Anda di halaman 1dari 10

BELA DIRI PRAKTIS DENGAN BASIS GERAKAN LEMBU (JURUS

TAPAK SUCI KHAS PIMDA 04 JEMBER)

Muh Kadri, S. Ag.

Pendekar Muda

(email : muhkadri@gmail.com)

ABSTRAK

Bela diri praktis merupakan salah olahraga bagian dari kekayaan yang

ada dalam pencak silat. Beladiri praktis memanfaatkan senyawa gerak

otot, otak serta nurani secara realistis dan rasional. Bela diri praktis

diperoleh melalui latihan gerakan seluruh anggota tubuh untuk

menerapkan 5 (lima) unsur daya moral yaitu : kekuatan, kecepatan,

ketepatan, keberanian, dan keuletan. Seni bela diri praktis yang

diterapkan sebagai alat perlindungan diri dari gangguan kejahatan. Bela

diri mulai diterapkan sebagai dasar pembentukan ketahanan fisik.

Pengembangan bela diri praktis dilakukan melalui tahap analisis, desain,

pengembangan dan implementasi, serta eavaluasi. Dalam seni beladiri

Tapak Suci terdapat beberapa jurus yang menjadi khas yang memiliki

filosofi masing-masing. Salah satu jurus yang menjadi bagian dari

kekayaan intelektual Tapak Suci yaitu jurus lembu yang diciptakan oleh

Pendekar Besar Buchori Ahmad. Jurus lembu yang bertumpu pada

kekuatan siku menjadi dasar lima gerakan beladiri praktis yang akan

digunakan.

Kata Kunci : pengembangan, bela diri, praktis


Motto:

"Dengan Iman dan Kebaikan akhlak saya menjadi kuat, tanpa Iman dan

Kebaikan akhlak saya menjadi lemah"


Pendahuluan

Pencak silat merupakan sebuah keterampilan beladiri yang difungsikan

sesuai dengan kebutuhan pelakunya dalam menghadapi berbagai tantangan,

terutama yang berasal dari alam, binaatang, dan manusia. Hal ini menjadi

indikasi mengapa jurus-jurus dalam pencak silat sering menirukan gerakan

binatang seperti jurus harimau terbang, ular mematuk, kethek (Sukowinadi,

1989). Perbedaan gaya pada jurus-jurus tertentu di antara aliran-aliran pencak

silat di Indonesia dilatar belakangi oleh budaya setempat. Pencak silat Cimande

dan kebanyakan aliran di Jawa Barat bersifat tidak suka mengangkat kaki,

kuda-kuda lebar, selalu menghadapi lawan, tidak suka langkah surut, banyak

lipatan-lipatan atau tangkapan-tangkapan dan mantap dan berirama

(Shamsuddin, 2005). Sedangkan pencak silat Jawa Tengah banyak memainkan

permainan bawah, tenang, mengikuti dan meneruskan gerakan lawan,

gerakannya seperti menari. Pencak silat Jawa Timur bersifat sigap, tegas, dan

berirama. Silat Minangkabau dan Sumatera pada umumnya banyak

menggunakan kaki, tangan lebar membuka, gerakan-gerakan yang lentur, dan

indah (Alexander dkk., 1972).

Dasar jurus dari unsur-unsur tersebut menjadikan setiap perguruan silat

memiliki kekayaan gerakan dengan filosofi masing-masing sesuai dengan

penciptannya. Dalam tapak suci sendiri terdapat beberapa jurus yang ada.

Pencak silat merupakan salah satu seni budaya Indonesia yang diwariskan

secara turun temurun yang diyakini diciptakan oleh masyarakat Melayu sejak

masa prasejarah dengan tujuan untuk keselamatan diri melawan binatang buas

(Marlianto et al., 2018). Pencak silat adalah cara untuk melakukan pembelaan

diri dengan menggunakan seluruh bagian tubuh dengan teknik yang terdiri

dari tangkisan, pukulan, tendangan, tangkapan, bantingan, jatuhan.


Perguruan Seni Beladiri Tapak Suci yang resmi berdiri tanggal 31 Juli

1963 dan secara sah bergabung menjadi organisasi otonom di bawah

Persyarikatan Muhammadiyah pada tahun 1964 sehingga namanya menjad

Perguruan Seni Beladiri Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Perguruan Seni

Beladiri Tapak Suci memiliki jurus yang diberi nama menggunakan nama flora

dan fauna yang terdiri dari: (1) katak, (2) mawar, (3) merpati, (4) harimau, (5)

lembu, (6) naga, (7) rajawali, (8) ikan tebang dengan keunikan pada filosofi

gerakan, alat penyasar, sasaran dan lintasan gerakan. Setiap jurus memiliki

kelompok jurus dasar yang terdiri menjadi 3 gerakan (Purnomo, 2017).

Perguruan Seni Beladiri Tapak Suci Putera Muhammadiyah merupakan

perguruan yang berasaskan Islam yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadist,

berjiwa persaudaraan, berada dibawah.

Sebagai dasar gerakan beladiri praktis mengacu pada dasar gerakan

jurus lembu jantan. Jurus lembu sendiri merupakan bagian dari jurus yang ada

di tapak suci yang diciptakan oleh pendekar besar Buchori Ahmad. Lembu

jantan sendiri menggunakan siku sebagai kekuatan utama untuk

melumpuhkan lawan. Fokus dari gerakan lembu adalah beladiri jarak dekat

karena alat sasar siku dapat efektif digunakan melumpuhkan lawan dengan

jarak yang dekat.


Pembahasan

Mengacu pada gerakan dasar lembu jantan yang bertumpu pada

kekuatan siku. Beladiri praktis ini dibagi menjadi lima gerakan dengan lima

sasaran yang berbeda. Berikut adalah ilustrasi gerakan dengan deskripsi serta

tujuannya:

No Ilustrasi Gerakan Deskripsi Tujuan


Gerakan

1. Gerakkan diawali Untuk memberi


dengan menangkis hentakan
lalu membalas terhadap titik
dengan teknik lemah tangan
lembu atau siku sehingga tangan
dari samping lawan yang
kedepepan dengan menyerah dapat
sasaran ujung dilawan, dengan
tangan lawan dekat tenaga kencang
dengan bahu. dapat menjadi
patahan karena
area sasar
sangan rentan
dan lemah.
2. Gerakan diawali Untuk
dengan memberikan
menangkis serangan dengan
terlebih dahulu titik lemah
dilanjutkan bagian tubuh
dengan serangan yaitu uluh hati
lembu atau siku sehingga lawan
dari belakang dapat
kedepan dengan terlumpuhkan
sasaran uluh hati dengan cepat
lawan

3. Gerakan diawali Untuk


dengan tangkisan melumpuhkan
dari serangan pelaku yang
lawan dilanjutkan menyerang
dengan gerakan dengan sasaran
lembu siku dari dagu dari atas
atas kebawah kebawah
dengan sasaran sehingga lawan
dagu lawan. dapat
terlumpuhkan
area kepalanya.

4. Gerakan diawali Untuk


dengan tangkisan mematahkan
kemudian teknik lawan bagian
patahan dengan tangan. Teknik
menggunakan ini digunakan
lembu atau siku sehingga lawan
dari atas kebawah tidak dapat
kearah tangan melakukan
bagian sekitar siku serangan yang
bagian depan sama setelah
lawan. menyarang
pertama karena
pematahan
tangan yang
merupakan alat
serang lawan.

5. Gerakan diawali Untuk


dengan tangkisan melumpuhkan
terlebih dahulu lawan area vital
kemudian sekitaran leher
menyasar dengan dan kepala
lembu jantan atau dengan gerakan
siku dari samping lembu dari
kedepan kearah samping.
sekitar leher hingga
dagu lawan.

Dari ilustrasi gambar diatas terdapat beberapa gerakan beladiri praktis

berbasis lembu jantan. Beladiri praktis ini memiliki filosofi lawan menyerang

terlebih dahulu dengan asumsi bahwasanya beladiri praktis untuk bertahan

bukan menyerang. Pertahanan harus dapat dilakukan terlebih dahulu dengan

benar yaitu tangkisan. Tangkisan dilakukan dengan tepat karena jika tidak tepat

jutru kita yang akan terlumpuhkan terlebih dahulu sebelum dapat melancarkan

serangan lembu jantan ini.


Setelah melakukan penangkisan dengan tepat baru dapat dilakukan

serangan balik agar supaya lawan dapat terlumpuhkan dan tidak melakukan

penyerangan lagi. Sasaran dari melumpuhkan lawan terdapat lima yang

merupakan bagian rentan dari lawan sehingga lawan secara cepat dapat

terlumpuhkan. Gerakan dari lembu jantan juga beragam mulai dari atas

kebawah, samping kedepan hingga belakang kedepan. Ayunan-ayunan

gerakan lembu tersebut disertai dengan tenaga yang kuat sehingga sasaran

dapat lumpuh dengan cepat.

Meskipun beladiri ini sangat cocok dengan beladiri jarak dekat karena

lebih cepat melumpuhkan lawan. Tetapi, memiliki kelemahan yaitu jika

ancaman datang dari jarak jauh, sehingga bela diri praktis dengan basis lembu

ini tidak cocok untuk beladiri jarak jauh. Basis lembu jantan sendiri memang

sangat cocok untuk pertarungan jarak dengan dengan teknik melumpuhkan

mulai dari patahan, dan lain sebagainnya.


Kesimpulan

Kesimpulan dari beladiri dengan dasar lembu jantan ini yaitu ada lima

sasaran untuk melumpuhkan lawan seperti dalam ilustrasi garakan di

pembahasan. Kelima sasaran tersebut disasarkan dengan awalan tangkisan

terlebih dahulu terhadap lawan yang menyerang kemudian dilakukan

serangan balik dengan menggunakan lembu jantan yaitu kekuatan utama siku.

Beladiri praktis dengan basis lembu dapat digunakan pada kasus beladiri jarak

dekat dengan kondisi terdesak karena mendapat serangan mendadak dari

lawan sehingga praktis menangkis dan menyerang balik dengan cepat untuk

melumpuhkan lawan dengan lima sasaran tersebut. Beladiri praktis ini tidak

sesuai jika digunakan dalam jarak jauh sehingga hanya menjadi pembekalan

beladiri praktis jarak dekat dengan kondisi yang terdesak.


REFERENSI

Alexander, H., Chambers, Q., Draeger, D.F. (1972). Pentjak-Silat, the Indonesian

Fighting Art. Tokyo & California: Ko- dansha International, Ltd.

Marlianto, f., yarmani, y., sutisyana, a., & defliyanto, d. (2018). Analisis

tendangan sabit pada perguruan pencak silat tapak suci di kota bengkulu.

Kinestetik, 2(2), 179–185. Https://doi.org/10.33369/jk.v2i2.8740

Purnomo, e. (2017). Hambatan perguruan pencak silat tapak suci putera

muhammadiyah provinsi kalimantan barat dalam meraih prestasi. Jurnal

ilmiah mitra swara ganesha, 4(2), 98–108.

Shamsuddin, Sh. (2005). The Malay Art of Self-defense: Silat Seni Gayong.

Barkeley, California: North Atlantic Books.

Sukowinadi. (1989). Sejarah Pertumbuhan Pencak Silat. Yogyakarta: Per. P.I

Harimurti.

Anda mungkin juga menyukai