Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA


2021

ANALISIS FAKTOR KETERAMPILAN TRIAGE BENCANA PADA ANGGOTA


BASARNAS SURAKARTA

Dany Dewanto1) Ika Subekti Wulandari2) Gatot Suparmanto3)


1)
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Universitas Kusuma
Husada Surakarta
dannydewanto98@gmail.com
2,3)
Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Universitas Kusuma
Husada Surakarta
ika@ukh.ac.id
masgat@yahoo.co.id

ABSTRAK

Triage Bencana adalah proses pemilahan penderita berdasarkan tingkat


keparahannya. di dalam kebencanaan. Keterampilan penolong dalam
melaksanakan triage bencana dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain
pengetahuan penolong tentang triage, usia, tingkat pendidikan, lama kerja dan
pengalaman. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan
dengan pelaksanaan Triage bencana pada anggota Basarnas Surakarta.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitic dengan rancangan penelitian
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang yang masih
terdaftar aktif sebagai anggota Basarnas Pos SAR Surakarta. Penelitian dilakukan
dari bulan Mei hingga bulan Juni 2021. Dengan surat keterangan layak etik
No.052/UKH.L.02/EC/IV/2021. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner dan
lembar observasi. Teknik sampel penelitian adalah total sampling dengan jumlah
sampel 32 responden. Uji Analisis data menggunakan uji Spearman rank.
Hasil dari uji Spearman rank faktor yang berhubungan dengan
pelaksanaan triage bencana adalah faktor lama kerja, dengan p value 0,042
(p<0,05). Hasil koefisien corelasi 0,362 yang artinya kekuatan corelasi rendah.
Dan faktor tingkat pendidikan dengan p value 0,017 (p<0,05). Hasil koefisien
corelasi 0,421 yang artinya kekuatan corelasi rendah. Hal tersebut menunjukan
bahwa faktor lama kerja dan tingkat pendidikan memiliki hubungan dengan
pelaksanaan triage bencana anggota Basarnas Surakarta.
Kata Kunci :Triage bencana, Faktor lama kerja, Faktor Pendidikan
Daftar Pustaka : 67 (2011 – 2021

1
2

BACHELOR’S DEGREE PROGRAM IN NURSING AND NERS PROFESION


UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2021

FACTORS ANALYSIS OF DISASTER TRIAGE SKILLS ON MEMBERS OF


BASARNAS SURAKARTA

Dany Dewanto1) Ika Subekti Wulandari2) Gatot Suparmanto3)


1)
Students of the Undergraduate of Nursing and Nursing Profession Program at
Universitas Kusuma Husada Surakarta
dannydewanto98@gmail.com
2, 3)
Lecturer of the Undergraduate of Nursing and Nursing Profession Program at
Universitas Kusuma Husada Surakarta
ika@ukh.ac.id
masgat@yahoo.co.id

ABSTRACT

Disaster triage is the process of categorizing patients based on their severity


level, in a disaster. The skills of rescuers in carrying out the disaster triage are
influenced by various factors, including the rescuer's knowledge of triage, age, education
level, length of work and experience. The purpose of this study is to determine the factors
related to the implementation of disaster triage on members of Basarnas Surakarta.

The type of this research is a descriptive analytic with a cross sectional research
design. The population of this study are all people who are still actively registered as
members of the Basarnas Pos SAR Surakarta. The research is carried out from May to
June 2021. With a certificate of ethical consideration No.052/UKH.L.02/EC/IV/2021. The
instruments used are questionnaires and observation sheets. The research sampling
technique applies total sampling with a sample of 32 respondents. Data analysis test
applies Spearman rank test.
The results of Spearman rank test, the factors related to the implementation of
disaster triage is the length of work factor, with a p value of 0.042 (p <0.05). The
correlation coefficient result is 0.362, which means that the correlation strength is low.
And the education level factor with p value 0.017 (p <0.05). The correlation coefficient is
0.421, which means that the correlation strength is low. These indicate that the factors of
length of work and level of education have a relationship with the implementation of
disaster triage for members of Basarnas Surakarta.
Keywords: Disaster triage, Length of work factor, Education factor
References: 67 (2011 – 2021).
PENDAHULUAN Covid-19 dikategorikan sebagai bencana
Menurut WHO (World Health non-alam pada tahun ini. Total kasus
Organization 2007), bencana adalah setiap positif kini hampir mencapai 730 ribu
kejadian yang menyebabkan kerusakan kasus, dengan 21,7 ribu diantaranya
gangguan ekologis, hilangnya nyawa meninggal dunia (BNPB, 2020.).
manusia atau memburuknya derajat Penanggulangan bencana di indonesia
kesehatan atau pelayanan pada skala masih membutuhkan perbaikan diberbagai
tertentu yang memerlukan respon dari luar hal. Dalam hal terjadi bencana, ada
masyarakat atau wilayah yang terkena. kebutuhan personel yang terlatih untuk
Menurut undang-undang Nomor 24 Tahun merespon dengan cepat dan tepat, terutama
2007, bencana adalah peristiwa atau pada bagian identifikasi dan mobilisasi
rangkaian peristiwa yang mengancam dan korban dalam situasi darurat bencana.
mengganggu kehidupan dan penghidupan Badan Search And Rescue National
masyarakat yang disebabkan, baik oleh (BASARNAS) adalah lembaga pemerintah
faktor alam atau faktor non alam maupun yang bergerak di bidang pencarian dan
faktor manusia sehingga mengakibatkan pertolongan (Search And Rescue). Tugas
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan utama Badan SAR Nasional (Basarnas)
lingkungan, kerugian harta benda dan adalah pencarian dan pertolongan,
dampak psikologis (UU No. 24 Tahun penyelamatan, serta evakuasi kepada
2007 tentang Penanggulangan Bencana). masyarakat seeperti kecelakaan
Menurut data Badan Nasional transportasi laut, udara, dandarat yang
Penanggulangan Bencana sebanyak 2.929 merupakan kecelakaan yang menimpa
bencana alam terjadi sejak awal tahun kapal laut, pesawat udara, kendaraan
hingga 29 desember 2020. Dari jumlah darat/kereta api dan tidak dapat
tersebut, banjir mendominasi dengan 1.067 diperkirakan sebelumnya serta dapat
kasus kejadian. Kemudian puting beliung membahayakan atau mengancam
875 kejadian, tanah longsor 573 kejadian, keselamatan jiwa manusia (Basarnas
serta kebakaran hutan dan lahan 326 2014).
kejadian. Sementara itu beberapa jenis Kesiapsiagaan penolong seperti
bencana alam terjadi dalam jumlah lebih anggota Basarnas di bidang bencana perlu
kecil. Seperti gelombang pasang dan abrasi ditunjang dari berbagai hal, salah satunya
tercatat sebanyak 36 kejadian, kekeringan adalah dengan baiknya sistem triage.
29 kejadian, gempa bumi 16 kejadian, serta Triage adalah cara pemilahan penderita
erupsi gunung api 7 kejadian. Pandemi berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

3
4

daya yang tersedia. Terapi didasarkan pada Triage bencana dilapangan sebanyak 32
keadaan ABC (Airway, dengan cervical orang yaitu menangani korban bencana
spine control, Breathing dan Circulation alam, kecelakaan air, kecelakaan udara dan
dengan control pendarahan). Triage segala kondisi yang membahayakan nyawa
berlaku untuk pemilahan penderita baik di secara masal. Dalam melakukan triage
lapangan maupun di Rumah Sakit bencana menurut anggota Basarnas Pos
(Sumarno, Ismanto, and Bataha 2017). SAR Surakarta pada saat bertugas
Berdasarkan urutan pada penangaanan dilapangan, banyak korban kritis
korban dilapangan. Korban dengan dilapangan saat bencana tidak dapat
prioritas rendah penanganan korban yang tertolong karena kurangnya pengetahuan
dilakukan tanpa memilah pasien dan keterampilan penolong dalam memilah
berdasarkan tingkat kegawatan atau triage memprioritaskan korban mana yang harus
dan berdasarkan urutan kedatangan korban segera mendapatkan pertolongan medis,
akan mengakibatkan penundaan entah itu dari anggota basarnas sendiri atau
penanganan pada korban kritis sehingga pun relawan tim SAR yang ikut dalam
berpotensi mematikan bagi korban yang melakukan pertolongan, oleh sebab itu
kritis (Aloyce, 2014). peneliti tertarik untuk melakukan
Kemampuan penolong dalam penelitian untuk mengetahui faktor-faktor
melakukan triage sangat berpengaruh yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
terhadap tingkat keberhasilan pertolongan Triage bencana yang dilakukan oleh
pada saat korban mengalami anggota Basarnas Surakarta pada saat
kegawatdaruratan. Keterampilan penolong bertugas di area kebencanaan.
dalam melaksanakan triage juga Tujuan dari penelitian ini adalah
dipengaruhi oleh berbagai factor antara untuk mengetahui faktor-faktor yang
lain pengetahuan penolong tentang triage, berhubungan dengan pelaksanaan Triage
usia, tingkat pendidikan,lama kerja dan bencana pada anggota Basarnas Surakarta.
pengalaman (Yuliano, Kartika, and Alfandi METODOLOGI PENELITIAN
2019). Penelitian ini dilaksanakan di
Berdasarkan studi pendahuluan yang Basarnas Pos Sar Surakarta mulai dari
telah peneliti lakukan di kantor Basarnas bulan Mei hingga bulan Juni 2021. Jenis
Pos SAR Surakarta di dapatkan hasil penelitian ini adalah deskriptif analitic
bahwa jumlah anggota Basarnas Surakarta dengan rancangan penelitian cross
tahun 2020 yang terjun bertugas ke sectional yang menekankan waktu
lapangan dan sudah pernah melakukan pengukuran/observasi variabel independen
dan dependen hanya sekali waktu pada saat mengatakan semakin cukup tingkat
pengukuran. Teknik pengambilan sampel kematangan dan kekuatan seseorang akan
dalam penelitian ini adalah total sampling lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
sejumlah 32 anggota. Instrumen yang b. Distribusi Frekuensi Karakteristik
digunakan didalam penelitian ini adalah Responden Berdasarkan Lama
kuisioner dan lembar observasi. Analisa Kerja.
data dilakukan dengan analisa univariat Table 2. Distribusi Lama Kerja (n=32)
dan bivariat denfan menggunakan uji
Karakteristik Min Max Mean
korelasi Spearman rank.
Usia 32,00 26,00 46,00
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan Tabel 4.2 menyatakan
Hasil yang didapatkan pada penelitian ini
bahwa mean atau rata-rata lama berkerja
adalah :
anggota basarnas surakarta adalah 10,03
1. Analisis Univariat
tahun dengan jumlah lama kerja yang
a. Distribusi Frekuensi Karakteristik
paling sedikit 5 tahun dan yang terlama 15
Responden Berdasarkan Usia
tahun. Lama masa kerja mempengaruhi
Tabel 1. Distribusi Usia.
individu dalam melakukan pekerjaannya,
Karakteristik Min Max Mean masa kerja yang cenderung lama akan
Usia 10,03 5,00 15,00 mempengaruhi kinerja seseorang dalam
Berdasarkan Tabel 1. menyatakan
melakukan pekerjaannya lebih baik karena
bahwa mean atau usia rata-rata pada
sudah lebih berpengalaman dan
anggota basarnas surakarta adalah 32 tahun
menghasilkan kompetensi yang tinggi,
dengan usia termuda 26 tahun dan tertua
sehingga dalam melakukan pekerjaanya
46 tahun. Hasil ini serupa dengan
sehari-hari lebih fokus dan teliti
penelitian yang dilakukan (Ainiyah,
dibandingkan dengan pengalaman yang
Ahsan, and Fathoni 2015), usia petugas
masih kurang. Sebaliknya, semakin singkat
triage terbanyak adalah 25-39 sebanyak
masa kerja, semakin sedikit pengalaman
75% dan responden petugas triage 18–34
yang diperoleh (Universitas et al. 2016).
tahun sebanyak 28%. Usia mempengaruhi
Penelitian dari (Martini, 2018) juga
terhadap daya tangkap dan pola pikir
menyatakan bahwa semakin lama
seseorang, semakin bertambah usia
seseorang mempunyai masa kerja semakin
seseorang akan semakin berkembang pula
banyak pengalaman yang dimiliki dalam
daya tangkap dan pola pikirnya sehingga
memberikan pelayanan dibanding dengan
pengetahuan yang diperolehnya semakin
seseorang yang baru.
membaik . Suryani (Suryani 2016) juga

5
6

c. Distribusi Frekuensi Karakteristik Pada tabel 4. dapat diketahui


Responden Berdasarkan Tingkat No Pengalaman F %
Pendidikan 1. Pernah 23 71,9
2. Tidak
Tabel 3. Distribusi Tingkat Pendidikan 9 28,1
pernah
Total 32 100
No Tingkat F % bahwa sebagian besar responden yang
Pendidikan
pernah mempunyai pengalaman triage
1. SMA 30 93,8
2. Diploma 1 3,1 bencana yaitu 23 orang (71,9%), dan
3. Sarjana 1 3,1 yang tidak pernah sebanyak 9 orang
Total 32 100
(28,1%). Pengalaman menjadi salah satu
Pada tabel 3. dapat diketahui bahwa
faktor penting yang mempengaruhi
sebagian besar responden berpendidikan
pengetahuan dan keterampilan. Semakin
SMA/sederajat yaitu 30 orang (93,8%),
tua seseorang maka semakin banyak pula
Diploma yaitu 1 orang (3,1%), dan Sarjan
pengalaman yang dimiliki olehnya
yaitu 1 orang (3,1%). Pendidikan juga
(Turangan, 2017). Pengalaman bekerja
merupakan salah satu faktor yang
merupakan modal utama seseorang untuk
mempengaruhi persepsi seseorang, karena
terjun dalam bidang tertentu, semakin
dapat membuat seseorang untuk lebih
banyak pengalaman seseorang akan
mudah menerima ide-ide atau teknologi
banyak ditantang dan mungkin akan
baru, seseorang dengan pendidikan yang
dikembangkan dan diubah dengan
cukup baik akan menghasilkan
asimilasi dan akomodasi sehingga
keterampilan yang bermutu tinggi
membuatnya menjadi terampil. Tanpa
(Sesrianty 2018). Pendidikan diperlukan
pengalaman seseorang akan mengalami
untuk mendapatkan informasi pengetahuan
kesulitan dalam berkembang (Sumarno,
dan keterampilan. Pada umumnya semakin
2017).
tinggi pendidikan seseorang maka semakin
e. Distribusi Frekuensi Responden
baik pula pengetahuan dan keterampilan Berdasarkan Pengetahuan Triage
yang di dapatkan (Notoatmodjo 1993). Bencana
d. Distribusi Frekuensi Karakteristik Tabel 5. Distribusi Pengetahuan

Responden Berdasarkan Pengalaman


No Pengetahuan F %
Tabel 4. Distribusi Pengalaman 1. Rendah 16 50,0
2. Tinggi 16 50,0
Total 32 100
Berdasarkan Tabel 5. menunjukan
bahwa responden yang mempunyai
pengetahuan rendah sebanyak 16 reponden kemampuan seseorang menerapkan
(50,0%), dan responden yang mempunyai pengetahuan kedalam bentuk tindakan, dan
pengetahuan tinggi sebanyak 16 orang keterampilan adalah suatu kecakapan atau
(50,0%). Pengetahuan seseorang berperan keahlian dalam mengerjakan sesuatu
penting dalam menerima informasi, kegiatan yang memerlukan koordinasi
sehingga dengan adanya pengetahuan yang gerakan-gerakan otot (Justine, 2016). Bagi
dimiliki seseorang membuat mereka bisa seseorang yang mempunyai keterampilan
dengan mudah mencari dan menerima yang baik maka akan mempercepat
informasi yang dibutukan sehingga bisa pencapaian tujuannya, sebaliknya bagi
mengubah pola pikir dan membuat cara seseorang yang tidak terampil akan
pandang yang luas dalam menghadapi memperlambat mencapai tujuannya (Lian,
masalah yang terjadi disekitarnya 2017).
(Notoatmodjo, 2011). Dengan adanya 2. Analisa Bivariat
pengetahuan yang luas akan menimbulkan a. Hubungan Usia dengan
keinginan pada diri seseorang untuk Keterampilan Triage bencana
mengembangkan potensi pada diri Tabel 7. Hubungan Usia dengan
Keterampilan Triage bencana pada
seseorang tersebut, yang akan terus
anggota Basarnas Surakarta (n=32)
menerus mendorongnya untuk menjadi
Keterampilan
lebih baik dan terampil (Aristarini, dkk,
Triage
2014) R 0,298
f. Distribusi Frekuensi Responden Usia P 0,098
Berdasarkan Keterampilan Triage N 32
Penelitian ini memiliki p value
Bencana
0,098 dengan memiliki arah hubungan
Tabel 6. Distribusi Keterampilan (n=32)
positif dan nilai r 0,298 yang berarti
No Keterampilan F %
kekuatan hubungan sedang, ini
1. Kurang
19 59,4 menunjukan bahwa tidak terdapat
Terampil
2. Terampil 13 40,6 hubungan yang signifikan antara Usia
Total 32 100 dengan Keterampilan Triage bencana.
Berdasarkan Tabel 6. menunjukan Penelitian ini sejalan dengan
bahwa responden yang kurang terampil penelitian (Saragih, 2019) menyatakan
sebanyak 19 responden (59,4%), dan bahwa usia berhubungan dengan
responden yang terampil sebanyak 13 pengetahuan dan keterampilan triage
orang (40,6%). Keterampilan adalah metode START di Basarnas medan. Secara

7
8

teoritis, variabel responden seperti usia Penelitian ini juga sejalan dengan
turut mempengaruhi pengetahuan, yang penelitian yang dilakukan oleh (Vicky
pada akhirnya berpengaruh pada Setriani, dkk 2016) dimana responden
keterampilan seorang individu. Pendapat yang keterampilan baik lebih banyak
lain (Herawati, 2017) juga menyatakan dimiliki responden dengan lama bekerja >5

bahwa ada hubungan antara usia tahun yaitu sebanyak 9 orang (29.0%).

dengan keterampilan petugas triage c. Hubungan Pendidikan dengan


Keterampilan Triage bencana
lapangan.
Tabel 9. Hubungan Pendidikan dengan
b. Hubungan Lama Kerja dengan Keterampilan Triage bencana pada
Keterampilan Triage bencana anggota Basarnas Surakarta (n=32)
Tabel 8. Hubungan Lama Kerja dengan Keterampilan
Keterampilan Triage bencana pada Triage
anggota Basarnas Surakarta (n=32) R 0,421
Pendidikan P 0,017
Keterampilan
N 32
Triage
R 0,362 Penelitian ini memiliki p value
Lama Kerja P 0,042 0,017 dengan memiliki arah hubungan
N 32 positif dan nilai r 0,421 yang berarti
Penelitian ini memiliki p value
kekuatan hubungan sedang, ini
0,042 dengan memiliki arah hubungan
menunjukan bahwa terdapat hubungan
positif dan nilai r 0,362 yang berarti
yang signifikan antara Pendidikan dengan
kekuatan hubungan sedang, ini
Keterampilan Triage bencana pada
menunjukan bahwa terdapat hubungan
anggota Basarnas Surakarta.
yang signifikan antara Lama Kerja dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Keterampilan Triage bencana.
hasil penelitian yang dilakukan oleh, Vicky
Penelitian yang dilakukan oleh
Setiarini (2016) dimana responden yang
(Herawati, 2017) menyebutkan bahwa ada
mempunyai keterampilan baik, lebih
hubungan yang bermakna anatara lama
banyak dimiliki responden yang
kerja dan keterampilan petugas triage
berpendidikan D-III dan S1 yaitu sebanyak
melakukan triage bencana, ia juga
23 orang (64.6%). Hasil ini juga didukung
menyatakan bahwa semakin lama masa
oleh peneletian yang dilakukan Sahayani
kerja seseorang maka semakin banyak
(Saragih 2019) bahwa responden yang
pengalaman yang dimiliki dalam
memiliki pendidikan terakhir SMA
memberikan pelayanan dibanding dengan
memiliki tingkat keterampilan yang
seseorang yang baru melakukan pekerjaan.
cukup(12.5%), yang memiliki pendidikan p=0,030. Penelitian lain yang mendukung
terakhir D-III memiliki tingkat adalah penelitian Herawati (2017), hasil
keterampilan baik (27.5%) dan responden nilai penelitiannya memilik p-value 0,000
yang memiliki pendidikan S1 memiliki dengan memiliki arah hubungan yang
keterampilan yang lebih baik juga (25.0%). positif dan memiliki nilai r 0,688 ini
Ini berarti semakin tinggi tingkat menunjukan bahwa ada hubungan yang
pendidikan responden semakin tinggi bermakna tinggi antara pengalaman dan

juga keterampilan tentang triage keterampilan triage bencana. Ia juga

bencana, dan sebaliknya semakin berpendapat bahwa pengalaman yang

rendah tingkat pendidikan seseorang dimiliki oleh responden memiliki

semakin rendah pula pengetahuan dan hubungan dengan keterampilan yang

keterampilannya yang dimilikinya. dimiliki oleh responden dalam

d. Hubungan Pengalaman dengan melakukan triage bencana


Keterampilan Triage bencana e. Hubungan Pengetahuan dengan

Tabel 10. Hubungan Pengalaman dengan Keterampilan Triage bencana


Keterampilan Triage bencana pada Tabel 4.11 Hubungan Pengetahuan dengan
anggota Basarnas Surakarta (n=32) Keterampilan Triage bencana pada
Keterampilan anggota Basarnas Surakarta (n=32)
Triage Keterampilan
R 0,172 Triage
Pengalaman P 0,347 R 0,280
Pengetahuan P 0,120
N 32
Penelitian ini memiliki p value N 32
Penelitian ini memiliki p value
0,347 dengan memiliki arah hubungan
0,120 dengan memiliki arah hubungan
positif dan nilai r 0,172 yang berarti
positif dan nilai r 0,280 yang berarti
kekuatan hubungan lemah, dan ini
kekuatan hubungan sedang, ini
menunjukan bahwa tidak terdapat
menunjukan bahwa terdapat hubungan
hubungan yang signifikan antara
yang signifikan antara Pengetahuan dengan
Pengalaman dengan Keterampilan Triage
Keterampilan Triage bencana pada
bencana pada anggota Basarnas Surakarta.
anggota Basarnas Surakarta.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian (Sudrajat, 2015) yang
temuan dari penelitian sebelumnya dari
menunjukan hubungan signifikan antara
(Yuliano, Kartika, and Alfandi 2019) yang
pengalaman kerja dengan keterampilan
mengemukakan bahwa dari 42 orang
perawat melakukan triase dengan nilai

9
10

relawan yang pengetahuan rendah kurang responden yang pernah 23 orang


terampil sebanyak 55,8% dalam (71,9%), yang tidak pernah 9 orang
melakukan triase metode START, dari 24 (28,1%). Pengetahuan, responden
relawan yang memiliki pengetahuan pengetahuan rendah 16 orang (50,0%),
rendah ada sebanyak 19 (44,2%) relawan dan pengetahuan tinggi sebanyak 16
yang keterampilannya terampil dalam orang (50,0%). Keterampilan responden
melakukan triase metode START, yang kurang terampil 19 orang (59,4%),
sedangkan dari pengetahuan yang tinggi 47 dan yang terampil sebanyak 13 orang
(52,8%) terdapat keterampilan relawan (40,6%).
terampil dan 10 orang relawan kurang 2. Tidak terdapat hubungan yang
terampil dalam melakukan triase metoda signifikan antara usia dengan
START sebanyak (21,7%) penelitian Keterampilan Triage bencana pada
tersebut didapatakan nilai p = 0.001 anggota Basarnas Surakarta, dengan
(p<0.05), yang berarti ada hubungan nilai p value 0,098 (p>0,05) dan nilai r
pengetahuan responden dengan 0,298.
keterampilan melakukan triase. Penelitian 3. Terdapat hubungan yang signifikan
yang dilakukan (Martanti, 2015) antara Lama Kerja dengan
menyatakan bahwa ada hubungan yang Keterampilan Triage bencana pada
signifikan antara faktor pengetahuan anggota Basarnas Surakarta dengan
dengan faktor keterampilan petugas triase, nilai p-value 0,042 (p<0,05) dan nilai r
yang berarti semakin tinggi pengetahuan 0,362.
seseorang maka semakin tinggi pula 4. Terdapat hubungan yang signifikan
keterampilannya. antara Pendidikan dengan Keterampilan
Triage bencana pada anggota Basarnas
KESIMPULAN DAN SARAN Surakarta dengan nilai p-value 0,017
1. Rata-rata usia responden 32 tahun, usia (p<0,05) dan nilai r 0,421.
termuda 26 tahun dan tertua 46 tahun. 5. Tidak terdapat hubungan yang
Rata-rata lama kerja 10,03 tahun, paling signifikan antara Pengalaman dengan
sedikit 5 tahun dan terlama 15 tahun. Keterampilan Triage bencana pada
Tingkat pendidikan sebagian besar anggota Basarnas Surakarta dengan
SMA/sederajat 30 orang (93,8%), nilai p-value 0,347 (p>0,05) dan nilai r
Diploma 1 orang (3,1%), dan Sarjana 1 0,172.
orang (3,1%). Pengalaman melakukan 6. Tidak terdapat hubungan yang
triage bencana, sebagian besar signifikan antara Pengetahuan dengan
Keterampilan Triage bencana pada ppipa/article/view/3090 (August 22,
2021).
anggota Basarnas Surakarta dengan
nilai p-value 0,120 (p>0,05) dan nilai r Kusuma, Stikes, Husada Surakarta,
Kecamatan Jebres, and Kota
0,280. Surakarta. 2017. “Dibagi Ke Dalam
Empat Klasifikasi Yaitu
Kompetensi.” 77.
DAFTAR PUSTAKA
Martanti, Renny, Muhamat Nofiyanto, and
R.Anggono Joko Prasojo. 2015.
“HUBUNGAN TINGKAT
. Luh Aristarini, M.M . Drs. I Ketut Kirya,
and S.E.,M.M. . Ni Nyoman PENGETAHUAN DENGAN
Yulianthini. 2014. “PENGARUH KETERAMPILAN PETUGAS
DALAM PELAKSANAAN
PENGALAMAN KERJA,
TRIAGE DI INSTALASI GAWAT
KOMPETENSI SOSIAL DAN
MOTIVASI KERJA TERHADAP DARURAT RSUD WATES.”
MEDIA ILMU KESEHATAN 4(2):
KINERJA KARYAWAN PADA
69–76.
BAGIAN PEMASARAN PT ADIRA
https://ejournal.unjaya.ac.id/index.ph
FINANCE SINGARAJA.” Jurnal
Manajemen Indonesia 2(1). p/mik/article/view/108 (August 22,
https://ejournal.undiksha.ac.id/index. 2021).
php/JMI/article/view/3379 (August “Memahami Aspek Pengelolaan SDM ... -
22, 2021). Google Books.”
https://www.google.co.id/books/editi
Ainiyah, Nur, Ahsan, and Mukhammad
on/Memahami_Aspek_Pengelolaan_
Fathoni. 2015. “Analisis Faktor
SDM/HUNCnAqqv90C?hl=id&gbpv
Pelaksanaan Triage Di Instalasi
=1&dq=Memahami+aspek-
Gawat Darurat.” Jurnal Ners 10(1):
147–57. aspek+pengelolaan+sumber+daya+m
anusia+dalam+organisasi.&pg=PT5&
Aloyce, Robert, Sebalda Leshabari, and printsec=frontcover (August 22,
Petra Brysiewicz. 2014. “Assessment 2021).
of Knowledge and Skills of Triage
amongst Nurses Working in the Notoatmodjo, Soekidjo. 1993. “Pengantar
Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu
Emergency Centres in Dar Es
Perilaku Kesehatan.” : 152.
Salaam, Tanzania.” African Journal
of Emergency Medicine 4(1): 14–18. RATISSA, MARLENG, M. Consolatrix da
Silva, and Vivi S. Mampuk. 2016.
Basarnas, Tim Kecil. 2014. Sar Goes To
School : Kelembagaan Dan “PENGETAHUAN DAN
KETERAMPILAN PERAWAT
Manajemen SAR. Basarnas.
DALAM PELAKSANAAN
Kastawaningtyas, Ageng, and Martini TRIAGE DI INSTALASI GAWAT
Martini. 2018. “PENINGKATAN DARURAT RUMAH SAKIT
KETERAMPILAN PROSES SAINS TINGKAT III R.W MONGISIDI
SISWA MELALUI MODEL MANADO.”
EXPERIENTIAL LEARNING http://digilib.unikadelasalle.ac.id/
PADA MATERI PENCEMARAN (August 22, 2021).
LINGKUNGAN.” Jurnal Penelitian
Saragih, Sahayani. 2019. “Pengetahuan
Pendidikan IPA 2(2): 45–52.
https://journal.unesa.ac.id/index.php/j TIM Search and Rescue (SAR)
Tentang Triage Pre-Hospital Pada

11
12

Korban Bencana Di Basarnas Medan https://ejournal.upi.edu/index.php/pe


Tahun 2019.” (September 2014). dadidaktika/article/view/5152
(August 22, 2021).
“Sebanyak 2.925 Bencana Alam Terjadi
Pada 2020 Di Tanah Air, Bencana Turangan, T., L. Kumaat, and R. Malara.
Hidrometeorologi Mendominasi - 2017. “Faktor-Faktor Yang
BNPB.” Berhubungan Dengan Pengetahuan
https://www.bnpb.go.id/berita/sebany Perawat Dalam Menghadapi Cardiac
ak-2-925-bencana-alam-terjadi-pada- Arrest Di Rsup Prof R. D. Kandou
2020-di-tanah-air-bencana- Manado.” Jurnal Keperawatan
hidrometeorologi-mendominasi UNSRAT 5(1): 113985.
(August 22, 2021).
Universitas, Pascasarjana et al. 2016.
Sesrianty, Vera. 2018. “Hubungan “FAKTOR-FAKTOR YANG
Pendidikan Dan Masa Kerja Dengan BERHUBUNGAN DENGAN
Keterampilan Perawat Melakukan KINERJA PERAWAT DI RUMAH
Tindakan Bantuan Hidup Dasar.” SAKIT PANCARAN KASIH
JURNAL KESEHATAN PERINTIS MANADO TAHUN 2016 Pelayanan
(Perintis’s Health Journal) 5(2): Kesehatan Pada Masa Kini Sudah
139–44. Merupakan Industri Jasa Kesehatan
Utama Di Mana Setiap Rumah Sakit
“SKRIPSI. ANALISIS PENGARUH Bertanggungjawab Terhadap
KOMPETENSI TERHADAP Penerima Jasa Pelay.”
KINERJA KARYAWAN PADA PT.
BANK BUKOPIN, Tbk CABANG “UU No. 24 Tahun 2007 Tentang
MAKASSAR LIAN ARCYNTHIA Penanggulangan Bencana [JDIH
M - PDF Free Download.” BPK RI].”
https://adoc.pub/skripsi-analisis- https://peraturan.bpk.go.id/Home/Det
pengaruh-kompetensi-terhadap- ails/39901/uu-no-24-tahun-2007
kinerja-karyaw.html (August 22, (August 22, 2021).
2021).
World Health Organization. 2007. “Risk
Sudrajat, Sudrajat. 2015. “Pendidikan Reduction and Emergency
Multikultural Untuk Meningkatkan Peparedness.” WHO Document
Kualitas Pembelajaran Ips Di Production Services, Geneva,
Sekolah Dasar.” Jipsindo 1(1): 1–19. Switzerland: 20.
http://www.who.int/hac/techguidance
Sumarno, M., A. Ismanto, and Y. Bataha. /preparedness/emergency_preparedne
2017. “Hubungan Ketepatan ss_eng.pdf.
Pelaksanaan Triase Dengan Tingkat
Kepuasan Keluarga Pasien Di Yuliano, Aldo, Kalpana Kartika, and M
Instalasi Gawat Darurat Rsup Prof. Alfandi. 2019. “Hubungan
Dr. R. D. Kandou Manado.” Jurnal Pengetahuan Dan Sikap Relawan
Keperawatan UNSRAT 5(1): 107907. Bencana Dengan Keterampilan
Melakukan Triase Metode Start Di
Suryani, Iis. 2016. “PENGEMBANGAN Kota Bukittinggi.” Prosiding
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP Seminar Kesehatan Perintis 2(1): 52–
ILMIAH PADA PEMBELAJARAN 59.
DENGAN MODEL LATIHAN
PENELITIAN DI SEKOLAH
DASAR.” PEDADIDAKTIKA:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
Sekolah Dasar 3(2): 217–27.

Anda mungkin juga menyukai