NIM : 3332190024
Matakuliah : Etika Profesi
Delapan prinsip kode etik yang telah digunakan tidaklah sempurna, terdapat hal-hal
yang harus diperhatikan dan ditinjau kembali seiring perkembangan zaman dan kemajuan
teknologi. Dalam melakukan sebuah perubahan dalam kode etik haruslah memperhatikan
bahwa hal tersebut bermanfaat dan dapat memaksimalkan kebaikan yang dapat dilakukan
dengan memperhatikan berbagai macam aspek atau bersifat “utilitarianisme”. Salah satu
contoh perkembangan zaman yang dapat mempengaruhi dunia teknik adalah pada Gedung
Citicorp yang pada saat itu merupakan salah satu gedung pencakar langit tertinggi di dunia,
karena menggunakan desain tradisional tidak adanya perhitungan keamanan untuk angin sudut
yang saat itu disadari oleh seorang mahasiswa yang sedang melakukan penelitian pada Gedung
tersebut yang dapat berpotensi merobohkan sebuah gedung pencakar langit hanya dengan
tiupan angin dengan kecepatan 112 kilometer perjam.
Gambar 2. Gedung Citicorp (Syairudin, 2021)
Contoh lain dari permasalahan kode etik yang disepelekan adalah pada bencana Space
Shuttle Challenger pada tahun 1986, yaitu peluncuran roket ke luar angkasa oleh NASA. Demi
meluncurkan roket sesuai pada jadwal peluncuran, manajemen NASA tidak mendengarkan
kekhawatiran beberapa engineer dalam melakukan pengujian pada cincin-O. Hal tersebut
menyebabkan kebocoran di salah satu pendorong roket yang mengakibatkan penyulutan bahan
bakar utama dikarenakan kegagalan segel pada cincin-O. Karena adanya kode etik yang tidak
dilakukan maka terdapat insiden yang memakan korban jiwa seluruh awak roket.
Gambar 3. Penerbangan Roket Space Shuttle Challenger (Kiri) Meledaknya Roket Space
Shuttle Challenger (Kanan) (Williams, 2013)
Di Indonesia terdapat Asosiasi Profesi Insinyu yang tergabung dalam Persatuan
Insinyur Indonesia (PII) yang mengatur kode etik seorang engineer di Indonesia. Terdapat 2
kode etik engineer, yaitu sebagai berikut.
1. Catur Karsa (4 Prinsip-Prinsip Dasar) (Indonesia, 2020):
a. Mengutamakan keluhuran budi.
b. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan
kesejahteraan umat manusia.
c. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya.
d. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional
keinsinyuran.
2. Sapta Dharma (7 Tuntunan Sikap) (Muayyadi, 2018):
a. Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan
kesejahteraan Masyarakat.
b. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kempetensinya.
c. Insinyur Indinesia hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung
jawabkan.
d. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan
kepentingan dalam tanggung jawab tugasnya.
e. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan
kemampuan masing-masing.
f. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan
martabat profesi.
g. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan profesionalnya.
Berdasarkan hal-hal yang telah dibahas, kode etik profesi seorang insinyur sangat
dibutuhkan dan harus diterapkan dalam menjalankan segala aspek bidang teknik karena kode
etik berisikan norma, nilai, dan aturan professional secara tertulis agar dapat memberikan jasa
sebaik-baiknya kepada masyarakat. Dalam penerapan kode etik dapat menghidarkan seorang
profesionl dari segala macam hal-hal yang tidak diinginkan, seperti Insiden Kansas City Hyatt-
Regency Collapse ataupun peristiwa Space Shuttle Challenger yang dapat dicegah jika
mengikuti kode etik engineer yang berlaku seperti ASCE atau American Society of Civil
Engineers yang ada di Amerka ataupun kode etik engineer di Indonesia yang telah disusun oleh
PII (Persatuan Insinyur Indonesia).
DAFTAR PUSTAKA
Buck, S. (2017, Agustus 1). When this hotel skywalk collapsed, it was one of the deadliest
structural failures in US history. Retrieved from Timeline: https://timeline.com/hyatt-
regency-skywalk-failure-8240bff34fa6
Indonesia, P. I. (2020). Tentang Kami. Retrieved from The Insitution of Engineers Indonesia:
http://www.pii.or.id/pii/tentang-kami
Muayyadi, A. (2018, Januari). Etika Engineering. Retrieved from Telkom University:
https://alimuayyadi.staff.telkomuniversity.ac.id/files/2018/01/M7-Etika2.pdf
Syairudin, B. (2021, Juli 10). Kecacatan Desain yang Menggulingkan Gedung Pencakar
Langit Citicorp Center dan Jasa LeMessurier. Retrieved from Kompasiana:
https://www.kompasiana.com/kautsarramadhan/60dd3ac706310e5a80077502/kecacat
an-desain-yang-menggulingkan-gedung-pencakar-langit-citicorp-center-dan-jasa-
lemessurier
Williams, V. (2013, Februari 27). The Space Shuttle Challenger Disaster. Retrieved from
Pintrest: https://www.pinterest.co.uk/pin/47006389832824465/