Anda di halaman 1dari 11

PENGETAHUAN TIM SEARCH AND RESCUE (SAR) TENTANG TRIAGE PRE-HOSPITAL

PADA KORBAN BENCANA DI BASARNAS MEDAN TAHUN 2019

SAHAYANI SARAGIH
Jurusan Keperawatan Poltekes Kemenkes Medan

Abstrak

Triage Pre-Hospital atau pra-rumah sakit merupakan tindakan penyelamatan pasien yang
tengah mengalami gangguan medical ataupun trauma. Triage adalah proses khusus memilah
korban berdasarkan beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat
darurat serta transportasi. Tujuan umum dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pengetahuan Anggota Tim SAR tentang Triage Pre-Hospital Pada Korban Bencana
di BASARNAS Medan Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metodde Deskriptif dengan
desain Cross Sectional. Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini adalah dengan Total
Sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 responden yang bekerja di
BASARNAS Medan Tahun 2019. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden
memiliki pengetahuan baik tentang triage pre-hospital yaitu sebanyak 24 orang (60.0%),
responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 14 orang (35.0%) dan responden yang
memiliki pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (5.0%). Pengetahuan Tim Search And Rescue
(SAR) Tentang Triage Pre-Hospital Pada Korban Bencana di BASARNAS Medan Tahun 2019
sebagian besar dalam kategori Baik.
Kata Kunci : Triage Pre-Hospital, Pengetahuan, Tim Seacrh And Rescue (SAR)

PENDAHULUAN terakhir dilanda banjir bandang. Sejak tahun


2003 hampir setiap tahun air masih
Latar Belakang menggenangi permukiman penduduk,
Bencana diartikan sebagai peristiwa kantor-kantor pemerintahan dan daerah
atau rangkaian peristiwa yang mengancam pertanian. Namun, banjir terparah terjadi
dan mengganggu kehidupan dan pada tahun 2003, 2006, 2013, 2014 dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan 2015. Artinya sudah 5 kali banjir bandang
baik oleh faktor alam atau non alam terjadi di Kabupaten Langkat. Menurut data
maupun faktor manusia sehingga Badan Penanggulangan Bencana (BPBD)
mengakibatkan timbulnya korban jiwa Kabupaten Langkat kerugian yang
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian disebabkan banjir tersebut sangat
harta benda, dan dampak psikologis (Ardia signifikan. Dimulai dari banjir pertama,
Putra, dkk. 2016). Bencana alam adalah terjadi pada November 2003 menyebabkan
peristiwa luar biasa yang dapat 300 orang meninggal. Banjir kedua terjadi
menimbulkan penderitaan yang luar biasa pada Desember 2006 menyebabkan 17.000
pula bagi yang mengalaminya, hal tersebut warga mengungsi dan 6 warga meninggal
akan menimbulkan luka, cedera, dan dunia. Ketiga, banjir yang terjadi pada
dampak psikologis atau kejiwaan (Chopra & Oktober 2013 mengakibatkan sekitar 3.530
Venkatesh, 2015). rumah penduduk tergenang air. Banjir
Provinsi Sumatera Utara, yaitu keempat terjadi pada September 2014
Kabupaten Langkat dalam beberapa tahun menyebabkan 5 kecamatan tergenang

1
setinggi 100 cm. Dan Kelima terjadi pada Triage Pre-Hospital sebanyak 40 orang
Januari 2015 banjir setinggi 50-70 cm yang yaitu menangani korban bencana alam,
mengakibatkan 5.293 rumah tergenang air kecelakaan kapal, kecelakaan pesawat dan
dan 1 orang meninggal dunia (Anwar segala kondisi yang membahayakan nyawa.
Saragih, 2016).
Badan Search And Rescue Nasional
(BASARNAS) adalah lembaga pemerintah
METODE PENELITIAN
yang bergerak di bidang pencarian dan
pertolongan (Search And Rescue) yang
Jenis dan Desain Penelitian
awalnya berada di bawah departemen
Adapun jenis penelitian ini merupakan
perhubungan, dalam melaksanakan tugas
utamanya memerlukan dukungan dan penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu
partisipasi dari semua pihak dalam
suatu metode penelitian yang dilakukan
memanfaatkan berbagai fasilitas sarana,
prasarana, personil dan material yang dengan tujuan utama untuk memberi
dimiliki berbagai instansi pemerintah,
gambaran atau deskripsi tentang suatu
swasta, organisasi dan masyarakat.
BASARNAS memiliki tugas dalam keadaan secara objektif (Notoatmodjo,
menyelanggarakan urusan pemerintah di
2010)
bidang pencarian dan pertolongan (search
and rescue) serta memberikan bantuan
dalam penanggulangan bencana dan Desain penelitian yang digunakan
musibah lainnya sesuai dengan peraturan adalah desain Cross Sectional, yaitu suatu
SAR Nasional dan Internasional
(BASARNAS, 2014). mode yang merupakan rancangan
Kesiapsiagaan di bidang bencana penelitian dengan melakukan pengukuran
perlu ditunjang dari berbagai hal, salah
satunya adalah dengan baiknya sistem dan pengamatan disaat yang bersamaan
triage. Triage adalah cara pemilahan atau sesekali waktu (Notoatmodjo, 2010)
penderita berdasarkan kebutuhan terapi
dan sumber daya yang tersedia. Terapi Lokasi dan Waktu Penelitian
didasarkan pada keadaan ABC ( Airway, Lokasi penelitian ini dilakukan di
dengan cervical spine control, Breathing Kantor BASARNAS Medan, dan Waktu ini
dan Circulation dengan control dilakukan pada bulan Januari sampai
pendarahan). Triage berlaku untuk dengan Februari 2019
pemilahan penderita baik di lapangan .
maupun di Rumah Sakit (Meggy, dkk. Populasi dan Sampel
2017). Triage merupakan salah satu
kegiatan yang paling penting di dalam Populasi adalah keseluruhan subjek
manajemen korban massal. Triage dalam penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti
bencana massal membutuhkan metode semua elemen yang ada dalam wilayah
yang cepat dan efektif, karena pada penelitian (Notoatmodjo, 2010). Adapun
keadaan ini biasanya surveillans lebih yang menjadi populasi pada penelitian ini
banyak daripada petugas kesehatan dan adalah anggota Tim SAR Kota Medan yang
juga sumber daya peralatan (Ardian, 2018). bertugas langsung ke lapangan tempat
Berdasarkan survei pendahuluan kejadian bencana/musibah pada tahun
yang dilakukan peneliti di kantor 2019 yaitu 40 orang.
BASARNAS Kota Medan di dapatkan hasil
bahwa jumlah anggota Tim Search And
Rescue (SAR) tahun 2019 yang terjun ke
lapangan dan sudah pernah melakukan

2
Sampel merupakan objek yang diteliti b. Anggota Tim Seacrh And
dan dianggap mewakili seluruh populasi. Rescue (SAR) di kantor
Sampel pada penelitian ini adalah BASARNAS Kota Medan yang
menggunakan teknik total sampling mendapat tugas ke luar kota
(Notoatmodjo, 2012), yaitu teknik c. Anggota Tim Search And Rscue
penentuan sampel bila semua anggota (SAR) di Kantor BASARNAS
populasi digunakan sebagai sempel. Kota Medan yang tidak bersedia
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 menjadi responden.
orang.
Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Dengan kriteria inklusi : Untuk memperoleh data yang relevan

a. Anggota Tim Search And dengan masalah yang diteliti, maka jenis

Rescue (SAR) di kantor data yang digunakan adalah :

BASARNAS Kota Medan a. Data Primer


b. Bersedia menjadi responden Data primer adalah data yang diperoleh
c. Anggota Tim Search And langsung dari responden dengan melalukan
Rescue (SAR) di kantor wawancara dan membagikan kuesioner,
BASARNAS Kota Medan meliputi nama, umur, pendidikan, lama
dengan usia ≥ 20 tahun bekerja dan pengetahuan Tim Search And
d. Anggota Tim Search And Rescue (SAR) tentang triage pre-hopital
Rescue (SAR) di kantor
b. Data Sekunder
BASARNAS Kota Medan
dengan pendidikan terakhir Data sekunder adalah data yang
minimal SMA/SMK diperoleh dari BASARNAS Medan dan
e. Anggota Tim Search And jumlah relawan yang ada di BASARNAS
Rescue (SAR) di kantor Medan
BASARNAS Kota Medan
Metode pengumpulan data dilakukan
dengan lama bekerja ≥ 1 tahun
dengan menyebarkan kuesioner sebagai
alat ukur, yaitu daftar pertanyaan yang
Kriteria Eksklusi :
diberikan kepada responden. Pengumpulan
a. Anggota Tim Search And data ini dilakukan terlebih dahulu
Rescue (SAR) di kantor memperkenalkan diri, tujuan penelitian dan
BASARNAS Kota Medan yang memberikan kuesioner berbentuk mutiple
sedang cuti choice untuk diisi dan akan dikumpul

3
kembali untuk diperiksa kelengkapannya .
Analisis Data
(Notoatmodjo, 2012)
a. Analisa Univariat
Pegolahan Data Analisa Univariat digunakan untuk
Langkah-langkah pengolahan data menurut mendekskripsikan karakteristik
(Notoatmodjo, 2012) adalah sebagai masing-masing variabel yang diteliti.
berikut : Data karakteristik responden yaitu

a. Editing pengetahuan Tim search and rescue

Melakukan pengecekan (SAR) tentang penatalaksanaan

kelengkapan, ketepatan, kebenaran triage pre-hospital: umur,

pengisian pada data yang telah pendidikan, dan lama bekerja.

terkumpul. Bila terdapat kesalahan Penguji masing-masing variabel

atau kekeliruan dan kekurangan dilakukan dengan metode distribusi

dalam pengumpulan data akan frekuensi yang diinterpresentasikan

diperbaiki dengan memeriksa dan berdasarkan hasil yang diperoleh.

dilakukan ulang.
b. Coding
P= X 100%
Coding atau pemberian kode pada
setiap data yang termasuk dalam
kategori yang sama. Kode adalah Keterangan :
isyarat yang dibuat dalam bentuk P = Persentase
angka-angka, huruf-huruf yang f = Frekuensi yang diamati
memberikan petunjuk atau identitas n = Jumlah responden yang menjadi
pada suatau informasi atau data sampel
yang akan dianalisa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
c. Entry Data
Mengisi kolom-kolom atau kotak- Hasil Penelitian
Dari kuesioner yang telah
kotak lembar kode atau karu kode disebarkan kepada 40 orang Anggota Tim
sesuai jawaban masing-masing SAR Kota Medan pada Bulan Februari
Tahun 2019 maka diperoleh data, kemudian
diolah dan dianalisa serta disajikan dalam
d. Tabulating bentuk tabel distribusi frekuensi seperti di
bawah ini :
Membuat tabel data, sesuai dengan
tujuan penelitian atau yang
diinginkan peneliti.

4
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden
1. Tabel Frekuensi Berdasarkan Lama Bekerja di
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden BASARNAS Medan Tahun 2019
Berdasarkan Umur di BASARNAS NO Lama Bekerja Frekuensi Persen (%)
Medan Tahun 2019.
1 1-5 Tahun 13 32.5%
No Umur Frekuensi Persen (%)
2 6-10 Tahun 18 45.0%

1 20-30 Tahun 23 57.5% 3 >10 Tahun 9 22.5%

2 31-40 Tahun 14 35.0% Total 40 100%

3 >40 Tahun 3 7.5% Berdasarkan Tabel 3 di atas menunjukkan


bahwa mayoritas responden berdasarkan
Total 40 100% lama bekerja yaitu selama 6-10 Tahun
sebanyak 18 orang (45.0%).

Berdasarkan Tabel 1 di atas menunjukkan Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden


bahwa mayoritas responden berdasarkan Berdasarkan Pengetahuan Tentang
umur yaitu 20-30 tahun sebanyak 23 orang Triage Pre-Hospital Pada Korban
(57.5%). Bencana di BASARNAS Medan Tahun
2019
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pendidikan di BASARNAS No Pengetahuan Frekuensi Persen
Medan Tahun 2019 (%)
No Pendidikan Frekuensi Persen(%)
1 Baik 24 60.0%
1 SMA 10 25.0%
2 D-III 15 37.5% 2 Cukup 14 35.0%

3 S1 15 37.5% 3 Kurang 2 5.0%

Total 40 100% Total 40 100%

Berdasarkan Tabel 2 di atas menunjukkan Berdasarkan Tabel.4 di atas menunjukkan


bahwa mayoritas responden berdasarkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan
pendidikan yaitu D-III sebanyak 15 (37.5%) responden berdasarkan pengetahuan
dan S1 sebanyak 15 orang (37.5%). adalah Baik dengan jumlah responden 24
orang (60.0%).

2. Tabulasi Silang

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Triage Pre-Hospital Pada


Korban Bencana Berdasarkan Umur di BASARNAS Medan Tahun 2019

No Umur Pengetahuan Total

Baik % Cukup % Kurang % F %

5
1 20-30 Tahun 10 25.0% 11 27.5% 2 5.0% 23 57.5%

2 31-40 Tahun 12 30.0% 2 5.0% 0 0% 14 35.0%

3 >40 Tahun 2 5.0% 1 2.5% 0 0% 3 7.5%

Total 24 60.0% 14 35.0% 2 5.0% 40 100%

Berdasarkan table 5 di atas terlihat bahwa pengetahuan Tim SAR tentang triage pre-hospital di
BASARNAS Medan tahun 2019 mayoritas berada pada rentang umur 31-40 tahun sebanyak
12orang (30.0%) dengan pengetahuan baik.

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Triage Pre-Hospital Pada


Korban Bencana Berdasarkan Pendidikan di BASARNAS Medan Tahun 2019

No Pendidikan Pengetahuan Total

Baik % Cukup % Kurang % F %

1 SMA 3 7.5% 5 12.5% 2 5.0% 10 25.0%

2 D-III 11 27.5% 4 10.0% 0 0% 15 37.5%

3 S1 10 25.0% 5 12.5% 0 0% 15 37.5%

Total 24 60.0% 14 35.0% 2 5.0% 40 100%

Berdasarkan tabel 6 di atas terlihat bahwa pengetahuan Tim SAR tentang Triage pre-hospital di
Basarnas Medan tahun 2019 mayoritas berada pada tingkat pendidikan terakhir yaitu D-III
sebanyak 11 orang (27.5%) dengan pengetahuan baik

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Triage Pre-Hospital Pada


Korba Bencana Berdasarkan Lama Bekerja di BASARNAS Medan Tahun 2019
No Lama Bekerja Pengetahuan Total

Baik % Cukup % Kurang % F %


1 1-5 Tahun 5 12.5% 6 15.0% 2 5.0% 13 32.5%

2 6-10 Tahun 11 27.5% 7 17.5% 0 0% 18 45.0%

3 >10 Tahun 8 20.0% 1 2.5% 0 0% 9 22.5%

6
Total 24 60.0% 14 35.0% 2 5.0% 40 100%

Berdasarkan tabel 7 di atas terlihat bahwa pengetahuan Tim SAR tentang triage pre-hospital di
Basarnas Medan tahun 2019mayoritas waktu lamanya responden bekerja 6-10 tahun sebanyak
11 orang (27.5%) denganpengetahuan baik

5.2 Pembahasan responden (27.5%), sedangkan anggota


Tim SAR Kota Medan yang berumur >40
1. Pengetahuan Responden
Berdasarkan Umur tahun memiliki tingkat pengetahuan baik
dilihat dari 2 responden (5.0%)
Umur adalah usia individu yang
terhitung mulai saat dilahirkan sampai Penelitian yang didapatkan
berulang tahun. Semakin cukup umur, menunjukkan kesesuaian dimana anggota
tingkat kematangan dan kekuatan Tim SAR Kota Medan yang berumur
seseorang akan lebih matang dalam rentang 31-40 tahun dapat mempengaruhi
berpikir dan bekerja (Wawan & Dewi, tingkat pengetahuan yang lebih baik tentang
2017).Tahapan dewasa dibagi menjadi tiga triage pre-hospital pada korban bencana,
yaitu dewasa awal (21-34 tahun), dewasa hal ini dibuktikan adanya kematangan pola
tengah (35-64 tahun) dan dewasa akhir pikir seseorang dan sudah mempunyai
(>65 tahun) (Vicky Setiarini, dkk. 2018). pengalaman yang cukup banyak dalam
Umur merupakan salah satu faktor yang melakukan pekerjaan tetapi tidak menutup
dapat mempengaruhi pengetahuan dalam kemungkinan bahwa anggota Tim SAR
perubahan proses pola pikir dan fisik Kota Medan yang berumur dengan rentang
seseorang, makin tua umur seseorang 20-30 tahun memiliki tingkat pengetahuan
makin banyak pengalaman yang diperoleh cukup disebabkan karena pada usia muda
dalam kehidupan sehari-hari (Notoadmojo, juga memiliki kreatifitas dan mampu
2017). mengembangkan pemikirannya menjadi
lebih baik.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
dilihat bahwa anggota Tim SAR Kota Hasil penelitian terkait umur ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Medan yang berumur dengan rentang 31-40
Vicky Setiarini, dkk. (2018) dimana
tahun memiliki tingkat pengetahuan baik pengetahuan baik lebih banyak dimiliki oleh
responden dengan tahap usia dewasa awal
dilihat dari 12 responden (30.0%), anggota
yaitu sebanyak 10 responden (32.2%)
Tim SAR Kota Medan yang berumur dibandingkan dewasa menengah, ia juga
menyebutkan bahwa usia dewasa awal
dengan rentang 20-30 tahun memiliki
merupakan tingkat usia produktif dalam
tingkat pengetahuan cukup dilihat dari 11 bekerja sehingga dapat melakukan
berbagai tindakan.

7
2. Pengetahuan Responden mempengaruhi pengetahuan yang bisa
Berdasarkan Pendidikan
memunculkan potensi seseorang, potensi
Pendidikan berarti bimbingan yang
diberikan seseorang terhadap penuh akan muncul terhadap seiring
perkembangan orang lain menuju ke arah
berjalannya waktu sebagai tanggapan
cita-cita tertentu yang menentukan
manusia untuk berbuat dan mengisi terhadap bermacam-macam pengalaman.
kehidupan untuk mencapai kesemalamat
Dengan pengalaman yang didapatkan
dan kebahagiaan. Pada umumnya makin
tinggi pendidikan seseorang maka semakin seseorang akan lebih tanggap dan terampil
mudah pula untuk menerima informasi
serta mampu melaksanakan tugas
(Notoatmodjo, 2017).
Berdasarkan penelitian ini dapat dilihat pekerjaannya. Semakin lama seseorang
bahwa Anggota Tim SAR Kota Medan yang
bekerja maka semakin banyak kasus yang
memiliki pendidikan terakhir SMA memiliki
tingkat pengetahuan yang cukup dilihat dari ditanganinya sehingga meningkat
5 responden (12.5%), Anggota Tim SAR
pengalamannya dan semakin bertambah
Kota Medan yang memiliki pendidikan
terakhir D-III memiliki tingkat pengetahuan pengetahuannya, sebaliknya singkat
yang baik dilihat dari 11 responden (27.5%)
seseorang bekerja maka semakin sedikit
dan Anggota Tim SAR Kota Medan yang
memiliki pendidikan terakhir S1 memiliki kasus yang ditanganinya kemudian
pengetahuan yang lebih baik juga dilihat
pengalaman dan pengetahuan tidak
dari 10 responden (25.0%).
Ditinjau dari faktor pendidikan semakin bertambah.
tinggi tingkat pendidikan Anggota Tim SAR
semakin tinggi juga tingkat Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
pengetahuannya tentang triage pre-
hospitaldan dapat menambah wawasan, dilihat bahwa Anggota Tim SAR Kota
sebaliknya semakin rendah tingkat Medan yang memiliki lama kerja 1-5 tahun
pendidikan seseorang semakin sedikit pula
pengetahuan yang dimilikinya. Hasil memiliki tingkat pengetahuan yang cukup
penelitian yang didapatkan bahwa dilihat dari 6 responden (15.0%), Anggota
mayoritas yang berpengetahuan baik yaitu
responden dengan pendidikan D-III. Tim SAR Kota Medan yang memiliki lama
Hasil penelitian terkait dengan kerja 6-10 tahun memiliki tingkat
pendidikan ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Vicky pengetahuan yang baik dilihat dari 11
Setiarini, dkk.(2018) dimana responden responden (27.5%), sedangkan Anggota
yang berpengetahuan baik lebih banyak
dimiliki responden yang berpendidikan D-III Tim SAR Kota Medan yang memiliki lama
yaitu sebanyak 10 orang (32.3%). Peneliti kerja >10 tahun memiliki tingkat
mengatakan bahwa lulusan diploma dan
sarjana muda merupakan sumber daya pengetahuan yang baik dilihat dari 8
yang paling signifikan dalam dunia kerja. responden (20.0%).

3. Pengetahuan Responden Jika dikaitkan antara teori dengan


Berdasarkan Lama Kerja
Pengalaman (lama kerja) seseorang hasil penelitian yang didapatkan, hal ini
adalah salah satu faktor yang dapat menunjukkan kesesuaian dimana Anggota

8
Tim SAR Kota Medan yang memiliki lama 4. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini
kerja 6-10 dan >10 tahun salah satu faktor
terjadi setelah orang mengadakan
yang dapat mempengaruhi pengetahuan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terhadap objek
seseorang dan memiliki hasil tingkat
terjadi melalui panca indera manusia yakni
pengetahuan baik hal ini dikarenakan penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba (Wawan dan Dewi, 2017).
mereka mempunyai pengalaman lebih
Dari hasil penelitian di atas dapat
banyak dalam menangani masalah gawat disimpulkan bahwa dari 40 orang yang
menjadi responden yang bertugas di
darurat, tetapi juga tidak menutup
BASARNAS Medan memiliki pengetahuan
kemungkinan bahwa Anggota Tim SAR yang baik tentang Triage Pre-Hospital yaitu
sebanyak 24 orang (60.0%), responden
Kota Medan yang memiliki lama kerja 1-5
yang memiliki pengetahuan cukup
tahun memiliki tingkat pengetahuan yang sebanyak 14 orang (35.0%) dan responden
yang memiliki pengetahuan kurang
cukup hal ini dikarenakan adanya proses
sebanyak 2 responden (5.0%).
belajar dalam pekerjaan sehingga dapat Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Vicky Setiarini, dkk
meningkatkan pengetahuan.
(2018) yang mengatakan bahwa
pengetahuan tidak hanya diperoleh dari
Hasil penelitian terkait dengan lama bangku pendidikan namun juga dapat
bekerja sejalan dengan penelitian yang diperoleh dari informasi langsung seperti
berdiskusi dan informasi tidak langsung
dilakukan oleh Vicky Setriani, dkk (2018) seperti membaca informasi dari artikel.
dimana responden yang berpengetahuan
baik lebih banyak dimiliki responden dengan KESIMPULAN DAN SARAN
lama bekerja >5 tahun yaitu sebanyak 9
6.1 Kesimpulan
orang (29.0%). Peneliti mengatakan bahwa
Berdasarkan hasil analisis dan
pengalaman bekerja merupakan salah satu
pembahasan hasil penelitian mengenai
sumber pengetahuan atau suatu cara untuk
Pengetahuan Tim Search And Rescue
membuktikan pengetahuan yang telah
(SAR) Tentang Triage Pre-Hospital Pada
dimiliki seseorang. Melalui lama bekerja
Korban Bencana di BASARBAS Medan
seseorang dapat memperoleh pengetahuan
Tahun 2019 dapat diambil kesimpulan :
baik secara langsung maupun tidak
langsung serta melalui lama bekerja atau 1. Mayoritas responden yang

pengalaman seseorang dapat memperoleh berpengetahuan baik sangat

hal-hal baru , hal-hal baru yang didapati dipengaruhi oleh umur, pendidikan dan

saat bekerja dapat menambah lama bekerja. Dimana semakin tua

pengetahuannya dalam mengerjakan umur responden maka pengetahuan

pekerjaan tersebut. yang dimilikinya semakin baik pula,


semakin tinggi pendidikan yang dimiliki

9
oleh responden maka pengetahuan 2. Bagi peneliti
yang dimilikinya semakin baik pula, Agar dapat meneliti dan mengetahui
serta semakin lama responden bekerja tingkat pengetahuan Anggot Tim SAR
maka pengetahuan yang dimilikinya tentang triage pre-hospital pada
semakin baik pula. korban bencana.
2. Berdasarkan hasil kuesioner,
pengetahuan responden yang baik 3. Bagi institusi
yaitu sebanyaj 24 responden, yang 4. Agar dapat dijadikan sebagai bahan
memiliki pengetahuan cukup yaitu referensi kepustakaan guna
sebanyak 14 responden dan yang menambah pengetahuan mahasiswa
memiliki pengetahuan kurang yaitu tentang triage pre-hospital pada
sebanyak 2 responden. korban bencana.
3. Hasil penelitian yang saya lakukan ini 5. Bagi peneliti selanjutnya
membuktikan bahwa pengetahuan Hasil penelitian ini dapat dijadikan
seseorang sangat dipengaruhi oleh bahan penelitian lebih lanjut dengan
umur, pendidikan dan lama bekerja, hal jumlah responden yang lebih banyak
ini sejalan dengan teori yang sudah lagi dan untuk menambah wawasan
ada. bagi peneliti tentang triage pre-
hospital pada korban bencana.
6.2 Saran
Setelah melakukan penelitian
tentang Pengetahuan Tim Search And Daftar Pustaka
Rescue (SAR) Tentang Triage Pre-hospital
Pada Korban Bencana di BASARNAS Ardian. 2018. Pengaruh Simulasi
Kesiapsiagaan Bencana Terhadap
Medan Tahun 2019 : Kemampuan Analisis Triage Dengan
Metode S.T.A.R.T. Pada Mahasiswa
1. Bagi Anggota Tim SAR Kota Medan
Jurusan Keperawatan Poltekkes
Agar lebih meningkatkan Kemenkes Surakarta. Artikel Ilmiah
pengetahuan dan jenjang pendidikan
Aryono dan Achmad. 2016.
bagi Anggota Tim SAR Kota Medan Kegawatdaruratan dan Bencana.
yang memiliki tingkat pendidikan Jakarta: Rayyana Komunikasindo
terkahir SMA sehingga lebih dapat
BASARNAS. Tim Kecil Basarnas. 2014.
meningkatkan pengetahuan masing- Goes To School Kelembagaan dan
masing individu anggota Tim SAR Manajemen SAR. BADAN SAR
NASIONAL
Kota Medan.

10
Hanum, Masitha. 2016. Perilaku Menolong
Relawan Spontan Bencana Alam. Notoatmodjo. 2017. Metodologi Penelitian
GADJAH MADA JOURNAL OF Kesehatan. Jakarta: Rineka
PSYCOLOGY, vol.2, no.1 Cipta

Joice & Konny. 2014. Gambaran Putra, Ardia, dkk. 2016. Peran dan
Pengetahuan Perawat Pelaksana Kepemimpinan Perawat Dalam
Dalam Penanganan Pasien Gawat Manajemen Bencana Pada Fase
Darurat Di Ruang IGDM BLU RSUP. Tanggap Darurat. Idea Nursing
Prof. Dr. Kandou Manado. Jurnal
JUIPERDO, VOL. 3, NO. 2
Saragih, Anwar. 2016. Model
Kalpana, dkk. 2016. Efektivitas Pelatihan Penanggulangan Bencana di
Bencana Pre Hospital Gawat Kawasan Taman Nasional Gunung
Darurat Dalam Peningkatan Efikasi Leuser Dalam Perspektif Politik
Diri Kelompok Siaga Bencan dan Ekologi. POLITIKA, Vol.7, No.1
Non Siaga Bencana Mahasiswa
Stikes Perintis Padang. Jurnal Ilmu Sartono, dkk. 2016. Basic Trauma Cardiac
Kebencanaan (JIKA), Volume 3, Life Support. GADAR Medik
No.1 Indonesia. Bekasi Selatan

Manurung, Yusuf M. 2017. Meletus Lagi, Sastra, Didik. 2018. Dinding Pondok
Gunung Sinabung Luncurkan Awan Pemandian Roboh, 7 Tewas. Surat
Panas 4,6 Km. Kabar Harian Analisa , (3 Desember
https//nasional.tempo.com (akses 27 2018), hlm.1.
Desember 2017)
Setiarini, Vicky. 2018. Identifikasi
Mardalena, Ida. 2017. Asuhan Keperawatan Pengetahuan Perawat Gawat
Gawat Darurat. Yogyakarta: Pustaka Darurat Tentang Triage. JOM Fkp,
Baru Press Vol.5 No. 2.

Meggy, dkk. 2017. Hubungan Ketepatan Suhendro, Oka. 2013. Kajian


Pelaksanaan Triase Dengan Tingkat Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam
Kepuasan Keluarga Pasien di Mitigasi Bencana Tanah Longsor
Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. di Desa Tipar Kidul Kecamatan
DR. R. D.Kandou Manado. e-journal Ajubarang Kabupaten Banyumas.
Keperawatan (e-Kp) vol.5, no.1 FKIP UMP

Munandar, A. & Wardaningsih, S. 2018.


Wawan & Dewi. 2017. Teori & Pengukuran
Kesiapsiagaan Perawat Dalam
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia.
Penatalaksanaan Aspek Psikologis
Akibat Bencana Alam. Jurnal Nuha Medika. Yogyakarta
Keperawatan, volume 9, nomor 2

11

Anda mungkin juga menyukai