ABSTRAK
1
2
ABSTRACT
The type of this research is a descriptive analytic with a cross sectional research
design. The population of this study are all people who are still actively registered as
members of the Basarnas Pos SAR Surakarta. The research is carried out from May to
June 2021. With a certificate of ethical consideration No.052/UKH.L.02/EC/IV/2021. The
instruments used are questionnaires and observation sheets. The research sampling
technique applies total sampling with a sample of 32 respondents. Data analysis test
applies Spearman rank test.
The results of Spearman rank test, the factors related to the implementation of
disaster triage is the length of work factor, with a p value of 0.042 (p <0.05). The
correlation coefficient result is 0.362, which means that the correlation strength is low.
And the education level factor with p value 0.017 (p <0.05). The correlation coefficient is
0.421, which means that the correlation strength is low. These indicate that the factors of
length of work and level of education have a relationship with the implementation of
disaster triage for members of Basarnas Surakarta.
Keywords: Disaster triage, Length of work factor, Education factor
References: 67 (2011 – 2021).
PENDAHULUAN Covid-19 dikategorikan sebagai bencana
Menurut WHO (World Health non-alam pada tahun ini. Total kasus
Organization 2007), bencana adalah setiap positif kini hampir mencapai 730 ribu
kejadian yang menyebabkan kerusakan kasus, dengan 21,7 ribu diantaranya
gangguan ekologis, hilangnya nyawa meninggal dunia (BNPB, 2020.).
manusia atau memburuknya derajat Penanggulangan bencana di indonesia
kesehatan atau pelayanan pada skala masih membutuhkan perbaikan diberbagai
tertentu yang memerlukan respon dari luar hal. Dalam hal terjadi bencana, ada
masyarakat atau wilayah yang terkena. kebutuhan personel yang terlatih untuk
Menurut undang-undang Nomor 24 Tahun merespon dengan cepat dan tepat, terutama
2007, bencana adalah peristiwa atau pada bagian identifikasi dan mobilisasi
rangkaian peristiwa yang mengancam dan korban dalam situasi darurat bencana.
mengganggu kehidupan dan penghidupan Badan Search And Rescue National
masyarakat yang disebabkan, baik oleh (BASARNAS) adalah lembaga pemerintah
faktor alam atau faktor non alam maupun yang bergerak di bidang pencarian dan
faktor manusia sehingga mengakibatkan pertolongan (Search And Rescue). Tugas
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan utama Badan SAR Nasional (Basarnas)
lingkungan, kerugian harta benda dan adalah pencarian dan pertolongan,
dampak psikologis (UU No. 24 Tahun penyelamatan, serta evakuasi kepada
2007 tentang Penanggulangan Bencana). masyarakat seeperti kecelakaan
Menurut data Badan Nasional transportasi laut, udara, dandarat yang
Penanggulangan Bencana sebanyak 2.929 merupakan kecelakaan yang menimpa
bencana alam terjadi sejak awal tahun kapal laut, pesawat udara, kendaraan
hingga 29 desember 2020. Dari jumlah darat/kereta api dan tidak dapat
tersebut, banjir mendominasi dengan 1.067 diperkirakan sebelumnya serta dapat
kasus kejadian. Kemudian puting beliung membahayakan atau mengancam
875 kejadian, tanah longsor 573 kejadian, keselamatan jiwa manusia (Basarnas
serta kebakaran hutan dan lahan 326 2014).
kejadian. Sementara itu beberapa jenis Kesiapsiagaan penolong seperti
bencana alam terjadi dalam jumlah lebih anggota Basarnas di bidang bencana perlu
kecil. Seperti gelombang pasang dan abrasi ditunjang dari berbagai hal, salah satunya
tercatat sebanyak 36 kejadian, kekeringan adalah dengan baiknya sistem triage.
29 kejadian, gempa bumi 16 kejadian, serta Triage adalah cara pemilahan penderita
erupsi gunung api 7 kejadian. Pandemi berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber
3
4
daya yang tersedia. Terapi didasarkan pada Triage bencana dilapangan sebanyak 32
keadaan ABC (Airway, dengan cervical orang yaitu menangani korban bencana
spine control, Breathing dan Circulation alam, kecelakaan air, kecelakaan udara dan
dengan control pendarahan). Triage segala kondisi yang membahayakan nyawa
berlaku untuk pemilahan penderita baik di secara masal. Dalam melakukan triage
lapangan maupun di Rumah Sakit bencana menurut anggota Basarnas Pos
(Sumarno, Ismanto, and Bataha 2017). SAR Surakarta pada saat bertugas
Berdasarkan urutan pada penangaanan dilapangan, banyak korban kritis
korban dilapangan. Korban dengan dilapangan saat bencana tidak dapat
prioritas rendah penanganan korban yang tertolong karena kurangnya pengetahuan
dilakukan tanpa memilah pasien dan keterampilan penolong dalam memilah
berdasarkan tingkat kegawatan atau triage memprioritaskan korban mana yang harus
dan berdasarkan urutan kedatangan korban segera mendapatkan pertolongan medis,
akan mengakibatkan penundaan entah itu dari anggota basarnas sendiri atau
penanganan pada korban kritis sehingga pun relawan tim SAR yang ikut dalam
berpotensi mematikan bagi korban yang melakukan pertolongan, oleh sebab itu
kritis (Aloyce, 2014). peneliti tertarik untuk melakukan
Kemampuan penolong dalam penelitian untuk mengetahui faktor-faktor
melakukan triage sangat berpengaruh yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
terhadap tingkat keberhasilan pertolongan Triage bencana yang dilakukan oleh
pada saat korban mengalami anggota Basarnas Surakarta pada saat
kegawatdaruratan. Keterampilan penolong bertugas di area kebencanaan.
dalam melaksanakan triage juga Tujuan dari penelitian ini adalah
dipengaruhi oleh berbagai factor antara untuk mengetahui faktor-faktor yang
lain pengetahuan penolong tentang triage, berhubungan dengan pelaksanaan Triage
usia, tingkat pendidikan,lama kerja dan bencana pada anggota Basarnas Surakarta.
pengalaman (Yuliano, Kartika, and Alfandi METODOLOGI PENELITIAN
2019). Penelitian ini dilaksanakan di
Berdasarkan studi pendahuluan yang Basarnas Pos Sar Surakarta mulai dari
telah peneliti lakukan di kantor Basarnas bulan Mei hingga bulan Juni 2021. Jenis
Pos SAR Surakarta di dapatkan hasil penelitian ini adalah deskriptif analitic
bahwa jumlah anggota Basarnas Surakarta dengan rancangan penelitian cross
tahun 2020 yang terjun bertugas ke sectional yang menekankan waktu
lapangan dan sudah pernah melakukan pengukuran/observasi variabel independen
dan dependen hanya sekali waktu pada saat mengatakan semakin cukup tingkat
pengukuran. Teknik pengambilan sampel kematangan dan kekuatan seseorang akan
dalam penelitian ini adalah total sampling lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
sejumlah 32 anggota. Instrumen yang b. Distribusi Frekuensi Karakteristik
digunakan didalam penelitian ini adalah Responden Berdasarkan Lama
kuisioner dan lembar observasi. Analisa Kerja.
data dilakukan dengan analisa univariat Table 2. Distribusi Lama Kerja (n=32)
dan bivariat denfan menggunakan uji
Karakteristik Min Max Mean
korelasi Spearman rank.
Usia 32,00 26,00 46,00
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan Tabel 4.2 menyatakan
Hasil yang didapatkan pada penelitian ini
bahwa mean atau rata-rata lama berkerja
adalah :
anggota basarnas surakarta adalah 10,03
1. Analisis Univariat
tahun dengan jumlah lama kerja yang
a. Distribusi Frekuensi Karakteristik
paling sedikit 5 tahun dan yang terlama 15
Responden Berdasarkan Usia
tahun. Lama masa kerja mempengaruhi
Tabel 1. Distribusi Usia.
individu dalam melakukan pekerjaannya,
Karakteristik Min Max Mean masa kerja yang cenderung lama akan
Usia 10,03 5,00 15,00 mempengaruhi kinerja seseorang dalam
Berdasarkan Tabel 1. menyatakan
melakukan pekerjaannya lebih baik karena
bahwa mean atau usia rata-rata pada
sudah lebih berpengalaman dan
anggota basarnas surakarta adalah 32 tahun
menghasilkan kompetensi yang tinggi,
dengan usia termuda 26 tahun dan tertua
sehingga dalam melakukan pekerjaanya
46 tahun. Hasil ini serupa dengan
sehari-hari lebih fokus dan teliti
penelitian yang dilakukan (Ainiyah,
dibandingkan dengan pengalaman yang
Ahsan, and Fathoni 2015), usia petugas
masih kurang. Sebaliknya, semakin singkat
triage terbanyak adalah 25-39 sebanyak
masa kerja, semakin sedikit pengalaman
75% dan responden petugas triage 18–34
yang diperoleh (Universitas et al. 2016).
tahun sebanyak 28%. Usia mempengaruhi
Penelitian dari (Martini, 2018) juga
terhadap daya tangkap dan pola pikir
menyatakan bahwa semakin lama
seseorang, semakin bertambah usia
seseorang mempunyai masa kerja semakin
seseorang akan semakin berkembang pula
banyak pengalaman yang dimiliki dalam
daya tangkap dan pola pikirnya sehingga
memberikan pelayanan dibanding dengan
pengetahuan yang diperolehnya semakin
seseorang yang baru.
membaik . Suryani (Suryani 2016) juga
5
6
7
8
teoritis, variabel responden seperti usia Penelitian ini juga sejalan dengan
turut mempengaruhi pengetahuan, yang penelitian yang dilakukan oleh (Vicky
pada akhirnya berpengaruh pada Setriani, dkk 2016) dimana responden
keterampilan seorang individu. Pendapat yang keterampilan baik lebih banyak
lain (Herawati, 2017) juga menyatakan dimiliki responden dengan lama bekerja >5
bahwa ada hubungan antara usia tahun yaitu sebanyak 9 orang (29.0%).
9
10
11
12