“RINGKAS BUKU”
OLEH:
NIM : B1B119214
KELAS : D
JURUSANA MANAJEMEN
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Koch dan Donald, 2000 (2001 : 76) mengatakan bahwa “Bank berfungsi lembaga
intermediasi. Intermediasi keuangan adalah proses pembelian surplus dana dari unit ekonomi
yaitu sektor usaha, pemerintah dan individu atau rumah tangga, untuk disalurkan kepada unit
ekonomi defisit. Dengan kata lain, intermediasi keuangan merupakan kegiatan pengalihan
dana dari penabung, atau kreditur (ultimate lenders) kepada peminjam, atau debitur (ultimate
borrowers)”.
Dari definisi pakar tersebut, dapat disimpulkan tiga fungsi utama bank dalam pembagunan
ekonomi, yaitu ; (a) lembaga penghimpun dana, (b) lembaga penyalur dana, dan (c) lembaga
yang memperlancar perdagangan.
Fungsi umum bank adalah intermediary antara surplus dana (nasabah penabung: Kreditur)
dengan defisit dana (nasabah peminjam: Debitur). Fungsi khusus bank menurut para pakar :
Howard D. Crosse dan George H. Hempel (1997) menyebut 7 fungsi pokok bank umum ;
Sedangkan Oliver G Wood Jr (1978) ada 5 fungsi bank dalam perekonomian yaitu;
Di sisi lain American Bankers Association (1971) mengatakan paling tidak ada 4 fungsi
Bank antara lain :
Dari pendapat beberapa pakar yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa fungsi bank pada umumnya adalah sebagai berikut : (1) Fungsi
pengumpulan dana, (2) Fungsi pemberian kredit, (3) Fungsi investasi, (4) Fungsi penciptaan
uang, (5) Fungsi pembayaran, dan (6) Fungsi pemindahan uang, serta (7) Fungsi pemasokan
produk jasa perbankan lainnya, yang diuraikan sebagai berikut:
1) Menerima simpanan
2) Memberikan kredit jangka pendek
3) Memberikan kredit jangka menengah dan jangka panjang dan/atau turut serta dalam
perusahaan
4) Memindahkan uang
5) Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran
6) Mendiskonto surat-surat berharga jenis tertentu
7) Membeli dan menjual cek, surat wesel, kertas dagang yang lain dan pembayaran
dengan surat dan telegram
8) Membeli dan menjual surat-surat pinjaman
9) Memberi garansi bank
10) Menyewakan tempat menyimpan barang berharga
11) Menjalankan usaha lain yang lazim dikerjakan oleh bank
Kegiatan pengumpulan dana simpanan yang dilakukan pihak perbankan berasal dari
masyarakat yang sering disebut dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang merupakan sumber
dan bagi bank. Adapun DPK tersebut terdiri dari : (1) Giro, (2) Tabungan, dan (3) Depostio,
dengan uraian secara rinci sebagai berikut:
1) Giro :
Simpanan DPK pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
mempergunakan antara lain; (a) cek, (b) bilyet giro, (c) surat perintah pembayaran
lainnya atau dengan cara pemindah bukuan.
2) Tabungan:
Simpanan DPK pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan mendatangi
bank dan jumlahnya tidak boleh melebihi saldo tabungan minimal. 3.
3) Deposito :
Simpanan DPK pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai dengan
jangka waktu tertentu. Pada lembaran Deposito tercantum:nama pemilik, nilai pokok
deposito, tingkat bunga dan tanggal jangka waktu jatuh tempo.
Kegiatan pemasokan kredit merupakan fungsi paling utama, karena dari kegiatan inilah
bank dapat memperoleh pendapatan (lending base income: on balance sheet)
Kegiatan pemberian kredit (loan) dapat diharapkan menutup berbagai pengeluaran (bunga
tabungan, bunga deposito, jasa giro, gaji karyawan, biaya operasional dan penyusutan aktiva,
sewa) disamping itu dari kegiatan ini juga diharapkan bank dapat membagikan dividen kepada
pemilik
Kredit (loan) yang diberikan oleh bank dapat dibedakan sesuai jangka waktunya yaitu:
Berdasarkan macam penggunaan kredit dapat dibedakan menjadi : (a) Kredit Produksi, (b)
Kredit Konsumsi. Sedangkan berdasarkan macam jaminannya kredit dapat dibedakan menjadi
: (a) Kredit Kolateral, (b) Kredit Hipotek. Di lain pihak berdasarkan tujuan pemakaiannya
kredit dapat dibedakan menjadi: (a) Kredit Ekspor, (b) Kredit Modal Kerja, (c) Kredit Kredit
Investasi, dan (d). Kredit Perumahan dll.
Tujuan investasi mendapatkan imbalan berupa pendpatan modal (bunga dan diskonto, laba
atau dividen). Dana yang tertanam dalam investasi dalam bentuk aktiva likuid (aktiva cadangan
primer : primary reserve). Yang termasuk sebagai transaksi investasi antara lain :
Ketentuan Transfer dan Kliring Bank Umum memindahkan uang baik dengan
pemberitauan: telegram, surat, wesel tunjuk diantara sesama kantornya, penarikan atas saldo
kredit yang ada pada korensponden. Pengiriman uang hanya boleh dilakukan dengan
menggunakan cara yang biasa dilakukan oleh dunia perbankan yaitu dengan wesel, kawat dan
surat.
Pengiriman uang tersebut harus dilakukan berdasarkan peraturan likuiditas antar cabang
yang disertai suatu sistem cover yang baik, sehingga tidak menyulitkan likuiditas salah satu
cabang yang bersngkutan. Pengiriman uang hanya dapat dilakukan jika disertai penyetoran
uang riil. Pengiriman uang atas dasar penyetoran dengan cek bank lain (atau warkat-warkat
kliring lainnya) yang belum dikliringkan tidak diperkenankan
Produk jasa perbankan lain terdiri dari dua macam yaitu; produk jasa perbankan dalam negeri
dan produk jasa perbankan luar negeri :
• Jasa “trust”
• Mendiskontokan surat-surat berharga
• Membeli dan menjual surat-surat kredit
• Pemberian jaminan
• Jual-beli surat-surat berharga pasar uang
• Aktivitas jual-beli efek
• Jual-beli efek
• Jasa penyimpanan
• Kartu kredit
MANAJEMEN KREDIT
Salah satu fungsi bank yang sangat vital lainnya, adalah membantu memperlancar transaksi bisnis
guna memperlancar lalu lintas pembayaran. Untuk menjalankan fungsi bank tersebut di atas, maka
dibutuhkan jasa-jasa bank lainnya yaitu; (i) Kliring, (ii) Inkaso, (iii) Letter of Credit, (iv) Bank Garansi,
(v) Transfer, dan (vi) Kartu Plastik (kartu kredit).
4.2. Kliring
Cara penyelesaian utang-piutang antara bank-bank peserta dlm bentuk warkat atau surat berharga.
Mekanisme kliring dpt mempermudah, memper-cepat dan lebih efisien utk penyelesaian utang-piutang
antar bank-bank peserta kliring. Proses dilaksanakan oleh lembaga kliring BI dgn menyediakan tempat
antar bank-bank peserta. Warkat kliring; cek , bilyet, Certificate Deposit, nota debet dan nota kredit.
4.3. Inkaso
Inkaso adalah jasa bank yang diberikan kepada pihak lain untuk melakukan penagihan kepada
nasabah atas warkat kliring yang dimilikinya termasuk warkat yang diterbitkan oleh pihak bank yang
berada di luar wilayah kliring bank yang memberikan jasa penagihan tersebut. Penagihan dilakukan oleh
bank atas warkat kliring dgn perintah nasabahnya disebut Inkaso.
Misalnya; Amir memiliki warkat yang diterbitkan oleh Bank B, karena Amir tinggal berjauhan
dengan bank B, maka Amir tidak perlu melakukan penagihan kepada Bank B, Amirr dapat
Nasabah Giro Bank A Nasabah Giro Bank B menyerahkan penagihannya kepada Banknya (Bank C) yang
akan melakukan penagihan melalui lembaga kliring
Adapun penjelasan mekanisme letter of credit tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kontrak jual beli antara Eksportir (Indonesia) dengan Importir (Jerman)
2. Permohonan L/C oleh Importir disertai dengan setoran jaminan kepada Issuing Bank
3. Permintaan pembukuan L/C oleh Issuing Bank ke Advising Bank
4. Pemberitahuan Advising Bank kepada Eksportir mengenai L/C Importir & jaminan bayar
5. Pengiriman barang kepada importir
6. Penyerahan dokumen ekspor. Selanjutnya Advising Bank akan melakukan verifikasi dokumen dan
pemeriksaan syarat-syarat lain.
7. Pengiriman dokumen dan permintaan pembayaran L/C kepada issuing bank.
8. Bank memberitahukan kedatangan dokumen kepada importir dan pelunasan L/C.
Bank garansi adalah Jaminan yang diberikan bank atas permintaan nasabah untuk memenuhi
kewajibannya kepada pihak lain apabila nasabah yang bersangkutan tidak memenuhi kewajibannya.
Mekanisme garansi ada 3 pihak terkait; (I) bank sebagai penjamin, (i) terjamin (nasabah atas
permintaan) dan, (ili) penerima jaminan.
4.6 Transfer
Transfer adalah pengiriman uang, baik dalam negeri maupun Iuar negeri kepada seseorang atas
permintaan nasabahnya. Macam transfer; transfer dengan teleks, mail transfer, transter telepon &
elegraf. Mekanisme transfer dapat dilakukan dengan menggunakan bank koresponden apabila di daerah
tersebut bank yang bersangkutan tidak memiliki cabang disuatu daerah. Instrumen yang digunakan
dalam suatu wilayah kliring biasanya melalui Lalu Lintas Giral (LLG). Dekade tahun 80 an mekanisme
transfer dilakukan dengan menggunakan electronic transfer melalui online system.
Kartu palstik adalah kartu yang diterbitkan oleh Bank, atau perusahaan yang dapat digunakan
sebagai pembayaran untuk transaksi jual beli, atau menjamin keabsahan cek yang dikeluarkan, di
samping untuk melakukan penarikan uang tunai. Kartu plastik ini diperkenalkan oleh Edward Bellamy
(1887), ia memproyeksikan bahwa pada tahun 2000, uang sebagai alat pembayaran akan digantikan oleh
kartu kredit, dimana pemegangnya dapat memenuhi seluruh kebutuhannya dengan menggunakan kartu
kredit. Pada tahun 1950 oleh Frank McNamara menciptakan mekanisme pembayaran dengan
menggunakan kartu plastik (Dinners Club) dan kartu ini merambah ke seluruh dunia pada tahun 1970.
Kartu plastik yg berlaku saat ini; Visa, Master Card, Visa International, Mastercard International.
Visa dan Master Card diterbitkan oleh City Bank dan Bank Duta (merger Danamon)
Mekanisme Transaksi Kartu Kredit
Persyaratan Anggota
a. Penghasilan pertahun,
Proses Penagihan
a. Buyer berbelanja dengan menggunakan kartu plastik pada toko toko marchant
c. Issuer akan membayar seluruh tagihan yang diajukan Merchant setelah dikurangi discount
(komisi)(biasanya 3% -5%)
Perencanaan Organisasi
Bank
5.1. Pendahuluan
Langkah utama dalam mencapai tujuan adalah perencanaan organisasi. Perencanaan organisasi
terdiri dari; pembagian usaha yang logis, penetapan garis wewenang yang jelas, dan pengukuran
pelaksanaan dan prestasi. Tujuan perencanaan organisasi untuk pembuatan struktur organisasi yang
efektif
Jika perkreditan adalah kegiatan utama bank, maka pantas menyerahkan wewenang kredit
perdagangan (business loans) kepada manajer senior, sedangkan kredit konsumen dan kredit cicilan
dapat diserahkan kepada pejabat kredit yunior.
Jumlah bisnis trust tidaklah membutuhkan pekerjaan full time dari seseorang pejabat. Sebaliknya
karena bisnis trust ini, sangat penting bagi pelaksanaan pekerjaan ini adalah pengalaman dan
keterampilan, maka tidak jarang direktur utamalah yang menangani urusan bisnis trust ini.
Cara lain adalah dengan menggunakan jasa-jasa bank koresponden yang memiliki lebih banyak
keterampilan dalam bidang bisnis trust. Ada kalanya fungsi-fungsi tertentu dilaksanakan di luar bank
itu sendiri.
Dari gambar 5.1, di dapatkan informasi bahwa dalam struktur organisasi bank kecil terdapat
Dewan Komisaris yang mempunyai kewenangan tertinggi dan dalam menjalankan aktivitas
kesehariannya dalam mengontrol pelaksanaan operasi bank Dewan Komisaris memilih salah seorang
diantara anggotanya menjadi Presiden Komisaris.
Presiden Komisaris bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dan bertugas untuk
mengawasi pelaksanaan tugas dari Direktur Utama.
Direktur Utama bertanggung jawab kepada Presiden Komisaris dan Dewan Komisaris dan
mempunyai tugas untuk mengendalikan jalannya organisasi bank secara menyeluruh. Karena tugasnya
yang sangat kompleks, maka Direktur Utama dibantu oleh 3 Direktur yaitu;
1. Direktur Prekreditan yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan bertugas untuk
menangani Departemen Kredit secara keseluruhan dan secara khusus menangani kredit komersial.
Di samping itu Direktur Perkreditan juga bertugas untuk mengontrol pelaksanaan pekerjaan dari
Asisten Direktur yang bertugas menangani kredit tanah dan bangunan, serta Asisten Treasury yang
bertugas menangani kredit konsumsi dan Departemen kredit secara keseluruhan.
2. Direktur Controller yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan bertugas dalam operasi
terutama pencatatan dan pembukuan, di sampin bertugas pula untuk memasarkan produk jasa- jasa
bank lainnya,
3. Direktur Personalia yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan bertugas untuk
menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan karyawan.
Akan tetapi tanggung jawab yang telah diberikan kepada orang lain tidak akan melepaskan seluruh
tanggung jawab seorang Direktur utama. Selanjutnya masing-masing pejabat dalam hirarki itu
membagi fungsinya ke dalam komponen dan membebankannya kepada masing-masing orang.
Seorang Dirut hendaknya hanya menahan yang tidak bisa dikerjakan orang lain dan melimpahkan
sisanya kepada eksekutif yang lain. Selanjutnya para eksekutif ini melimpahkan pula wewenangnya
kepada level yang lebih rendah dalam garis wewenang itu.
Adapun Struktur Organisasi Bank Kecil, Sedang dan Besar dikemukakan pada Gambar 5.1, 5.2,
dan 5.3 sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris
Direktur Utama
Controller Direktur
Direktur Perkreditan
(Operasi)
Personalia
Asisten Treasury
Pembukuan Treasury (bendahara)
(Kredit Konsumen)
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris
Direktur Utama
Kasir-Kasir
Pembukuan
Penyimpanan Aman
Jasa-jasa Lain
Dewan
Komisaris
Presiden
Komisaris
Direktur
Utama
Akunting
Biaya
Penyimpanan Aman
Direktur Personalia
Direktur Trust
6.1 Pengantar
Perbankan memasuki milenium ketiga ini sering juga disebut oleh berbagai kalangan sebagai era
globalisasi yang memunculkan terjadinya perubahan-perubahan sebagai berikut: "(1) Modernisasi, (2)
deregulasi, (3) Privatisasi, (4) Internalisasi, (5) Jaminan keamanan dana, (6) Kecanggihan nasabah, dan (7)
Rasio kecukupan modal “(Riyadi, 2003: 2-9)
Pendapat riyadi, menggambarkan tuntutan bagi dunia perbankan di tengah-tengah perubahan dan
perkembangan zaman yang tidak dapat dielakkan oleh perbankan sebagai lembaga intermediasi antara
surplus dana dengan defisit dana.
Implikasi dari modernisasi perbankan adalah terjadinya pergeseran pendapatan bank dari
peningkatan pendapatan dan spread bunga ( lending base income) atau sering disebut sebagai kegiatan on
balance sheet kepada peningkatan pendapatan berdasarkan fee ( fee base income, atau sering disebut
sebagai kegiatan off balance sheet, baik melalui sarana pasar uang (money market), ataupun pendapatan
bunga dari aktivitas money market dan fee atas jasa - jasa yang diberikannya, seperti advising letter of
credit L/C), pembukaan L/C, penerbitan bank garansi, kartu kredit, serta jasa bank lainnya.
Implikasi dari deregulasi perbankan sejak dikeluarkannya paket kebijakan oktober (pakto 1988)
yang memuat peraturan tentang; peniadaan plafon kredit, pengurangan kredit bersubsidi (kredit likuiditas
bank indonesia), deregulasi tingkat bunga deposito dan loan, serta penghapusan subsidi deposito. Paket
kebijakan desember (pakdes 1988) yang memuat tentang; pengendoran izin dan persyaratan pembukaan
cabang, menurunkan reserve requirement dari 15 % manjadi 2 %, mengizinkan Badan usaha milik Negara
unuk menempatkan dananya pada bank swasta dan memperbaiki peraturan lending limits.
Dilain pihak Kuntjoro dan Suhardono (2002: 315-316) mengemukakan bahwa: “Deregulasi
perbankan memunculkan liberalisasi yang mendorong meunculnya bank – bank baru dan masuknya cabang
– cabang bank asing di Indonesia, sehingga persaingan antar bank dalam memperebutkan pasar yang
semakin ketat. Dengan maikin ketatnya persiangan antar bank dalam memperebutkan pasar mengakibatkan
pergeseran yang mendasar dalam pola pemasaran”.
Dari pendapat di atas, mengindikasikan perlunya upaya perbaikan pola pemasaran bank, jika
sebelumnya bank – bank melakukan kegiatan pemasaran lebh pasif, maka saat ini harus dipaksa melakukan
pemasraan secara aktif, dengan mendatangi calon nasabah, baik dirumah maupun dikantor disertai dengan
promosi di media – media.
Selanjutnya impilkasi dari fenomena privatisasi (privatization) pada negara – negara yang masih
terglong developong countries mendorong bank – bank badan usaha milik negara (BUMN: state
commercial bank) untuk menjadi bank milik publik melalui go-public di pasar modal yang mengandung
beberapa konsekuensi antara lain : bank – bank dimaksud dituntut untuk lebih meningkatkan SDM nya,
lebih transparan dan menyempurnakan tatanan kerja nya.
Implikasi dari internalisasi (internalization) adalah munculnya world trade organization (WTO)
maka persaingan dalam dunia internasional lebih tajam lagi, karena setiap negara yang menajdi anggota
WTO termasuk Indonesia harus mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh badan dunia itu, sehinga menajdi
cross border diantara anggota – anggotanya yang memberikan dampak yang cukup luas, yakni bank – bank
saat ini telah berubah orientasinya. Begitu pula hubungan dengan institusi yang terkait dari nasional menjadi
internasional.
Lebih lanjut implikasi dari sekuritisasi (securization) dalam sektor perbankan memunculkan
perlunya faktor jaminan keamanan yang sangat mempengaruhi performance (kinerja) dari setiap bank. Bagi
negara yang tingkat keamannnya rendah, dalam arti serring terjaid kekacauan baik dibidang eknomi
maupun dibidnag politik, maka akan mempengaruhi kinerja bisnis dinegara yang bersangkutan. Walaupun
faktor ini berada di luar lembaga perbankan, namun tetap mempunyai dampak langsung terhadap
operasional bank dinegara yang bersangkutan.
Oleh karena itu, lembaga perbankan seyogyanya memperhatikan faktor – faktor yang dapat
mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung, faktor – faktor eksternal seperti ; gejolak -
gejolak sosial dan politik, regulasi pemerintah, perkembangan valuta asing, sedangkan faktor – faktor
internal seperti ; investor, komisaris, direksi, karyawan.
Pihak otoritas moneter dan manajemen bank harus dapat membuat kebijakan yang dapat
mengeliminir risiko yang ditimbulkannya melalui, kebijaka penjaminan simpanan dana masyarajat yang
dihimpun, sehingga masyarakat yang menyimpan dana nya, baik dalam bentuk giro, tabungan, deposito
berjangka, sertifikat deposito berjangka, maupun dalam bentuk simpanan lainnya di bank, akan merasa
aman bahwa dananya dapat ditarik setiap saat sesuai dengan perjanjian yang ditetapkan antara nasabah
dengan bank nya.
Implikasi dari adanya customer’s sophiscation (Pelanggan canggih) yang memunculkan orientasi
pasar dari bank – bank yang mengandung makna demi kepuasan pelanggan atau nasabah. Persaingan tidak
hanya dari segi pricing dalam arti sudut seumber maupun penggunannya, tetapi juga dari segi kemudahan
dalam pemberian pelayanannya. Oleh karena itu, kalangan perbankan akan mengeluarkan biaya lebih besar
dari sebelumnya. Atau paling tidak mengurangi margin yang telah dinikmatinya selama ini. Tetapi ditinjau
dari sisi yang positif, mak hali ini juga telah memaksa kalangan perbankan untuk selalu inovatif dalam
menekan cost dan meningkatkan income dari sisi fee base line-nya, atau kegiatan off balance sheetnya, atau
kegiatan off balance sheet.
Implikasi dari Capital Adequacy Ratio yang merupakan peraturan prudential banking dari BIS
(Bank for International Setttlement) yang mengatur tingkat kesehatan bank, maka setiap bank yang
beroperasi diwajibkan untuk memenuhi kebutuhan pemenuhan modal minimum, atau yang lebih dikenal
dengan Capital Adequac Ratio (CAR). Sebelum masa krisis perbankan di Indonesia diwajibkan memenuhi
CAR sbesar 8 % dan secara bertahap menajdi 12 % pada 2001. Tetapi pada saat krisis, sementara berubah
menajadi 4 % dan pada saatnya kan mnegacu sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (SK. BI.
Nomor : 30/277/KEP/DIR.1998).
Pemenuhan kebutuhan modal minimum ini sangat dipengaruhi oleh cara penghitungan aktiva
tertimbang menurut risiko (ATMR), besarnya modal yang dimiliki bank, besarnya penyisihan penghapusan
aktiva produktif dan laba yang dihasilkan, atau rugi yang diterima oleh bank tersebut. Modal juga akan
mempengaruhi langsung pada kemampuan bank baik dalam menyalurkan dana nya dalam bentuk kredit
kepada masyarakat dan kemampuan bank dalam mengelola valuta asing atau foreign exchange yang
dimiliknya.
Marketing merupakan fungsi perusahaan yang dilaksanakan dengan tujuan untuk menjembatani
produksi dan konsumsi atas produk – produk yang dihasilkannya. Ada 3 unsur pokok fungsi pemasaran
bank yaitu : (1) unsur penciptaan jasa baru, (2) unsur pemasaran bank, dan (3) unsur tujuan bank.
Penciptaan jasa baru sama pentingnya dengan penyerahan jasa – jasa yang sudah ada pemasaran
bank harus berorientasi pada konsumen dengan tujuan bank untuk memperoleh laba tidak boleh dilupakan.
Para pemimpin bank, terutama dewan direksi dan dewan komisaris, harus menyadari bahwa semua
kegiatan bank harus didasarkan dan mengarah pada kebutuhan dan keiginan konsumen.
Kegiatan yang tertuju pada terwujudnya fungsi pemasaran bank mencakup : (a) identifikasi produk
dan riset pemasaran, (b) pengembangan dan manajemn produk, (c) kegiatan – kegiatan promosi, dan (d)
hubungan masyarakat.
Setelah tahu kebutuhan dan keinginan para nasabah, bank harus mengembangkan produk yang
sesuai dengan keinginan mereka. Masalah – masalah yang akan dijumpai dalam pengambilan kebijakan
pengembanga produk bank, antara lain : (a) strategi produk, (b) produk baru, (c) indentifikasi produk, dan
(d) keanekaragaman produk.
Strategi market segmentation dan product differentation banyak digunakan dalam lembaga
perbankan. Segmentasi pasar : usaha mengisolasi beberapa bagian dari seluruh pasar dan menciptakan
produk baru yang unik bagi bagian pasar yang dipilih, sehingga tidak dijumpai barang subtitusinya.
Masalah yang sering dihadapi dalam melkukan segmentasi pasar; (a) kemungkinan cepatnya
produk yang dikembangkan ditiru oleh pesaing, (b) terlalu kecilnya market share yang tercakup dalam
segmen yang dipilih. Untuk memecahkan masalah tersebut, maka strategi product differentation menjadi
alternatif pilihan strategi berikutnya, dengan cara pemberian sifat – sifat khas bagi produk yang dipilihnya
disertai dengan promosi yang memadai.
Ide – ide produk baru dapat timbul dari; nasabah, dewan komisaris, direksi, karyawan, pesaing,
lembaga – lembaga keuangan lain, dan media massa.
Krangley (1959) Introduction of New Service for Profit, menyatakan 7 tahap pengembangan
produk baru;
1. Penyaringan
2. Mengumpulkan bukti – bukti sampel (potensi permintaan dan persaingan)
3. Membuat sistem sampel dalam pengembangan proses untuk penyampaian produk kepada
nasabah
4. Menganalisis benefit/cost
5. Evaluasi pasar (reaksi nasabah)
6. Mempelajari informasi tentang produk baru tersebut
7. Membawa produk ke pasar.
Kegiatan pemasaran lainnya yang harus dilaksanakan adalah: indentifikasi pasar, berupa usaha
untuk mengetahui produk perbankan mana saja yang dibutuhkan dan diminta oleh para nasabahnya.
Riset pemasaran adalah suatu kegiatan pengumpulan, pencatatan dan penganalisasian data faktual
yang berkaitan dengan masalah penjualan dan pengiriman jasa dan barang dari prdusen ke konsumen.
Masalah pokok indentifikasi produk yang harus diperhatikan oleh bank untuk mendasari peutusan
dan kebijakan bank menurut Crosse dan Hempel harus menjawab pertanyan – pertanyaan berikut:
Unsur lokasi bank harus memperhatikan trading area, yang merupakan daerah geografis dimaan
bank melayani nasabah. American Bankers’s Association menyebutkan faktor – faktor yang perlu
diperhatikan dalam usaha memperoleh gambaran trading area :
Capaldini (1966) Manajemen Bank Umum, menyebutkan 8 unsur pembentuk trading area yaitu:
Penduduk setempat; potensi penabunga yang ada dalam trading area (penduduk, pendapatan,
kesempatan kerja, dan perumahan), perlu diketahui; kemampuan menanbung rata – rata perorang,
kebutuhan akan kredit, kebutuhan akan jasa – jasa bank lainnya. Jumlah oenduduk yang bekerja; pepulasi
berbanding lurus dnegan trading are
BAB 7
asset Liability Management, atau sering Disingkat dengan sebutan ALMA yang dalam
praktek sehari-hari merupakan kegiatan manajemen dana. ALMA paling sering digunakan dalam
memecahkan masalah pendanaan dibidang perbankan.
ALMA muncul tahun 1980 an bersamaan dengan munculnya deregulasi moneter oleh
pemerintah yaitu paket kebijakan tanggal 1 juni tahun 1983 (pakjun 83). Deregulasi moneter
pakjun 83, memberikan kelonggaran Kepada Bank-bank Di indonesia Dalam menetapkan tingkat
suku bunga untuk penghimpunan dana (giro, tabungan, dan deposito).
Pakjan 90 (1 januari 1990), menghapuskan hampir seluruh kredit likuiditas bank Indonesia
(KLBI) dan sejak saat itu, sebagian besar dana murah dari bank indonesia telah dihentikan. Hal
ini memunculkan permasalahan yaitu: (1) spread, (2) persaingan, (3) kewajiban yang diuraikan
sebagai berikut:
Spread (selisih tingkat bunga sumber dana dan penempatan dana) dan keuntungan bank
cenderung semakin menurun. Persaingan antar bank semakin meningkat secara tajam, kewajiban
bank-bank untuk menjaga tingkat kesehatan bank yang dipersyaratkan bank indonesia.
Komplikasi yang muncul dari kesalahan manajemen dana bank antara lain adalah sebagai
berikut:
Manajemen perbankan harus bekerja lebih efisien dalam mengelola dana khususnya manajemen
harus mengikuti perkembangan moneter seperti:
Sinkey Jr. (2002) mengatakan bahwa "ALMA adalah spread management, yang dihubungkan
dengan pemeliharaan spread positif, antara tingkat bunga dalam pos pendapatan bunga dari bagian
asset dan biaya bunga dari bagian passiva neraca.
• Spread management
• Liqiudity management
• Control of overhead cost
• Capital management
• Tax management
Menurut moestadjab (1995) yang mengatakan bahwa "ALMA: manajemen struktur keuangan
bank untuk mengoptimalkan tingkat kesehatan dan memaksimalkan laba dalam batas-batas risiko
tertentu". ALMA tidak hanya untuk memaksimalkan pendapatan, tapi laba dan dalam kondisi
keuangan yang harus selalu sehat dalam mencapai laba yang optimal tersebut.
Merujuk kepada pengertian luas ALMA, maka dapat disimpulkan bahwa ALMA
mengandung antara lain:
Manajemen struktur keuangan bank berfungsi untuk mendapatkan dana (obtaining of funds)
maupun menggunakan dana (use of funds) . Pemilihan susunan kualitas aktiva akan menentukan
"struktur kekayaan" dan pemilihan susunan kualitas passiva akan menentukan "strukur modal".
Manajemen struktur keuangan bank adalah masalah keseimbangan dalam mengelola berbagai
sumber dana (aktiva) dan pengumpulan dana (passiva) . Kedua sisi neraca harus dikelola secara
optimal mengingat, konsekwensi sumber dana adalah biaya bunga dan, konsekwensi penggunaan
dana adalah pendapatan bunga.
Dalam mencapai laba optimal, bank harus mampu pula mencapai tingkat kesehatan keuangan
bank yang diterapkan oleh bank Indonesia.
Kesehatan:
CAR = 12%
LDR = 110%
Tolak ukur tingkat kesehatan keuangan perbankan dapat dilihat pada : pakfeb 91, dan pakmei 93,
undang-undang tentang kesehatan bank sekitar tahun 1999.
Mengingat bank merupakan bisnis kepercayaan, maka bank Indonesia telah menetapkan
rambu-rambu sebagai langkah pengamanan kegiatan operasional bank antara lain:
Setiap usaha untuk meningkatkan pendapatan dan laba harus selaras dengan kondisi tingkat
kesehatan bank. Hanya dengan cara ini, maka bank akan berkembang dengan semakin meningkat
secara berkesinambungan.
Organisasi khusus yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan ALMA adalah asset
liability committee (ALCO) yang mengkoordinasikan berbagai departemen untuk merumuskan
kebijakan ALMA. Keanggotaan ALCO terdiri:
• Direksi
• Pemasaran
• Administrasi kredit
• Treasury (dana)
• Jasa dan operasional
• R&D
Perkembangan pasar uang dan tingkat bunga bank-bank lain dan pengaruhnya bagi bank yang
bersangkutan.
Likuiditas keseluruhan keuangan bank yang bersangkutan maupun likuiditas (cash flow)
bank yang bersangkutan pada rekening bank indonesia.
Posisi liability dan asset untuk mengatahui posisi manajemen GAP, sebagai kontrol terhadap
efisiensi dalam pengendalian dana.
Perkembangan tingkat bungan bank yang bersangkutan, apakah masih mampu mencapai laba
optimal.
Perkembangan ferox
Manajemen likuiditas (rasio likuiditas yang harus dicapai dikaitkan dengan ksehatan bank
manajemen GAP, meliputi pencapaian posisi GAP yang layak untuk menghindari kerugian.
Tentang berbagai alternatif keputusan tingkat bunga kredit beserta alternatif pencapaian
outstanding kredit yang diberikan.
Peran dan mekanismen kerja asset liability committee (ALCO) dalam suatu lembaga perbankan
dapat dilihag pada gambar 8.1., gambar 8.1, menunjukkan 6 bidang kerja yang terlibat dalam
komisi tersebut Antara lain: (a) board of director (dewasa direksi) yang bertugas; menetapkan
pokok kebijaksanaan, mengarahkan program kerja, dan merelaah dan memutusksan
kebijaksanaan ALMA dalam lembaga perbankan yang dpimpinannya, (b) ALCO
Sebelum membicarakan mengenai perilaku sumber dan penempatan dana, maka sebaiknya
dikemukakan tentang beberapa laporan keuangan yang ada dalam suatu lembaga perbankan, yaitu;
(1) Laporan Neraca, (2) Laporan Rugi/Laba, (3) Laporan Aktiva Produktif, (4) Laporan Komitmen
dan Kontijensi, dan (5) Laporan Rasio Keuangan, yang diuraikan sebagai berikut:
• Laporan Neraca
Laporan Neraca memuat struktur kekayaan, struktur finansial dan struktur modal dari suatu
bank. Struktur kekayaan terletak di sisi kiri laporan neraca (aktiva). Struktur kekayaan atau pos
aktiva dalam neraca merupakan penggunaan (alokasi) dana Bank. Dalam struktur kekayaan
terdapat pos-pos aktiva yang berisi rekening aktiva yang terdiri dari:
➢ Kas
➢ Giro pada Bank lain
➢ Surat Berharga yang dimiliki PPAP Surat Berharga yang dimiliki (+/-)
➢ Obligasi pemerintah
➢ Surat Berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo)
PPAP (Reverse Repo) (+/-)
➢ Tagihan derivatif
PPAP Tagihan deriva+/-)
➢ Kredit yang diberikan
➢ Tagihan Akseptasi
PPAP Tagihan Akseptasi (+/-)
➢ Penyertaan
PPAP Penyertaan (+/-)
➢ Pendapatan yang masih akan diterima
➢ Biaya dibayar dimuka
➢ Uang muka pajak
➢ Aktiva pajak tangguhan
➢ Aktiva tetap
Akumulasi penyusutan Aktiva tetap (-)
➢ Aktiva sewa guna usaha
Akumulasi penyusutan Aktiva sewa guna usaha (-)
➢ Agunan yang diambil alih
➢ Aktiva lain-lain
Sedangkan struktur finansial dan struktur terletak pada sisi kanan laporan neraca. Adapun pos-
pos dalam neraca sebelah kanan merupakan sumber-sumber dana yang diperoleh bank untuk
menjalankan kegiatan operasinya. Pos-pos neraca berisi antara lain;
• Giro
➢ Tabungan
➢ Sertifikat deposito
➢ Simpanan dari Bank lain Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali
(Repurchase agreement : repo)
➢ Kewajiban derivative
➢ Kewajiban Akseptasi
➢ Surat Berharga yang diterbitkan
➢ Pinjaman yang diterima
➢ Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi
➢ Kewajiban sewa guna usaha
➢ Beban bunga yang masih harus dibayar
➢ Taksiran pajak penghasilan (PPh)
➢ Kewajiban pajak tangguhan
➢ Kewajiban lain-lain
➢ Pinjaman subordinasi
➢ Ekuitas
• Laporan Rugi/Laba
Dalam struktur kekayaan terdapat pos-pos aktiva yang berisi rekening aktiva yang terdiri dari:
➢ Pendapatan operasional,
➢ Pendapatan operasional lainnya
➢ Pendapatan non operasional Beban operasional
➢ Beban Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
➢ Pendapatan pemulihan estimasi kerugian komitmen dan kontijensi
➢ Beban (Pendapatan pemulihan) Penyisihan Aktiva lain-lain
➢ Beban operasional lainnya
➢ Beban non operasional
➢ Pendapatan (Beban) Luas biasa
➢ Taksiran pajak penghasilan
➢ Slado Rugi (laba) akhir periode
➢ Laba bersih per saham
➢ Laporan Aktiva Produktif
Laporan Aktiva produktif memuat informasi tentang besarnya nilai aktiva produktif yang
tergolong : Lancar, Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, dan Macet.
Selain itu, laporan aktiva produktif juga berisi antara lain;
Adapun rasio-rasio keuangan yang paling umum dalam hal ini antara lain :
1. Permodalan
2. Aktiva produktif
3. Rentabilitas
4. Likuiditas
5. Kepatuhan
➢ Bank Indonesia, semua simpanan atau tagihan bank kepada Bank Indonesia dalam bentuk
giro
➢ Sertifikat Bank Indonesia (SBI), surat berharga atas unjuk yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia,
sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek
➢ Dana yang diterima dari masyarakat untuk pengiriman uang kepada pihak lain
➢ Kewajiban jangka pendek lain kepada pihak yang lebih dari 15 hari, seperti; call money,
beban bunga yang telah jatuh tempo namun belum ditarik oleh nasabah
➢ Reserve Requiremement
Sebagian dana bank harus ditempatkan untuk memenuhi Reserve Requirement di Bank
Indonesia dalam bentuk Giro (GWM), jumlah GWM 5 % dari DPK, Penempatan RR pada
Bank
Indonesia tidak menghasilkan bunga, tapi merupakan kewajiban Yuridis, jika dana dalam
GWM > dari 5 %, akan menyebabkan tidak efisien dan dapat menurunkan laba.
Secondary Reserve (SR)
Penempatan dana pada Secondary Reserve mempunyai 2 tujuan yakni: (a) Memperkuat
likuiditas, dan (b) Menempatkan dana sementara “parkir” pada Secondary Reserve, jika
penempatan
➢ pada kredit yang diberikan belum maksimal
BAB 9
MANAJEMEN LIKUIDITAS
ReserveRatio(RR)=Likuiditaswajibminimum(Rp)dan(valas)yangditetapkankepada
semua
bankuntukdilaporkansetiapminggu.Adapunrumusyangseringdigunakandalamperhitungan
RRini antara lain:
Alat likuid
DPK
9.2. Likuiditas Menurut Tingkat KesehatanBank
1. Liquidity=
Data Pinjaman yg diterima > 3 bulan, bisa diambil dari kewajiban segera
dibayar, atau kewajiban
lain.
3. CurrentRatio
Current Ratio adalah suatu rasio yang mengukur kemampuan bank dalam
melunasi kewajibannya yang bersifat jangka pendek (kurang 1 tahun).. Untuk
menghitung currenratio dapat dilakukan dengan cara membandingan antara
aktiva lancar dengan passiva lancar yang dapat dirumuskan sebagai berikut;
Aktiva Lancar (AL)
Current Ratio(CR)= --------------------x 100%
Passiva Lancar (PL)
Jika bank menerapkan strategi yang terlalu optimis, akan; (1) RR cenderung sama
atau di bawah ketentuan, sehingga berdampak kepada likuiditas yang melemah dan tidak
aman, Loanable fund meningkat, sehingga tingkat keuntungan akan lebih besar, (2) LDR
akan lebih besar % nya, sehingga likuiditas kurang aman. Penempatan pada aktiva
produktif bertambah, sehingga pendapatan bunga bertambah besar, (3) CR dapat
dilakukan Basic Surplus Positif atau Negatif
9.4. High LiquidityRatio
High liquidity ratio menunjukkan sangat kuatnya kondisi likuiditas bank yang
kemungkinan disebabkan oleh antara lain; (a) Berlebihan dalam ekspansi menghimpun
dana yang tidak diimbangi dengan penempatan dana pada aktiva produktif, (b) Kelemahan
penempatan dana yang disebabkan oleh komposisi penempatan dana kurang optimal
(terlalu banyak pada reserve requirement dan secondary reserve), kredit yang diberikan
kecil (banyak dana idle), (c) Strategi asset liability kurang berjalan baik, atau bisa juga
kredit yang diberikan >secondary reserve, namun kualitas kreditnya banyak bermasalah
(NPL).
Penempatan dana pada kredit yang diberikan kurang memiliki struktur yang
seimbang dalam
jangkawaktupengembaliannya.Misalnyasumberdanayangdidapatlebihbanyakberjangkapa
njang, sedangkan kredit yang diberikan lebih banyak berjangkapendek.
Jikasumberdanadidominasiolehyangbersifatjangkapendek,sedangkankredityangdib
erikan banyak berjangka sangat pendek, maka banyak dana ygidle.
BAB 10
a. Pendahuluan
Penentuan suku bunga pinjaman (kredit) yang diberikan kepada nasabah adalah merupakan
perhitungan harga yang dilakukan dalam kegiatan usaha perdagangan. Suku bunga kredit
adalah harga yang harus dibayar oleh nasabah untuk mendapatkan kredit.
Bank “beli” (menghimpun dana) dari nasabah (giro, deposito dan, tabungan), sedangkan
Bank “jual” (menempatkan dana) berupa pemberian kredit kepada nasabah (kredit modal
kerja, kredit rekening koran, kredit angsuran, KPR dsb)
Neraca terbagi dua yaitu ; (1) Posisi asset (menampung sumber dana), dan (2) Posisi
liability (menampun penempatan dana). Pada liability terdapat pos-pos yang membayar bunga
(giro, deposito, tabungan, pinjaman lain yang diterima). Sedangkan pada Asset terdapat pos-pos
yang mendapatkan bunga (kredit yang diberikan, antar bank aktiva).
Pendapatan bunga pada Asset (PbA) dikurangi dengan Biaya bunga pada Liability
(BbL) akan menghasilkan Laba, atau Rugi
Pada Daftar R/L terdapat unsur-unsur pendapatan dan biaya bunga. Pendapatan (pendapatan
bunga, provisi, administrasi dan pendapatan lain) Biaya (biaya bunga, provisi, administrasi dan
biaya umum tetap seperti; gaji, promosi).
Konsep Dasar BLR Base Lending Rate (BLR) merupakan dasar penentuan
tingkat bunga yang akan dibebankan kepada nasabah (kreditur). Interest rate yang akan
“dijual” (dibebankan) kepada nasabah (kreditur) dapat diberlakukan bervariasi pada setiap
kelompok nasabah, menurut tingkat risiko, prima customer atau bukan, dan pertimbangan
persaingan.
1. Jumlah Rata-rata bunga yang dibayarkan bank untuk sumber dana dikemukakan pada
Tabel 10.1., sebagai berikut:
Tingkat bunga sumber Counter Rate, didasarkan pada tingkat bunga sumber dana
(borrowing rate) yang telah ditetapkan oleh bank, umumnya dicantumkan pada counter, atau surat
kabar. Tingkatbunga riil, didasarkan pada perhitungan antara lain ; (a) Biaya bunga sumber
dana/Rata-rata saldosumber dana x 100 %, (b) Biaya bunga sumber dana/Saldo sumber dana x 100
%.
Contoh :
Biaya bunga Bank x bulan Februari 04 = Rp 100.000.000
Saldo dana DPK bulan Januari 04 Rp 6.800.000.000 dan bulan Februari 04 Rp
7.200.000.000.
a. 100.000.000/(6.800.000.000+7.200.000.000):2 x 100% = 1,43% /bln
b. 100.000.000/7.200.000.000 x 100% = 1,39%//bln.
3. Share Atau Komposisi Sumber Danashare :
perbandingan antara masing-masing jenis sumber dana (jumlah atau saldo rata-rata
harian) dengan total sumber dana x 100 %.
4. Reserve Requirement (Rr)
Reserve Requirement sebagian dari jumlah sumber dana yang dicadangkan pada Bank
Indonesia. RR minimal 5 %, berarti dana yang disalurkan kepada nasabah 95 %.
5. Cost Of Fund (COF)
st Of Fund (COF) Biaya dana (cof) atau cost of money diperhitungkan dari rata-rata
tertimbang, karena setiap sumber dana mempunyai saldo rata-rata dan tingkat bunga
yg berlainan : COF = 100/95 x rate sumber dana
6. Cost of Loanable Fund (COLF)
Harga dana yg bisa dipinjamkan dgn cara mengalikan COF dgn share Contoh pada
Tabel 10.1. Untuk giro = 30,8 x 15,38 % = 4,73 %/bln
BAB 11
a. Pendahuluan
Risiko dapat menimpa siapapun, sejak dari direksi sampai tukang sapu dalam suatu kantor,
manajemen puncak bisa mengalami musibah dan berdampak pada kinerja perusahaan. Dari
logistik sampai pemasaran, mulai bahan baku dibeli, pengiriman, pengolahan, pemasaran,
sampai pasca pemasaran. Bisa berdampak pada penuntutan oleh konsumen, dari aktivitas
inti sampaipendukung, seluruh bagian dalam value chain sensitif terhadap risiko
Semua risiko berpotensi merugikan perusahaan, terkait langsung dengan potensi kerugian,
gagal bayar oleh nasabah menyebabkan kredit macet, kebakaran pabrik menyebabkan
kerugian modal (biaya lain-lain).Kenaikan suku bunga menyebabkan beban biaya
meningkat, perubahan kurs valas menyebabkan berubahnya biaya operasional. Tidak
terkait langsung tapi dampaknya cepat, kematian direksi berdampak pada kualitas
manajemen, rusaknya sistem informasi pasar menyebabkan hilangnya monitoring
kebutuhan pasar. Tidak terkait langsung tapi dampaknya panjang, hilangnya reputasi
perusahaan menyebabkan penjualan menurun pelan-pelan, rendahnya kepuasan karyawan
menurunkan semangat kerja sehingga kualitas produk menurun, kurangnya usaha
hubungan masyarakat perusahaan semakin lama
ditinggalkan masyarakat.
Ukuran kuantitatif terhadap potensi kerugian meliputi antara lain; (a) Memahami risiko
bertujuan untuk mengelola, (b) Pengelolaan akan berjalan baik bila diketahui apa itu risiko,
(c) Besarnya risiko mempengaruhi prioritas dalam menetapkan kebijakan pengelolaan
risiko
b. Pengertian Risiko
Risiko (risk) mengacu kepada risiko yang dapat diperkirakan (expected risk), Atau
keadaanadanya ketidakpastian (uncertainty) dan tingkat ketidakpastiannya terukur secara
kuantitatif.
Berdasarkan pendapat Cantillon dan Benston et al., maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa; (a) risiko bank merupakan tingkat kemungkinan sebuah peristiwa terjadi disertai
konsekuensi dari peristiwatsb pada bank, (b) setiap kegiatan mengandung potensi sebuah
peristiwa terjadi atau tidak terjadi,dengan konsekuensi yg memberi peluang untuk untung
(upside) atau mengancam sebuah kesuksesan (downside).
c. Klarifikasi rasio
Ada dua klassifikasi risiko yaitu; (a) pure risk (risiko murni) yaitu risiko yang dapat
mengakibatkan kerugian pada perusahaan, tapi tidak ada kemungkinan menguntungkan , dan
(b) speculative risk(risiko spekulasi) yaitu, risiko yang dapat menyebabkan kerugian dan
keuntungan
Klassifikasi risiko lainnya adalah ; (a) systematic risk (risiko sistematis) yaitu,
risiko yang tidakdapat didiversifikasi (tidak dapat dihilangkan atau dikurangi), dan (b)
specific risk (risiko spesifik) yaitu,risiko yang dapat dihilangkan melalui proses
didiversifikasi
Dari Rose, maka dapat disimpulkan bahwa pihak manajemen bank hendaknya bukan
hanyameperhatikan nilai saham dan tingkat profitabilitas yang tinggi saja, akan tetapi juga
harusmemperhatikan risiko–risiko yang dapat terjadi dalam perbankan seperti
(a) Risiko kredit, merupakan kelalaian dari nasabah yang telah diberikan fasilitas kredit,
(b) Risiko likuiditas, yang dapat dalam muncul dari ketidak cukupan dana untuk membayar
kewajiban bank saat jatuh tempo,
(c) Risiko pasar, yaitu risiko perubahan nilai pasar asset bank, liabilitas, dan ekuitas yang dapat
merugikan,
(d) Risiko tingkat bunga, yang merupakan kemungkinan timbulnya pergeseran tingkat bunga
yang dapat dengan kurang baik mempengaruhi pendapatan netto bank, nilai assetnya, atau
ekuitasnya,
(e) Risiko pendapatan, yaitu kemungkinan penurunan return on assets (ROA) atau return on
equity (ROE) atau Earning bersihnya,
(f) Risiko solvensi, yakni kemungkinan munculnya profitabilitas negatif bank yang akan
menguras modalnya.
e. Manajemen resiko bank
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam memenej risiko dalam lembaga perbankan antara lain;
1. Mengidentifikasi dan Menilai Risiko
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui semua jenis risiko yang melekat pada setiap aktivitas
fungsional yang berpotensi menguntungkan atau merugikan. Bank mengumpulkan dan
mengakumulasidata mengenai peristiwa, atau isyu (termasuk kerugian) yang pernah terjadi di
masa lalu. Semua risiko, di luar risiko kredit, risiko pasar, dan risiko likuiditas, khususnya fraud
risk (risiko kecurangan) dimasukkan ke dalam risiko operasional
2. Menilai dan Mengukur Risiko
Pada tahap ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dari efektivitas penerapan
ManajemenRisiko, yaitu dengan mengukur sensitivitas produk/aktivitas terhadap perubahan
faktor-faktor yangmempengaruhinya dalam berbagai keadaan. Ada 3 kegiatan yaitu; (1) menilai
area risiko kunci, (2) mengukur kemungkinan terjadi dan dampak risiko, dan (3) menetapkan
ranking risiko.
3. Menanggapi Risiko
Setelah mengidentifikasi dan mengukur risiko, maka Manajer risiko harus mengendalikan
risiko dengan membangun program mitigasi risiko.
Tahapannya adalah;
1. Menetapkan hasil yang diinginkan
2. Membangun pilihan-pilihan
3. Memilih dan menetapkan strategi
4. Komunikasi dan Konsultas
Komunikasi dan konsultasi mengenai manajemen risiko dengan berbagai pihak yang
berkepentingan, khususnya dengan Bank Indonesia untuk mengambil keputusan manajemen
risikoyang sehat
BAB 12
Perbankan Internasional