Anda di halaman 1dari 3

Ibuprofen adalah turunan asam propionat yang mempunyai aktivitas antiinflamasi, analgesik, dan

antipiretik. Obat ini mempunyai efek samping yang lebih sedikit dibanding AINS non selektif lain,
tetapi aktivitas antiinflamasinya lebih lemah. Dosis dewasa 1,6 g sampai 2,4 g sehari diperlukan
untuk reumatoid artritis dan tidak untuk kondisi dengan peradangan yang menonjol seperti pada
gout akut.

Turunan asam propionat lainnya:

Naproksen adalah salah satu pilihan pertama karena khasiatnya yang memadai sekaligus kejadian
efek sampingnya relatif rendah (tetapi lebih banyak dari ibuprofen, lihat keterangan di bawah).
Ibuprofen dan naproksen adalah turunan asam propionat yang digunakan pada anak.

Fenbufen dinyatakan menyebabkan perdarahan saluran cerna yang lebih sedikit, tetapi risiko untuk
terjadinya ruam kulit tinggi.

Fenoprofen efektivitasnya sebanding dengan naproksen, dan flurbiprofen mungkin sedikit lebih
efektif. Keduanya menyebabkan efek samping pada saluran cerna yang sedikit lebih banyak daripada
ibuprofen.

Ketoprofen aktivitas antiinflamasinya serupa dengan ibuprofen dan mempunyai efek samping yang
lebih banyak.

Deksketoprofen merupakan isomer ketoprofen, digunakan untuk mengatasi nyeri ringan hingga
sedang jangka pendek.

Asam tiaprofenat sama efektifnya dengan naproksen; obat ini mempunyai efek samping yang lebih
banyak daripada ibuprofen (pernah dilaporkan terjadinya sistitis berat).

Obat yang bersifat serupa dengan turunan asam propionat:

Asam tolfenamat diindikasikan untuk pengobatan migren (lihat 4.7.4).

Diklofenak dan aseklofenak dengan kerja dan efek samping mirip dengan naproksen.

Diflunisal merupakan turunan asetosal, tetapi efek klinisnya lebih mirip dengan turunan asam
propionat dibanding dengan efek senyawa induknya. Kerjanya yang lama membuat obat ini dapat
diberikan dua kali sehari.
Etodolak setara dengan naproksen dalam hal khasiat.

Indometasin mempunyai aktivitas yang setara atau lebih kuat dari naproksen, namun dengan
kejadian efek samping yang tinggi, antara lain sakit kepala, pusing, dan gangguan saluran cerna.
Jarang digunakan pada anak, digunakan jika AINS lain tidak berhasil mengatasi penyakit.

Asam mefenamat mempunyai sedikit aktivitas anti inflamasi. Kadang-kadang menyebabkan diare
dan anemia hemolitik yang memerlukan penghentian penggunaan.

Fenilbutazon merupakan antiinflamasi yang kuat. Selain efek sampingnya terhadap saluran cerna,
obat ini dapat menimbulkan dua efek samping yang jarang tetapi berbahaya. Obat ini menyebabkan
retensi cairan, dan pada pasien yang rentan, dapat mengakibatkan gagal jantung. Obat ini juga dapat
mengakibatkan agranulositosis (yang bisa terjadi dalam beberapa hari pertama pengobatan) serta
anemia aplastik. Pada ankilosing spondolitis, mungkin diperlukan pengobatan, tetapi obat ini tidak
boleh digunakan kecuali kalau pengobatan dengan obat lain tidak berhasil.

Ketorolak digunakan pada penanganan jangka pendek nyeri sedang sampai berat (pascabedah).

Meloksikam digunakan untuk pengobatan jangka pendek osteoartritis dan pengobatan jangka
panjang reumatoid artritis. Penggunaannya dapat dipertimbangkan bagi pasien usia remaja yang
tidak bisa toleran terhadap AINS lain.

Nabumeton mempunyai khasiat yang setara dengan naproksen.

Sulindak ditoleransi sama dengan naproksen.

Piroksikam khasiatnya sama dengan naproksen dan kerjanya lebih panjang sehingga dapat diberikan
satu kali sehari. Namun demikian efek sampingnya terhadap saluran cerna lebih berat dibanding
ibuprofen terutama pada pasien lansia.

Tenoksikam mempunyai aktivitas dan toleransi yang sama dengan naproksen. Waktu paruhnya yang
panjang memungkinkan penggunaan sekali sehari.

Penghambat selektif siklooksigenase 2, etorikoksib, selekoksib dan parekoksib memiliki efektivitas


yang sebanding dengan AINS non selektif seperti diklofenak dan naproksen. Data jangka pendek
menunjukkan bahwa risiko saluran cerna bagian atas yang serius dari penghambat selektif lebih
rendah dibanding AINS non selektif, namun kelebihan ini menjadi tidak bermanfaat pada pasien
yang pada waktu bersamaan diberikan asprin dosis rendah. Tetap ada kekhawatiran terhadap
keamanan penghambat selektif siklooksigenase 2 berupa risiko kardiovaskuler. Selekoksib disetujui
untuk meringankan gejala osteoartritis. Etorikoksib disetujui untuk meringankan gejala
osteoarthritis, meringankan nyeri muskulo-skeletal kronik, meringankan nyeri yang berhubungan
dengan operasi gigi. Parekoksib disetujui untuk penggunaan jangka pendek nyeri setelah
pembedahan.

Anda mungkin juga menyukai