instruksi dengan baik dan
memiliki rasa tanggung jawab akan barang-barang atau mainan yang telah ia
gunakan. Dari hasil observasi yang telah dilakukan AZC memenuhi tiga aspek
kemandirian yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
4.2 Hasil Wawancara
4.2.1 Deskripsi Hasil Wawancara
No. Aspek Data yang Relevan Interpretasi
1. Kognitif Berdasarkan hasil wawancara Anak memiliki
dengan subjek yang merupakan kemampuan
wali kelas dari AZC , AZC kognitif yang baik
memiliki kemampuan yang baik, sesuai dengan usia
serta pemahaman yang sesuai anak pra-sekolah.
dengan anak seusianya terlebih Dimana Anak
lagi ketika melakukan sebuah mampu untuk
permainan. Ia merupakan pribadi mengeksplorasi
yang cenderung pendiam sehingga apa yang ingin ia
perlu adanya interaksi dahulu agar ketahui, dan
dia mau menjelaskan apa yang memiliki
sedang ia mainkan, dan dia dapat kemandirian
menjelaskan apa yang sedang ia dalam hal berpikir.
mainkan dengan jelas. Dalam Anak ia telah
kesehariannya AZC dan anak menunjukkan
murid lainnya cenderung untuk perilaku
dibiarkan mengksplorasi mainan- kemandirian
mainan yang ada, dan tidak diberi dalam bermain,
batasan untuk melatih sejauh mana berhitung, dan
perkembangan kognitifnya. Jika menyampaikan
diibaratkan dari skala 1-5 sesuatu kepada
kekreatifan yang dimiliki oleh orang lain yang
AZC adalah 4. AZC juga mampu berhubungan
menghitung jumlah mainan yang dengan mainan
sedang ia mainkan sesuai dengan yang ia mainkan.
anak seusianya. Anak memiliki Anak memiliki
kelebihan dalam menghapalkan kelebihan dalam
surat-surat pendek, sehingga guru hal menghafal
dari AZC mengikutkan serta pada dibandingkan
lomba tahfidz dan menang dengan temannya hingga
predikat juara 1. dapat menjuari
komba tahfidz.
2. Afektif Keseharian anak di sekolah Anak memiliki
kebanyakan di habiskan untuk kemampuan
bermain, dimana anak afektif yang baik
menghabiskan waktu di sekolah dimana ia mampu
selama dua setengah jam mulai mengikuti
puku 07.00 WIB hingga 09.30 kegiatan
WIB. Waktu yang setiap harinya pembelajaran
anak gunakan untuk bermain dengan baik dan
4.2.3 Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara di atas dengan guru , AZC merupakan anak
yang cenderung pendiam namun tetap aktif, dan memiliki kemampuan kognitif
yang baik dalam berpikir, berhitung, menyampaikan pemikirannya. AZC juga
merupakan anak yang memiliki kemampuan yang baik dalam hal menghapal
khususnya dalam tahfidz al-qur’an. AZC juga merupakaan anak yang memiliki
kemampuan afektif sesuai dengan anak seusianya, ia mampu mematuhi peraturan
yang ada disekolah, serta mengekspresikan dirinya. Ia juga memiliki kemampuan
psikomotorik yang sangat baik untuk anak seusianya karena ia mampu untuk
membersihkan, mengemas, dll. berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan
maka dapat disimpulkan bahwa AZC memenuhi target indikator perilaku
kemandirian bermain sesuai dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dan
tidak memiliki hambatan dalam perkembangannya, sehingga dapat dikatakan ia
mandiri dalam bermain.
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil turun lapangan yang telah dilakukan selama dua kali,
AZC merupakan anak yang memiliki kemampuan kemandirian bermain yang
sangat baik, hal ini ditunjukka melalui perilaku yang muncul selama dilakukan
observasi selama dua hari ketika AZC melakukan permainan. Kegiatan turun
lapang dilakukan untuk mengetahui kemandirian bermain pada anak usia pra-
sekolah. Tipe-tipe permainan yang digunakan juga berfokus pada aspek bermain
menurut Sumaroka & Bornstein (Santrock,2011) yang mana anak bermain
permainan praktis seperti bermain lego dan balok, yang mana fungsinya agar anak
mampu mengembangkan keterampilan baru agar anak mampi menguasai fisik,
mental, dan mampu mengkoordinasi keterampilannya dalam bermain, anak juga
melakukan permainan sosial yang mana melibatkan interaksi sosial dengan teman
sebaya nya, serta memainkan permainan konstruktif dimana ketika ia bermain
lego dan balok ia bisa menyalurkan ide-ide yang ia pikirkan kedalam sebuah
konstruksi pada sebuah produk atau bahkan penyelesaian masalah seperti saat
AZC mampu membuat pesawat dengan lego, dan membuat mall menggunakan
balok.
Kemampuan kemandirian pada AZC ini memenuhi aspek sesuai dengan
Gea (dalam Ni'matuzahroh, & Prasetyaningrum, 2018) yakni aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif sendiri merupakan pandangan yang
memiliki hubungan denagn kemampuan individu dalam problem solving dan
kemandirian berpikir. AZC sendiri selama bermain menunjukkan adanya perilaku
yang masuk ke dalam aspek kognitif, dan dipresentasikan dari berbagai perilaku
yaitu ketika anak berhasil merangkai lego, dan mampu menjelaskan dengan jelas
mengenai bentuk apa yang telah ia buat. Ia juga dapat menghitung, menyusun
serta mengurutkan mainan yang sedang ia mainkan. AZC mampu berpikir
mengenai jalan keluar ketika ia menghadapi masalah saat bermain lego. Pada saat
ia bermain balok ia juga mampu mengelompok mainan-mainan yang telah ia
gunakan.
Aspek afektif sendiri merupakan suatu perasaan yang dimiliki individu
dalam memenuhi sesuatu ketika bermain. Dimana perilaku yang meliputi aspek
positif yakni AZC mau memilih mainan yang ia sukai, Mematuhi apa yang
diperintahkan oleh guru dan observer, AZC juga mengubah mainan sesuai dengan
bentuk yang ia inginkan sesuai dengan imajinasi yang ia miliki. AZC merupakan
anak yang patuh sehingga ia dapat melakukan instruksi dengan baik. Ia juga
memiliki keberanian untuk menyampaikan perasaanya mengenai apa yang ia
mainkan. Berdasarkan perilaku dari AZC maka ia memenuhi target perilaku aspek
afektif yang sesuai dengan usianya.
Dan aspek psikomotorik merupakan perilaku atau tindakan dimana
individu melakukan untuk memenuhi sesuatu, jika digambarkan pada perilaku
AZC ia mampu untuk membersihkan dan mengemas mainan yang telah ia
gunakan, membuat bentuk mainan, mengatur mainan yang ia gunakan agar terlihat
lebih cantik, dan mamou mengangkat dan mengambil barang secara mandiri. Hal
ini menunjukkan bahwasanya AZC memiliki kemampuan motorik yang baik dan
sudah sesuai dengan anak seusiannya.
AZC sendiri merupakan anak usia 6 tahun pada masa prasekolah yang
memiliki kemandirian yang baik, menurut Nuranisa dkk (2018) kemandirian anak
ini dipengaruhi oleh dua faktor baik berupa faktor internal dan eksternal. Ia
merupakan anak yang mampu mengontrol emosi dengan baik dan memiliki
kemampuan intelektual yang dapat terlihat ketika ia mencari jalan keluar saat lego
yang ia inginkan tidak dapat ia gunakan. Adapun juga pembiasaan yang dilakukan
oleh guru di sekolah dan juga orang tua menjadifaktor eksternal untuk AZC dalam
membentuk kemandirian bermain.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan
bahwa subjek memiliki kemampuan kemandirian bermain yang baik dan sudah
sesuai dengan aspek-aspek kemandirian bermain yakni kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Subjek mampu memenuhi target perilaku kemandirian bermain,
Serta tidak adanya hambatan perkembangan pada subjek baik mengenai kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Perkembangan kemandirian pada subjek sudah sesuai
dengan anak berusia 6 tahun dan sedang berada pada masa pra-sekolah.
6.2.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian observasi dan wawancara kemandirian
bermain anak dengan usia 4-6 tahun diharapkan dapat menambah wawasan bagi
pembaca selanjutnya. Adapun saran bagi penelitian selanjutnya yakni menyiapkan
peralatan perekaman agar hasil /data yang didapat lebih maksimal sehingga tidak
mempengaruhi peneliti dalam melakukan pencatatan mengenai aspek-aspek yang
dibutuhkan untuk diamati.
DAFTAR PUSTAKA
Danauwiyah, N. M., & Dimyati. (2021). Kemandirian Anak Usia
Dini di Masa Pandemi Covid19. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini, 6(2), 588-600. 10.31004/obsesi.v6i2.994
Das, S., Mandal, S. K. D., & Basu, A. (2021). Classification of
Action Verbs of Bloom’s Taxonomy Cognitive Domain: An Empirical
Study. Journal of Education, 1-13.
https://doi.org/10.1177/00220574211002199
Ester, & Giamulia, D. S. (2020). Metode Bermain Salah satu
Metode Pembelajaran Untuk Anak. Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan
Pendidikan Kristen), 3(1), 35-45.
https://jurnal.sttkn.ac.id/index.php/Veritas/article/view/103
Khadijah, & Armanila. (2017). Bermain dan permainan anak usia
dini. Perdana Mulya Sarana.
http://repository.uinsu.ac.id/8459/1/BERMAIN%20AUD.pdf
Nazariah, & Andrian, R. (2018). PENDEKATAN
KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN PADA
PROSES PEMBELAJARAN. Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan
Pembelajaran, 5(2).
https://ejournal.unmuha.ac.id/index.php/pedagogik/article/download/
589/65
Ni'matuzahroh, & Prasetyaningrum, S. (2018). OBSERVASI:
TEORI DAN APLIKASI DALAM PSIKOLOGI. UMMPress.
Nugraha, R., & Mirawati. (2019). PERMAINAN HURUF DAN
KATA SEBAGAI UPAYA STIMULASI KEMAMPUAN MEMBACA
PERMULAAN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Early
Childhood : Jurnal Pendidikan, 3 (2), 72-81.
Nuranisa, L., Triani, M., Hidayah, W. A., Aurelia, P. M., Sanusi,
D. A., Khoeriyah, N. N., Fatwa, E. F., & Khomaeny. (2018). PUZZLE
SEBAGAI MEDIA BERMAIN UNTUK MELATIH KEMANDIRIAN
ANAK USIA DINI. Jurnal Pendidikan : Early Childhood, 2(2a).
https://doi.org/10.35568/earlychildhood.v2i2a.286
Rochwidowati, N. S., & Widyana, R. (2016). PENINGKATAN
KEMANDIRIAN ANAK USIA PRASEKOLAH DENGAN
PEMBERIAN PENGUKUH POSITIF. 49-65. http://ejurnal.mercubuana-
yogya.ac.id/index.php/psikologi/article/view/348
Sa'diyah, R. (2017, April 1). PENTINGNYA MELATIH
KEMANDIRIAN ANAK. KORDINAT, XVI No.1, 31-46.
journal.uinjkt.ac.id/index.php/kordinat/article/view/6453/3949
Sari, D. R., & Rosyidah, A. Z. (2019). PERAN ORANG TUA
PADA KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI. Jurnal Pendidikan : Early
Childhood, 3(1). https://doi.org/10.35568/earlychildhood.v3i1.441
Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, R&D.
Bandung, Indonesia: CV Alfabeta.
LAMPIRAN
b. Hasil Rekaman
https://drive.google.com/file/d/1yfgBD_j2k7LLmhwjbGkG2-
bjCoDgPpg5/view?usp=sharing
https://drive.google.com/file/d/19Z0NCIDbn0p9t4-
SDdehxihpgqyrQoEm/view?usp=sharing
https://drive.google.com/file/d/
1LC1meOCsYV1SThYzaseCNHWF_ZWzfiuI/view?usp=sharing
c. Lampiran Foto
c. Lembar
Informed
Consent
https://
d rive.google.com/
f ile/d/
1 KfxE_MT0ODIP
x IkjIVs40Dlcie8m
Y Re_/view?
usp=sharing
d. Verbatim
1. Guide Interview
Opening
Selamat pagi Ibu, perkenalakn nama saya Istighfarahriza Yunita Mariandi dari
jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Pada kesempatan kali ini saya bertugas untuk mewawancarai salah satu wali
guru dari subjek observasi saya sebelumnya yang bernama Azid sebagai subjek
wawancara yang dimana hasil wawancara ini dipergunakan untuk menempuh
tugas dari mata kuliah wawancara ini, sebelumnya apakah Ibu bersedia untuk
menjadi subjek dalam kegiatan wawancara ini? .Untuk estimasi waktunya
sendiri kurang lebih 10 sampai 20 menit dengan tema kemandirian bermain
pada anak usia 4-6 tahun dengan dua puluh satu pertanyaan. Dalam penulisan
dan pelaporan hasil wawancara ini dapat dipermudah dengan media perekam
yang dapatt menjadi sumber data yang relevan untuk di kaji, apakah Ibu
bersedia?. Baik terima kasih Ibu sebelumnya, wawancara ini dapat kita
langsungkan saja.
Body
Aspek Indikator Pertanyaan
Closing
Mungkin sekian ini saja pertanyaan yang dapat saya ajukan. Sebelumnya saya
berterima kasih banyak kepada Ibu yang sudah bersedia menjadi subjek
wawancara saya dan memberi banyak informasi terkait pertanyaan yang saja
ajukan. Data ini akan saya gunakan untuk kepentingan tugas wawancara ini. Lebih
dan kurang saya mohon maaf apabila ada kesalahan dalam kegiatan kali ini. Sekali
lagi terima kasih ya bu.
P : Tadi kan sudah melakukan main sama Azid sama Eza, kira-kira ee di kesehariannya itu
Azid sama Eza itu apakah selalu bisa mejelaskan benda-benda sama mainan yang dia
mainkan atau ngga ?
S : Kebetulan Azid sama Eza bisa
P : Ohh bisa
S : Hmm
P : Disuruh cerita tentang benda-bendanya ini apa itu bisa ?
S : Bisa, semuanya mereka bisa. Kebetulan yang diambil yang mereka bisa.
P : Biasanya jelas gitu atau agak kurang gitu bu kalau misalkan disuruh jelaskan ini apa ee
agak yang belum tau atau asal nyeplos aja atau gimana ?
S : Mereka kosakatanya sudah ngerti mungkin mereka tinggal langsung jelaskan, kalo
kosakata yang baru itu masih bingung. Kan kita juga banyak mengenalkan.
P : Kalau misalkan ada maianan baru gitu bu atau ga mainan yang mungkin belum tau itu,
ee dia suka nanya ga sih bu, ini mainannya gimana atau ga gitu ini harus gimana mainnya
itu dia aktif bertanya atau harus dijelaskan dulu ?
S : Kalau disini itu jarang ada anak nanya itu jarang, mereka bereksplorasi sendiri. Ada ini,
ini bisa dipake untuk apa itu dia yang logika sendiri. Memang disini sistemnya seperti itu
dari pembelajarannya. Kayak in ikan anak-anak disuruh bangun, tapi bahannya disediakan
kan macem-macem, jadi dia mikir “oh ini bisa di pake untuk ini di pake untuk ini” jadi dia
tidak kalo pensil untuk menulis ngga hanya untuk nulis bisa dipake bangun.
P : jadi lebih meningkat eksplornya anak-anak
S : iya, bukan dari manfaatnya itu secara spesifik ya tapi dia bisa menggunakan itu untuk
hal-hal yang lain gitu, entah pensil itu di buat untuk bangun rumah atau apa
P : terus kalau untuk kemampuan menghitung kayak menghitung gampanglah mainan ini
jumlahnya ada berapa itu pasti bisakan
S : kalo dipastiin sudah pasti bisa, kalo spesifiknya saya kurang tau, tapi InshaAllah bisa
untuk Eza sama Azid
P : Kalau Azid itu kira-kira kalau ee dari sisi kreatifnya kalau misalkan dia lagi main gitu
bu kalau skala 1-5 menurut ibu berapa ?
S : Kalau dari kreatifnya ya, masih 4
P : Kalau Eza ?
S : Sama, kalau dia banyak ceritanya. Kalau Azid lebih banyak diemnya. Kalau sudah
waktunya baru dia
P : berarti Azid sama Eza itu disiri dari TK eh dari Playgroup ?
S : Kebetulan dari Playgroup dua-duanya.
P : Biasanya kalau misalkan dalam satu hari itu, mainnya itu berapa lama Bu ? Kalau
misalkan membiarkan adek-adeknya eksplor
S : Kalau main sentra bisa 90 menit. Sudah masuk waktunya mai sentra itu 90 menit. Satu
jam setengah
P : Biasanya ada ga waktu dimana Eza atau ga Azid itu gamau main gitu pernah gab u kira-
kira selama tiga tahun disini
S : Belum pernah
P : Kalau misalkan dikasih waktu 90 menit di sentra main, biasanya dia “duhh bu lagi
males gitu atau apa”
S : anak-anak kalau sudah bangun sudah selesai
P : Ohh, selalu ikut main ?
S : Selalu, dia antusiasnya tinggi
P : Biasanya kalo dari sentra-sentra yang paling disukai anak-anak itu sentra apa sih bu?
S : Tadi kalau yang Eza itu tadikan cerita bahan-bahan alam tadi
P : itu di atas berarti ?
S : Iya di atas
P : kalau Azid bisanya dimana bu
S : kalau Azid sempet ga ditanya anaknya
P : Tapi biasanya ee yang paling anak-anak excited banget itu mainnya
S : Semuanya
P : Semuanya, masa – masa main
S : Kan menarik bagi anak-anak. Kalau Eza tadi kan memang punya punya satu yang lebih
menarik tuh kan dari bahan alam tadi karena bahan-bahan alamnya ada batunya ada
pasirnya, macem-macem.
P : Biasanya kalau mainan kaya gini tuh ada pertimbangan khusus ga bu ? misalkan
dibeliin lego tu biar anak-anak bisa apa
S : kita kan pake steem, steem itu kan kita menyiapkan bahan, jadi bahan yang
sesungguhnya sama bahan yang tidak sesungguhnya. Nah itu tadi, kalau kita cari bahan
sesungguhnya dulu. Missal kita mau bikin apa atau kita siapkan bahan yang sesungguhnya
ditambah bahan yang kemungkinan tidak bisa di pake tapi dibalik itu kadang anak itu dia
bisa imajinasinya lebih banyak daripada kita kira, dia biasa bikin dengan bahan yang tidak
mungkin bisa. Mungkin pertimbangannya cuma di jumlah. Kalau muridnya 15, kita
menyiapkannya lebih dari 15.
P : Ohh heem , satu kelasnya sendiri rata-rata isinya berapa bu ?
S : Kalo untuk tahun ini 11,12 biasanya sampe 15 maksimal.
P : Itu satu, yang tadi satu kelas ?
S : Itu satu kelas hee, kan muter, biasanya 15.
P : eee ini, ee lama waktu di sekolah itu berapa lama bu ? mereka di sekolah berapa lama ?
S : Jam 7 sampai setengah 10.
P : ooh setengah sepuluh, berarti dua jam seteengah
S : heeh, 2 jam setengah.
P : Satu jamnya untuk kayak tadi ngaji.
S : iya, tadi 20 menit untuk lagu, terus ngaji, berapa yaa, gak apal hehe ada di RPP nya,
terus 90 menit untuk main sentra, terus 15 nenit untuk penutupan.
P : Penutupannya nanti balik lagi kesini begitu bu ?
S : endaak, di kelas masing-masing.
P : mm di kelas masing-masing
S : ya beres-beres dan recalling nya, 15 menit, pokoe 20 menitan lagu, 20 menitan ngaji.
P : Biasanya kalo Eza sama Azid main itu, kan biasanya mereka beresin sendiri ataau
perlu..?
S : Beresin sendiri
P : ohh beresin sendiri, tapi mereka pernah gak bu ngebiarin mainannya aja ?
S : Ya pernah, Cuma kan “Ayoo diberesin” gitu ya diberesin.
P : Oh tapi kalo misalkaan..
S : Mungkin kalo lagi gopoh sama temennyaaa gitu di taruh biasanyakan
P : Ohhhh tergantung kondisi ya , tapi biasanya kan kalo ibunya suruh mereka mau beresin
S : Karena dia juga terbiasa
P : ohhh hoo iya tadi diaa...
S : pulang begitu sudah bersihh
P : ohhh iyaa bersiin sendiri tadi..
S : Meskipun balok buuuanyak yang dipake ya diberesin
P : o yaudaa diberesin lagi..
S : iyaa
P : hooh hoooh
S : Pembiasaan dari awal
P : Apalagi disininya dari PG
S : Iya jadi sudah terbiasa
P : Ada cara khusus gak bu, misalkan nyuruh adek-adeknya gitu ee.. untuk beresin barang,
ngasih intruksi begitu , ada cara khusus ga? Atau ...
S : ini... misalkan dia gamau beres beres kasih konsekuennya , kalo gamau ya.. pasti besok
gak main gituu
P : ohh , konsekuensi ya berarti ya
S : sudah sih begitu ajaa. Tapi ya alhamdulillah se, gapernah sampe gak beresin
P : heeh...
S : palingan yang anak PG itu yang masiiih..
P : ohh ya masiih
S : kan usianya masih kecil
P : heem
S : Sebenernya dateng, mainan, waktunya masuk ya diberesin. Waktu anak-anak pulang
begitu pasti bersih
P : Di atas itu, sentra alam sama.. ?
S : Banyak, ada 4 Sentra Alam, Persiapan, IMTAQ, Bermain peran , Tapi bermain peran
hari ini kosooong
P : ohh kosooong, untung kita gadapet bermain peran
S : Besook .., Main perannya pura-pura apasee… pengelolaan pepayaa
P : oooo
S : Bikin Eskrim , Smoothed gituu
P : ooh , jadi bahannya itu ?
S : endak, pura-pura
P : ohh diaduk, pake cangkir gituu??
S : eee iyaa , jadi eksplorasi , ada bahan kaya gini dipake apa yaa
P : ohhh…. ,heeh hee ohh berarti dibagi yah buuuk, kaya siapa yang mau jadi penjualnyaaa
P : Oh jadi dalam satu tema itu dibagi lagi jadi ada yang ngolahnya, ada yang jualnyaa..
S : Jadikan ada 5 sentra, dan dibawah ini kebetulan ada budidaya pepaya, yang dimain
peran itu olahan , terus yang di bahan alam itu apa yooo, manfaat kayae, Kalo di
perlengkapan sama ini kaya bagian-bagian, jenis-jenis, kaya persiapan dan IMTAQ
P : ehmmm heeh heeh
S : Jadi mainnya di sesuaikan.
P : ehhh apa ini .., Kira-kira ada perbedaan ga bu ketikaa dalam membentuk kemandirian
bermain ini? kemandirian bermain mereka itu, mereka ini Azid sama di Eza Khususnya ?
S : Gaada sih, sesuai dari usianyaa itu sih. Sama pembiasaan sih. Jadi pembiasaan tuh
misalnya “ Bu, saya lagi ngetreng anak ini,supaya pembiasaan kemandirian beres-beres”
semua bu guru harus taat, harus sama, jadi kita gabisa disini dikencengi, disana itu engga.
jadi harus..
P : harus…
S : Harus kompak gitu…
P : Berarti semua guru memperhatikan satu persatu ya bu jadinya..
S : Iya.. semua guru kan kenal sama semua anak, karenakan kita muter, jadi ga TK Beee
semua sama guru itu kenaaal. Anaknya kenal semua guru, gurunya kenal semua anaak
P : Perlakuannya juga sama bu ?
S : Sama, Anak berkebutuhan khusus juga sama.. karena kitakan hanya menerimanya
sebagai sosialisasi dengan teman sebaya, kitakan gaada guru khusus, jadi harus dengan
embel-embel temoat dia terapi, kalo dia ga terapi kita gak berani, kan ada satu..
P : Ehmm heem heem , Gibran tadi yah bu.. Tapi kayanya dia suka main legoo
S : Gibran itu, hmm iya beneeer, mainnya lego yang warna biru ?
P : ohh biruu, ahh iya tadi dia main lego di depan hehehe pagi-pagi
S : Iyaa, belom bisa perbaiki juga..
P : Tapi kalo misalkan yang Gibran itu , mainnya tetep main bu ? maksudnya yang kek
sama temennya itu.
S : Iyaa , diajak main yah main. main… cuman yah mood nya dia kan beda sama yang lain,
dikasih taunya jugaa bedaa.
P : Lebih aktif gituu
S: Dan itu Gibran biasanya, “Bu Gibran Jangan dikendorin” kalo lagi bareng-bareng,
karena kalo sampe nangis pun harus tetep, karena itu pesen dari terapinya. Karena kita tetep
konsultasi ama terapinya
P : Ohh iya bener
P : Udah ini terakhir, Sebentar mencerna duluu hehe
S : hehehe kenapa ? bingung pertanyaannya ta ?
P : heheh iya bu mencerna dulu pertanyaan yang ini hehe
S : Pertanyaan dari sana ta itu ?
P : Kita yang merancang pertanyaannya buuu
S : Tapi bingung-bingung dewe hahah
P : Iya, setelah dirancang duluu baru di apa dii…. diajuin sama dosennya setelah udah acc
baru kita bisaa turun lapangaan gituu
P: kan rancangan sama di situasi dan kondisinya beda yah buu..
P : Azid sama Eza itu kalo misalkan dibandingkan samaa temen-temennya termasuk yang
gimana sih bu anaknya ?
S : Sama sih disini sebenernya, kalo Azid ituu, dia punya ini..apa diadisini itu kita strength
di hapalannya, dia sering ikut lomba di Tahfidznya
P : mmm Masyaallah
S : Kalo Eza ituu, ya itu tadi kan. sebenernya dia juga ikut,cuman kalo diajak, pernah kita
ikutkan lomba itu ngguyaa ngguyuuu gituu loo hehhehe
P : ohh iyaa hehehe anaknya gituu
S : iyaa celelekaan orangnyaa
P : ohh iya bener-bener, kaya yang cheerful bangeet.. tadi sholaat kakinya goyaaang-
goyaang
S : Habis ikut lomba fashion juara 1 ituuu , Ezaaa
P : ohh , Juara satu buu ? Lomba apa buu ?
S : Fashion..
P : Fashion show ??
S : iyaaa
P : ohh pantesaa, iya sih buuuu, cocok. Ekspresif. Tadi pas pertama pagi kita liaat ganteng
bangeet loo
S : iyaa, dia mirip sama mamanyaa, itu bundanyaa temenku sekolaaha duluu
S: Waktu ketemu pertamaa , loooh kamu lek sinii ta ? yowes aku tak nitip anakku
P : Gaya apa ? Masa gaya ninja, Ekspresif yah anaknya Eza ituu
S : Iya nggguanteng
P : Sukak ngobrol gituu …
S : ngecemess
P : hehehehe , terus tadi dia bilaang “capek aku ngomong terus”.
S : yang tadi hehe “ aku capek loo ngomong teros, tadi ada divideonyaa , diyang terakhir
nanti tak kirimin
P : Kalo si Azid itu dia tipe yang lebih diem gitu ya ?
S : iya kalo Azid itu tipe yang gak banyak omong , tapi kalo ada yang tanya yah dijawab