Anda di halaman 1dari 12

BAB III

RENCANA LAPANGAN

Obyektif : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini dengan baik,


Mahasiswa dapat merencanakan peletakan bangunan-banguan pelengkap
berdasarkan pertimbangan tata letak sehingga diperoleh rencana lapangan yang
efektik, efisien dan aman

Pengertian Rencana Lapangan


Sebelum mulai suatu pekerjaan baik pekerjaan kecil maupun pekerjaan
besar, terlebih dahulu perlu diadakan peninjauan keadaan lapangan
untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai keadaan
lapangan dalam rangka menyusun kegiatan persiapan pelaksanaan
pekerjaan. Salah satu kegiatan persiapan adalah penyusunan Rencana
Lapangan. Jadi yang dimaksud dengan Rencana Lapangan adalah suatu
rencana peletakan bangunan-bangunan pembantu yang bersifat temporal
yang diperlukan sebagai sarana pendukung untuk pelaksanaan
pekerjaan. Oleh karena sifatnya yang temporal maka pada akhirnya
bangunan ini harus dibongkar sehingga pemilihan jenis material
disesuaikan dengan keadaan dan kondisi lokasi.

3.1 Tujuan Penyusunan Rencana Lapangan


Secara garis besar tujuannya ialah mengatur letak bangunan-bangunan
pembantu sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat
berjalan dengan effisien, lancar, aman dan sesuai rencana kerja yang
disusun.
1) Effisien
Peletakan bangunan-bangunan pembantu perlu diatur menurut
kebutuhan sehingga diperoleh effisiensi kerja. Effisiensi ialah
pencapaian perbandingan yang terbaik antara sumber tenaga/daya
dengan hasil pelaksanaan. Letak bangunan pembantu, baik jarak

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Manajemen Konstruksi II
III-1
maupun ukuran dari masing-masing bangunan diusahakan jangan
sampai saling mengganggu. Demikian pula letak dari alat-alat besar
dan penyediaan bangunan sangat berpengaruh terhadap efisiensi
kerja.
2) Lancar
Yang dimaksud lancar selain kelancaran pelaksanaan pekerjaan,
terutama diartikan dalam kelancaran transportasi/angkutan di
tempat pekerjaan. Pembuatan jalur-jalur jalan kerja sehingga
peletakan bangunan-bangunan pembantu tersebut tidak
mengganggu lancarnya kegiatan pelaksanaan pekerjaan. Apabila
kelancaran transportasi terganggu dapat
mengakibatkan/menimbulkan hambatan pelaksanaan pekerjaan,
selanjutnya mengakibatkan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
dapat menyimpang dari perencanaan yang telah disusun.
3) Aman
Pembuatan bangunan-bangunan pembantu antara lain bertujuan
untuk keperluan keamanan dan keselamatan.
Yang dimaksud dengan keamanan adalah menghindarkan
gangguan pencurian, kehilangan dan kerusakan bahan-bahan
bangunan serta alat peralatan bangunan. Dengan demikian,
walaupun sifatnya sementara, bangunan pembantu ini dibuat
cukup kuat untuk menjamin keamanan dari bahan-bahan dan alat-
alat yang disimpan di dalamnya. Untuk proyek yang besar dapat
dibuatkan pos keamanan untuk para petugas keamanan.
Yang dimasud dengan keselamatan adalah hubungannya dengan
keselamatan kerja dari para tenaga kerja terutama bangunan yang
berupa bengkel-bengkel kerja harus dibuat sedemikian rupa
sehingga bentuk, ukuran dan konstruksinya dapat menjamin
keselamatan dan ketentraman kerja bagi para pekerja yang bekerja
di dalam bangunan tersebut.

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Manajemen Konstruksi II
III-2
3.2 Jenis-Jenis Bangunan Pembantu
Jenis dan macam dari bangunan pembantu tergantung pada besar
kecilnya pekerjaan atau panjang pendeknya jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan. Demikian pula jenis/macam dari pekerjaan/bangunan yang
akan dilaksanakan ikut menentukan jenis/macam dan ukuran
bangunan pembantu termasuk jumlah dari bangunan pembantu.
Walaupun bersifat sementara dan harus dibongkar pada saat
pelaksanaan pekerjaan selesai, jangka waktu penggunaan dijadikan
pertimbangan pokok dalam menentukan/memilih bahan bangunan dan
jenis konstruksi agar dapat bertahan minimal selama jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan.
Jenis-jenis bangunan pembantu :
1. Kantor
Bangunan pembantu untuk kantor dipergunakan sebagai tempat
bekerja petugas administrasi baik administrasi umum maupun
administrasi teknis. Ada dua macam bangunan pembantu untuk
kantor, yaitu untuk kantor Pengawas/Direksi dana kantor untuk
Pelaksana/Kontraktor. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang cukup besar
dapat pula dibuat bangunan pembantu tersendiri untuk Sub
Kontraktor/Kontraktor Pembantu, dan dilengkapi dengan fasilitas-
fasilitas menurut kebutuhan seperti : kamar mandi/WC, instalasi
listrik, air, telepon serta AC (Air Conditioning).
Letak bangunan-bangunan pembantu ini dapat terpisah ataupun jadi
satu, yang penting adalah hubungan kerja dapat berjalan dengan
lancar.
2. Gudang
Bangunan pembantu gudang dipergunakan untuk menyimpan barang-
barang dan bahan-bahan berharga dan yang harus dilindungi
terhadap pengaruh cuaca (hujan dan panas) serta keamanan. Untuk
menyimpan bahan-bahan bangunan yang tidak perlu dilindungi
terhadap pengaruh cuaca cukup ditampung dalam tempat penyimpan

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Manajemen Konstruksi II
III-3
terbuka dengan diberi batas pengamanan seperlunya. Letak bangunan
pembantu ni diusahakan agar mudah dicapai dan tidak mengganggu
kelancaran kegiatan pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
3. Bengkel Kerja
Yang dimaksud dengan bangunan pembantu untuk bengkel kerja ialah
tempat kerja perbengkelan yang tidak mungkin dikerjakan di luar
tempat pekerjaan/proyek antara lain meliputi bengkel kerja untuk
kayu, besi, listrik, mesin-mesin dan lain-lain. Bangunan pembantu ini
dibuat agar orang/tenaga kerja yang bekerja di dalam bengkel kerja
dapat bekerja dengan aman, tidak terganggu dan mengganggu
kegiataan pekerjaaan yang lain. Dalam hal ini perlu diperhatikan pula
persyaratan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah mengenai
keselamatan kerja. Untuk pekerjaan yang cukup besar dan
menggunakan mesin-mesin atau alat-alat besar, diperlukan bengkel
kerja khusus untuk merawat/memelihara dan memperbaiki mesin-
mesin dan alat-alat tersebut. Sedangkan untuk pekerjaan kecil/sedang
untuk masing-masing bengkel kerja dapat dipisah atau dijadikan satu
dengan pembatas atau penyekat seperlunya.
4. Laboratorium Lapangan
Yang dimaksud dengan bangunan pembantu untuk laboratorium
lapangan adalah tempat untuk mengadakan penelitian, pengujian dan
percobaan di lapangan yang berhubungan dengan pemeriksaan hasil
pekerjaan, dan untuk mengadakan percobaan beberapa jenis bagian
konstruksi. Pada umumnya laboratorium lapangan dibuat untuk
menunjang kelancaran pekerjaan untuk pekerjaan/proyek yang cukup
besar dengan jangka waktu pelaksanaan yang cukup lama.
5. Pos Keamanan
Bangunan pembantu untuk pos keamanan dibuat untuk keperluan
para petugas keamanan dari pekerjaan/proyek.

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Manajemen Konstruksi II
III-4
Bentuk, ukuran, bahan-bahan bangunan yang digunakan dan jumlah
serta letak dari bangunan pos keamanan disesuaikan dengan situasi
dan kebutuhan pekerjaan.
5. Pagar Keliling
Bangunan pembantu untuk pagar keliling dimaksudkan selain untuk
membatasi daerah/lapangan kerja juga untuk keamanan seluruh
pekerjaan. Pada umumnya pagar keliling dibuat untuk
pekerjaan/proyek dengan batas tertentu dan tidak luas. Untuk
pekerjaan/proyek yang cukup luas daerahnya, maka pagar keliling
hanya dibuat pada tempat-tempat tertentu yang diperlukan.
Dalam proses pembangunan proyek konstruksi, dibutuhkan suatu
perencanaan yang matang, baik perencanaan metoda konstruksi,
penyediaan material, sumber dana, tenaga kerja. Hal ini diperlukan untuk
mendapatkan hasil kerja yang efisien. Kompleksitas dari pelaksanaan
pembangunan menuntut pengelola konstruksi untuk memperhitungkan
dengan cermat segala sesuatu yang akan dihadapi di lapangan. Pada
umumnya, penyiapan lokasi pekerjaan adalah sebagai berikut :
1. Penyelidikan lapangan
Tujuan site investigation adalah mengidentifikasi dan mencatat data yang
diperlukan untuk kepentingan proses desain maupun proses konstruksi.
Pengumpulan data harus dapat mewakili kondisi lapangan/lokasi proyek
yang sesungguhnya (bangunan yang ada sekarang, pohon, utilitas yang
ada dan lain sebagainya). Bangunan-bangunan di sekitar lokasi proyek
yang diperkirakan memengaruhi proses konstruksi di lapangan juga harus
dicatat.
2. Pertimbangan tata letak
Tata letak di lokasi proyek sangat berpengaruh terhadap efisiensi selama
proses konstruksi. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum
pelaksana konstruksi memulai pekerjaannya adalah :
 Pertimbangan umum, sebelum memutuskan tata letak di lokasi
proyek, sudah seharusnya hasil site investigation diuji/diplotkan

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Manajemen Konstruksi II
III-5
lebih dahulu dalam gambar rencana. Tujuan kegiatan ini adalah
mengetahui dengan pasti keterkaitan antara gambar rencana
dengan kondisi sebenarnya di lapangan dan untuk merencanakan
penempatan material, bedeng pekerja, peralatan dan lain sebagainya
yang digunakan sebagai pendukung kegiatan pembangunan.
 Pertimbangan jalan masuk, pengaturan jalan masuk menuju lokasi
proyek dan jalan keluarnya membutuhkan pemikiran tersendiri
yang berkaitan dengan tindakan efisiensi. Jalur jalan dalam lokasi
proyek direncanakan sehingga peralatan/material dari luar dapat
ditempatkan dalam lokasi yang efisien sehingga tidak banyak waktu
terbuang untuk menggunakannya.
 Pertimbangan penyimpanan bahan, jumlah dan jenis material yang
harus ditumpuk/stok, factor keamanan serta cara penyimpanan
terutama perlindungan dari pengaruh cuaca, lokasi penyimpanan,
ruang kerja yang memadai di antara tempat penyimpanan material
(untuk keperluan pengambilan), penempatan material yang efisien
untuk menghindari dua/beberapa kali pemindahan sebelum
material tersebut digunakan. Pertimbangan tersebut di atas harus
dilakukan untuk mendapatkan system dan tat letak yang efisien.
 Pertimbangan akomodasi, jumlah dan klasifikasi dari karyawan yang
akan terlibat dalam kegiatan konstruksi harus diidentifikasi terlenih
dahulu. Pemenuhan persyaratan minimum yang harus disediakan
sesuai peraturan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Penentuan
lokasi kantor proyek bujan hanya memberikan kemudahan dan
kecepatan bagi pengunjung proyek, tetapi juga sudut pandang yang
luas dari lokasi proyek sehingga pihak pengelola proyek dapat
dengan mudah menjangkau semua bagian proyek serta penempatan
ruang istirahat dan kamar mandi.
 Pertimbangan fasilitas sementara, untuk pemenuhan fasilitas
sementara, dilakukan terlebih dahulu jenis kegiatan yang

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Manajemen Konstruksi II
III-6
membutuhkannya, kapan fasilitas tersebut digunakan dan dimana
dibutuhkannya.
 Pertimbangan peralatan, identifikasi jenis peralatan, kapan akan
digunakan dan dimana dibutuhkannya, apakah system peralatan
tersebut static atau mobile? Jika statik, persiapkan lokasi
penempatan serta alas/pondasi yang dibutuhkan. Jika peralatan
tersebut bersifat mobile, cek tentang ruter sirkulasi untuk
mendapatkan efisiensi yang optimum.
 Pagar lokasi, pagar lokasi harus dibuat untuk mencegah hal-hal
yang tidak diinginkan (pencurian, keamanan). Jenis pagar lokasi ini
disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya untuk pagar luar
sebaiknya digunakan material yang tertutup untuk menghindarkan
pemandangan yang tidak sedap dilihat dari luar.
 Kesehatan dan keselamatan kerja, pemenuhan peralatan standar
minimum untuk kepentingan kesehatan dan keselamatan pekerja
sesuai peraturan yang berlaku. Misalnya, wajib memakai topi proyek
(helm), pekerja wajib mengenakan tali pengaman untuk bekerja di
atas ketinggian tertentu, kontraktor wajib memasang jarring-jaring
pengaman dalam pembangunan gedung bertingkat.
3. Keamanan Lokasi Proyek
Tujuan utama site security adalah sebagai berikut :
o Keamanan dari pencuri
o Keamanan dari perampokan
o Keamanan dari penyalahgunaan
Kebutuhan dan jenis keamanan tidak sama dari satu proyek terhadap
proyek yang lain, tetapi disesuaikan dengan kondisi sekitar proyek,
data tentang tingkat pencurian serta besarnya nilai barang yang akan
diamankan. Pada umumnya, system keamanan yang harus digunakan
adalah pagar lokasi proyek, pagar pengaman di dalam lokasi proyek
dan penjaga malam.
4. Penerangan Lokasi Proyek

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Manajemen Konstruksi II
III-7
Penerangan dibutuhkan jika hendak melanjutkan pekerjaan (lembur)
pada malam hari atau jika sinar matahari tidak cukup terang sebagai
pendukung untuk melakukan kegiatan. Penerangan yang cukup juga
dapat mencegah penyalahgunaan pemanfaatan barang ataupun
peralatan. Jenis lampu yang dapat digunakan tergantung dari
kebutuhannya, untuk penerangan di sekeliling pagar lokasi bangunan
dapat digunakan lampu TL, sedangkan untuk kepentingan penerangan
pekerjaan lembur dapat digunakan lampu halogen.
5. Kantor Proyek
Pemilihan bentuk serta material untuk keperluan kantor proyek
ditentukan oleh kontraktor, dan tentunya sesuai dengan spesifikasi
dalam kontrak. Material yang sering digunakan terbuat dari kayu,
mobil caravan atau lainnya. Kebutuhan ruang biasanya dipisahkan
antara manajer proyek, ruang administrasi serta ruang untuk pekerja
proyek.
Ukuran dari kantor proyek ini dapat diperkirakan berdasarkan asumsi
bahwa kebutuhan ruang setiap satu orang sebesar 3,7 m2 dan 11,5
m3. Kedua acua tersebut harus dipenuhi. Contoh penerapannya
adalah sebagai berikut :
Penentuan luas ruang akomodasi yang direncanakan untuk 5 orang
pengelola proyek adalah sebagai berikut /; minimum luasan = 5 x 3,7
m2/orang = 18,5 m2 ; minimum volume = 5 x 11,5 m3/orang = 57,5
m3 ; jika lebar ruang diambil 3 m dan tinggi ruang adalah 2,4 m maka
panjang kantor adalah [57,5 / (3 x 2,4)] = 7,98 m = 8 m. Kontrol syarat
luas minimum = 3 x 8 = 24 m2 > 18,5 m2.
6. Penyimpanan material
Hal yang digunakan sebagai pertimbangan kegiatan penyimpanan
material, antara lain :
a. Jenis Material yang akan disimpan
Kegiatan ini membutuhkan ruang yang cukup, terlindung serta
mudah dalam melakukan pengontrolan selama proses

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Manajemen Konstruksi II
III-8
konstruksi. Pertimbangan-pertimbangan yang harus dilakukan
dalam usaha penyimpanan material seperti ukuran material,
organisasi, perlindungan, keamanan, biaya dan control.
b. Kebutuhan ruang yang diperlukan untuk penyimpanan
Penentuan lokasi serta luas area yang dibutuhkan untuk
penyimpanan material harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga dihasilkan suatu keadaan optimum. Proses transportai
serta handling material harus mendapat pemikiran tersendiri,
dengan harapan tidak terjadi beberapa kali pemindahan sebelum
material tersebut dimanfaatkan.
c. Alokasi ruang dalam tata letak lokasi proyek
Penempatan lokasi penyimpanan dalam lokasi proyek tergantung
dari beberapa hal berikut ini :
 Ruang yang masih tersedia setelah akomodasi kantor
ditentukan.
 Jalur transportasi dalam lokasi proyek guna pemindahan
bahan.
 Kemudahan pemindahan dari lokasi penyimpanan ke
lokasi pemakaian bahan.
 Jarak yang terdekat antara keduanya sehingga dapat
mereduksi waktu serta biaya yang dikeluarkan. Salah satu
alternatifnya adalah tempat penyimpanan dengan lokasi
pemakaian dalam jangkauan alat transportasi statis
(misalnya tower crane)
 Keamanan saat proses penggunaan bahan (transportasi)
serta aman dari perampokan/pencurian.
 Sistem inventory yang digunakan, tempat penyimpanan
yang terlalu kecil dapt berakibat kekurangan
bahan/tertundanya pekerjaan karena menunggu
pengiriman material ke lokasi proyek. Jika terlalu besar
maka harus dipertimbangkan masalah keamanan serta

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Manajemen Konstruksi II
III-9
penggunaan dana yang berlebihan dari anggaran yang
direncanakan.
7. Setting Out
Kegiatan ini dilakukan untuk menentukan titik-titik acuan sebagai
langkah awal dari proses konstruksi, Setting out dimulai setelah
seluruh/sebagian lokasi proyek bersih dari segala sesuatu yang dapat
menghambat proses ini, termasuk juga pekerjaan penggalian.
Kontraktor mempunyai tanggung jawab dalam menentukan titik-titik
acuan tersebut tetapi harus selalu berkoordinasi dengan konsultan
serta arsitek yang terkait.
Temporary bench mark adalah sebuah titik tetap di lokasi/lapangan
proyek dimana seluruh pengukuran (level) mengacu pada titik
tersebut.

3.5 Pengaturan Lalu Lintas Lapangan


Contoh-contoh Rencana Lapangan dan pengaturan Lalu Lintas
Lapangan :

A C A

B C

I Pembangunan gedung II Pembangunan Gedung

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Manajemen Konstruksi II
III-10
P KR BT
S

PK
A
B1
L

M B2

PS

KR D1

D2
C1 C2

III Pembangunan gedung

Keterangan :
A = bangunan M = Mesin
B, B1, B2 = kantor PS = Pasir
C, C1, C2 = bengkel kerja KR = Kerikil
D, D1, D2 = gudang BT = Batu
PK = pos keamanan L = Lift kerja
arah lalu lintas

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Manajemen Konstruksi II
III-11
JD

B1 B2 D

C C

IV Rehabilitasi Jembatan
Keterangan :
A = jembatan
B = kantor
C = bengkel kerja
D = gudang
JD = jembatan darurat
= pengatur lalu lintas

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Manajemen Konstruksi II
III-12

Anda mungkin juga menyukai