4 SURYA”
Fase ini disebut juga fase fibroplasia, karena yang menonjol adalah
proses proliferasi fibroblas. Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi
sampai kira-kira akhir minggu ke-tiga yang ditandai dengan deposisi
matriks ekstraselular, angiogenesis, dan epitelisasi.
Proses angiogenesis juga terjadi pada fase ini yang ditandai dengan
terbentuknya formasi pembuluh darah baru dan dimulainya pertumbuhan
saraf pada ujung luka. Pada saat ini, keratinosit berproliferasi dan
bermigrasi dari tepi luka untuk melakukan epitelisasi menutup permukaan
luka, menyediakan barier pertahanan alami terhadap kontaminan dan
infeksi dari luar. Dengan tertutupnya permukaan luka dan dengan
pembentukan jaringan granulasi, maka proses fibroplasia akan berhenti
dan dimulailah proses pematangan dalam fase remodeling.
3) Fase remodeling / fase pematangan
Fase ini merupakan fase terakhir dari proses penyembuhan luka pada
jaringan lunak dan kadang-kadang disebut fase pematangan luka. Pada
fase ini terjadi perubahan bentuk, kepadatan, dan kekuatan luka. Selama
proses ini, dihasilkan jaringan parut yang pucat, tipis, lemas, dan mudah
digerakkan dari dasarnya. Terlihat pengerutan maksimal dari luka, terjadi
peningkatan kekuatan luka, dan berkurangnya jumlah makrofag dan
fibroblas yang berakibat terhadap penurunan jumlah kolagen. Fase ini
dapat berlangsung berbulan-bulan dan dinyatakan berakhir apabila semua
tanda radang sudah hilang. Tubuh berusaha menormalkan kembali semua
yang abnormal karena adanya proses penyembuhan.
Proses Penyembuhan Socket secara Histologis
Apabila diperhatikan terdapat tahap yang bersamaan secara histologis
pada proses penyembuhan socket dari hasil biopsi yang dilakukan pada
luka bekas pencabutan.
- Tahap I Koagulum
Dibentuk ketika terjadi hemostatis, terdiri dari eritrosit dan leukosit
dengan jumlah yang sama seperti pada peredaran darah.
- Tahap II Jaringan Granulasi
Dibentuk pada dinding socket 2 – 3 hari setelah pencabutan yang
merupakan proliferasi dari sel – sel endothelial, kapiler – kapiler dan
beberapa leukosit dan selama 7 hari jaringan granulasi menggantikan
tempat dari koagulum
- Tahap III Jaringan Konektif
Awalnya pada bagian tepi socket, selama 20 hari setelah pencabutan
menggantikan jaringan granulasi. Jaringan konektif yang baru terdiri
dari sel – sel, kolagen dan serat –serat fiber.
- Tahap IV Pertumbuhan Tulang
Dimulai pada hari ke 7 setelah pencabutan, dimulai dari tepi dasar
socket, pada hari ke 38 setelah pencabutan biasanya sudah terisi
dengan tulang muda, selama 2 – 3 bulan tulang telah menjadi mature
dan terbentuk trabekula, setelah 3 – 4 bulan maturasi tulang telah
lengkap seluruhnya.
- Tahap V Perbaikan epithelial
Dimulai ketika terjadi penutupan luka 4 hari setelah pencabutan dan
biasanya akan selesai setelah 24 hari.
SUMBER : Luca Ilenia De, et al. 2021 .Nanotechnology
Development for Formulating Essential Oils in Wound Dressing
Materials to Promote the Wound-Healing Process: A Review.
Multidisciplinary DIGITAL publishing institute Journal. 11(4):1713
JAWAB : Luka yang diciptakan oleh tindakan pencabutan gigi berbeda dari
luka insisional kulit dalam terjadinya kehilangan yang secara substansial lebih besar. Setelah
gigi dicabut, efeknya adalah respon hemostatik, tempat luka diisi oleh bekuan darah.
Terkadang pembekuan darah dipindah dari tempatnya. Sel-sel epitel yang membatasi soket
mulai berproliferasi dan migrasi sepanjang bekuan, setelah 10 hari terjadi epitelisasi soket.
Dalam bekuan, respon inflamasi berlangsung, melibatkan neutrofil dan kemudian disusul
makrofag. Selain itu, tubuh juga memiliki kemampuan secara seluler dan biokimia untuk
memperbaiki integritas jaringan dan kapasitas fungsional akibat adanya luka yang biasa
disebut proses penyembuhan luka atau wound healing (Nanci& Antonio, 2003).
Proses penyembuhan luka pasca pencabutan gigi terdiri dari 5 tahap yang saling tumpang
tindih, terdiri dari pembentukan blood clot, jaringan granulasi, jaringan preosseous, trabekula
tulang dan epitelisasi. Pada tahap awal proses penyembuhan, terbentuk blood clot yang
mengisi soket yang kosong, blood clot tersebut terbentuk dari sel-sel darah dan jaringan
fibrin.
Kemudian blood clot mengalami maturasi, diikuti oleh pembentukan jaringan granulasi yang
kaya akan pembuluh darah baru dan sel-sel inflamasi seperti neutrofil, makrofag, limfosit,
dan infiltrat fibroblas. Jaringan granulasi terbentuk pada hari kedua dan ketiga pasca
pencabutan gigi dan menggantikan blood clot secara sempurna pada hari ketujuh. Setelah itu
terjadi pergantian secara bertahap jaringan granulasi dengan jaringan ikat sementara atau
jaringan preosseous.
Jaringan preosseous terbentuk dari sel mesenkim, osteoblas, jaringan kolagen serta pembuluh
darah. Osteoblas kemudian akan menghasilkan osteoid atau matriks tulang yang belum
termineralisasi, setelah itu secara bertahap osteoid akan mengalami mineralisasi sehingga
berubah menjadi trabekula tulang. Pada hari ke 38, trabekula tulang telah mengisi dua per
tiga tulang alveolaris. Proses epitelisasi mulai terjadi pada hari keempat dan berlangsung
paralel dengan perbaikan preossesus alveolaris, setelah hari ke 24-35 epitel secara sempurna
menutupi tulang alveolaris.
6. prinsip asepsis seperti apa? Metode untuk mobilitas gigi ? medikasi yang tepat untuk
kasus di scenario?
JAWAB : Asepsis Untuk menghindarkan atau memperkecil bahaya inflamasi,
seharusnya bekerja secara asepsis, artinya melakukan pekerjaan dengan
menjauhkan segala kemungkinan kontaminasi dari kuman atau menghindari
organisme patogen. Asepsis secara praktis merupakan suatu teknik yang digunakan
untuk memberantas semua jenis organisme. Tindakan sterilisasi dilakukan pada tim
operator, alat-alat yang dipergunakan, kamar operasi, pasien terutama pada daerah
pembedahan. b. Pembedahan atraumatik Pada saat ekstraksi gigi harus
diperhatikan untuk bekerja secara hati-hati, tidak kasar, tidak ceroboh, dengan
gerakan pasti, sehingga membuat trauma sekecil mungkin. Tindakan yang kasar
menyebabkan trauma jaringan lunak, memudahkan Universitas Sumatera Utara
terjadinya inflamasi dan memperlambat penyembuhan. Peralatan yang digunakan
haruslah tajam karena dengan peralatan yang tumpul akan memperbesar terjadinya
trauma. c. Akses dan lapangan pandang baik Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi akses dan lapangan pandang yang baik selama proses ekstraksi
gigi.
Asepsis
• Tindakan asepsis merupakan prosedur klinis yang dilakukan untuk mencegah kontaminasi
dari luka dan bagian tubuh lainnya
1. Asepsis medis
Tehnik bersih, termasuk prosedur yang digunakan untuk mencegah penyebaran
mikroorganisme.
Contoh: mencuci tangan, mengganti linen tempat tidur, dan menggunakan cangkir untuk
obat.
2. Asepsis bedah
Teknik steril, termasuk prosedur yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme dari
suatu daerah.
Splint akan dilepas jika dokter menganggap bahwa gigi sudah cukup
kuat untuk menahan tekanan akibat pengunyahan maupun fungsi
rongga mulut lainnya.
Gerakan mulut saat menggunakan sedotan juga dapat dengan mudah mengeluarkan bekuan
darah.
5. Hindari Bersin
Bila memungkinkan, hindari bersin setelah cabut gigi bagian atas. Bersin dapat membuat
tekanan di kepala dan berisiko mengeluarkan gumpalan darah yang sedang terbentuk.
6. Berhenti Merokok
Disarankan untuk berhenti merokok pascacabut gigi. Kebiasaan ini dapat menyebabkan tekanan
di mulut seperti penggunaan sedotan.
Merokok juga dapat menyebabkan infeksi dan menghambat proses penyembuhan setelah cabut
gigi.
Disarankan untuk mengonsumsi makanan lunak, seperti bubur, sup hangat, buah, puding, dan
yoghurt.
SUMBER : edical News Today. Diakses 2022. Tooth extraction aftercare: A how-to guide
Kontraindikasi sistemik menghalangi pencabutan karna keadaan sistemik pasien yang tidak
dapat menahan penyelesaian proses pembedahan.
a. Diabetes
Pasien dengan penyakit diabetes tidak terkontrol cenderung
lebih rentan mengalami infeksi pada luka bekas pencabutan gigi
dan dapat meluas ke jaringan sekitarnya.
b. Hipertensi
Pencabutan gigi dapat dilakukan pada pasien dengan hipertensi
ringan (derajat 1) dan hipertensi sedang (derajat 2), atau ketika
tekanan sistolik kurang dari 200 mmHg dan tekanan diastolik
kurang dari 110 mmHg.
c. Penyakit jantung
Kondisi jantung yang paling sering menyulitkan pencabutan gigi
adalah infark miokard, angina pektoris, dan dekompensasi
jantung.
d. Pasien terapi steroid
Pasien yang menjalani terapi steroid akan terhambat produksi
hormone adrenokortikotropinnya. Bahkan pada pasien yang
sudah satu tahun berhenti terapi menunjukkan sekresi adrenal
tersebut tidak cukup untuk menahan stres pencabutan gigi.
e. Kehamilan
Faktor risiko tinggi yang timbul ketika merawat pasien hamil
adalah menghindari kecacatan genetik pada janin. Selain itu,
perawatan ekstra harus dilakukan selama prosedur radiografi
dental dan pemberian obat.
f. Diskrasia darah
Anemia, penyakit perdarahan seperti hemofilia dan leukemia
adalah diskrasia darah yang menimbulkan banyak masalah
selama pencabutan gigi. Komplikasi pendarahan yang
berlebihan pasca operasi harus ditangani dengan hati-hati.
g. Pasien terapi antikoagulan
Pasien terapi antikoagulan yang menjalani prosedur bedah
mulut dapat mengalami pendarahan yang berkepanjangan
pasca operasi dan/atau kecelakaan tromboembolik yang fatal
h. Gondok beracun
Ekstraksi dapat memicu krisis tiroid. Gejalanya adalah setengah
sadar, gelisah (yang tidak terkendali bahkan dengan sedasi
berat), sianosis dan delirium yang sangat cepat, dll. Pada
kondisi ini, tidak ada prosedur bedah yang dapat dilakukan dan
pasien harus dirujuk ke dokter.
i. Penyakitkuning
Komplikasi postoperative dari keadaan ini adalah pendarahan.
Jika pencabutan gigi sangat dibutuhkan, dosis vitamin K
profilaksis harus diberikan sebelum operasi.