Anda di halaman 1dari 61

UTS MANAJEMEN PERBANKAN

“RINGKAS BUKU”

OLEH:

NAMA : WINDY LESTARI

NIM : B1B119214

KELAS : D

JURUSANA MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Bank


Pada dasarnya Bank dapat diartikan sebagai lembaga yang memediasi antara pihak surplus
dana dengan pihak defisit dana. Pihak surplus dana adalah masyarakat yang memiliki uang
lebih yang dapat disimpan di Bank dalam bentuk: giro, deposito, dan tabungan. Sedangkan
pihak defisit dana adalah masyarakat yang mengalami kekurangan dana yang dapat dipenuhi
dengan cara meminjam di Bank dalam bentuk kredit (loan).
Menurut Rose (2002:5) mengatakan bahwa “Bank is A financial intermediary accepting
deposits and granting loans; offers the widest menu of services of any financial institution”.
Menurut pengertian Rose di atas, dapat dipahami bahwa Bank adalah perantara keuangan
menerima simpanan dan memberikan kredit; memberikan pelayanan dalam menu yang luas
untuk berbagai lembaga keuangan.

1.2. Sejarah Bank


Meskipun belum diketahui secara pasti kapan bank pertama kali lahir dipermukaan bumi,
namun yang jelas peninggalan lempengan-lempengan tanah liat di negara Babylonia tahun
2000 Sebelum Masehi (SM) menunjukkan bahwa pada waktu itu telah beroperasi lembaga-
lembaga keuangan yang menyerupai bank-bank tabungan.
Pada abad ke 9 SM masyarakat pada waktu itu, telah menggunakan surat tanda tagihan
berbentuk “promes” dan “cek”.
Dalam abad ke 6 SM masyarakat pada waktu itu telah menggunakan “kredit hipotik”. Bank
meminjamkan “emas” dan “perak” dengan tingkat bunga 20% setiap bulan dan dikenal sebagai
Temples of Babylon.
Pada tahun 500 SM, menyusul di Yunani didirikan semacam bank, dikenal sebagai “Greek
Temple”, yang menerima simpanan dengan memungut biaya penyimpanannya. Serta
meminjamkannya kembali kepada masyarakat. Pada saat itulah muncul bankir-bankir swasta
pertama. Operasinya meliputi; penukaran uang dan segala macam kegiatan bank. Lembaga
perbankan yang pertama di Yunani timbul pada tahun 500 SM.
Sejarah perkembangan lembaga keuangan di negara Babylonia kuno terhenti dengan
runtuhnya kerajaan mereka yang sangat tenar tersebut.
Pada tahun 527-565 Yustinianus mengkodefikasikan hukum Romawi di Konstatntinopel
sehingga perbankan berkembang kembali pada tahun-tahun tersebut.
Bank Venesia didirikan pada tahun 1171 dan merupakan Bank Negara pertama yang
dipakai untuk membiayai perang. Kemudian berturut-turut berdirilah Bank of Genoa dan Bank
of Barcelona pada tahun 1320.
Awal abad ke 16 di London (Inggris), Amsterdam (Belanda) serta Antwerpen dan Leuven
(Belgia) tukang-tukang emas bersedia menerima uang logam (emas,perak) untuk disimpan.
Sebagai tanda bukti penyimpanan, tukang emas memberikan kepada penyimpan suatu tanda
deposito yang disebut “Goldsmith’s note” sebagai bukti bahwa tukang emas tersebut
mempunyai utang.
Lambat laun deposito itu diterima sebagai alat pembayaran atau menjadi uang kertas.
Sejarah mencatat “Goldsmith’s note” oleh pemiliknya jarang ditukar kembali dengan uang
logam.

1.3. Jenis-Jenis Bank


Menurut Undang-Undang Nomor. 14 Tahun 1967 Berdasarkan fungsinya Bank dibagi
menjadi 4 macam yaitu:
1. Bank Sentral
2. Bank Umum
3. Bank Tabungan
4. Bank Pembangunan
Berdasarkan Kepemilikan Modalnya Bank dibagi menjadi:
1. Bank Pemerintah
2. Bank Swasta Nasional
3. Bank Swasta Asing
Berdasarkan Institusi Penciptaan Uang Bank dapat dikelompokkan menjadi:
1. Bank Primer
2. Bank Sekunder
Sedangkan penggolongan menurut Direktori Perbankan Indonesia (2003) Bank di Indonesia
dikelompokkan menjadi 6 jenis, yaitu:
1. Bank Persero
2. Bank Umum Swasta Nasional Devisa (BUSND)
3. Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa (BUSNND)
4. Bank Pembangunan Daerah (BPD)
5. Bank Campuran (BC)
6. Bank Asing (BA)

1.4. Area Pelayanan Bank Modern


Rose (2002:8) menggambarkan area pelayanan Bank-Bank Modern dewasa ini meliputi 10
macam area antara lain:
a) Fungsi Pemberian Kredit (The Credit/loan function)
b) Fungsi Transaksi/Pembayaran (The payment/transaction function)
c) Fungsi Penghematan (The thrift/saving function)
d) Fungsi Investasi (The investment/financial planning function)
e) Fungsi Pengembangan Masyarakat (The real estate and community development
function)
f) Fungsi Manajemen Kas (The cash management function)
g) Fungsi Bank Perdagangan Investasi dan Surat Berharga (The merchant
banking/temporary stock investment function)
h) Fungsi Penjaminan Saham (The investment banking/security underwriting function)
i) Fungsi Broker Surat Berharga (The security brokerage/trading function)
j) Fungsi Asuransi/Manajemen Risiko (The insurance/risk management function)

1.5. Peranan Bank Dalam Perekonomian


Peranan Bank modern dalam perekonomian dewasa ini, telah berkembang seiring dengan
perkembangan zaman. Oleh karena itu perlu diadopsi peran baru untuk melayani keinginan
dan kebutuhan nasabah. Peran utama perbankan modern dewasa ini adalah sebagai berikut:
1. Peran Intermediasi
2. Peran Pembayaran
3. Peran Guarrantor
4. Peran Manajemen Risiko
5. Peran Penasehat Investasi dan Tabungan
6. Peran Penjaminan Keamanan Nilai Surat Berharga
7. Peran Agensi
8. Peran Pengambilan Kebijakan
BAB. 2

FUNGSI DAN KEGIATAN BANK

2.1 Fungsi Bank

Koch dan Donald, 2000 (2001 : 76) mengatakan bahwa “Bank berfungsi lembaga
intermediasi. Intermediasi keuangan adalah proses pembelian surplus dana dari unit ekonomi
yaitu sektor usaha, pemerintah dan individu atau rumah tangga, untuk disalurkan kepada unit
ekonomi defisit. Dengan kata lain, intermediasi keuangan merupakan kegiatan pengalihan
dana dari penabung, atau kreditur (ultimate lenders) kepada peminjam, atau debitur (ultimate
borrowers)”.

Dari definisi pakar tersebut, dapat disimpulkan tiga fungsi utama bank dalam pembagunan
ekonomi, yaitu ; (a) lembaga penghimpun dana, (b) lembaga penyalur dana, dan (c) lembaga
yang memperlancar perdagangan.

a) Bank sebagai lembaga penghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan.


b) Bank sebagai lembaga yang penyalur dana ke masyarakat dalam bentuk kredit.
c) Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan peredaran
uang.

Fungsi umum bank adalah intermediary antara surplus dana (nasabah penabung: Kreditur)
dengan defisit dana (nasabah peminjam: Debitur). Fungsi khusus bank menurut para pakar :

Howard D. Crosse dan George H. Hempel (1997) menyebut 7 fungsi pokok bank umum ;

1) Credit creation (penciptaan kredit) (2)


2) Depository function (fungsi giral) (3)
3) Payments and collection (pembayaran dan penagihan) (4)
4) Saving accumulations and investment (5)
5) Trust service (6)
6) Other service (7)
7) Perolehan laba untuk imbalan para pemegang saham

Sedangkan Oliver G Wood Jr (1978) ada 5 fungsi bank dalam perekonomian yaitu;

1) Memegang dana nasabah


2) Menyajikan mekanisme pembayaran
3) Menciptakan uang dan kredit
4) Menyajikan pelayanan trust
5) Menyajikan jasa-jasa lain

Di sisi lain American Bankers Association (1971) mengatakan paling tidak ada 4 fungsi
Bank antara lain :

1) The deposits function (fungsi penyimpanan dana)


2) The payments function (fungsi pembayaran)
3) The loan function (Fungsi pemberian kredit)
4) The money function (fungsi uang)

Dari pendapat beberapa pakar yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa fungsi bank pada umumnya adalah sebagai berikut : (1) Fungsi
pengumpulan dana, (2) Fungsi pemberian kredit, (3) Fungsi investasi, (4) Fungsi penciptaan
uang, (5) Fungsi pembayaran, dan (6) Fungsi pemindahan uang, serta (7) Fungsi pemasokan
produk jasa perbankan lainnya, yang diuraikan sebagai berikut:

1) Fungsi Pengumpulan Dana


Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang berasal dari masyarakat surplus dana
yang dapat disimpan pada Bank dalam bentuk ; (a) giro, (b) deposito dan (c) tabungan,
kemudian diputar oleh Bank dengan memberikan Kredit (loan) kepada Nasabah
(masyarakat defisit dana) yang membutuhkan dan memenuhi kriteria penerima kredit.
2) Fungsi Pemberian Kredit
Kredit ini terdiri dari 3 jangka waktu yaitu : (a) Jangka pendek, (b) Jangka
menengah, dan (c) Jangka panjang.
3) Fungsi Investasi (Penanaman Dana)
Investasi finansial dalam bentuk pembelian surat-surat berharga, seperti; (a) Surat
tanda hutang (obligasi, wesel, Sertifikat Bank Indonesia), dan (b) Laba atau deviden
4) Fungsi Penciptaan Uang
Fungsi penciptaan uang (giral) dipandang sebagaikegiatan pokok bank seperti; (a)
Pemberian surat cek (rekening koran), (b) bilyet giro, (c) surat wesel, (d) buku
tabungan nasabah
5) Fungsi Pembayaran
Bank merupakan lembaga pemasok jasa pembayaran terbesar. Melalui; (a) cek atau
bilyet giro, (b) surat wesel, (c) kupon, (d) transfer uang (surat atau telegram).
Pembayaran dilakukan melalui pendebitan dan pengkreditan terhdp rekening-
rekening bank dari nasabah
6) Fungsi Pemindahan Uang
Bank dapat melakukan kegiatan pemindahan uang dengan cara; menerima dan
membayarkan kembali uang dalam rekening koran nasabahnya, menjalankan perintah
untuk pemindahan uang, menerima pembayaran dari tagihan atas kertas berharga dan
melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga, pelayanan pembayaran
antara seperti; (a) telepon, (b) listrik, (c) air, (d) uang kuliah yang kesemuanya disebut
“Trust Service”

7) Fungsi Pemasokan Produk Jasa Perbankan Lainnya


Bank dalam menjalankan fungsi pemasokan produk jasa lainnya seperti ; (a)
pemberian Bank garansi, (b) Safety box, (c) Letter of Credit, (d) Advising Letter of
Credit, (e) Credit Card.dll

2.2 Kegiatan Pokok Bank

Menurut Ikhtisar Ketentuan Perbankan Indonesia (IKPI) menyebut kegiatan-kegiatan


pokok antara lain :

1) Menerima simpanan
2) Memberikan kredit jangka pendek
3) Memberikan kredit jangka menengah dan jangka panjang dan/atau turut serta dalam
perusahaan
4) Memindahkan uang
5) Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran
6) Mendiskonto surat-surat berharga jenis tertentu
7) Membeli dan menjual cek, surat wesel, kertas dagang yang lain dan pembayaran
dengan surat dan telegram
8) Membeli dan menjual surat-surat pinjaman
9) Memberi garansi bank
10) Menyewakan tempat menyimpan barang berharga
11) Menjalankan usaha lain yang lazim dikerjakan oleh bank

2.3 Kegiatan Pengumpulan Dana Simpanan

Kegiatan pengumpulan dana simpanan yang dilakukan pihak perbankan berasal dari
masyarakat yang sering disebut dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang merupakan sumber
dan bagi bank. Adapun DPK tersebut terdiri dari : (1) Giro, (2) Tabungan, dan (3) Depostio,
dengan uraian secara rinci sebagai berikut:

1) Giro :
Simpanan DPK pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
mempergunakan antara lain; (a) cek, (b) bilyet giro, (c) surat perintah pembayaran
lainnya atau dengan cara pemindah bukuan.
2) Tabungan:
Simpanan DPK pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan mendatangi
bank dan jumlahnya tidak boleh melebihi saldo tabungan minimal. 3.
3) Deposito :
Simpanan DPK pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai dengan
jangka waktu tertentu. Pada lembaran Deposito tercantum:nama pemilik, nilai pokok
deposito, tingkat bunga dan tanggal jangka waktu jatuh tempo.

2.4 Kegiatan Pemasokan Kredit

Kegiatan pemasokan kredit merupakan fungsi paling utama, karena dari kegiatan inilah
bank dapat memperoleh pendapatan (lending base income: on balance sheet)

Kegiatan pemberian kredit (loan) dapat diharapkan menutup berbagai pengeluaran (bunga
tabungan, bunga deposito, jasa giro, gaji karyawan, biaya operasional dan penyusutan aktiva,
sewa) disamping itu dari kegiatan ini juga diharapkan bank dapat membagikan dividen kepada
pemilik

Kredit (loan) yang diberikan oleh bank dapat dibedakan sesuai jangka waktunya yaitu:

a. Kredit jangka pendek (kurang 1 tahun)


b. Kredit jangka menengah ( 1 – 3 tahun)
c. Kredit jangka panjang (lebih dari 3 tahun)

Berdasarkan macam penggunaan kredit dapat dibedakan menjadi : (a) Kredit Produksi, (b)
Kredit Konsumsi. Sedangkan berdasarkan macam jaminannya kredit dapat dibedakan menjadi
: (a) Kredit Kolateral, (b) Kredit Hipotek. Di lain pihak berdasarkan tujuan pemakaiannya
kredit dapat dibedakan menjadi: (a) Kredit Ekspor, (b) Kredit Modal Kerja, (c) Kredit Kredit
Investasi, dan (d). Kredit Perumahan dll.

2.5 Kegiatan Invesitasi

Investasi Finansial, yaitu penanaman dana dalam bentuk:

1) Surat-surat berharga (saham) 2.


2) Surat tanda utang (surat obligasi, surat wesel, SBI dsb)

Tujuan investasi mendapatkan imbalan berupa pendpatan modal (bunga dan diskonto, laba
atau dividen). Dana yang tertanam dalam investasi dalam bentuk aktiva likuid (aktiva cadangan
primer : primary reserve). Yang termasuk sebagai transaksi investasi antara lain :

a) mendiskonto surat berharga


b) membeli dan menjual surat-surat pinjaman
c) membeli dan menjual cek
d) surat wesel
e) kertas dagang (commercial paper)
f) pembayaran dengan surat dan telegram.

2.6 Pentransferan Uang dan Kliring

Jasa pemindahan (pengiriman) uang ini, pelaksanaannya bisa dengan menggunakan


berbagai cara : (a) melalui pengiriman wesel tunjuk, (b) cek, (c) bilyet giro, (d) penarikan atas
saldo kredit pada bank koresponden.

Ketentuan Transfer dan Kliring Bank Umum memindahkan uang baik dengan
pemberitauan: telegram, surat, wesel tunjuk diantara sesama kantornya, penarikan atas saldo
kredit yang ada pada korensponden. Pengiriman uang hanya boleh dilakukan dengan
menggunakan cara yang biasa dilakukan oleh dunia perbankan yaitu dengan wesel, kawat dan
surat.

Pengiriman uang tersebut harus dilakukan berdasarkan peraturan likuiditas antar cabang
yang disertai suatu sistem cover yang baik, sehingga tidak menyulitkan likuiditas salah satu
cabang yang bersngkutan. Pengiriman uang hanya dapat dilakukan jika disertai penyetoran
uang riil. Pengiriman uang atas dasar penyetoran dengan cek bank lain (atau warkat-warkat
kliring lainnya) yang belum dikliringkan tidak diperkenankan

2.7 Produk Jasa Perbankan Lain-lain

Produk jasa perbankan lain terdiri dari dua macam yaitu; produk jasa perbankan dalam negeri
dan produk jasa perbankan luar negeri :

Produk Jasa Perbankan Dalam Negeri berupa :

• Jasa “trust”
• Mendiskontokan surat-surat berharga
• Membeli dan menjual surat-surat kredit
• Pemberian jaminan
• Jual-beli surat-surat berharga pasar uang
• Aktivitas jual-beli efek
• Jual-beli efek
• Jasa penyimpanan
• Kartu kredit

Produk Jasa Perbankan Luar Negeri terdiri dari:

• Pemasokan kredti untuk membelanjai impor dan ekspor


• Mengeluarkan L/C komersial
• Menerbitkan L/C wisata (travelers’ L/C)
• Mendiskontokan surat wesel luar negeri
• Membeli dan menjual valuta asing
• Menerbitkan surat wesel luar negeri
• Mentransfer dana ke luar negeri melalui pos atau melalui telegram
• Mengikuti informasi perkembangan keadaan dan keuangan negara lain
• Melaksanakan koleksi/penagihan cek surat wesel dan surat utang luar negeri
• Melaksanakan pengurusan surat-surat angkutan dipelabuhan pengiriman ke luar negeri
• Melaksanakan pembayaran L/C ekspor dan L/C wisata
• Menjual cek wisata (travelers’ check)
• Membayar tunai cek wisata
• Mengikuti peraturan-pertauran ttg ekspor, dan penggunaan valuta asing yg dikeluarkan
oleh pemerintah negara lain.
BAB 3

MANAJEMEN KREDIT

3.1 Pengertian Kredit


Kata “Kredit” berasal dari bahasa Yunani “Credere”, artinya “kepercayaan” yang
dalam praktek sehari-hari berkembang lebih luas lagi antara lain: (1) Kredit dalam
pengertian umum, dan (2) Kredit dalam pengertian sesuai dengan Undang-undang. Adapun
uraian pengertian secara rinci sebagai berikut:
1. Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan
suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan ditangguhkan pada
suatu jangka waktu yang disepakati.
2. Kredit dalam pengertian lembaga perbankan, sesuai dengan yang termuat dalam Bab
1, pasal 1 ayat 12 Undang-undang No. 7 tahun 1992 yaitu : Kredit adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah
bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan pengertian kredit yang mencakup
3 hal sebagai berikut:
1. Adanya suatu penyerahan uang/tagihan atau dapat juga barang yang menimbulkan
tagihan tersebut kepada pihak lain, dengan harapan memberi pinjaman ini bank akan
memperoleh suatu tambahan nilai dari pokok pinjaman tersebut yang berupa bunga
sebagai pendapatan bagi bank yang bersangkutan.
2. Dari proses kredit itu telah didasarkan pada suatu perjanjian yang saling mempercayai
kedua belah pihak akan mematuhi kewajibannya masing-masing.
3. Dalam pemberian kredit ini terkandung kesepakatan pelunasan utang dan bunga akan
diselesaikan dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama

3.2 Prinsip-Prinsip Perkreditan


Untuk dapat melaksanakan kegiatan perkreditan secara sehat telah dikenal adanya
prinsip 5 C yang meliputi ; (1) Character, (2) Capacity, (3) Capital, (4) Collateral, dan (5)
Condition of economic, dengan uraian masing-masing sebagai berikut:
1. Character (Karakter)
Pemberian kredit pada dasarnya berdasarkan kepercayaan dari pihak Bank bahwa
sipeminjam mempunyai moral, watak ataupun sifat-sifat pribadi yang positif dan
kooperatif dan juga mempunyai rasa tanggung jawab dalam menjalankan kegiatan
usahanya. Manfaat dari penilaian soal karakter ini adalah untuk mengetahui sampai
sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta tekad baik yaitu kemauan untuk
memenuhi kewajibankewajibannya.
2. Capacity (Kapasitas)
Kapasitas adalah kemampuan calon kreditur (calon peminjam) melunasi
kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya atau kegiatan usaha
yang akan dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit dari bank. Jadi jelaslah
maksud dari penilaian kapasitas disini adalh untuk menilai sampai sejauhmana hasil
usaha yang akan diperolehnya tersebut, akan mampu untuk melunasinya tepat pada
waktunya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakatinya.
3. Capital (modal)
Kapital/modal adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon kreditur
(calon peminjam). Kemampuan modal sendiri merupakan benteng yang kuat agar tidak
mudah terkena goncangan dari luar, miisalnya dalam situasi pasar modal dengan suku
bunga yang tinggi, maka sebaiknya komposisi modal sendiri ini harus semakin besar.
4. Collateral (Borg : jaminan)
Kolateral adalah barang-barang jaminan yang diserahkan oleh kreditur sebagai
jaminan atas kredit yang diterimanya. Manfaat kolateral adalah sebagai alat
pengamanan, apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal, atau sebab-
sebab lain, dimana kreditur tidak mampu melunasi kredit dari usahanya yang normal.
5. Condition of economic (Kondisi perekonomian)
Kondisi ekonomi adalah situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi dan budaya,
peraturan-peraturan pemerintah dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan
perekonomian pada suatu saat, maupun untuk suatu kurun waktu tertentu yang
kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha perusahaan yang
memperoleh kredit.

3.3 Tujuan Pemberian Kredit


Tujuan utama pemberian kredit yang dapat diuraikan disini antara lain: (1) Mencari
Keuntungan, (2) Membantu Usaha Nasabah, dan (3) Membantu Pemerintah yang diuraikan
sebagai berikut:
1. Mencari Keuntungan
Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh hasil dari pemberian dari
kredit itu sendiri. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank
sebagai kontraprestasi (imbalan) jasa dan biaya administrasi dan provisi kredit yang
dibebankan kepada nasabah.
2. Membantu Usaha Nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana,
baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Adanya kredit bagi pengusaha,
maka ekspansi perusahaan dapat dilakukan dengan baik.
3. Membantu Pemerintah
Tujuan membantu pemerintah adalah memperlancar pertumbuhan perekonomian,
mengingat semakin banyak kredit yang disalurkan oleh bank kepada masyarakat yang
membutuhkan, maka akan semakin membuka kesempatan kerja.

3.4 Unsur – Unsur Kredit


Unsur – unsur yang harus ada dalam pengelolaan kredit perbankan antara lain: (1)
Kepercayaan, (2) kesepakatan, (3) Jangka Waktu, (4) Risiko, dan (5) Balas jasa, dengan
penjelasan masing-masing sebagai berikut:
1. Kepercayaan
Dalam pengertian luas kredit diartikan sebagai “kepercayaan” . Maksud dari
kepercayaan bagi sipemberi kredit adalah pihak bank (debitur) percaya kepada
penerima kredit (kreditur) bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan
sesuai perjanjian. Sedangkan bagi pihak debitur merupakan penerimaan kepercayaan
sehingga ia mempunyai kewajiban untuk membayar kembali kredit tersebut sesuai
jangka waktu yang telah disepakati kedua belah pihak. Kepercayaan ini diberikan oleh
pihak debitur (bank) dimana sebelumnya sudah dilakukan penyeledikan tentang
kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.
2. Kesepakatan
Di samping unsur percaya di dalam pemberian kredit, juga mengandung unsur
kesepakatan antara debitur (bank) dengan kreditur. Pada umumnya kesepakatan ini
dituangkan dalam suatu perjanjian yang memuat hak dan kewajiban yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan oleh debitur, memiliki jangka waktu yang mencakup
masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
4. Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak
tertagihnya kredit (kredit macet). Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka
semakin besar risikonya. Demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan
pihak debitur, baik disengaja maupun tidak disengaja. Misalnya terjadi bencana atau
bangkrutnya usaha pihak kreditur tanpa ada kesegajaan.
5. Balas Jasa
Balas jasa merupakan kontraprestasi atas pemberian kredit dari pihak debitur yang
dikenal dengan bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan provisi serta biaya
administasi ini, merupakan pendapatan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah
disebut sebagai bagi hasil (Profit sharing).

3.5 Kebijaksanaan Perkreditan


Kebijakan politits dan strategis
informasi Top
ekstern manajemen
kebijaka taktis dan implementatis
midle-manajemen
lower-manajemen kebijakan teknis operasional
operasional
informasi-internal pelaksanaan operasional
Dari gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa top manajemen dalam pembuatan
kebijakan kredit perlu infromasi ekstern dan infromasi intern. Kadar informasi ekstern akal
lebih banyak berpengaruh daripada infromasi intern. Sebaliknya pada lower manajemen
kadar infromasi intern yang lebih banyak berpengaruh.
Dalam menetapkan kebijaksanaan kredit diperlukan 3 azas pokok yaitu; azas
likuiditas, azas solvabilitas dan azas rentabilitas.
Di samping itu manajemen perlu pula memperhatikan; keadaan perekonomian,
perkembangan politik, peraturan-peraturan penguasa moneter yang ada, kemampuan banka
yang bersangkutan dalam mengumpulkan dan dengan biaya yang relatif murah, volume
permintaan kredit, besarnya laba yang diharapkan, kemampuan manajemen bank itu
sendiri, para saingan dari bank-bank/lembaga keuangan lain yang memasar-kan jasa
perkreditan.
3.6 Sistematika Perkreditan
Variasi bentuk perkreditan dapat ditinjau dari beberapa segi antara lain; (1)
Pembagian menurut jenis kredit yang diberikan, (2) Pembagian menurut sifat kredit yang
diuraikan secara rinci sebagai berikut:
1. Pembagian Menurut Jenis Kredit Yang Dibiayai
Dalam klassifikasi ini bentuk perkreditan dapat dilihat dari obyek yang dibiayai
dengan kredit tersebut antara lain; (a) Kredit modal kerja, (b) Kredit Investasi, (c)
Personal loan, dan (d) Non Cash loan, dengan uraian masing-masing sebagai berikut:
a. Kredit Untuk Modal Kerja
Kredit Modal Kerja (KMK) adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada
krediturnya untuk memenuhi kebutuhan modal kerjanya. Kriteria modal kerja yaitu
kebutuhan modal yang habis dalam satu siklus usaha (jika dilihat pada neraca terdiri
dari; uang kas, piutang dagang, persediaan bahan baku, bahan dalam proses, dan
barang jadi).
b. Kredit Untuk Investasi
Kredit investasi adalah kredit yang dikeluarkan oleh perbankan untuk
pembelian barang-barang modal yaitu tidak habis dalam satu siklus usaha. Uang
kas yang dikeluarkan untuk membeli barang-barang modal akan dapat terhimpun
kembali setelah melalui proses depresiasi/amortisasinya sesuai jangka waktu
ekonomisnya dalam jangka waktu antara 5 sampai 20 tahun.
c. Personal loan
Kredit ini diberikan kepada pribadi untuk keperluan konsumtif, seperti
untuk pembelian alat-alat rumah tangga.
d. Non cash Loan
Kredit jenis ini adalah sejenis kredit yang belum efektif dapat ditarik secara
tunai ataupun secara pemindahbukuan, tetapi di dalamnya telah terkandung adanya
suatu kesanggupan untuk melakukan pembayaran dikemudian hari. Pembayaran
baru akan dilakukan oleh bank apabila transaksi yang akan dilakukan direalisir atau
apa yang diperjanjikan menjadi efektif. Jenis-jenis kredit non kas antara lain; (d1)
bank garansi, (d2) fasilitas L/C impor, (d3) fasilitas L/C dalam negeri.
2. Pembagian Kredit Menurut Sifat-Sifatnya
Jenis-jenis kredit menurut sifat-sifatnya dapat dikelompokkan menjadi ; (a)
Revolving credit, dan (b) Kredit dengan plafond menurun/Kredit Investasi dengan
uraian sebagai berikut:
a. Revolving Credit (Kredit Berulang)
Kredit jenis ini merupakan kredit yang dapat ditarik sesuai dengan
kebutuhan dana dari pihak debitur. Jadi pada jenis kredit ini baki debitnya akan
berfluktuasi dari waktu ke waktu yang lain sesuai dengan kapasitas/kebutuhan
ddana yang sedang berlangsung.
Jangka waktu kreditnyapun juga dapat diperpanjng berulang-ulang selama
kegiatan usahanya tersebut berjalan dengan baik. Oleh karena itu, kredit ini cocok
untuk membiayai kebutuhan modal kerja usaha debitur, baik bidang perdagangan,
industri, prasarana, perkebunan dll.
b. Kredit Dengan Plafond Menurun/Kredit Investasi
Kredit dengan plafond menurun yaitu jenis-jenis kredit yang secara
sistematis plafondnya bertahap menurun sesuai dengan jadwal angsuran yang telah
disepakati antara bank dengan nasabah. Pemberian kredit atas dasar plafond
menurun ini diberikan untuk pembiayaan “Deffered cost” yang diperlukan oleh
nasabah untuk pembelian barang-barang modal yang mempunyai turnover lebih
dari satu siklus usaha.
Kegiatan usaha yang dibiayai dengan kredit ini mempunyai ciri utama
memerlukan modal (dana) yang relatif besar pada arah kegiatannya yang
memerlukan jangka waktu yang relatif panjang dalam pelunasannya.

3.7 Manfaat Perkreditan


Ada berbagai pihak yang berkepentingan secara langsung dan tidak langsung
terhadap fasilitas perkreditan yang dipasarkan oleh bank-bank komersial. Pihak-pihak
yang mempunyai kepentingan langsung sudah tentu pihak bank dan pihak calon debitur
itu sendiri, karena kedua belah pihak inilah yang pertama-tama akan menerima manfaat
dari perkreditan itu secara langsung. Sedangkan pihak pemerintah dalam hal ini penguasa
moneter dan masyarakat luas juga akan menerima manfaat perkreditan secara tidak
langsung, berupa pertumbuhan perekonomi
Bab 4

Manajemen Jasa-Jasa Bank Lainnya

4.1. Pengertian dan Jenis-Jenis Jasa Bank Lainnya

Salah satu fungsi bank yang sangat vital lainnya, adalah membantu memperlancar transaksi bisnis
guna memperlancar lalu lintas pembayaran. Untuk menjalankan fungsi bank tersebut di atas, maka
dibutuhkan jasa-jasa bank lainnya yaitu; (i) Kliring, (ii) Inkaso, (iii) Letter of Credit, (iv) Bank Garansi,
(v) Transfer, dan (vi) Kartu Plastik (kartu kredit).

4.2. Kliring

Cara penyelesaian utang-piutang antara bank-bank peserta dlm bentuk warkat atau surat berharga.
Mekanisme kliring dpt mempermudah, memper-cepat dan lebih efisien utk penyelesaian utang-piutang
antar bank-bank peserta kliring. Proses dilaksanakan oleh lembaga kliring BI dgn menyediakan tempat
antar bank-bank peserta. Warkat kliring; cek , bilyet, Certificate Deposit, nota debet dan nota kredit.

4.3. Inkaso
Inkaso adalah jasa bank yang diberikan kepada pihak lain untuk melakukan penagihan kepada
nasabah atas warkat kliring yang dimilikinya termasuk warkat yang diterbitkan oleh pihak bank yang
berada di luar wilayah kliring bank yang memberikan jasa penagihan tersebut. Penagihan dilakukan oleh
bank atas warkat kliring dgn perintah nasabahnya disebut Inkaso.
Misalnya; Amir memiliki warkat yang diterbitkan oleh Bank B, karena Amir tinggal berjauhan
dengan bank B, maka Amir tidak perlu melakukan penagihan kepada Bank B, Amirr dapat
Nasabah Giro Bank A Nasabah Giro Bank B menyerahkan penagihannya kepada Banknya (Bank C) yang
akan melakukan penagihan melalui lembaga kliring

4.4. Letter of Credit (L/C)


Jasa lain yang diberikan kepada nasabah dalam rangka mempermudah dan memperlancar transaksi
jual beli barang, terutama ekspor-impor adalah kredit rekening koran (letter of credit : L/C). Bank yang
memberikan L/C kepada nasabah, berarti bank yang bersangkutan memberikan jaminan untuk
membayar sejumlah tertentu kepada pihak lain atas permintaan nasabahnya.
Pembeli (importir) dan penjual (eksportir) memiliki alasan kekhawatiran terhadap risiko kerugian
jika di antaranya ada yang tidak memenuhi kewajibannya. Bank menjadi pihak ketiga yang memberikan
jasa keperantaraan dengan memberi jaminan kepada pihak penjual (eksportir) dan pembeli (importir).
Mekanisme letter of credit dikemukakan Gambar 4.2. :

Adapun penjelasan mekanisme letter of credit tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kontrak jual beli antara Eksportir (Indonesia) dengan Importir (Jerman)
2. Permohonan L/C oleh Importir disertai dengan setoran jaminan kepada Issuing Bank
3. Permintaan pembukuan L/C oleh Issuing Bank ke Advising Bank
4. Pemberitahuan Advising Bank kepada Eksportir mengenai L/C Importir & jaminan bayar
5. Pengiriman barang kepada importir
6. Penyerahan dokumen ekspor. Selanjutnya Advising Bank akan melakukan verifikasi dokumen dan
pemeriksaan syarat-syarat lain.
7. Pengiriman dokumen dan permintaan pembayaran L/C kepada issuing bank.
8. Bank memberitahukan kedatangan dokumen kepada importir dan pelunasan L/C.

Dokumen Dalam Transaksi L/C terdiri dari:

• Konosemen (bill of lading), dokumen pengapalan yang di dalamnya dijelaskan; nama


pengirim (shipper), yang berhak menerima barang (consignee), pihak yang diberitahukan
atas kedatangan barang, dan nama ekspedisi (carrier). Untuk barang yang dikirim melalui
pesawat (airway bill).
• Wesel (bill of exchange)
• Faktur (invoice)
• Asuransi: Free on Board (FOB), Cost and freight (C&F) dan, Cost Insurance and Freight (CIF)
• Daftar pengepakan
• Surat keterangan asal barang
• Sertifikat pemeriksaan dari Surveyor yang indepe

4.5 Bank Garansi

Bank garansi adalah Jaminan yang diberikan bank atas permintaan nasabah untuk memenuhi
kewajibannya kepada pihak lain apabila nasabah yang bersangkutan tidak memenuhi kewajibannya.
Mekanisme garansi ada 3 pihak terkait; (I) bank sebagai penjamin, (i) terjamin (nasabah atas
permintaan) dan, (ili) penerima jaminan.

4.6 Transfer

Transfer adalah pengiriman uang, baik dalam negeri maupun Iuar negeri kepada seseorang atas
permintaan nasabahnya. Macam transfer; transfer dengan teleks, mail transfer, transter telepon &
elegraf. Mekanisme transfer dapat dilakukan dengan menggunakan bank koresponden apabila di daerah
tersebut bank yang bersangkutan tidak memiliki cabang disuatu daerah. Instrumen yang digunakan
dalam suatu wilayah kliring biasanya melalui Lalu Lintas Giral (LLG). Dekade tahun 80 an mekanisme
transfer dilakukan dengan menggunakan electronic transfer melalui online system.

4.7 Kartu Plastik (Kartu Kredit)

Kartu palstik adalah kartu yang diterbitkan oleh Bank, atau perusahaan yang dapat digunakan
sebagai pembayaran untuk transaksi jual beli, atau menjamin keabsahan cek yang dikeluarkan, di
samping untuk melakukan penarikan uang tunai. Kartu plastik ini diperkenalkan oleh Edward Bellamy
(1887), ia memproyeksikan bahwa pada tahun 2000, uang sebagai alat pembayaran akan digantikan oleh
kartu kredit, dimana pemegangnya dapat memenuhi seluruh kebutuhannya dengan menggunakan kartu
kredit. Pada tahun 1950 oleh Frank McNamara menciptakan mekanisme pembayaran dengan
menggunakan kartu plastik (Dinners Club) dan kartu ini merambah ke seluruh dunia pada tahun 1970.
Kartu plastik yg berlaku saat ini; Visa, Master Card, Visa International, Mastercard International.

Sedangkan Kartu Palstik di Indonesia antara lain:

Visa dan Master Card diterbitkan oleh City Bank dan Bank Duta (merger Danamon)
Mekanisme Transaksi Kartu Kredit
Persyaratan Anggota

a. Penghasilan pertahun,

b. Membayar uang pangkal dan iuran tahunan

Proses Penagihan
a. Buyer berbelanja dengan menggunakan kartu plastik pada toko toko marchant

b. Merchant biasanya menggenakan charge 2% - 3 % x nilai transaksi kpd Buyer

c. Issuer akan membayar seluruh tagihan yang diajukan Merchant setelah dikurangi discount
(komisi)(biasanya 3% -5%)

d. angka waktu penagihan Merchant-Issuer (3-10 hari)


Bab 5

Perencanaan Organisasi

Bank

5.1. Pendahuluan
Langkah utama dalam mencapai tujuan adalah perencanaan organisasi. Perencanaan organisasi
terdiri dari; pembagian usaha yang logis, penetapan garis wewenang yang jelas, dan pengukuran
pelaksanaan dan prestasi. Tujuan perencanaan organisasi untuk pembuatan struktur organisasi yang
efektif

5.2. Pengelompokan Fungsi-Fungsi


Melalui pengelompokan fungsi-fungsi, maka pengetahuan dan keterampilan maksimum dapat
dimasukkan pada masing-masing usaha. Fungsi-fungsi khusus dapat dipusatkan untuk mempertajam
pada suatu bidang tertentu. Bentuk pengelompokan spesialisasi yang sangat penting adalah
pengelompokan kegiatan kegiatan staf dan servis yang merupakan fungsi-fungsi bank.

Jika perkreditan adalah kegiatan utama bank, maka pantas menyerahkan wewenang kredit
perdagangan (business loans) kepada manajer senior, sedangkan kredit konsumen dan kredit cicilan
dapat diserahkan kepada pejabat kredit yunior.

Jumlah bisnis trust tidaklah membutuhkan pekerjaan full time dari seseorang pejabat. Sebaliknya
karena bisnis trust ini, sangat penting bagi pelaksanaan pekerjaan ini adalah pengalaman dan
keterampilan, maka tidak jarang direktur utamalah yang menangani urusan bisnis trust ini.

Cara lain adalah dengan menggunakan jasa-jasa bank koresponden yang memiliki lebih banyak
keterampilan dalam bidang bisnis trust. Ada kalanya fungsi-fungsi tertentu dilaksanakan di luar bank
itu sendiri.

5.3. Struktur Organisasi Bank


Setiap posisi hendaklah terdiri dari; tugas, wewenang pembebanan seseorg dengan tanggung
jawab yang memungkinkan pembebanan seseorang untuk bertanggung jawab (accountabilty). Sifat
dan tingkat spesialisasi dalam bank hendaklah mencerminkan ukurannya dan jenis bisnis tertentu yang
diutamakannya (core business). Struktur organisasi dapat dikelompok menjadi 3 macam; (1) Struktur
organisasi bank kecil, (2) Struktur organisasi bank menengah dan, (3) Struktur organisasi bank besar.
Salah satu ciri organisasi yang baik adalah fleksi-bilitasnya, yaitu kemampuannya untuk mengembang
dan menciut menurut volume bisnis. Struktur organisasi dibuat berdasarkan fungsi dan tugas
Adapun struktur organisasi bank kecil, sedang dan besae dikemukakan dalam gambar 5.1- 5.3

Dari gambar 5.1, di dapatkan informasi bahwa dalam struktur organisasi bank kecil terdapat
Dewan Komisaris yang mempunyai kewenangan tertinggi dan dalam menjalankan aktivitas
kesehariannya dalam mengontrol pelaksanaan operasi bank Dewan Komisaris memilih salah seorang
diantara anggotanya menjadi Presiden Komisaris.

Presiden Komisaris bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dan bertugas untuk
mengawasi pelaksanaan tugas dari Direktur Utama.

Direktur Utama bertanggung jawab kepada Presiden Komisaris dan Dewan Komisaris dan
mempunyai tugas untuk mengendalikan jalannya organisasi bank secara menyeluruh. Karena tugasnya
yang sangat kompleks, maka Direktur Utama dibantu oleh 3 Direktur yaitu;

1. Direktur Prekreditan yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan bertugas untuk
menangani Departemen Kredit secara keseluruhan dan secara khusus menangani kredit komersial.
Di samping itu Direktur Perkreditan juga bertugas untuk mengontrol pelaksanaan pekerjaan dari
Asisten Direktur yang bertugas menangani kredit tanah dan bangunan, serta Asisten Treasury yang
bertugas menangani kredit konsumsi dan Departemen kredit secara keseluruhan.
2. Direktur Controller yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan bertugas dalam operasi
terutama pencatatan dan pembukuan, di sampin bertugas pula untuk memasarkan produk jasa- jasa
bank lainnya,
3. Direktur Personalia yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan bertugas untuk
menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan karyawan.

5.4. Pelimpahan Tanggung Jawab


Merupakan salah satu cara atasan meningkatkan efektivitas dalam mencapai tujuan bank.
Direktur utama bertanggung jawab atas keberhasilan seluruh usaha bank. Oleh karena itu ia harus
membagi tanggung jawabnya ke dalam bagian-bagian yang jumlahnya tergantung pada kompleksitas
usaha dan volume bisnis banknya.

Akan tetapi tanggung jawab yang telah diberikan kepada orang lain tidak akan melepaskan seluruh
tanggung jawab seorang Direktur utama. Selanjutnya masing-masing pejabat dalam hirarki itu
membagi fungsinya ke dalam komponen dan membebankannya kepada masing-masing orang.

Seorang Dirut hendaknya hanya menahan yang tidak bisa dikerjakan orang lain dan melimpahkan
sisanya kepada eksekutif yang lain. Selanjutnya para eksekutif ini melimpahkan pula wewenangnya
kepada level yang lebih rendah dalam garis wewenang itu.

5.5. Jangkauan Pengawasan


Jangkauan pengawasan atau sering disebut sebagai span of control merupakan tindakan
pengendalian terhadap suatu organisasi. Kompleksitas pekerjaan juga berpengaruh kepada jangkauan
pengawasan yang efektif dari atasan. Dalam bagian kredit tertentu seperti bagian kredit komersial,
tugas-tugasnya kompleks, sehingga meminta banyak interaksi antara para pejabat kredit

Adapun Struktur Organisasi Bank Kecil, Sedang dan Besar dikemukakan pada Gambar 5.1, 5.2,
dan 5.3 sebagai berikut:
Dewan Komisaris

Presiden Komisaris

Direktur Utama

Controller Direktur
Direktur Perkreditan
(Operasi)
Personalia

Asdir (Kredit Pembukuan


tanah/bangunan) Catatan:

Asisten Treasury
Pembukuan Treasury (bendahara)
(Kredit Konsumen)

Departemen Kredit Jasa-Jasa Lainnya

Gambar 5.1. Struktur Organisasi Bank Kecil


Adapun struktur organisasi bank sedang dapat di lihat pada Gambar 5.2., sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris

Direktur Utama

Direktur Investasi & Direktur Operasi dan Direktur


Direktur Senior
Trust Controller Personalia

Direktur kredit Direktur Humas


komersial

Asdir Kredit Konsumen, Asdir Trust Asdir Operasi


dan tanah Bangunan

Kasir-Kasir

Pembukuan

Penyimpanan Aman

Jasa-jasa Lain

Gambar 5.2. Struktur Organisasi Bank Sedang


Adapun struktur organisasi bank besar dikemukakan pada Gambar 5.3., sebagai berikut:

Dewan
Komisaris

Presiden
Komisaris

Direktur
Utama

Direktur Investasi & Direktur Operasi dan


Direktur Senior Dir. Senior Pemasaran
Trust Controller

Direktur Departemen Direktur Trust Dir.Jasa Perseroan Direktur Humas


Kredit

Direktur Kredit Direktur Hukum Pembelia Direktur. Periklanan


n
Tanah&Banguna

Asdir Direktur Investasi

Manajer Cabang Manajer


Cabang Manajer Cabang
Pembukuan
Direktur

Akunting
Biaya

Penyimpanan Aman
Direktur Personalia

Direktur Trust

Gambar 5.3. Struktur Organisasi Bank Besar


BAB 6

Pemasaran dan Riset Pasar Serta Kebijakan Lokasi Bank

6.1 Pengantar

Perbankan memasuki milenium ketiga ini sering juga disebut oleh berbagai kalangan sebagai era
globalisasi yang memunculkan terjadinya perubahan-perubahan sebagai berikut: "(1) Modernisasi, (2)
deregulasi, (3) Privatisasi, (4) Internalisasi, (5) Jaminan keamanan dana, (6) Kecanggihan nasabah, dan (7)
Rasio kecukupan modal “(Riyadi, 2003: 2-9)

Pendapat riyadi, menggambarkan tuntutan bagi dunia perbankan di tengah-tengah perubahan dan
perkembangan zaman yang tidak dapat dielakkan oleh perbankan sebagai lembaga intermediasi antara
surplus dana dengan defisit dana.

Implikasi dari modernisasi perbankan adalah terjadinya pergeseran pendapatan bank dari
peningkatan pendapatan dan spread bunga ( lending base income) atau sering disebut sebagai kegiatan on
balance sheet kepada peningkatan pendapatan berdasarkan fee ( fee base income, atau sering disebut
sebagai kegiatan off balance sheet, baik melalui sarana pasar uang (money market), ataupun pendapatan
bunga dari aktivitas money market dan fee atas jasa - jasa yang diberikannya, seperti advising letter of
credit L/C), pembukaan L/C, penerbitan bank garansi, kartu kredit, serta jasa bank lainnya.
Implikasi dari deregulasi perbankan sejak dikeluarkannya paket kebijakan oktober (pakto 1988)
yang memuat peraturan tentang; peniadaan plafon kredit, pengurangan kredit bersubsidi (kredit likuiditas
bank indonesia), deregulasi tingkat bunga deposito dan loan, serta penghapusan subsidi deposito. Paket
kebijakan desember (pakdes 1988) yang memuat tentang; pengendoran izin dan persyaratan pembukaan
cabang, menurunkan reserve requirement dari 15 % manjadi 2 %, mengizinkan Badan usaha milik Negara
unuk menempatkan dananya pada bank swasta dan memperbaiki peraturan lending limits.

Dilain pihak Kuntjoro dan Suhardono (2002: 315-316) mengemukakan bahwa: “Deregulasi
perbankan memunculkan liberalisasi yang mendorong meunculnya bank – bank baru dan masuknya cabang
– cabang bank asing di Indonesia, sehingga persaingan antar bank dalam memperebutkan pasar yang
semakin ketat. Dengan maikin ketatnya persiangan antar bank dalam memperebutkan pasar mengakibatkan
pergeseran yang mendasar dalam pola pemasaran”.
Dari pendapat di atas, mengindikasikan perlunya upaya perbaikan pola pemasaran bank, jika
sebelumnya bank – bank melakukan kegiatan pemasaran lebh pasif, maka saat ini harus dipaksa melakukan
pemasraan secara aktif, dengan mendatangi calon nasabah, baik dirumah maupun dikantor disertai dengan
promosi di media – media.

Selanjutnya impilkasi dari fenomena privatisasi (privatization) pada negara – negara yang masih
terglong developong countries mendorong bank – bank badan usaha milik negara (BUMN: state
commercial bank) untuk menjadi bank milik publik melalui go-public di pasar modal yang mengandung
beberapa konsekuensi antara lain : bank – bank dimaksud dituntut untuk lebih meningkatkan SDM nya,
lebih transparan dan menyempurnakan tatanan kerja nya.

Implikasi dari internalisasi (internalization) adalah munculnya world trade organization (WTO)
maka persaingan dalam dunia internasional lebih tajam lagi, karena setiap negara yang menajdi anggota
WTO termasuk Indonesia harus mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh badan dunia itu, sehinga menajdi
cross border diantara anggota – anggotanya yang memberikan dampak yang cukup luas, yakni bank – bank
saat ini telah berubah orientasinya. Begitu pula hubungan dengan institusi yang terkait dari nasional menjadi
internasional.

Lebih lanjut implikasi dari sekuritisasi (securization) dalam sektor perbankan memunculkan
perlunya faktor jaminan keamanan yang sangat mempengaruhi performance (kinerja) dari setiap bank. Bagi
negara yang tingkat keamannnya rendah, dalam arti serring terjaid kekacauan baik dibidang eknomi
maupun dibidnag politik, maka akan mempengaruhi kinerja bisnis dinegara yang bersangkutan. Walaupun
faktor ini berada di luar lembaga perbankan, namun tetap mempunyai dampak langsung terhadap
operasional bank dinegara yang bersangkutan.
Oleh karena itu, lembaga perbankan seyogyanya memperhatikan faktor – faktor yang dapat
mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung, faktor – faktor eksternal seperti ; gejolak -
gejolak sosial dan politik, regulasi pemerintah, perkembangan valuta asing, sedangkan faktor – faktor
internal seperti ; investor, komisaris, direksi, karyawan.

Pihak otoritas moneter dan manajemen bank harus dapat membuat kebijakan yang dapat
mengeliminir risiko yang ditimbulkannya melalui, kebijaka penjaminan simpanan dana masyarajat yang
dihimpun, sehingga masyarakat yang menyimpan dana nya, baik dalam bentuk giro, tabungan, deposito
berjangka, sertifikat deposito berjangka, maupun dalam bentuk simpanan lainnya di bank, akan merasa
aman bahwa dananya dapat ditarik setiap saat sesuai dengan perjanjian yang ditetapkan antara nasabah
dengan bank nya.
Implikasi dari adanya customer’s sophiscation (Pelanggan canggih) yang memunculkan orientasi
pasar dari bank – bank yang mengandung makna demi kepuasan pelanggan atau nasabah. Persaingan tidak
hanya dari segi pricing dalam arti sudut seumber maupun penggunannya, tetapi juga dari segi kemudahan
dalam pemberian pelayanannya. Oleh karena itu, kalangan perbankan akan mengeluarkan biaya lebih besar
dari sebelumnya. Atau paling tidak mengurangi margin yang telah dinikmatinya selama ini. Tetapi ditinjau
dari sisi yang positif, mak hali ini juga telah memaksa kalangan perbankan untuk selalu inovatif dalam
menekan cost dan meningkatkan income dari sisi fee base line-nya, atau kegiatan off balance sheetnya, atau
kegiatan off balance sheet.

Implikasi dari Capital Adequacy Ratio yang merupakan peraturan prudential banking dari BIS
(Bank for International Setttlement) yang mengatur tingkat kesehatan bank, maka setiap bank yang
beroperasi diwajibkan untuk memenuhi kebutuhan pemenuhan modal minimum, atau yang lebih dikenal
dengan Capital Adequac Ratio (CAR). Sebelum masa krisis perbankan di Indonesia diwajibkan memenuhi
CAR sbesar 8 % dan secara bertahap menajdi 12 % pada 2001. Tetapi pada saat krisis, sementara berubah
menajadi 4 % dan pada saatnya kan mnegacu sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (SK. BI.
Nomor : 30/277/KEP/DIR.1998).

Pemenuhan kebutuhan modal minimum ini sangat dipengaruhi oleh cara penghitungan aktiva
tertimbang menurut risiko (ATMR), besarnya modal yang dimiliki bank, besarnya penyisihan penghapusan
aktiva produktif dan laba yang dihasilkan, atau rugi yang diterima oleh bank tersebut. Modal juga akan
mempengaruhi langsung pada kemampuan bank baik dalam menyalurkan dana nya dalam bentuk kredit
kepada masyarakat dan kemampuan bank dalam mengelola valuta asing atau foreign exchange yang
dimiliknya.

Pada dasarnya hasil produk bank ada 3 yaitu :

1. Pelayanan penyimpanan dana masyarakat


2. Pemasokan dana kredit dan investasi
3. Berbagai macam jasa lainnya

6.2. Fungsi Pemasaran Bank

Marketing merupakan fungsi perusahaan yang dilaksanakan dengan tujuan untuk menjembatani
produksi dan konsumsi atas produk – produk yang dihasilkannya. Ada 3 unsur pokok fungsi pemasaran
bank yaitu : (1) unsur penciptaan jasa baru, (2) unsur pemasaran bank, dan (3) unsur tujuan bank.
Penciptaan jasa baru sama pentingnya dengan penyerahan jasa – jasa yang sudah ada pemasaran
bank harus berorientasi pada konsumen dengan tujuan bank untuk memperoleh laba tidak boleh dilupakan.

Para pemimpin bank, terutama dewan direksi dan dewan komisaris, harus menyadari bahwa semua
kegiatan bank harus didasarkan dan mengarah pada kebutuhan dan keiginan konsumen.

Kegiatan yang tertuju pada terwujudnya fungsi pemasaran bank mencakup : (a) identifikasi produk
dan riset pemasaran, (b) pengembangan dan manajemn produk, (c) kegiatan – kegiatan promosi, dan (d)
hubungan masyarakat.

6.3. Pengembangan Produk

Setelah tahu kebutuhan dan keinginan para nasabah, bank harus mengembangkan produk yang
sesuai dengan keinginan mereka. Masalah – masalah yang akan dijumpai dalam pengambilan kebijakan
pengembanga produk bank, antara lain : (a) strategi produk, (b) produk baru, (c) indentifikasi produk, dan
(d) keanekaragaman produk.

Strategi market segmentation dan product differentation banyak digunakan dalam lembaga
perbankan. Segmentasi pasar : usaha mengisolasi beberapa bagian dari seluruh pasar dan menciptakan
produk baru yang unik bagi bagian pasar yang dipilih, sehingga tidak dijumpai barang subtitusinya.

Masalah yang sering dihadapi dalam melkukan segmentasi pasar; (a) kemungkinan cepatnya
produk yang dikembangkan ditiru oleh pesaing, (b) terlalu kecilnya market share yang tercakup dalam
segmen yang dipilih. Untuk memecahkan masalah tersebut, maka strategi product differentation menjadi
alternatif pilihan strategi berikutnya, dengan cara pemberian sifat – sifat khas bagi produk yang dipilihnya
disertai dengan promosi yang memadai.

6.4. Produk Baru

Ide – ide produk baru dapat timbul dari; nasabah, dewan komisaris, direksi, karyawan, pesaing,
lembaga – lembaga keuangan lain, dan media massa.

Krangley (1959) Introduction of New Service for Profit, menyatakan 7 tahap pengembangan
produk baru;
1. Penyaringan
2. Mengumpulkan bukti – bukti sampel (potensi permintaan dan persaingan)
3. Membuat sistem sampel dalam pengembangan proses untuk penyampaian produk kepada
nasabah
4. Menganalisis benefit/cost
5. Evaluasi pasar (reaksi nasabah)
6. Mempelajari informasi tentang produk baru tersebut
7. Membawa produk ke pasar.

6.5. Riset Pemasaran

Kegiatan pemasaran lainnya yang harus dilaksanakan adalah: indentifikasi pasar, berupa usaha
untuk mengetahui produk perbankan mana saja yang dibutuhkan dan diminta oleh para nasabahnya.

Riset pemasaran adalah suatu kegiatan pengumpulan, pencatatan dan penganalisasian data faktual
yang berkaitan dengan masalah penjualan dan pengiriman jasa dan barang dari prdusen ke konsumen.

Masalah pokok indentifikasi produk yang harus diperhatikan oleh bank untuk mendasari peutusan
dan kebijakan bank menurut Crosse dan Hempel harus menjawab pertanyan – pertanyaan berikut:

1. Siapa, usia, jenis kelamin, status ekonomi yang mengonsumsi produk


2. Komposisi kredit besar dan kecil
3. Segmen: geografis, etnis, atau jenis pekerjaan nasabah di lokasi bank, nasabah potensial
4. Sumber penghasilan di lokasi dan prospeknya
5. Komposisi angkatan kerja
6. Bagaimana posisi bank dalam persaingan (leader, challenger, follower, nicher)
7. Tanggapan nasabah terhadap produk bank dan alasan mereka menggunakan produk
tersebut.

6.6. Lokasi Strategis Bank

Unsur lokasi bank harus memperhatikan trading area, yang merupakan daerah geografis dimaan
bank melayani nasabah. American Bankers’s Association menyebutkan faktor – faktor yang perlu
diperhatikan dalam usaha memperoleh gambaran trading area :

1. Radius yang dapat dijangkau oleh masyarakat


2. Rintangan
3. Pla aliran lalu lintas
4. Driving time
5. Rute
6. Kepadatan penduduk
7. Persaingan

6.7. Trading Area

Capaldini (1966) Manajemen Bank Umum, menyebutkan 8 unsur pembentuk trading area yaitu:

1. Jumlah oenghuni kawasan


2. Penduduk yang bekerja
3. Masyarakat usaha
4. Kegiatan konstruksi
5. Analisis lalu lintas
6. Analisis persaingan
7. Perilaku dan budaya perbankan
8. Potensi penabungan

Penduduk setempat; potensi penabunga yang ada dalam trading area (penduduk, pendapatan,
kesempatan kerja, dan perumahan), perlu diketahui; kemampuan menanbung rata – rata perorang,
kebutuhan akan kredit, kebutuhan akan jasa – jasa bank lainnya. Jumlah oenduduk yang bekerja; pepulasi
berbanding lurus dnegan trading are
BAB 7

ASSET LIABILITY MANAGEMENT

7.1. Pengertian asset Liability Management

asset Liability Management, atau sering Disingkat dengan sebutan ALMA yang dalam
praktek sehari-hari merupakan kegiatan manajemen dana. ALMA paling sering digunakan dalam
memecahkan masalah pendanaan dibidang perbankan.

ALMA muncul tahun 1980 an bersamaan dengan munculnya deregulasi moneter oleh
pemerintah yaitu paket kebijakan tanggal 1 juni tahun 1983 (pakjun 83). Deregulasi moneter
pakjun 83, memberikan kelonggaran Kepada Bank-bank Di indonesia Dalam menetapkan tingkat
suku bunga untuk penghimpunan dana (giro, tabungan, dan deposito).

Begitupula dengan pakto 88 (1 oktober 1988), bank-bank diberi kemudahan melakukan


ekspansi usahanya, dan di berikan peluang yang semakin besar, sehingga banyak bank-bank baru
yang berdiri disamping semakin banyaknya kantor-kantor cabang bank diseluruh wilayah
indonesia. Hal ini sekaligus memunculkan persaingan yang semakin ketat di antara bank-bank di
Indonesia.

Pakjan 90 (1 januari 1990), menghapuskan hampir seluruh kredit likuiditas bank Indonesia
(KLBI) dan sejak saat itu, sebagian besar dana murah dari bank indonesia telah dihentikan. Hal
ini memunculkan permasalahan yaitu: (1) spread, (2) persaingan, (3) kewajiban yang diuraikan
sebagai berikut:

Spread (selisih tingkat bunga sumber dana dan penempatan dana) dan keuntungan bank
cenderung semakin menurun. Persaingan antar bank semakin meningkat secara tajam, kewajiban
bank-bank untuk menjaga tingkat kesehatan bank yang dipersyaratkan bank indonesia.

Komplikasi yang muncul dari kesalahan manajemen dana bank antara lain adalah sebagai
berikut:

4. Sering terjadi kalah kliring di bank Indonesia


5. Kekurangan likuiditas (dana jangka pendek), sehingga dapat menyulitkan pembayaran atas
penarikan dana nasabah
6. Kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan akan menurun (rush)
7. Ketidakseimbangan (mismatch) antara dana sisi liability dan assets

Mengganggu struktur keuangan sehingga dapat mengurangi keuntungan dan dapat


mempengaruhi kesehatan Jika tingkat kesehatan bank terganggu, maka bank Indonesia membatasi
kegiatan usaha bank atau bahkan dapat mencabut izin operasi bank.

Implikasi lebih lanut terhadap manajemen bank antara lain:

Manajemen perbankan harus bekerja lebih efisien dalam mengelola dana khususnya manajemen
harus mengikuti perkembangan moneter seperti:

• Kebijakan pemerintah dibidang moneter


• Perkembangan pasar uang
• Perkembangan dana pihak ketiga (DPK), dan tingkat bunga simpanan
• Perkembangan tingkat bunga kredit
• Penyaluran kredit dan perkembangan sector rill
• Pengaruh globalisasi gejolak bunga luar negeri

7.2. Pengertian ALMA

Sinkey Jr. (2002) mengatakan bahwa "ALMA adalah spread management, yang dihubungkan
dengan pemeliharaan spread positif, antara tingkat bunga dalam pos pendapatan bunga dari bagian
asset dan biaya bunga dari bagian passiva neraca.

pengertian lebih luas, meliputi kegiatan manajemen antara lain:

• Spread management
• Liqiudity management
• Control of overhead cost
• Capital management
• Tax management

Menurut moestadjab (1995) yang mengatakan bahwa "ALMA: manajemen struktur keuangan
bank untuk mengoptimalkan tingkat kesehatan dan memaksimalkan laba dalam batas-batas risiko
tertentu". ALMA tidak hanya untuk memaksimalkan pendapatan, tapi laba dan dalam kondisi
keuangan yang harus selalu sehat dalam mencapai laba yang optimal tersebut.

7.3. Landasan dan sasaran ALMA

Merujuk kepada pengertian luas ALMA, maka dapat disimpulkan bahwa ALMA
mengandung antara lain:

1. Manajemen struktur keuangan bank

2. Mengoptimalkan tingkat kesehatan bank

3. Mengoptimalkan laba dalam batas-batas risiko tertentu.

7.3.1. Manajemen struktur keuangan bank

Manajemen struktur keuangan bank berfungsi untuk mendapatkan dana (obtaining of funds)
maupun menggunakan dana (use of funds) . Pemilihan susunan kualitas aktiva akan menentukan
"struktur kekayaan" dan pemilihan susunan kualitas passiva akan menentukan "strukur modal".

Manajemen struktur keuangan bank adalah masalah keseimbangan dalam mengelola berbagai
sumber dana (aktiva) dan pengumpulan dana (passiva) . Kedua sisi neraca harus dikelola secara
optimal mengingat, konsekwensi sumber dana adalah biaya bunga dan, konsekwensi penggunaan
dana adalah pendapatan bunga.

7.3.2. Mengoptimalkan tingkat kesehatan Keuangan bank

Dalam mencapai laba optimal, bank harus mampu pula mencapai tingkat kesehatan keuangan
bank yang diterapkan oleh bank Indonesia.

Kesehatan:

Giro wajib minimum : 5%

CAR = 12%

LDR = 110%
Tolak ukur tingkat kesehatan keuangan perbankan dapat dilihat pada : pakfeb 91, dan pakmei 93,
undang-undang tentang kesehatan bank sekitar tahun 1999.

7.3.3. Mengoptimalkan laba dalam batas risiko tertentu

Mengingat bank merupakan bisnis kepercayaan, maka bank Indonesia telah menetapkan
rambu-rambu sebagai langkah pengamanan kegiatan operasional bank antara lain:

Setiap usaha untuk meningkatkan pendapatan dan laba harus selaras dengan kondisi tingkat
kesehatan bank. Hanya dengan cara ini, maka bank akan berkembang dengan semakin meningkat
secara berkesinambungan.

7.4. Organisasi ALMA

Organisasi khusus yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan ALMA adalah asset
liability committee (ALCO) yang mengkoordinasikan berbagai departemen untuk merumuskan
kebijakan ALMA. Keanggotaan ALCO terdiri:

• Direksi
• Pemasaran
• Administrasi kredit
• Treasury (dana)
• Jasa dan operasional
• R&D

7.5. Ruang lingkup tugas ALCO

Memantau, mengevaluasi, merumuskan kebijakan dan memberikan alternatif keputusan tentang:

• Perkembangan pasar uang dan tingkat bunga


• Manajemen likuiditas
• GAP manajemen (asset management and liablity management)
• Pricing
• Manajemen valuta asing (foreign exchange: FOREX)

sedangkan kewajiban ALCO antara lain:


Memantau dan mengevaluasi:

Perkembangan pasar uang dan tingkat bunga bank-bank lain dan pengaruhnya bagi bank yang
bersangkutan.

Likuiditas keseluruhan keuangan bank yang bersangkutan maupun likuiditas (cash flow)
bank yang bersangkutan pada rekening bank indonesia.

Posisi liability dan asset untuk mengatahui posisi manajemen GAP, sebagai kontrol terhadap
efisiensi dalam pengendalian dana.

Perkembangan tingkat bungan bank yang bersangkutan, apakah masih mampu mencapai laba
optimal.

Perkembangan ferox

merumuskan dan memberikan alternatif keputusan;

Manajemen likuiditas (rasio likuiditas yang harus dicapai dikaitkan dengan ksehatan bank
manajemen GAP, meliputi pencapaian posisi GAP yang layak untuk menghindari kerugian.
Tentang berbagai alternatif keputusan tingkat bunga kredit beserta alternatif pencapaian
outstanding kredit yang diberikan.

7.6. Peran dan mekaniksme kerja ALCO

Peran dan mekanismen kerja asset liability committee (ALCO) dalam suatu lembaga perbankan
dapat dilihag pada gambar 8.1., gambar 8.1, menunjukkan 6 bidang kerja yang terlibat dalam
komisi tersebut Antara lain: (a) board of director (dewasa direksi) yang bertugas; menetapkan
pokok kebijaksanaan, mengarahkan program kerja, dan merelaah dan memutusksan
kebijaksanaan ALMA dalam lembaga perbankan yang dpimpinannya, (b) ALCO

Komisi ALMA yang bertugas; memantau, mengevaluasi, merumuskan, memberikan alternatif


dan mengambil keputusan ALMA, (c) ALCO support group (ASG), atau pembantu komisi
ALMA yang bertugas; membantu/mensupport ALCO tentang data intern dan ekstern dan
informasi ALMA, memantau dan mengevaluasi pencapaian target ALMA yang telah di tentukan,
mamberi saran dan menyusun laporan, (d) fund manager, atau sering disebut dengan treasury
(manajer dana) yang bertugas; melaksanakan hasil ALCO yang telah di putuskan dewan direksi
dan mengelola ALMA. (e) profit centers (pusat pendapatan yang pada umumnya dalam lembaga
perbankan adalah direktur perkreditan) bertugas; memantau dsn mengelola risiko kredit,
melaksanakan keputusan ALCO, dan meningkatkan pendapatan lembaga perbankan, (f) cost
centers (pusat biaya yang pada umumnya dalam lembaga perbankan adalah controller atau
direktur operasi) yang bertugas; memantau dan mengelola risiko sumber dana, dan berupaya
menekan biaya.
BAB 8

PERILAKU SUMBER DAN PENEMPATAN DANA

Sebelum membicarakan mengenai perilaku sumber dan penempatan dana, maka sebaiknya
dikemukakan tentang beberapa laporan keuangan yang ada dalam suatu lembaga perbankan, yaitu;
(1) Laporan Neraca, (2) Laporan Rugi/Laba, (3) Laporan Aktiva Produktif, (4) Laporan Komitmen
dan Kontijensi, dan (5) Laporan Rasio Keuangan, yang diuraikan sebagai berikut:

• Laporan Neraca

Laporan Neraca memuat struktur kekayaan, struktur finansial dan struktur modal dari suatu
bank. Struktur kekayaan terletak di sisi kiri laporan neraca (aktiva). Struktur kekayaan atau pos
aktiva dalam neraca merupakan penggunaan (alokasi) dana Bank. Dalam struktur kekayaan
terdapat pos-pos aktiva yang berisi rekening aktiva yang terdiri dari:

➢ Kas
➢ Giro pada Bank lain
➢ Surat Berharga yang dimiliki PPAP Surat Berharga yang dimiliki (+/-)
➢ Obligasi pemerintah
➢ Surat Berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo)
PPAP (Reverse Repo) (+/-)
➢ Tagihan derivatif
PPAP Tagihan deriva+/-)
➢ Kredit yang diberikan
➢ Tagihan Akseptasi
PPAP Tagihan Akseptasi (+/-)
➢ Penyertaan
PPAP Penyertaan (+/-)
➢ Pendapatan yang masih akan diterima
➢ Biaya dibayar dimuka
➢ Uang muka pajak
➢ Aktiva pajak tangguhan
➢ Aktiva tetap
Akumulasi penyusutan Aktiva tetap (-)
➢ Aktiva sewa guna usaha
Akumulasi penyusutan Aktiva sewa guna usaha (-)
➢ Agunan yang diambil alih
➢ Aktiva lain-lain

Sedangkan struktur finansial dan struktur terletak pada sisi kanan laporan neraca. Adapun pos-
pos dalam neraca sebelah kanan merupakan sumber-sumber dana yang diperoleh bank untuk
menjalankan kegiatan operasinya. Pos-pos neraca berisi antara lain;

• Giro

Kewajiban segera lainnya

➢ Tabungan
➢ Sertifikat deposito
➢ Simpanan dari Bank lain Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali
(Repurchase agreement : repo)
➢ Kewajiban derivative
➢ Kewajiban Akseptasi
➢ Surat Berharga yang diterbitkan
➢ Pinjaman yang diterima
➢ Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi
➢ Kewajiban sewa guna usaha
➢ Beban bunga yang masih harus dibayar
➢ Taksiran pajak penghasilan (PPh)
➢ Kewajiban pajak tangguhan
➢ Kewajiban lain-lain
➢ Pinjaman subordinasi
➢ Ekuitas

• Laporan Rugi/Laba

Laporan Rugi/Laba memuat antara lain; Pendapatan-pendapatan dan beban-beban operasional


kegiatan perbankan, Dalam Laporan rugi/laba terdapat pos-pos yang terdiri dari: Laporan Neraca
memuat struktur kekayaan, struktur finansial dan struktur modal dari suatu bank. Struktur
kekayaan terletak di sisi kiri laporan neraca (aktiva). Struktur kekayaan atau pos aktiva dalam
neraca merupakan penggunaan (alokasi) dana Bank.

Dalam struktur kekayaan terdapat pos-pos aktiva yang berisi rekening aktiva yang terdiri dari:

➢ Pendapatan operasional,
➢ Pendapatan operasional lainnya
➢ Pendapatan non operasional Beban operasional
➢ Beban Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
➢ Pendapatan pemulihan estimasi kerugian komitmen dan kontijensi
➢ Beban (Pendapatan pemulihan) Penyisihan Aktiva lain-lain
➢ Beban operasional lainnya
➢ Beban non operasional
➢ Pendapatan (Beban) Luas biasa
➢ Taksiran pajak penghasilan
➢ Slado Rugi (laba) akhir periode
➢ Laba bersih per saham
➢ Laporan Aktiva Produktif

Laporan Aktiva produktif memuat informasi tentang besarnya nilai aktiva produktif yang
tergolong : Lancar, Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, dan Macet.
Selain itu, laporan aktiva produktif juga berisi antara lain;

• PPAP yang wajib dibentuk


• PPAP yang dibentuk
• Total aset Bank yang dijaminkan
• Prosentase KUK terhadap kredit
• Prosentase jumlah debitur KUK terhadap total debitur
• Laporan Komitmen dan kontijensi

Laporan Rasio Keuangan


Laporan rasio keuangan merupakan laporan yang memuat perbandingan antara salah, atau
beberapa pos-pos yang ada dalam suatu neraca, atau rugi laba dengan satu atau beberapa pos-pos
yang ada dalam neraca, atau rugi laba, baik pada tahun yang sama, maupun dalam tahun yang
berbeda.

Adapun rasio-rasio keuangan yang paling umum dalam hal ini antara lain :

1. Permodalan
2. Aktiva produktif
3. Rentabilitas
4. Likuiditas
5. Kepatuhan

Rasio permodalan meliputi:


1. Capital Adequacy Ratio (CAR)
2. Aktiva Tetap Terhadap modal

Rasio Aktiva Produktif yang terdiri dari :

1. Aktiva Produktif bermasalah


2. Non Performing Loan
3. PPAP Terhadap Aktiva Produktif
4. Pemenuhan PPAP

Penjelasan Pos-Pos Aktiva


Kas (terdiri dari uang kartal, uang logam dan commemorative coin yang dikeluarkan Bank
Indonesia menurut nilai nominal

➢ Bank Indonesia, semua simpanan atau tagihan bank kepada Bank Indonesia dalam bentuk
giro
➢ Sertifikat Bank Indonesia (SBI), surat berharga atas unjuk yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia,
sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek

Penjelasan Pos-Pos Passiva


Giro, sumber dana yang diterima dari masyarakat (DPK), yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek/Bilyet Giro

➢ Dana yang diterima dari masyarakat untuk pengiriman uang kepada pihak lain
➢ Kewajiban jangka pendek lain kepada pihak yang lebih dari 15 hari, seperti; call money,
beban bunga yang telah jatuh tempo namun belum ditarik oleh nasabah

Perilaku Pos-Pos Aktiva


Pos-pos rekening aktiva dibagi 4 yaitu: (1)
Reserve Requirement (Primary Reserve), (2)
Secondary Reserve, (3) Loan (Kredit Yang Diberikan), dan (4) Investasi

➢ Reserve Requiremement

Sebagian dana bank harus ditempatkan untuk memenuhi Reserve Requirement di Bank
Indonesia dalam bentuk Giro (GWM), jumlah GWM 5 % dari DPK, Penempatan RR pada
Bank
Indonesia tidak menghasilkan bunga, tapi merupakan kewajiban Yuridis, jika dana dalam
GWM > dari 5 %, akan menyebabkan tidak efisien dan dapat menurunkan laba.
Secondary Reserve (SR)
Penempatan dana pada Secondary Reserve mempunyai 2 tujuan yakni: (a) Memperkuat
likuiditas, dan (b) Menempatkan dana sementara “parkir” pada Secondary Reserve, jika
penempatan
➢ pada kredit yang diberikan belum maksimal

Perilaku Pos-Pos Passiva


Pos-Pos Rekening Passiva dibagi 5 kelompok yaitu; (1) Dana Masyarakat (DPK), (2)
Kredit
Likuiditas Bank Indonesia (KLBI), (3) Purchased Fund, (4) Kewajiban Lain Segera Dibayar, dan
(5)
Modal Sendiri

➢ Dana Masyarakat (DPK)


Mayoritas kegiatan operasional bank ditunjang oleh sumber dana dari masyarakat. Oleh
karena
itu, menurut ketentuan Pakfeb 91, Capital Adequacy Ratio (CAR) = 8 %, Artinya bahwa
besarnya modal
sendiri bank minimal cukup sebesar 8 % dari total aktivanya. Dana Pihak Ketiga dalam
suatu perbankan ada 3 yaitu ; (a) Giro, (b) Tabungan, dan (c) Deposito

➢ Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI)


Sumber dana dengan tingkat bunga murah, bila dibandingkan dengan tingkat bunga dana
dari
masyarakat, karena adanya unsur subsidi bunga dari pemeritah. Jangka waktunya juga
lebih
panjang.Jenis kredit ; (a) KIK/KMKP, (b) kredit ekspor, (c) kredit investasi umum, (d)
kredit usaha tani,
(e) kredit untuk koperasi dan (f) kredit untuk mahasiswa. Setelah Pakjan 91 hampir semua
jenis KLBI dihapus, tinggal seperti; (a) kredit usaha tani, dan (b) kredit untuk koperasi

BAB 9

MANAJEMEN LIKUIDITAS

9.1. Pengertian ManajemenLikuiditas


Dalam bidang perbankan terdapat beberapa pengertian likuiditas yang masing-
masing mempunyai tolok ukur sendiri-sendiri yang antara lain;

ReserveRatio(RR)=Likuiditaswajibminimum(Rp)dan(valas)yangditetapkankepada
semua
bankuntukdilaporkansetiapminggu.Adapunrumusyangseringdigunakandalamperhitungan
RRini antara lain:

Alat likuid

Prosentase Alat Likuid(RR) =--------------------------------x100%

DPK
9.2. Likuiditas Menurut Tingkat KesehatanBank

Berdasarkan Pakfeb 91 rasio likuiditas ada 2 yaitu :

1. Liquidity=

Kewajiban Bersih Call Money


x
100 % Kas + Giro BI + SBI
+SBPU

2. Loan to Deposit Ratio (LDR)=

Loan (Kredit yang diberikan)


x
100 % DPK + Pinjaman yg diterima > 3 bln +
ModalSendiri

Data Pinjaman yg diterima > 3 bulan, bisa diambil dari kewajiban segera
dibayar, atau kewajiban
lain.

3. CurrentRatio

Current Ratio adalah suatu rasio yang mengukur kemampuan bank dalam
melunasi kewajibannya yang bersifat jangka pendek (kurang 1 tahun).. Untuk
menghitung currenratio dapat dilakukan dengan cara membandingan antara
aktiva lancar dengan passiva lancar yang dapat dirumuskan sebagai berikut;
Aktiva Lancar (AL)
Current Ratio(CR)= --------------------x 100%
Passiva Lancar (PL)

Sebelum menghitung CR, seluruh komponen AL dan PL dalam neraca


bank terlebih dahulu digolongkan berdasarkan sisa waktu jatuh temponya.
Komponen yang termasuk lancar maksimal 1 bulan.
Komponen AL meliputi; (a) saldo BI, (b) saldo pada bank-bank lain, (c)
kredit diberikan, (d) surat berharga dan (e) penempatan lain dengan jk waktu 1
bln. Sedangkan komponen PL antara lain adalah; (a) giro, (b) tabungan, (c)
deposito, (d) call money, dan
(e) kewajiban segera dibayar (yang sisa waktu jatuh temponya 1 bulan).

9.3. Strategi Likuiditas danProfitabilitas


Jika bank menerapkan strategi ekstrim dengan terlalu konservatif (terlalu hati-
hati)akan menyebabkan; (1). RR akan cenderung jauh di atas ketentuan, sehingga
berdampak pada likuiditas yang kuat dan aman, Loanable fund berkurang, sehingga
keuntungan akan
menurun,(2)LDRakanmengecil%nya,sehinggalikuiditasbaikdanaman.Namundemikian
penempatan pada aktiva produktif berkurang, sehingga pendapatan bunga menurun, (3)
CR dapat dilakukan Basic Surplus Positif atauNegatif.

Jika bank menerapkan strategi yang terlalu optimis, akan; (1) RR cenderung sama
atau di bawah ketentuan, sehingga berdampak kepada likuiditas yang melemah dan tidak
aman, Loanable fund meningkat, sehingga tingkat keuntungan akan lebih besar, (2) LDR
akan lebih besar % nya, sehingga likuiditas kurang aman. Penempatan pada aktiva
produktif bertambah, sehingga pendapatan bunga bertambah besar, (3) CR dapat
dilakukan Basic Surplus Positif atau Negatif
9.4. High LiquidityRatio
High liquidity ratio menunjukkan sangat kuatnya kondisi likuiditas bank yang
kemungkinan disebabkan oleh antara lain; (a) Berlebihan dalam ekspansi menghimpun
dana yang tidak diimbangi dengan penempatan dana pada aktiva produktif, (b) Kelemahan
penempatan dana yang disebabkan oleh komposisi penempatan dana kurang optimal
(terlalu banyak pada reserve requirement dan secondary reserve), kredit yang diberikan
kecil (banyak dana idle), (c) Strategi asset liability kurang berjalan baik, atau bisa juga
kredit yang diberikan >secondary reserve, namun kualitas kreditnya banyak bermasalah
(NPL).

Penempatan dana pada kredit yang diberikan kurang memiliki struktur yang
seimbang dalam
jangkawaktupengembaliannya.Misalnyasumberdanayangdidapatlebihbanyakberjangkapa
njang, sedangkan kredit yang diberikan lebih banyak berjangkapendek.

9.5. Strategi Yg Diperlukan Pada Kondisi HighLiquidity


Spreadingmaturity,adalahkegiatanpenyebaranjatuhtempodarisumberdanayangdidpt
oleh bank. Sumber dana seperti; (a) deposito, atau (b) sertifikat deposito diusahakan
mempunyai maturity yang bervariasi. Penyebaran jatuh tempo dari sumber dana
diusahakan harus seimbang dengan yang ada pada kredit yang diberikan, agar tidak
muncul gap(mismatch).

Strategi yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

Jikasumberdanadidominasiolehyangbersifatjangkapendek,sedangkankredityangdib
erikan banyak berjangka sangat pendek, maka banyak dana ygidle.

Penyebaran kredit pada


nasabah Perbaiki
placement strategy
Penempatan dana paling ideal harus diberikan porsi lebih besar pada; (a) Kredit yang
diberikan,
(b) Primary reserve dan secondary reserve sesuai ketentuan Bank Indonesia.

Jika kesulitan menempatkan dana pada pemberian kredit, maka


penempatan dana pada secondary reserve harus betul-betul menguntungkan,
oleh karena itu harus dilakukan ; (a) Monitoring Cash Flow secara cermat, (b)
Penyebaran sumber dana pada nasabah, sumber dana yang dihimpun, sebaiknya
tidak didominasi oleh hanya beberapa nasaba.

BAB 10

Penentuan Suku Bunga Pinjaman

(Base Lending Rate : BLR)

a. Pendahuluan

Penentuan suku bunga pinjaman (kredit) yang diberikan kepada nasabah adalah merupakan
perhitungan harga yang dilakukan dalam kegiatan usaha perdagangan. Suku bunga kredit
adalah harga yang harus dibayar oleh nasabah untuk mendapatkan kredit.

Bank “beli” (menghimpun dana) dari nasabah (giro, deposito dan, tabungan), sedangkan
Bank “jual” (menempatkan dana) berupa pemberian kredit kepada nasabah (kredit modal
kerja, kredit rekening koran, kredit angsuran, KPR dsb)

b. Pemahaman Neraca dan R/L

Neraca terbagi dua yaitu ; (1) Posisi asset (menampung sumber dana), dan (2) Posisi
liability (menampun penempatan dana). Pada liability terdapat pos-pos yang membayar bunga
(giro, deposito, tabungan, pinjaman lain yang diterima). Sedangkan pada Asset terdapat pos-pos
yang mendapatkan bunga (kredit yang diberikan, antar bank aktiva).

Pendapatan bunga pada Asset (PbA) dikurangi dengan Biaya bunga pada Liability
(BbL) akan menghasilkan Laba, atau Rugi

Jika PbA > BbL,bank


mengalami Laba

Jika PbA < BbL, bank menderita


Rugi

Pada Daftar R/L terdapat unsur-unsur pendapatan dan biaya bunga. Pendapatan (pendapatan
bunga, provisi, administrasi dan pendapatan lain) Biaya (biaya bunga, provisi, administrasi dan
biaya umum tetap seperti; gaji, promosi).

c. Konsep Dasar BLR

Konsep Dasar BLR Base Lending Rate (BLR) merupakan dasar penentuan
tingkat bunga yang akan dibebankan kepada nasabah (kreditur). Interest rate yang akan
“dijual” (dibebankan) kepada nasabah (kreditur) dapat diberlakukan bervariasi pada setiap
kelompok nasabah, menurut tingkat risiko, prima customer atau bukan, dan pertimbangan
persaingan.

Faktor-Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan BLR antara lain sebagai


berikut; (1) Jumlah atau rata-rata harian sumber dana, (2) Tingkat bunga dari sumber dana,
(3) Share atau komposisi sumber dana, (4) Reserve Requirement (RR), (5) Cost of Fund
(COF), (6) Cost of Loanable Fund (COLF), (7) Overhead Cost (Biaya Overhead), (8) Cost
of Good Sold, (9) Spread, (10) Tax, (11) Risk, dan (12) BLR

1. Jumlah Rata-rata bunga yang dibayarkan bank untuk sumber dana dikemukakan pada
Tabel 10.1., sebagai berikut:

Tgl Giro Deposito Deposito Tabungan Kewajiban

(10%/Th) (18%/Th) (15%/Tn) (5%/Tn) Lainnya


1 12.500 7.000 5.000 4.500 500
2 13.100 7.500 5.500 4.400 500
3 13.100 7.500 5.500 4.400 500
4 13.000 7.600 5.600 4.200 520
5 12.000 7.400 5.900 4.300 530
10 14.500 8.500 5.500 4.000 500
11 14.000 8.600 5.800 4.300 530
12 14.300 8.400 6.200 4.200 520
13 14.700 8.300 6.100 4.800 550
14 15.000 8.200 5.900 4.900 560
15 15.100 8.500 5.800 5.100 540
20 15.100 9.000 6.200 5.500 520
25 15.300 8.200 6.600 5.600 560
26 15.700 8.900 6.400 5.000 550
27 15.400 9.100 6.500 5.500 560
28 15.600 9.200 6.400 5.400 550
29 16.100 9.300 6.900 5.500 520
30 15.900 9.500 7.200 5.200 530
Jum-lah 437.400 251.000 179.800 146.100 15.810
Rata- 14.580 8.366,67 5.993,33 4.870 527
rata

2. Tingkat Bunga dari Sumber Dana

Tingkat bunga sumber Counter Rate, didasarkan pada tingkat bunga sumber dana
(borrowing rate) yang telah ditetapkan oleh bank, umumnya dicantumkan pada counter, atau surat
kabar. Tingkatbunga riil, didasarkan pada perhitungan antara lain ; (a) Biaya bunga sumber
dana/Rata-rata saldosumber dana x 100 %, (b) Biaya bunga sumber dana/Saldo sumber dana x 100
%.

Contoh :
Biaya bunga Bank x bulan Februari 04 = Rp 100.000.000
Saldo dana DPK bulan Januari 04 Rp 6.800.000.000 dan bulan Februari 04 Rp
7.200.000.000.
a. 100.000.000/(6.800.000.000+7.200.000.000):2 x 100% = 1,43% /bln
b. 100.000.000/7.200.000.000 x 100% = 1,39%//bln.
3. Share Atau Komposisi Sumber Danashare :
perbandingan antara masing-masing jenis sumber dana (jumlah atau saldo rata-rata
harian) dengan total sumber dana x 100 %.
4. Reserve Requirement (Rr)
Reserve Requirement sebagian dari jumlah sumber dana yang dicadangkan pada Bank
Indonesia. RR minimal 5 %, berarti dana yang disalurkan kepada nasabah 95 %.
5. Cost Of Fund (COF)
st Of Fund (COF) Biaya dana (cof) atau cost of money diperhitungkan dari rata-rata
tertimbang, karena setiap sumber dana mempunyai saldo rata-rata dan tingkat bunga
yg berlainan : COF = 100/95 x rate sumber dana
6. Cost of Loanable Fund (COLF)
Harga dana yg bisa dipinjamkan dgn cara mengalikan COF dgn share Contoh pada
Tabel 10.1. Untuk giro = 30,8 x 15,38 % = 4,73 %/bln

BAB 11

MANAJEMEN RESIKO BANK

a. Pendahuluan

Risiko dapat menimpa siapapun, sejak dari direksi sampai tukang sapu dalam suatu kantor,
manajemen puncak bisa mengalami musibah dan berdampak pada kinerja perusahaan. Dari
logistik sampai pemasaran, mulai bahan baku dibeli, pengiriman, pengolahan, pemasaran,
sampai pasca pemasaran. Bisa berdampak pada penuntutan oleh konsumen, dari aktivitas
inti sampaipendukung, seluruh bagian dalam value chain sensitif terhadap risiko
Semua risiko berpotensi merugikan perusahaan, terkait langsung dengan potensi kerugian,
gagal bayar oleh nasabah menyebabkan kredit macet, kebakaran pabrik menyebabkan
kerugian modal (biaya lain-lain).Kenaikan suku bunga menyebabkan beban biaya
meningkat, perubahan kurs valas menyebabkan berubahnya biaya operasional. Tidak
terkait langsung tapi dampaknya cepat, kematian direksi berdampak pada kualitas
manajemen, rusaknya sistem informasi pasar menyebabkan hilangnya monitoring
kebutuhan pasar. Tidak terkait langsung tapi dampaknya panjang, hilangnya reputasi
perusahaan menyebabkan penjualan menurun pelan-pelan, rendahnya kepuasan karyawan
menurunkan semangat kerja sehingga kualitas produk menurun, kurangnya usaha
hubungan masyarakat perusahaan semakin lama
ditinggalkan masyarakat.

Ukuran kuantitatif terhadap potensi kerugian meliputi antara lain; (a) Memahami risiko
bertujuan untuk mengelola, (b) Pengelolaan akan berjalan baik bila diketahui apa itu risiko,
(c) Besarnya risiko mempengaruhi prioritas dalam menetapkan kebijakan pengelolaan
risiko

b. Pengertian Risiko

Risiko (risk) mengacu kepada risiko yang dapat diperkirakan (expected risk), Atau
keadaanadanya ketidakpastian (uncertainty) dan tingkat ketidakpastiannya terukur secara
kuantitatif.

Risiko mengandung unsur-unsur sebagai berikut; (a) ukuran kuantitas (quantity


subject) ukuran empiris, (b) dapat mengukur kemungkinan nilai suatu kejadian dengan
fluktuasinya, (c) ada data pendukung (pengetahuan) mengenai kemungkinan kejadian, (d)
unknown but quantified outcomes
.
Ketidakpastian mengandung unsur-unsur sebagai berikut; (a) jenis subyek yang tidak
kuantitatif, (b) tidak dapat mengukur fluktu asinya dengan probabilitas, (c) tidak ada data
pendukung untuk mengukur kemungkinan kejadian, (d) unknown and unquantified
outcomes
Cantillon, 1755 dlm Essay on the Nature of Commerce (Presmaan 1999:17)
mengakui bahwa “masa depan itu penuh ketidakpastian dan semua kegiatan ekonomi pd
dasarnya mengandung risikoketidakpastian di masa depan “.

Sedangkan Benston, Eisenbeis, Horvitz, Kane dan Kaufman dalam Tampubolon


(2004:21) mengemukakan “ The probability that any event, or set of events, might occur.
It usually denotes anegative or undesired event-one that will cause a financial institution
(hereafter generally called a bank)to fail rather than to be very successful “.

Berdasarkan pendapat Cantillon dan Benston et al., maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa; (a) risiko bank merupakan tingkat kemungkinan sebuah peristiwa terjadi disertai
konsekuensi dari peristiwatsb pada bank, (b) setiap kegiatan mengandung potensi sebuah
peristiwa terjadi atau tidak terjadi,dengan konsekuensi yg memberi peluang untuk untung
(upside) atau mengancam sebuah kesuksesan (downside).

c. Klarifikasi rasio

Ada dua klassifikasi risiko yaitu; (a) pure risk (risiko murni) yaitu risiko yang dapat
mengakibatkan kerugian pada perusahaan, tapi tidak ada kemungkinan menguntungkan , dan
(b) speculative risk(risiko spekulasi) yaitu, risiko yang dapat menyebabkan kerugian dan
keuntungan

Klassifikasi risiko lainnya adalah ; (a) systematic risk (risiko sistematis) yaitu,
risiko yang tidakdapat didiversifikasi (tidak dapat dihilangkan atau dikurangi), dan (b)
specific risk (risiko spesifik) yaitu,risiko yang dapat dihilangkan melalui proses
didiversifikasi

d. Macam Resiko bank

Dari Rose, maka dapat disimpulkan bahwa pihak manajemen bank hendaknya bukan
hanyameperhatikan nilai saham dan tingkat profitabilitas yang tinggi saja, akan tetapi juga
harusmemperhatikan risiko–risiko yang dapat terjadi dalam perbankan seperti

(a) Risiko kredit, merupakan kelalaian dari nasabah yang telah diberikan fasilitas kredit,
(b) Risiko likuiditas, yang dapat dalam muncul dari ketidak cukupan dana untuk membayar
kewajiban bank saat jatuh tempo,
(c) Risiko pasar, yaitu risiko perubahan nilai pasar asset bank, liabilitas, dan ekuitas yang dapat
merugikan,
(d) Risiko tingkat bunga, yang merupakan kemungkinan timbulnya pergeseran tingkat bunga
yang dapat dengan kurang baik mempengaruhi pendapatan netto bank, nilai assetnya, atau
ekuitasnya,
(e) Risiko pendapatan, yaitu kemungkinan penurunan return on assets (ROA) atau return on
equity (ROE) atau Earning bersihnya,
(f) Risiko solvensi, yakni kemungkinan munculnya profitabilitas negatif bank yang akan
menguras modalnya.
e. Manajemen resiko bank
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam memenej risiko dalam lembaga perbankan antara lain;
1. Mengidentifikasi dan Menilai Risiko
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui semua jenis risiko yang melekat pada setiap aktivitas
fungsional yang berpotensi menguntungkan atau merugikan. Bank mengumpulkan dan
mengakumulasidata mengenai peristiwa, atau isyu (termasuk kerugian) yang pernah terjadi di
masa lalu. Semua risiko, di luar risiko kredit, risiko pasar, dan risiko likuiditas, khususnya fraud
risk (risiko kecurangan) dimasukkan ke dalam risiko operasional
2. Menilai dan Mengukur Risiko
Pada tahap ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dari efektivitas penerapan
ManajemenRisiko, yaitu dengan mengukur sensitivitas produk/aktivitas terhadap perubahan
faktor-faktor yangmempengaruhinya dalam berbagai keadaan. Ada 3 kegiatan yaitu; (1) menilai
area risiko kunci, (2) mengukur kemungkinan terjadi dan dampak risiko, dan (3) menetapkan
ranking risiko.
3. Menanggapi Risiko
Setelah mengidentifikasi dan mengukur risiko, maka Manajer risiko harus mengendalikan
risiko dengan membangun program mitigasi risiko.
Tahapannya adalah;
1. Menetapkan hasil yang diinginkan
2. Membangun pilihan-pilihan
3. Memilih dan menetapkan strategi
4. Komunikasi dan Konsultas

Komunikasi dan konsultasi mengenai manajemen risiko dengan berbagai pihak yang
berkepentingan, khususnya dengan Bank Indonesia untuk mengambil keputusan manajemen
risikoyang sehat

5. Memantau dan Mengkaji Manajemen Risiko


Memantau dan mengkaji efektivitas dari program mitigasi risiko, sebagai strategi yang telah
ditetapkan dan disepakati. Tahapannya yaitu;
a. Mempelajari dan meningkatkan proses pengambilan keputusan dan manajemen
risiko,baik di tingkat lokal maupun tingkat organisasi secara keseluruhan
b. Menggunakan kriteria dan pelaporan hasil dan kinerja secara efektif
c. Menyiapkan suatu sistem back-up dan prosedur yang memadai dan efektif untuk
mencegah terjadinya gangguan (disruptions) dalam proses pemantauan risiko dan
melakukan pengecekanterhadap back up tsb.
6. Mengitegrasikan Hasil dari Manajemen Risiko di Semua Level
Hasil dari Manajemen Risiko harus diintegrasikan secara horizontal ke dalam kebijakan Bank.
Pada tahap ini perlu dilakukan;
a. Menetapkan sejumlah skenario yang tepat untuk membiayai risiko
b. Menyediakan dan memelihara proteksi, atau hedging (pemagaran) keuangan yang memadai
sehubungan dengan kemungkinan bencana
c. Menetapkan sebuah dasar pengalokasian risiko yang akan diambil alih.

BAB 12
Perbankan Internasional

a. Sejarah Perkembangan Bank Internasional


Suyatno (1997) mengatakan bahwa dengan adanya beberapa pertemuan yang
diselenggarakan oleh gabungan beberapa negara, pada bulan Juli 1994, sebanyak 44 negara
mendirikan United Nations Monetary and Financial Conference di Bretton Woods New
Hampshire, USA. Pada konferensi ini dicanangkan Anggaran Dasar yaitu dengan terbentuknya
dua Lembaga Keuangan Internasional yaitu
1. International Monetary Fund (IMF)
2. International Bank For Reconstruction Development (IBRD), kemudian lebih dikenal
dengan World Bank
Meskipun peraturan-peraturan yang diciptakan oleh kedua lembaga di atas berbeda, tetapi
tujuanprinsipnya adalah sama, yaitu untuk menyediakan peralatan moneter dan keuangan yang
dapatmemungkinkan negara-negara bekerja sama menuju ke arah kemakmuran dunia, melalui
dukunganterhadap stabilitas nasional dan memimpin perdamaian diseluruh negara.
Pada tahun 1945 Anggaran Dasar Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) diedarkan ke 44
negarauntuk disahkan. Akhirnya Anggaran Dasar tersebut diberlakukan pada tanggal 27 Desember
1945,setelah di tanda tangani oleh 28 negara di Washington D.C. Seluruh negara yang aktif di
konferensiBretton Wood, menjadi anggota dari kedua lembaga itu, kecuali Uni Siviet. Bank Dunia
mulai beroperasi pada tanggal 25 Juni 1946.
Bank dunia didirikan sebagai Lembaga Investasi Internasional jenis baru untuk
memberikan ataumenjamin kredit-kredit yang ditujukan untuk proyek-proyek rekonstruksi dan
pertumbuhan yang produktif. Dana untuk itu berasal dari modal Bank Dunia sendiri, yang terdiri
dari kontribusi pemerintahnegara-negara asing dan melalui mobilisasi modal swasta.
Modal saham Bank Dunia disusun sedemikian rupa, sehingga setiap risiko dalam
melaksanakankegiatannya dibebankan kepada negara-negara asingnya dengan berdasarkan
kekuatan ekonomi mereka masing-masing.
Bank Dunia juga merupakan organisasi antar pemerintah (intergovernmental) yang
mendasarkanpada Pasar-Pasar Modal di dunia untuk sumber keuangannya. Fasilitas kredit yang
diberikan oleh BankDunia pertama kali dilaksanakan tahun 1947 dan berjumlah US $ 500 juta
untuk Program Rekonstruksidi empat negara Eropa. Semula sumber-sumber yang dimiliki oleh
Bank Dunia ditujukan untuk membantu proses
rekonstruksi bagi negara-negara yang menderita karena perang. Dengan kemajuan Marshall Plan
dariAmerika Serikat pada tahun 1948, maka Bank Dunia mengalihkan usaha-usahanya terutama
ditujukanuntuk kegiatan pembangunan.
b. Hubungan Bank Dunia (IBRD) Dengan IMF
Hubungan antara Bank Dunia (IBRD) dengan IMF yang merupakan (sister agency),
didirikan secara bersama-sama. IMF menitik beratkan pada masalah moneter dan Bank Dunia
(IBRD) menitik beratkan pembangunan perekonomian
Namun tujuan utama dari IMF adalah meningkatkan kerjasama moneter internasional,
mengembangkan ekspansi dan pertumbuhan yang seimbang dalam perdagangan internasional,
meningkatkan stabilitas kurs, menurunkan retriksi kurs dan memperbaiki ketidakseimbangan
neraca pembayaran, membantu usaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara-negara
anggotanya melalui pemberian pinjaman untuk proyek-proyek pembangunan yang produktif.
Kedua lembaga IBRDdan IMF mengadakan rapat tahunan bersama dengan Kantor Pusat yang
berdekatan, untuk, memudahkan informasi di antara keduanya. Enam dari dua puluh Direktur
Pelaksana Bank Dunia (IBRD) merupakan Direktur Pelaksana dari IMF.
Beberapa lembaga keuangan internasional lainnya yang berkaitan penting dengan
lembaga perbankan Indonesia yang meskipun secara umum peranan dari lembaga keuangan
internasional tersebut lebih banyak dirasakan dalam sektor pemerintah, namun dapat dilihat
bagaimana sektor swasta (perbankan) dapat pula merasakan pentingnya peranan yang dimainkan
lembaga-lembagakeuangan internasional tersebut.
Bagi lembaga-lembaga keuangan dan perbankan di Indonesia peranan Bank Dunia, IMF
sertaAsian Development Bank (ADB) tidak secara langsung mempengaruhi operasional
perbankan, namunefek sampingan yang timbul dari operasional lembaga-lembaga tersebut perlu
diketahui dan diperhatikan mengingat dampaknya yang begitu besar pada perekonomian, yang
pada gilirannyamempengaruhi pula operasional lembaga keuangan dan perbankan.
c. The Asian Development Bank (ADB)
The Asian Development Bank (ADB) berdiri pada tahun 1966, dan bertugas
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta bekerjasama dengan semua pihak yang
berkepentingan di Asia. ADBmerupakan lembaga pengembangan keuangan internasional yang
melaksanakan penyaluran dana,menyokong investasi, dan memberikan kerjasama teknis
(technical assistance) kepada negara-negaraberkembang yang menjadi anggotanya.
ADB merupakan lembaga negara, yang anggotanya adalah pemerintah-pemerintah dari
berbagai negara di Asia. ADB juga merupakan organisasi regional, karena aktivitas-aktivitas
dititikberatkan di wilayah Asia.
Kebanyakan negara anggotanya berada di Asia, sebagian besar struktur permodalannya
bersumber dari negara-negara Asia, begitu pula pemilihan pimpinan (president) serta delapan dari
dua belas Dewan Direksi-nya. Selain itu, ADB juga beranggotakan negara-negara non Asia, yang
sangat banyak membantu permodalan ADB, serta dalam struktur organisasi diwakili melalui
beberapa anggotadewan direksi dan para stafnya. Kenyataan inilah yang menyebabkan ADB tidak
hanya merupakansebuah organisasi Asia, melainkan sebuah institusi dengan wawasan seluruh
dunia
Tujuan pendirian ADB adalah :
(a) Menyokong investasi modal pemerintah maupun swasta di
wilayah Asia untuk tujuan-tujuan pembangunan,
(b) Memanfaatkan sumber-sumber daya yang tersedia untuk membiayai
pembangunan dengan memprioritaskan wilayah dan sub wilayah Asia,
berupaberbagai proyek dan program regional yang berperan secara efektif
terhadap pertumbuhan ekonomi yang selaras di wilayah tersebut secara
keseluruhan. Pertimbangan utama dalam membantu negaraadalah kebutuhan dari
negara-negara kecil atau negara-negara yang sulit berkembang di wilayah Asia,
(c) Memenuhi permintaan negera-negara anggota untuk membantu mereka dalam
mengkoordinasikankebijaksanaan-kebijaksanaan dan rencana pembangunan
mereka dengan tujuan untuk lebihmemanfaatkan sumber-sumber daya yang
dimiliki, menyehatkan perekonomian, dan meningkatkanekspansi perdagangan
luar negeri, terutama di antara negara-negara Asia sendiri,
(d) Memberikanbantuan teknis (technical assistance) untuk menyiapkan,
membiayai dan melaksanakan berbagaiprogram dan proyek-proyek
pembangunan, termasuk mempformulasikan usulan bagi proyek-proyektertentu,
(e) Bekerja sama dengan PBB, dan badan-badan organisasi di bawah PBB terutama
ECAFE, dan juga dengan berbagai lembaga negara dan lembaga internasional
lainnya, seperti berbagai organisasi nasional baik pemerintah maupun swasta
yang berkepentingan dengan investasi dari pengembangan dana di suatu wilayah,
serta memberikan berbagai kesempatan untuk melakukaninvestasi bagi lembaga-
lembaga tersebut,
(f) Melaksanakan berbagai kegiatan dan memberikan berbagai jasa-jasa lainnya
sesuai dengan tujuan ADB.
ECAFE (the Economic Commission for Asia and the Far East) merupakan suatu badan
khususPBB yang berpusat di Bangkok, Thailand. Didirikan pada tahun 1947, atas inisiatif dari
negara-negaraAsia anggota PBB, yang bertujuan untuk memperoleh pengakuan atas status Asia
yang baru dalamsegala kejadian-kejadian di dunia. Pusat aktivitasnya tidak hanya anti
kolonialisme, tapi jugamenyokong bantuan-bantuan finansial untuk Asia
Secara langsung kelembagaan keuangan internasional yang mempunyai kaitan dengan
operasional lembaga keuangan/perbankan adalah Eurobank. Peranan lembaga ini makin terasa
setelah adanya kebijaksanaan deregulasi perbankan, yang kemudian diikuti dengan pembebasan
fasilitas Swap oleh Bank Indonesia.
d. Eurocurrency Market
Eurocurrency market (atau external money market) meliputi bank-bank yang menerima
deposito dan memberikan pinjaman dalam bentuk valuta asing. Meskipun Eurocurrency market
berhubungan erat dengan pasar devisa (foreign exchange market) namun fungsi dari kedua pasar
ini agak berbeda.
Dalam pasar devisa, satu mata uang ditukar dengan mata uang lainnya. Dalam
Eurocurrency market, pihak ketiga dapat menyimpan dana-dana mereka dan dapat menikmati
fasilitas pinjaman.Pinjaman yang diberikan, umumnya lebih aman bila didasarkan atas sumber
dana dalam mata uang yang sama pula. Fungsi perantara dalam sistem finansial eksternal
umumnya dijalankan oleh lembagalembaga yang dikenal sebagai Eurobank.
e. Eurobank
Eurobank adalah perantara finansial yang secara simultan menerima deposito dan
memberikanpinjaman, baikm dalam mata uang tempat lembaga itu berada, maupun dalam mata
uang lainnya.Secara singkat Eurobank dapat diartikan sebagai bank komersial yang memfokuskan
kegiatannya di Eurocurrency Market
Kekhususan bank ini ialah dapat memberikan pinjaman dalam valuta asing (salah satu
bentukdari Eurocurrency) dengan bunga yang lebih rendah. Di samping itu Eurobank dapat juga
menerima deposito dalam valuta asing (mata uang negara mana saja dalam Eurocurrency) dengan
bunga yang lebih tinggi. Kemampuan Eurobank memberikan pinjaman yang lebih rendah
bunganya dan menerimadeposito dengan pemberian bunga yang lebih tinggi, salah satu sebabnya
adalah sebabnya adalahEurobank tidak terkena beban reserve requirement (cadangan giro wajib
minimum) yang dibebankanoleh Bank Sentral tempat bank tersebut terdaftar untuk beroperasi.
f. Profil Bank Dunia
Fungsi utama Bank Dunia saat ini adalah memberikan pinjaman untuk proyek-proyek
produktif demi pertumbuhan ekonomi di negara-negara sedang berkembang yang menjadi
anggotanya. Hingga tahun 1997 sebanyak kira-kira US $ 2,4 milyar telah diberikan oleh Bank
Dunia untuk proyek-proyek pembangunan di Eropa, Australia dan Selandia Baru, selama 23 tahun
terakhir ini (dari data tahun 1970, sebanyak US $1,9 milyar untuk 28 negara Afrika, US $ 4,3
milyar untuk 16 negara Asia dan US$ 3,8 milyar untuk 22 negara-negara bagian Amerika Serikat
bagian Barat) Pinjaman ini digunakanuntuk industri pembangkit tenaga listrik, pembangunan
jalan, rel kereta api, pelabuhan-pelabuhan,pembangunan saluran pipa gas alam, telekomunikasi,
pertanian, industri, pengadaan air, pendidikan,dan dalam hal tertentu ditujukan untuk program
pembangunan yang lebih umum termasuk import.
Bank Dunia telah memilki dua keanggotaan yaitu :
1. International Finance Coorporation (IFC) yang memulai kegiatannya pada tahun
1956.
2. International Development Association (IDA) yang memulai kegiatannya pada tahun
1960.
Kedua lembaga ini dan Bank Dunia membentuk kelompok Bank Dunia (World Bank
Group). Keanggotaan dari Bank Dunia merupakan persyaratan keanggotaan IFC (yang
kegiatannya ditujukan untuk sektor swasta di negara-negara berkembang) dan keanggotaan IDA
(yang kegiatannya ditujukan untuk sektor yang sama dengan kebijaksanaan dan sesuai dengan
Bank Dunia, namun bantuan yang diberikan hanya ditujukan untuk negera-negara miskin, dengan
syarat-syarat yang lebih mudah daripada pinjaman-pinjaman yang biasa diberikan oleh Bank
Dunia). Juga mensponsori International Centre for The Settlement Investment Development
(ICSID).
Seluruh kekuasaan Bank Dunia berada di bawah Dewan Koordinasi yang terdiri dari para
komisaris yang mewakili negara anggota (masing-masing negara anggota menunjuk satu orang
komisarisnya). Dewan komisaris bertemu setahun sekali dan dapat mengirimkan suaranya melalui
surat atau kawat. Kecuali kekuasaan tertentu yang ditentukan secara spesifik dalam Anggaran
Dasar seperti keputusan keanggotaan, alokasi pendapatan bersih dan perubahan-perubahan dalam
modal saham; Dewan Komisaris menyerahkan kekuasaannya kepada Dewan Direksi (Board of
Director) yang melaksanakan tugas-tugas mereka secara penuh pada markas besar Bank Dunia di
Washington D.C. Umumnya para direksi mengadakan pertemuan seminggu sekali, 5 dari anggota
direksi ditunjuk oleh 5 pemegang saham terbesar, dan lainnya (15 anggota direksi dipilih oleh
negara anggota lainnya).
Pinjaman yang diberikan oleh Bank Dunia umumnya meliputi sebagian atau, keseluruhan
jumlah biaya-biaya dari proyek yang diusulkan dalam valuta asing, namun dalam hal-hal tertentu
dapat juga dalam mata uang lokal negara yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai