Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK KEPERAWATAN BENCANA

“TRIAGE JUMPSTART”

Dosen Pengampu

Nurdin S.Kep., Ns., M.Kep

Di Susun Oleh:

KELOMPOK VI

Siti Wahyuni Sinapoy P201901031


Astari Nasar P202102001
Anjeli . S P201901011
Wa Ode Yuni P201901041
Muh Bayu Yusril P201901038
Retno Ningsih P202102005
Riska Awalia Ramadan P201901030
Ririn Arianti P201901021
Sitti Rahma P201901004

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN FAKULTAS


ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MANDALA WALUYA KENDARI T. 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini yang berjudul “TRIAGE JUMPSTART”.tugas ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Bencana. Tugas ini disusun
berdasarkan hasil diskusi yang sudah dilaksanakan.Hambatan yang kami hadapi
dalam penyusunan tugas ini adalah kurangnya waktu penyusunan karena
banyaknya tugas pada mata kuliah ini.
Selesainya tugas ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dari banyak
pihak.Dalam penyusunan tugas ini penulis juga memberikan kesempatan kepada
pembaca, kiranya berkenan memberikan kritikan dan saran yang bersifat
membangun dengan maksud meningkatkan pengetahuan penulis agar lebih baik
dalam Menyusun tugas yang selanjutnya.
Terima kasih

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatu.

Kendari, 22 April 2022

Penyusun

DAFTAR ISI
JUDUL.......................................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................iii
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................3
D. Manfaat..........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN LITERATURE.........................................................................4
BAB III PEMBAHASAN..........................................................................................5

A. Triage Jumpstart.............................................................................................7
B. Metode Pelaksanaan Triage Pada Anak ........................................................8
C. Algoritma Triage Jumpstart ..........................................................................9

BAB IV PENUTUP...................................................................................................18
A. Kesimpulan....................................................................................................18
B. Saran...............................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam situasi darurat dan krisis pada anak-anak, triase adalah metode
prioritas utama pada anak-anak. Triase pada dasarnya akan menentukan
individu mana yang membutuhkan perawatan darurat untuk menyelamatkan
nyawa. Triase adalah salah satu prinsip terpenting dalam perawatan darurat
anak dan merupakan salah satu operasi paling awal dalam urgensi dan
memiliki dampak langsung pada aspek fungsional lainnya (Robbab S, 2018).
Triase merupakan salah satu unit manajemen kegawatdaruratan yang
dapat mewujudkan diagnosa kedaruratan. Bahkan, triase akan menciptakan
semacam keadilan dalam alokasi fasilitas gawat darurat berdasarkan
ketajaman dan kondisi pasien yang dapat memperlambat penyakit pasien dan
meminimalkan timbulnya kesalahan medis. Untuk alasan ini, kehadiran
metode triase baru telah meningkat secara signifikan selama beberapa tahun
terakhir . Namun, kurangnya pengakuan perbedaan individu pada anak-anak
karena fitur unik dari masa kanak-kanak telah membuat lebih sulit triase yang
tepat pada anak-anak, (Robbab S, 2018).
Oleh karena itu, penting untuk menggunakan alat dan metode yang
sesuai untuk triase yang tepat . Di sisi lain, metode yang tepat dalam triase
anak yaitu metode jumpstart yang memberikan informasi yang lebih objektif
dan indeks akurasi dalam prioritas ini dimaksimalkan, tetapi metode ini tidak
digunakan secara permanen dalam lingkungan terapeutik dan pengakuan
penggunaan setiap metode tidak selalu jelas. Oleh karena itu para peneliti
menyimpulkan studi tinjauan sistematis ini untuk menentukan metode triase
yang paling banyak digunakan pada anak-anak (Robbab S, 2018).
Menurut Malik N, dkk (2021). Mengatakan bahwa di Inggris, ada dua
alat triase insiden utama pediatrik: Pediatric Triage Tape (PTT, untuk
penggunaan pra-rumah sakit pada pasien di bawah 12 tahun) dan
JumpSTART (untuk penggunaan di rumah sakit pada pasien di bawah 9
tahun) Keduanya adalah adaptasi pediatrik dari alat triase dewasa (Mayor
Incident Medical Management and Support and Support (MIMMS) Triage
Sieve, dan Simple Triage and Rapid Treatment (START), masing-masing)
dan menggunakan pendekatan bertahap untuk triase; PTT menggunakan
variabel fisiologis berdasarkan panjang anak sebagai pengganti proporsional
untuk usia, dan JumpSTART menggunakan ambang laju pernapasan tunggal.
Di Inggris, satu metode alternatif lebih lanjut dari triase pediatrik telah
diusulkan. Ini adalah Sheffield Pediatric Triage Tool (SPTT), adaptasi
pediatrik dari Modified Physiological Triage Tool (MPTT)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang Dimaksud Dengan Triage Jumpstart ?
2. Apa saja prinsip evaluasi dan penanggulangan bencana jumpstart pediatri?
3. Bagaimana algoritma triage jumpstart?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Triage Jumpstart
2. Untuk Mengetahui Prinsip evaluasi dan penanggulangan bencana jumpstart
pediatri

3. Algoritma triage jumpstart

D. Manfaaat
Dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam
melaksanakan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan bencana
tentangbagaimana cara pelaksanaan metode jumpstart pada triage bencana.

BAB II

TINJAUN LITERATUR

Triage berasal dari kata perancis yang berarti “menyeleksi”. Dulu


istilah ini dipakai untuk menyeleksi buah anggur untuk membuat
minumananggur yang bagus atau memisahkan biji kopi sesuai kualitasnya.
Setelah itu, konsepnya semakin berkembang dan konsep yang dipakai seperti
sekarang ini ditetapkan setelah perang dunia pertama. Triage bencana adalah
suatu sistem untuk menetapkan prioritas perawatan medis berdasarkan berat
ringannya suatu penyakit ataupun tingkat kedaruratannya agar dapat
dilakukan perawatan medis yang terbaik kepada korban sebanyak-banyaknya,
didalam kondisi dimana tenaga medis maupun sumber-sumber materi lainnya
serba terbatas (Zailani dkk. Dikutip dalam Ramadhani, 2021).
Triage adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi
dan sumber daya yang tersedia. Terapi didasarkan pada keadaan ABC
( Airway, dengan cervical spine control, Breathing dan Circulation dengan
control pendarahan). Triage berlaku untuk pemilahan penderita baik di
lapangan maupun di Rumah Sakit, (Meggy dkk. Dikutip dalam Saragih,
2019).
Triage merupakan salah satu kegiatan yang paling penting di dalam
manajemen korban massal. Triage dalam bencana massal membutuhkan
metode yang cepat dan efektif, karena pada keadaan ini biasanya surveillans
lebih banyak daripada petugas kesehatan dan juga sumber daya peralatan
(Ardian. Dikutip dalam Saragih, 2019).
Kesiapsiagaan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui sistem pengorganisasian yang tepat dan
bergunadalam memastikan upaya yang cepat sertatepat ketika menghadapi
bencana yang terjadi. Tahapan kesiapsiagaan meliputi penyusunan uji
coba rencana penanggulangan kedaruratan bencana, pengorganisasian,
pemasangan dan pengujian system peringatan dini, penyediaan dan
penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar, penyiapan
lokasi evakuasi, penyusunan data akurat, informasi dan pemutakhiran
prosedur tetap tanggap darurat bencana, dan peralatan untuk
pemenuhan pemulihan prasarana dan sarana, ( Aminudin. Dikutip
dalam Emaliyanti, 2022).
Kesiapsiagaan perawat dalam menghadapi bencana perlu
ditunjang dengan kompetensi perawat terhadap penanggulangan bencana.
Salah satunya dengan cara mengikuti pendidikan pelatihan bencana
dan simulasi bencana secara formal. Sehingga perawat siap
menghadapi penanggulangan bencana secara efektif, (Setyawatiet al. Dikutp
dalam Emaliyanti, 2022).
Menurut Zailani, (dikutip dalam Abdulah, 2021). Mengatakan bahwa
prinsip-prinsip triage yang utama dan harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Triage umumnya dilakukan untuk seluruh pasien
2. Waktu untuk Triage perorang harus lebih dari 30 detik
3. Prinsip utama triage adalah melaksanakan prioritas dengan urutan nyawa,
fungsi dan penampilan.
4. Pada saat melakukan triage, maka kartu triage akan dipasangkan kepada
korban luka untuk memastikan urutan prioritasnya.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Triage Jumpstart
Bencana alam merupakan keadaan yang sering kali memakan banyak
korban jiwa dalam satu waktu baik dari usia muda hinga lansia. Banyaknya
korban jiwa ini membuat pertolongan sulit untuk dilakukan dengan cepat dan
merata, belum lagi kebutuhan sumber daya yang terbatas. Maka dari itu
perlunya triase bencana adalah metode cepat untuk mengidentifikasi korban
yang memiliki cedera yang mengancam jiwa dan yang juga memiliki peluang
terbaik untuk bertahan hidup. Identifikasi korban tersebut berfungsi untuk
mengarahkan penyelamat dan penyedia layanan kesehatan lainnya kepada
pasien ini terlebih dahulu ketika mereka tiba di tempat kejadian.
Salah satu sistem triase insiden korban massal (MCI) yang paling
dikenal luas di Amerika Serikat adalah START Triage System (Simple Triage
and Rapid Treatment). Triase START adalah salah satu metode triase yang
dapat digunakan dalam MCI, Sistem ini dirancang untuk memungkinkan
responden pertama melakukan triase atau menilai banyak korban dengan
cepat biasanya membutuhkan waktu kurang dari satu menit, untuk
menentukan kategori mana yang harus ditetapkan. Triase start lebih ditujukan
untuk orang dewasa sedangkan untuk anak-anak menggunakan triase
jumpstart. Menurut Robabs, S (2018) Mengatakan bahwa jumpstart
merupakan alat triase MCI khusus pediatrik yang paling luas. Jumpstart
didasarkan pada alat triase START, yang saat ini merupakan standart emas
untuk triase MCI dewasa lapangan.
Jumpstart memperhitungkan aspek unik dalam fisiologi pediatrik yang
secara teoritis seharusnya menghasilkan tugas triase yang lebih akurat pada
anak-anak. Anak-anak memiliki nilai rentang normal yang berbeda dari yang
pernapasan tergantung pada usia mereka, sehingga metode START
berdasarkan tingkat pernapasan 30 detik tidak akan sesuai untuk anak anak.
Selain itu, anak-anak lebih cenderung memiliki masalah pernapasan utama
sebagai lawan masalah kardiovaskular dan anak-anak yang tidak bernapas
mungkin hanya memerlukan pernapasan buatan untuk diresusitasi. Anak-anak
juga tidak mudah dibagi sesuai dengan yang dapat berjalan kaki ke lokasi
yang ditunjuk, karena perkembangan, keterampilan, kesediaan mereka untuk
meninggalkan orang tua terluka dan kecenderungan orang tua untuk
membawa anak (Ramadhani,2021).
jumpstart digunakan secara luas di Amerika Serikat dan Kanada dan
merupakan modifikasi sistem START. Jumpstart digunakan untuk anak-anak
dari usia bayi sampai 8 tahun. Mungkin tidak mudah untuk menentukan usia
anak, maka petugas dapat menggunakan jumpstart jika korban masih anak-
anak dan jika korban terlihat seperti orang dewasa muda menggunakan
START.
B. Prinsip evaluasi dan penanggulangan bencana jumpstart pediatri
Manajemen UGD cedera massal atau penyakit yang dapat dianggap
sebagai bencana akan mengikuti prinsip-prinsip yang berlaku umum untuk
menyiapkan komando insiden dan mengumpulkan sumber daya yang tersedia,
tetapi ketika korban adalah anak-anak, penyedia harus memperhatikan tidak
hanya karakteristik khusus yang sudah ada, tetapi juga nuansa lain yang dapat
berdampak pada perawatan bencana pediatrik. Contohnya adalah sebagai
berikut:
(a) perbedaan triase, karena banyak antibiotik yang direkomendasikan
untuk agen biologis tidak digunakan secara rutin pada anakanak
(tetrasiklin atau kuinolon)
(b) vaksin yang tersedia saat ini untuk agen biologis yang digunakan
untuk teror massal tidak disetujui untuk anak-anak (misalnya,
antraks, wabah) dan vaksin yang tersedia mungkin lebih
berbahaya pada anak-anak atau penggunaannya terbatas
(misalnya, cacar)
(c ) dosis dan pemberian antidot mungkin sulit bagi responden yang
tidak terbiasa dengan dosis berbasis berat badan pediatrik dan
autoinjektor misalnya, digunakan dalam pelepasan gas saraf tidak
tersedia secara luas dalam ukuran pediatrik. Perlindungan yang
aman bagi anak dan penyatuan kembali anak-anak dengan
pengasuh mereka (selain penyediaan perawatan medis bencana
yang sesuai) merupakan komponen penting dari perencanaan
bencana pediatrik. Anak kecil mungkin tidak dapat
mengidentifikasi diri mereka sendiri atau pengasuhnya dan
mungkin terlalu takut atau stres untuk memberikan informasi yang
akurat. Saat ini, perencanaan reunifikasi keluarga terfragmentasi
dan alat reunifikasi keluarga all-hazard terpadu tidak ada di
Amerika Serikat. Penyatuan kembali yang tertunda dapat
mengakibatkan peningkatan biaya perawatan kesehatan dan lebih
jauh lagi menyebabkan kerugian. Formulir informasi darurat yang
diperbarui harus dipelihara yang mencakup kontak darurat dan
informasi medis; itu sangat penting untuk anak-anak dengan
kebutuhan perawatan kesehatan khusus. Saat mengelola bencana
di UGD atau rumah sakit, mungkin ada anak-anak tanpa
pendamping yang harus dipersatukan kembali dengan keluarga
mereka. Banyak pusat khusus pediatrik mungkin memiliki
kehidupan anak atau staf pekerjaan sosial untuk membantu
mengelola dukungan dan reunifikasi; fasilitas yang tidak
berspesialisasi dalam pediatri, tetapi dapat menerima korban,
harus memiliki rencana. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia,
tujuan reunifikasi keluarga adalah untuk memastikan
perlindungan anak dengan memprioritaskan identifikasi,
pendaftaran, dan pendokumentasian anak tanpa pendamping
secepat mungkin. Proses ini cukup kompleks dan harus mencakup
pengetahuan tentang kerentanan pediatrik dan respons terhadap
bencana, perencanaan berlapis dan komunikasi antara lembaga
lokal, regional, nasional, dan pemerintah serta rencana untuk
penggunaan sumber daya, pelacakan, dan koordinasi yang tepat.
C. Algoritma triage jumpstart
Langkah-langkah triase jumpstart

1. Identifikasi pasien yang dapat berjalan, setiap pasien yang dapat


berjalan diberikan warna hijau.
2. identifiasi pernafasan pasien.
3. kaji frekuensi pernapasan, perfusi dan status mental.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat ditarik kesimpulan pelaksanaan triage
berpengaruh dalam ketetapan pelaksanan triage dengan pengetahuan baik
memiliki pelaksanaan triage dan tidak ada yang termasuk dalam kriteria yang
tidak baik
B. Saran
Dalam meningkatkan pelayanan Kesehatan sehingga dapat memaksimalkan
penahanan dan penerapan tiage yang baik dan tepat bagi instansi rumah sakit,
agar dapat meningkatkan tenaga Kesehatan yang professional dalam semua
bidang, Tindakan dengan mengadakan pelatihan- pelatihan untuk tenaga
Kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Andry, D. Kumalasari, N. Supartini, E dkk. (2017). Buku Panduan Latihan


Kesiapsiagaan : Membangun Kesadaran, Kewaspadaan Dan
Kesiapan Dalam Menghadapi Bencana.
Batu, MRL, Adventus. Mahendra, Donny. Erita.(2019). Buku Materi
Pembelajaran Manajemen Gawat Darurat Dan Bencana. Program
Studi Diploma Tiga Keperawatan: Fakultas Vokasi Universitas
Kristen Indonesia. Jakarta.
BNPB (2017). Buku Saku : Tanggap Tangkas Menghadapi Bencana. Jakarta
Timur
Ihsan, F., Kosasih, C. E., & Emaliyawati, E. (2022). Kesiapsiagaan Perawat
Dalam Menghadapi Bencana: Literature Review. Faletehan Health
Journal, 9(01), 66-79.
Malik, N. Chernbumroong, S. Vassalo, J. Dkk (2021). Merg Med J. Paratif Alat
Triase Insiden Utama Pada AnakAnak : Analisis Berbasis Populasi
Inggris.
Ramadhani, M. M. A. (2021). Hubungan Pengetahuan Dengan Keterampilan
Triage Perawat Di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Program Studi
Ilmu
Keperawatan: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas DR. Soebandi.
Jember.
Robab, S. Mahsyid , N. Narges, K dkk. (2018). Metode Triase Pada Anak-Anak,
Tinjauan Sistematis. Jurnal Elektronik Kedokteran Umum.
Saragih, S. (2020). Pengetahuan Tim Search And Rescue (SAR) Tentang Triage
Pre Hospital Pada Korban Bencana Di Basarnas. Medan.
Lozon.M and Stuart. B. 2018. Pediatric Disaster Preparednes.

Anda mungkin juga menyukai