Anda di halaman 1dari 7

ORAL PRESENTASI

Profil Penggunaan Antihipertensi Pada


Poli Lansia Di Puskesmas Alak Tahun 2017

Profile of Antihypertensive Use in


Elderly Poly at Alak Health Center in 2017

Ni Nyoman Yuliania*, Tadeus Andre Legalethab, Paulina Watangc


Prodi Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupanga, Universitas Nusa Cendanab, Puskesmas Alakc
*Email: y.ninyoman@yahoo.com

Abstrak

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang banyak ditemukan baik di
negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia. Hipertensi jika dibiarkan dapat
mengganggu fungsi organ –organ lain terutama organ-organ vital seperti jantung dan ginjal.
Hipertensi menyebabkan kematian pada 45 % penderita penyakit jantung dan 51 %
kematian pada penderita penyakit strok. Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 25,8%
sedangkan untuk NTT sendiri adalah sebesar 23,3 % pada tahun 2013. Pemilihan obat
merupakan masalah yang penting dalam pengobatan hipertensi. Telah dilakukan penelitian
di Poli Lansia Puskesmas Alak periode Januari sampai dengan Desember 2017 tentang
Profil Penggunaan Antihipertensi pada Poli Lansia Puskesmas Alak. Penelitian dilakukan
dengan cara deskriptif retrospektif yaitu dengan melihat kembali kemudian mengumpulkan
dan mencatat resep. Hasil penelitian menunjukan bahwa penderita hipertensi terbanyak
pada tahun 2017 adalah pasien berjenis kelamin perempuan dengan persentase 54,50 %.
Golongan obat yang paling banyak digunakan adalah golongan antagonis kalsium
(Amlodipin) dengan persentase 55,08 %. Penggunaan obat yang paling banyak digunakan
adalah obat tunggal yaitu sebesar 77,24 %, interaksi obat yang paling banyak terjadi adalah
interaksi antara obat amlodipin dan simvastatin yaitu sebesar 9,58 %. Kesimpulan dan
Rekomendasi pada penelitian ini yaitu golongan obat hipertensi yang paling banyak di
gunakan pada poli Lansia Puskesmas Alak Tahun 2017 adalah golongan obat hipertensi
Antagonis Kalsium (Amlodipin) yaitu sebesar 55,08 % sehingga perlu direncanakan obat
amlodipine lebih banyak persediaannya dibandingan obat antihipertensi lainnya dan Interaksi
obat yang terjdi pada poli Lansia Puskesmas Alak Tahun 2017 yaitu interaksi antara obat
Amlodipin dan Simvastatin sebesar 9,58 % sehingga perlu adanya evaluasi menyangkut
penggunaan dan peresepan antihipertensi terutama interaksi obat kepada pasien yang
membutuhkan terapi dengan obat antihipertensi
Kata kunci : Antihipertensi, Poli Lansia Puskesmas Alak.

Abstract

Hypertension or high blood pressure is a problem that is found in many developed and
developing countries, including Indonesia. Hypertension if left unchecked can interfere with
the function of other organs, especially vital organs such as the heart and kidneys.
Hypertension causes death in 45% of heart disease sufferers and 51% of deaths in stroke
sufferers. he prevalence of hypertension in Indonesia is 25.8% while for NTT itself it is 23.3%
in 2013. Drug selection is an important problem in the treatment of hypertension. A study has
been conducted at the Alak Health Center at the Alak Health Center for the period of January
to December 2017 on the Profile of Antihypertensive Use at the Alak Health Center at the
Alak Health Center. The study was conducted in a retrospective descriptive manner by
looking back then collecting and recording recipes. The results showed that most

PROSIDING SEMNAS I Kesehatan Lingkungan & Penyakit Tropis


ISBN 978-623-92590-0-6 390
hypertension sufferers in 2017 were female patients with a percentage of 54.50%. The most
widely used drug class is the calcium antagonist group (Amlodipin) with a percentage of
55.08%. The most widely used drug use is a single drug that is equal to 77.24%, the most
common drug interaction is the interaction between amlodipine and simvastatin which is
9.58%. Conclusions and Recommendations in this study are the most commonly used
hypertension drug classes in the elderly Alak Health Center in 2017 is the Calcium
Antagonist hypertension drug group (Amlodipin) that is 55.08% and Drug interactions that
occur in the elderly at Alak Health Center in 2017, namely the interaction between Amlodipin
and Simvastatin drugs at 9.58% so there is a need to evaluate the use and prescribing of
antihypertensive drugs, especially drug interactions with patients who need therapy with
antihypertensive drugs.
Keywords: Antihypertensive, Elderly Poly Alak Health Center.

Latar Belakang
Hipertensi merupakan suatu keadaan ketika tekanan darah dipembuluh darah
meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Jika dibiarkan
penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama organ-organ vital seperti
jantung dan ginjal. Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada
kriteria diagnosis Joint National Commite (JNC) VII 2003, yaitu hasil pengukuran tekanan
darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg (RISKESDAS, 2013).
Sejak tahun 1999 hingga 2009, angka kematian akibat hipertensi meningkat
sebanyak 17,1 % dengan angka kematian akibat komplikasi hipertensi mencapai 9,4 juta per
tahunnya (WHO, 2013)2. Penyakit hipertensi dapat mengakibatkan infark miocard, stroke,
gagal ginjal dan kematian jika tidak dideteksi secara dini dan ditangani dengan tepat (James
dkk, 2014). Hipertensi menyebabkan kematian pada 45% penderita penyakit jantung dan
51% kematian pada penderita penyakit strok pada tahun 2008 (WHO, 2013).
Penelitian sebelumnya tentang permasalahan terkait obat hipertensi pada pasien usia
lanjut di poli geriatri RSUD Dr. Soetomo Surabaya, dinyatakan bahwa terjadi permasalahan
akibat interaksi obat. Pasien usia lanjut yang memiliki kadar asam urat 8 mg/dl mendapat
terapi HCT, dimana obat HCT dapat memperburuk hiperurisemia karena kompetisi sekresi
asam urat dan tiazid dalam tubulus renalis. Pasien hipertensi juga mendapat obat OBH,
dimana kandungan licorice dalam OBH memiliki efek pseudoaldosteron yang dapat
mengurangi efektifitas antihipertensi (Supraptia, 2014).
Pemilihan obat merupakan masalah penting dalam pengobatan, karena terdapat
beberapa jenis obat antihipertensi dan pasien lansia biasanya mengalami komplikasi dengan
penyakit lain sehingga diperlukan jumlah dan jenis obat yang banyak untuk terapi. Masalah
penelitian ini adalah bagaimana profil penggunaan obat antihipertensi pada pasien di poli
lansia Puskesmas Alak tahun 2017 dengan tujuan penelitiannya Untuk menggambarkan

PROSIDING SEMNAS I Kesehatan Lingkungan & Penyakit Tropis


ISBN 978-623-92590-0-6 391
profil penggunaan obat antihipertensi berdasarkan jenis kelamin, golongan obat,
penggunaan obat tunggal dan kombinasi serta interaksi obat hipertensi pada pasien Poli
Lansia di Puskesmas Alak tahun 2017. Berdasarkan permasalahan yang ada peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang profil penggunaan antihipertensi pada Poli Lansia di
Puskesmas Alak tahun 2017.

Metode Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif
yaitu dengan melihat kembali kemudian mengumpulkan dan mencatat resep pada poli
Lansia. Tempat penelitian pada poli Lansia Puskesmas Alak. Waktu Penelitian dilakukan
pada bulan Januari sampai tahun 2018. Variabel dalam penelitian ini adalah profil
penggunaan obat antihipertensi pada pasien rawat inap di poli lansia Puskesmas Alak
periode Januari sampai Desember 2017 berdasarkan karakteristik jenis kelamin, golongan
obat dan penggunaan obat tunggal/kombinasi dan interaksi obat. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah resep pasien hipertensi pada Poli Lansia Puskesmas Alak tahun
2017. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah random sampling periode
Januari sampai Desember 2017.
Alat yang digunakan untuk pengumpulan data adalah lembar resep pasien hipertensi
pada poli Lansia di Puskesmas Alak bulan Januari – Desember tahun 2017. Teknik analisis
yang digunakan adalah menggunakan analisis secara deskriptif, setelah data di kumpulkan
maka data-data tersebut diseleksi untuk mengetahui kelengkapanya kemudian diolah dan
dimasukan kedalam tabel tabulasi dan data dihitung presentasinya, selanjutnya data
dianalisis secara deskriptif, dimana peneliti menjadikan data dalam bentuk presentase (%)
yang memuat jenis kelamin, penggolongan obat, jumlah obat antihipertensi dan interaksi
obat dan disajikan dalam bentuk tabel.
Rumus persentase (Sibagariang, 2010):
P = f / n . 100 %
Keterangan : P = Persentase
f = frekuensi
n = jumlah sampel

Hasil dan Pembahasan


Pasien dalam penelitian kali ini adalah pasien yang berobat pada poli Lansia
Puskesmas Alak yang menderita hipertensi. Pasien yang berobat biasanya juga di sertai
dengan gangguan lain seperti diabetes, kolesterol dan asam urat. Pasien penderita
hipertensi cukup banyak jumlahnya baik perempuan maupun laki-laki. Tabel 1

PROSIDING SEMNAS I Kesehatan Lingkungan & Penyakit Tropis


ISBN 978-623-92590-0-6 392
memperlihatkan jumlah presentase pasien hipertensi menurut jenis kelamin yang berobat
pada poli lansia Puskesmas Alak periode Januari –Desember 2017.
Tabel 1 Distribusi penderita hipertensi menurut jenis kelamin
∑ Lembar Jenis Kelamin
Resep Laki-laki Perempuan
N % N %
167 76 45,50% 91 54,50%

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa jumlah pasien perempuan yang menderita
hipertensi lebih tinggi dari pasien laki-laki dengan persentase 54,50 % untuk perempuan dan
45,50% untuk laki-laki. Perempuan akan mengalami peningkatan resiko tekanan darah tinggi
setelah menoppouse yaitu usia di atas 45 tahun, perempuan yang belum menopause
dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density
Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang rendah dan tingginya koleterol Low Desinty
Lipoprotein (LDL) mempengaruhi terjadinya proses aterosklerosis dan mengakibatkan
tekanan darah tinggi (Nugroho, 2012).
Pemilihan golongan obat antihipertensi di lakukan setelah pegkajian, pemeriksaan
dan diagnosa, pemilihan obat tergantung pada derajat meningkatnya tekanan darah. Tabel 2
menunjukan jumlah dan persentase penggunaan obat antihipertensi berdasarkan golongan
obat di Puskesmas Alak.
Tabel 2. Distribusi Penggunaan Antihipertensi berdasarkan golongan obat pada
Puskesmas Alak Tahun 2017

Golongan Antihipertensi Jumlah Resep Persentase (%)


ACE Inhibitor 34 20,35
Antagonis Kalsium 92 55,08
Diuretik Thiazid 3 1,79
ACE I + Antagonis Kalsium 14 8,38
ACE I + Diuretik 11 6,58
Antagonis Kalsium + Diuretik 13 7,78
Jumlah 167 100

Tabel di atas memperlihatkan golongan obat yang paling banyak digunakan pada poli
Lansia Puskesmas Alak pada Tahun 2017 adalah obat golongan Antagonis Kalsium yaitu
sebesar 55,08% dan yang paling sedikit digunakan adalah obat golongan diuretik thiazid
sebesar 1,79%. Menutut Tjay dan Raharja (2007) golongan antagonis kalsium banyak di
gunakan karena dapat di gunakan pada hipertensi ringan sampai sedang. Antagonis kalsium

PROSIDING SEMNAS I Kesehatan Lingkungan & Penyakit Tropis


ISBN 978-623-92590-0-6 393
juga menjdi pilihan pertama karena tidak menimbulkan efek samping batuk kering seperti
pada penggunaan kaptopril.
Terapi pertama hipertensi yaitu menggunakan obat tunggal dari golongan diuretik
tiazid lalu golongan penghambat enzim konversi angitensin dan golongan antagonis kalsium.
Apabila Terapi Tunggal tidak berhasil maka di lanjutkan dengan terapi kombinasi dua atau
lebih jenis obat hipertensi (Tjay and Raharja, 2002). Tabel 3 akan memperlihatkan jumlah
penggunaan obat tunggal dan kombinasi pada poli Lansia Puskesmas Alak Tahun 2017.
Tabel 3. Jumlah dan persentase penggunan obat Tunggal dan kombinasi pada poli
Lansia Puskesmas Alak Tahun 2017

Penggunaan Obat Jumlah Persentase (%)


Tunggal 129 77,24
Kombinasi 2 macam Obat 38 22,75
Jumlah 167 100

Dari Tabel di atas memperlihatkan jumlah penggunaan obat tunggal lebih tinggi yaitu
dengan persentase 77,24% dan penggunaan obat kombinasi 2 macam obat lebih rendah
yaitu 22,75%. Penggunaan obat tunggal sebagai terapi pertama pada hipertensi sesuai
dengan pedoman penatalaksanaan penyakit hipertensi.
Hipertensi dengan komplikasi menyebabkan pasien mendapatkan obat dalam jumlah
yang banyak, karena obat harus dikombinasi agar terapi lebih efektif. Penggunaan obat
dalam jumlah yang banyak kepada pasien cenderung membuat pasien menjadi kurang
patuh untuk minum obat dan terjadi interaksi dari beberapa obat sehingga mempengaruhi
hasil terapi. Tabel 4 memperlihatkan interaksi obat yang terjadi pada pasien hipertensi di poli
Lansia Puskesmas Alak Tahun 2017.
Tabel 4. Persentase Interaksi Obat pada pasien Hipertensi pada poli Lansia di
Puskesmas Alak tahun 2017

Kejadian Interaksi Jumlah Pasien Persentase ( % )


Amlodipin + Simvastatin 16 9,58
Amlodipin + Ibuprofen 6 3,59
Captopril + Metformin 1 0,59
Allopurinol + Hidroklortiazid 4 2,39

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa kejadian interaksi obat terbesar yaitu interaksi
antara obat Amlodipin dan Simvastatin yaitu 9,58%. Interaksi yang terjadi ialah interaksi
Farmakokinetik, dimana Amlodipin secara signifikan meningkatkan AUC HMG-CoA
reductase inhibitors setelah pemberian Simvastatin. Penggunaan kombinasi Simvastatin dan

PROSIDING SEMNAS I Kesehatan Lingkungan & Penyakit Tropis


ISBN 978-623-92590-0-6 394
Amlodipin tidak perlu dihindari, namun disarankan agar pengobatan dengan statin pada
pasien hipertensi di mulai dari dosis statin serendah mungkin (Nugroho, 2012). Interaksi
berikutnya adalah interaksi antara Amlodipin dan Ibuprofen yaitu 3,59%. Interaksi yang
terjadi adalah interaksi Farmakodinamik antagonis, dimana Ibuprofen dapat menghambat
sintesis progstaglandin ginjal sehingga menyebabkan retensi garam dan air hal ini dapat
meningkatkan tekanan darah dan mempengaruhi terapi antihipertensi (Gunawan, 2001).
Interaksi berikutnya yaitu interaksi antara obat Allopurinol dan Hidroklortiazid (HCT) yaitu
sebesar 2,39%. Interaksi ini dapat meningkatkan reaksi hipersensitivitas dari HCT di mana
dapat memperburuk hiperurisemia karena kompetisi sekresi asam urat dan tiazid dalam
tubulus renalis. Interaksi yang terendah yaitu interaksi antara obat Captopril dan Metformin
yaitu sebesar 0,59%. Captopril dapat meningkatkan sensitivitas insulin sehingga dapat
meningkatkan resiko hipoglikemi (Tjay and Raharja, 2002).

Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang profil penggunaan
antihipertensi pada poli Lansia di Puskesmas Alak Tahun 2017, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut : Pasien hipertensi yang banyak berobat pada poli Lansia Puskesmas Alak
pada Tahun 2017 adalah pasien berjenis kelamin perempuan dengan persentase 54,50 %
Golongan obat hipertensi yang paling banyak di gunakan pada poli Lansia Puskesmas Alak
Tahun 2017 adalah Golongan obat hipertensi Antagonis Kalsium (Amlodipin) yaitu sebesar
55,08 %.Penggunaan obat tunggal dan kombinasi pada poli Lansia Puskesmas Alak Tahun
2017 yang terbesar adalah penggunaan obat tunggal dengan persentase sebesar 77,24 %
dan terendah penggunaan obat kombinasi yaitu 22,75 %. Interaksi obat yang terjdi pada poli
Lansia Puskesmas Alak Tahun 2017 yaitu interaksi antara obat Amlodipin dan Simvastatin
sebesar 9,58 %.
Perlu adanya evaluasi menyangkut penggunaan dan peresepan antihipertensi
terutama interaksi obat kepada pasien yang membutuhkan terapi dengan obat antihipertensi
dan untuk peneliti selanjutnya, diharapkan agar melakukan penelitian mengenai
kerasionalan penggunaan antihipertensi di poli Lansia Puskesmas Alak.

Daftar Pustaka
Gunawan, Lany, 2001, Hipertensi Tekanan Darah Tinggi, Kanisius, Jakarta
James, P.A., Oparil, S., Carter, B.L., Cushman,W.C.,Dennison-Himelfarb, C., Handler, J.,
Lackland, D.T., LeFevre, M.L., MacKenzie, T.D., Ogedegbe, O., Smith Jr, S.C.,
Svetkey, L.P., Taler, S.J., Townsend, R.R., Wright Jr, J.T., Narva, A.S. dan Ortiz, E.,
2014, 2014 EvidenceBased Guideline for the Management of High Blood Pressure in
Adults Report From the Panel Members Appointed to the Eighth Joint National
Committee (JNC 8), JAMA, 311(5), 507-520.
PROSIDING SEMNAS I Kesehatan Lingkungan & Penyakit Tropis
ISBN 978-623-92590-0-6 395
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang. Kemenkes
RiChristi, A, 2010, Gambaran Pengobatan Hpertensi Pada Pasien Rawat Inap di RSU
dr Soekardi Tirtonegoro Klaten Periode Januari-Desember Tahun 2009, Universitas
Muhamaddiyah, Surakartra.
Nugroho, A. E., 2012, Farmakologi Obat –Obat Penting Dalam Pembelajaran Ilmu Farmasi
Dan Dunia Kesehatan, Pustaka Pelajar Yogyakarta
Organization WH. A global brief on Hypertension: silent killer, global public health crises
(World Health Day 2013). Geneva: WHO. 2013.
Sibagariang, E. E., 2010, Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Diploma Kesehatan, CV
Trans Info Media, Jakarta
Supraptia, B, 2014, Permasalahan terkait obat antihipertensi pada pasien usia lanjut di Poli
Geriatri RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Jurnal Farmasi dan ilmu Kefarmasian
Indonesia, Vol 1.
Tjay, T H. And Raharja, 2002. Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek
Sampingnya, Edisi Ke 6, cetakan ketiga, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

PROSIDING SEMNAS I Kesehatan Lingkungan & Penyakit Tropis


ISBN 978-623-92590-0-6 396

Anda mungkin juga menyukai