Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KELOMPOK IV

MAKALAH
EKOLOGI KEPULAUAN
Disajikan Pada Materi Ajar

KOLONI
Dosen Pengajar

FANNY SOSELISSA S. Hut M. Sc

Oleh :

1. Sehat Souwakil 202080017


2. Valentino Gloria Giovanni Laisina 202080005
3. Esterlina Matayane 202080024
4. Manuel Matoke 202080042
5. Randa Cahya Sahmony 202080014
6. Lasti Patresia Hutabarat 202180008
7. Bertha D. F. Simanjuntak 202180017
8. Mei E. Warbal 202180028
9. Rani Andira Lumbantoruan 202180036
10. Fijanry Tammu 202180047
11. Bernadette P. Narahawarin 202180056
12. Muhammad Farid Ramadhan 202180080
13. Ona Marsye Katayane 202180094
14. Hanok 2018800

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KOLONISASI” tepat pada waktunya. Adapun tujuan
pembuatan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Ekologi Kepulauan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Fanny Soselissa S. Hut M. Sc, selaku dosen pengampu
mata kuliah Ekologi Kepulauan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Ambon, 13 November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………..………1

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..……..2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….……….3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAN

a. Kolonisasi……………………………………………………………………………………………5

b. Manfaat dan Keuntungan Kolonisasi………………………………………………………………..5

c. Kelamahan Kolonisasi…………………………………………………………………………….…5

d. Contoh Hewan Bekolonisasi……………………………………………………………….………..5

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN……………………………………………………………………………………….15

SARAN……………………………………………………………………………………………….15

LAMPIRAN………………………………………………………………….……………………….16

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….……….……………..17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koloni adalah sekelompok makhluk hidup yang hidup bersama dalam hubungan yang dekat
dan saling bergantung. Koloni berbeda dengan kelompok hewan biasa, karena dalam koloni ada
pembagian kasta yang biasanya mencakup ratu, pejantan subur, dan hewan-hewan pekerja.
Contoh paling umum dari hidup berkelompok adalah lebah, semut, rayap, dsb. Keuntungan
utama untuk kehidupan kelompok adalah kemampuan individu dalam kelompok untuk
mengakses informasi yang diperoleh oleh anggota kelompok lainnya. Kemampuan untuk berbagi
informasi ini dapat menguntungkan banyak aspek keberhasilan kelompok seperti:

1. Peningkatan efisiensi mencari makan.

Ketika individu membentuk kelompok, mereka dapat lebih efektif menemukan sumber daya
berkualitas tinggi dilingkungan mereka. Setelah sumber daya berkualitas tinggi ditemukan,
individu dapat menghasilkan sinyal atau isyarat yang memandu anggota lain dari kelompok
kelokasi sumberdaya. Isyarat dan sinyal yang dihasilkan membantu individu dalam kelompok
membedakan antara sumberdaya berkualitas rendah dan tinggi. Contoh transfer informasi ini
untuk mendapatkan keuntungan efisiensi mencari makan dapat dilihat dikoloni lebah madu
(Apismellifera),dimana tarian waggle yang dilakukan oleh lebah madu berbagi informasi dimana
lebah penari ini mencari nektar. Tarian bergoyang dengan demikian memandu lebah lain
kelokasi bunga yang sangat produktif.

2. Peningkatan pertahanan terhadap pemangsa.

Cara suatu kelompok dapat meningkatkan pertahanannya terhadap pemangsa adalah


melalui efek banyak mata. Efek ini menyatakan bahwa kelompok hewan yang lebih besar lebih
baik dalam mendeteksi predator dibandingkan dengan kelompok yang lebih kecil. Hal ini
memungkinkan individu dalam suatu kelompok untuk lebih efektif mengidentifikasi pemangsa,
memungkinkan individu-individu ini untuk melarikan diri atau mengadopsi postur untuk
memperingatkan pemangsa bahwa kehadiran mereka diketahui. Sebuah contoh dapat dilihat
dalam penelitian yang dilakukan oleh Siegfrieddan Underhill (1975) pada burung merpati
tertawa, dimana kelompok besar bereaksi terhadap pemangsa tiruan jauh lebih cepat dari pada
kelompok yang lebih kecil.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kolonisasi

Dalam biologi, koloni berarti sekelompok makhluk hidup yang hidup bersama dalam
hubungan yang dekat dan saling bergantung. Koloni berbeda dengan kelompok hewan biasa, karena
dalam koloni ada pembagian kasta yang biasanya mencakup ratu, pejantan subur, dan hewan-hewan
pekerja.

Bekerja sama atau berkoloni adalah hal sangat bagus untuk mengalahkan lawan. Begitu pula
yang terjadi pada hewan. Jika sendirian, hewan itu akan terlihat enteng. namun jika banyak, mereka
akan sangat menakutkan.

B. Manfaat dan keuntungan kolonisasi

1. Efisien mencari makan

Ketika individu membentuk kelompok, mereka dapat lebih mudah atau lebih efektif dalam
menemukan sumber makanan yang lebih berkualitas tinggi di tempat lingkungan mereka.

2. Meningkatnya pertahanan dari predator/pemangsa, bersatu, atau kompak dalam mencari makan.

Dalam menigkatnya pertahanannya terhadap predator adalah melalui “ Efek banyak mata “
efek ini menyatakan bahwa kelompok hewan yang lebih besar, lebih baik dalam mendeteksi predator
dibandingkan dengan kelompok yang lebih kecil.

3. Pembiakan, Menambah populasi dari hewan tersebut

C. Kelemahan hewan hidup koloni

Kendati demikian, hidup berkelompok ternyata juga memiliki sejumlah kelemahan, yaitu:

1. Semakin mudah untuk terlihat dan terdeteksi oleh predator, bahkan dari kejauhan sekalipun

2. Timbulnya kompetisi di wilayah dengan ketersediaan pakan yang sedikit, yang dapat menimbulkan
perpecahan, bahkan hingga kematian individu yang lebih lemah

3. Penurunan produktivitas individu muda, yang menyebabkan keluarnya individu muda dari suatu
kelompok saat mencapai usia tertentu, seperti yang terjadi pada singa dan serigala

D. Contoh hewan yang hidup berkoloni

1.1 Tawon Raksasa / Lebah Madu

5
Lebah madu adalah serangga sosial yang hidup dalam suatu keluarga besar yang disebut
koloni, yang mendiami satu sarang lebah. Hal ini berbeda dengan pola hidup kebanyakan spesies
serangga yang bersifat soliter (senang menyendiri). Di dalam satu koloni terdapat seekor lebah ratu
(queen) sebagai pemimpin koloni, ratusan lebah jantan (drone) dan puluhan ribu lebah pekerja
(worker). Biasanya koloni lebah terdiri dari seekor ratu, 20.000 – 30.000 lebah pekerja dan ratusan
lebah jantan. Selain itu, di dalam sebuah koloni juga terdapat telur, larva dan pupa.

1.2 Siklus hidup lebah madu

a). Lebah Ratu (Queen)

Di dalam satu koloni lebah hanya terdapat seekor ratu, badannya paling besar dalam koloni.
Lebah ratu berasal dari sel telur yang dibuahi. Ovariumnya berkembang sempurna dan mampu
menghasilkan telur yang nantinya menetas menjadi calon ratu, lebah pekerja dan lebah jantan. Ratu
Apis mellifera mampu menghasilkan telur sebanyak 2.000 butir per hari. Di dalam satu koloni hanya
terdapat satu ratu. Jika ada telur yang berkembang menjadi calon ratu, biasanya calon ratu harus
keluar dari koloni dan membentuk koloni baru, jika tidak dibunuh oleh si ratu tua. Menariknya,
walaupun lebah menghasilkan madu, tetapi ratu lebah tidak mau dimadu.

Lebah ratu hanya kawin sekali selama hidupnya. Prosesi perkawinan dengan beberapa ekor
lebah jantan terjadi di angkasa pada siang hari saat udara cerah di lokasi tempat kawin yang disebut
Drone Congregation Area (DCA). DCA merupakan tempat berkumpulnya lebah jantan (Koeniger,
1991). Lebah ratu memiliki mata majemuk yang paling kecil dibanding dengan lebah pekerja maupun
lebah jantan. Di ujung kepalanya terdapat antena yang berbentuk cincin berjumlah 11 buah dan perut
terdiri atas 6 segmen. Perkembangan lebah ratu mulai dari telur sampai dewasa adalah 15 hari dan
setelah itu ia siap dikawini oleh lebah jantan (Pavord, 1975).

b). Lebah Jantan (Drone)

Lebah jantan merupakan anggota koloni dari kehidupan sosial lebah madu yang berasal dari
telur-telur yang tidak dibuahi (unfertilized). Jumlahnya dalam koloni berkisar dari beberapa puluh
sampai beberapa ratus ekor. Ukuran tubuh lebah jantan lebih besar dari lebah pekerja, tetapi lebih
kecil dari lebah ratu. Fungsi lebah jantan dalam koloni sepanjang hidupnya adalah sebagai lebah
pemacek, yakni mengawini ratu muda. Seekor lebah jantan hanya dapat kawin sekali selama
hidupnya, karena setelah berhasil mengawini ratu, lebah ini akan mati.

Lebah jantan merupakan lebah pemalas dan pemakan yang rakus. Lebah jantan hanya keluar
dari sarangnya jika cuaca cerah dan terbang untuk tiga tujuan yaitu: untuk membersihkan tubuh
(cleansing flight), terbang orientasi dan mengawini ratu (mating flight) dan saat terjadinya pemisahan
koloni (swarming flight) (Koeniger, 1991). Karena sifatnya yang pemalas itu, pada musim peceklik
banyak lebah jantan yang dibunuh oleh lebah pekerja. Pada banyak koloni, lebah jantan sering
dihasilkan (ditetaskan ratu) pada bulan Mei sampai Juli (Free, 1982) atau pada saat musim bunga.

c). Lebah Pekerja (Worker)

Lebah pekerja merupakan kelompok yang jumlahnya paling besar dalam koloni. Sama halnya
dengan lebah ratu, lebah pekerja juga berasal dari sel telur yang dibuahi (Dietz, 1986). Dalam satu
koloni lebah madu A. cerana jumlahnya bisa mencapai 30.000 ekor dan 60.000 ekor pada koloni A.

6
mellifera. Lebah pekerja adalah lebah betina yang organ reproduksinya tidak berkembang sempurna
dan tidak dapat menghasilkan telur pada kondisi normal (Gojmerac, 1983).

Lebah pekerja bertanggungjawab penuh terhadap keutuhan dan kesejahteraan koloni. Kecuali
tugas reproduksi, semua pekerjaan pada koloni lebah madu sepenuhnya dilakukan oleh lebah pekerja.
Dipandang dari tempat berlangsungnya aktivitas dalam

Koloni lebah madu dapat digolongkan atas dua fase yaitu: (1) tugas di dalam sarang pada
separo umurnya yang pertama dan (2) tugas di luar sarang pada separo umur berikutnya. Tugas di
dalam sarang yang berlangsung selama 3 minggu meliputi pembuatan sisiran sarang, pemeliharaan
telur, larva dan pupa, penyediaan makanan ratu dan lebah jantan, menyisir dan merawat ratu,
mempertahankan koloni dari serangan pemangsa, mengatur temperatur dan kelembaban dalam sarang
serta mematangkan dan menyimpan madu (Sihombing, 1997), sedangkan tugas di luar sarang yang
berlangsung selama 4 minggu adalah tugas mengumpulkan nektar, polen, propolis dan air (Singh,
1962).

Menurut Sihombing (1997) tugas lebah pekerja sesuai dengan perkembangan kelompok
umur, sebagai berikut: dari mulai menetas sampai umur tiga hari sebagai petugas kebersihan. Umur 3
– 6 hari bertugas sebagai perawat larva dan dilanjutkan sampai umur 12 hari. Sejak hari ke-13 sampai
18 bertugas membuat dan memoles sisiran sarang dan menerima bahan makanan yang dibawa lebah
lapang (lebah pekerja). Mulai umur 18 sampai 20 bertindak sebagai pengawal serta menjaga
kesegaran udara di dalam sarang. Mulai hari ke-20 sampai datangnya kematian lebah bertugas di luar
sarang sebagai pengumpul nektar, polen, propolis dan air, dan dimasa tuanya, lebah pekerja lapang
akan berperan sebagai pemandu bagi lebah muda untuk mencari lokasi pengumpulan nektar, polen,
propolis dan air.

Lama hidup lebah pekerja dipengaruhi oleh musim dan aktivitas menyengat. Pada musim
panas lebah ini hidup selama 4–6 minggu, sedang pada musim dingin dapat mencapai beberapa bulan.
Menurut Gojmerac (1983), lama hidup lebah pekerja bervariasi antara 44 – 54 hari (rata-rata 50 hari).
Setelah menyengat musuhnya lebah pekerja akan mati.

1.3 Manfaat lebah madu

Ada dua manfaat yang dapat diperoleh dari budidaya lebah madu, yaitu manfaat langsung dan
manfaat tidak langsung. Manfaat langsung yang dihasilkan lebah berupa madu, lilin lebah (malam),
royal jelli, sengat lebah (bee venom), pollen, propolis (lem lebah) dan larva lebah. Manfaat tidak
langsung berupa peranan lebah sebagai polinator penyerbukan tanaman.

Penting: Mengapa lebah hidup berkelompok?

1. Memudahkan dalam pembagian tugas

Secara umum, lebah termasuk makhluk hidup yang senantiasa bekerjasama dalam
menjalankan berbagai tugas. Pekerjaan yang dilakukan lebah tidak hanya menghasilkan
madu, tetapi membangun sarang, menata tempat untuk bertelur, melakukan perkawinan,
mengumpulkan nektar dan lain-lain. Jika tugas-tugas tersebut dibagi secara rata, tentu hal ini
akan memudahkan kinerja lebah untuk menjalani hidup.

2. Memudahkan dalam Membangun Sarang Lebah

Membangun sarangnya secara bergotong royong. Dalam sebuah penelitian dikatakan


bahwa lebah tidak menunggu giliran yang dapat menghabiskan waktu. Sistem kerja koloni

7
lebah dalam membangun sarang sangat efisien dan produktif, sehingga hasil yang didapat
dapat sempurna.

3. Memudahkan lebah dalam menjaga sarangnya

Tidak jarang, sarang lebah mengalami gangguan yang berasal dari luar. Misalnya
seperti gangguan dari manusia, hewan atau fenomena alam. Jika lebah hidup berkelompok,
maka mereka akan mampu menyatukan kekuatan untuk mengusir musuhnya. Apalagi, lebah
memiliki benteng perlindungan diri berupa sengatan yang dapat mematikan musuh.

4. Mempermudah Proses Perkawinan

Mengapa lebah hidup berkelompok? Salah satu alasannya yaitu untuk memudahkan
dalam menghasilkan keturunan. Lebah jantan akan mengawini ratu lebah dan jika semakin
banyak lebah jantan yang mengawininya, semakin banyak pula koloni yang akan terbentuk.

5. Mengumpulkan Nektar

Lebah betina adalah lebah yang bertugas untuk mengumpulkan nektar. Jika dilakukan
secara bersama-sama, maka nektar yang terkumpul akan cepat banyak. Selain itu, hal ini juga
memudahkan kerja lebah betina agar tidak terlalu berat. Itulah jawaban dari mengapa lebah
hidup berkelompok.

2. Kepiting Merah

Kepiting merah bisa jadi adalah hewan individual, karena mencari makanan sendiri-sendiri.
Namun, saat bersatu hewan ini sangat menakjubkan. Mereka akan berkelompok saat bermigrasi.
Mereka bermigrasi setiap tahun.

Penting: Kenapa kepiting merah selalu bermigrasi setiap tahun sekali?

Seperti kepiting darat lainnya, kepiting merah bermigrasi untuk berkembang biak dan
menetaskan telur mereka di laut. Migrasi biasanya berlangsung diawal musim hujan. Kira-kira bulan
Oktober – November.

Perjalanan migrasi itu sejauh 8 km. Rata-rata ditempuh selama 5 – 7 hari. Kepiting jantan
biasanya tiba sebelum betina.

Kepiting merah hidup di dalam lubang-lubang di hutan. Mereka makan daun-daun gugur,
buah-buahan, bunga, biji-bijian, hewan mati, bahkan bila terpaksa mereka memakan temannya
sendiri.

8
3. Kelelawar free-tailed Meksiko

Kelelawar , (pesan Chiroptera), salah satu anggota dari satu-satunya kelompok mamalia yang
mampu terbang . Kemampuan tersebut, ditambah dengan kemampuan navigasi pada malam hari
dengan menggunakan sistem orientasi akustik (ekolokasi), menjadikan kelelawar sebagai tatanan yang
sangat beragam dan padat penduduk. Lebih dari 1.200 spesies saat ini dikenali, dan banyak yang
sangat melimpah.

Para pengamat menyimpulkan, misalnya, bahwa sekitar 100 juta perempuan Kelelawar ekor
bebas Meksiko ( Tadarida brasiliensis mexicana ) membentuk koloni pembibitan musim panas di
Texas , tempat mereka menghasilkan sekitar 100 juta anak di lima goa besar. Jantan dewasa
jumlahnya sama dengan betina, meskipun mereka tidak semuanya tersebar sejauh Texas.

4. Lalat Capung

Lalat capung adalah serangga air yang masuk dalam ordo Ephemeroptera. Masa hidupnya
terhitung paling pendek di bumi. Lalat capung, biasa juga disebut serangga satu hari karena
singkatnya masa hidupnya. Bahkan, ada yang mati dalam beberapa jam saja. Mereka akan selalu
berkoloni dan itu adalah sisi kehidupan mereka yang unik.

Penting: kenapa capung hanya hidup 24 jam.

Lalat capung menghabiskan waktu hidupnya sebagai nimfa atau larva yang baru menetas dan
sisa hidup yang dia miliki hanya digunakan untuk bereproduksi. Ketika dewasa, namanya berubah
menjadi Imago dan tujuan hidupnya hanya untuk bereproduksi. Sebab setelah itu mereka akan mati
dalam waktu 24 jam.

9
5. Burung Kormoran

Kormoran adalah burung yang bersarang secara koloni, menggunakan pepohonan, bebatuan,
atau tebing jurang. Seluruh spesies kormoran adalah pemakan ikan, belut kecil, bahkan ular laut.
Mereka menyelam dari permukaan. Mereka mendayung dengan kaki mereka untuk menyelam di air
laut untuk mencari makan.

Kormoran adalah burung laut berukuran medium hingga besar. Ukuran mereka bervariasi,
dari 45 cm dengan berat 340 gram (Kormoran Pigmi, Phalacrororax pygmaeus) hingga yang
berukuran 1 meter dengan berat 5 kg (Kormoran Galapagos, Phalacrocorax harrisi). Kormoran yang
diketahui telah punah, Kormoran Spectacled (Phalacrocorax perspicillatus) memiliki massa 6,3 kg.
Mayoritas kormoran memiliki bulu berwarna gelap, namun di belahan bumi bagian selatan, warnanya
hitam dan putih, dan beberapa memiliki banyak warna (Shag Selandia Baru).

Mereka lebih sering berkeliaran di bibir pantai dari pada di atas laut, dan beberapa berkoloni
di atas karang laut.

6. Ngengat atau Serangga

Ngengat adalah serangga yang berhubungan dekat dengan kupu-kupu dan kedua-duanya
termasuk ke dalam Ordo Lepidoptera. Perbedaan di antara kupu-kupu dan ngengat lebih dari sekadar
taksonomi. Kadang nama Rhopalocera dan Heterocera digunakan untuk memformalisasikan
perbedaan mereka

7. Rayap

10
Rayap adalah serangga sosial yang membagi koloninya menjadi beberapa klasifikasi rayap
(kasta) dengan tanggung jawab khusus, ini termasuk kasta rayap pekerja, prajurit, dan reproduksi.
Ratu rayap sendiri diklasifikasikan sebagai kasta reproduksi utama dalam sebuah koloni rayap
bersama raja rayap dan rayap bersayap (alate atau laron).

Ratu rayap dapat dengan mudah dibedakan dari kasta rayap lainnya berdasarkan ukuran dan
perannya dalam koloni rayap. Mereka berukuran lebih besar dibanding kasta rayap lainnya, dan
bertanggung jawab untuk memproduksi telur untuk memastikan pertumbuhan dan keberlanjutan
sebuah koloni rayap.

Rayap merupakan hama yang sering dijumpai di Indonesia. Bernama ilmiah Iseptora, hama
satu ini hidup secara berkumpul dengan rayap lainnya sehingga disebut Koloni Rayap.

Sebuah koloni rayap terdiri dari satu ratu, raja, pekerja dan prajurit. Ratu rayap bisa hidup 50
tahun, terlama diantara serangga manapun. Selama hidupnya ratu dan raja akan terus kawin dan
menghasilkan keturunan. Maka sebuah koloni rayap bisa terdiri dari ribuan hingga jutaan individu.
Pekerjaan dalam koloni semut dan lebah umumnya selalu betina. Tapi koloni rayap berbeda. Rayap
pekerja bisa merupakan betina ataupun jantan. Tugas rayap pekerja mencakup mencari makan,
memberi makan nimfa, membangun sarang hingga merawat ratu. Sedangkan tugas prajurit adalah
menjaga sarang, setelah beberapa waktu, rayap pekerja bisa berubah menjadi laron yaitu rayap yang
punya sayap dan pergi dari Koloni untuk membuat koloninya sendiri. Jike seekor ratu mati. Satu atau
beberapa rayap akan pekerja menggantikannya.

Salah satu hewan berkoloni adalah rayap. Mereka cari pasangan saja bergerombol. Saat
mereka makan, perabot rumah dan rumah itu sendiri akan habis dan tinggal sisa-sisanya saja.

8. Serigala

Serigala ada hewan yang suka bergerombol. Meskipun tidak bergantung pada sejenisnya
seperti tawon. Ketika menyerang secara berkelompok, mereka akan sangat mematikan daripada
sendirian. Sebab, jika bersatu mereka akan membentuk strategi yang bagus. Dan selalu ada leader saat
penyerangan dilakukan yang bernama Alfa. Iya akan berdiri paling belakang sendiri dan disusul oleh
anggota lain mulai paling kuat hingga paling lemah di depan. Jika sendiri serigala memang sangat
mudah di kalahkan. Tapi saat mereka berkelompok, mereka kan sangat membahayakan hewan lain
ataupun manusia.

11
9. Ulat Bulu

Ulat bulu adalah jenis serangga yang memiliki rambut halus di seluruh tubuhnya. Rambut
halus tersebut mengandung zat kimia beracun dan ketika bersentuhan dengan bagian tubuh manusia,
misalnya kulit atau mata, bisa menyebabkan iritasi dan reaksi alergi.

Gejala yang muncul akibat terkena ulat bulu bisa bermacam-macam, seperti bentol, atau
bercak kemerahan di kulit, serta kulit terasa gatal, perih, dan bengkak. Guna meringankan gejala
tersebut, Anda bisa melakukan beberapa langkah penanganan saat terkena ulat bulu.

10. Semut

Koloni semut adalah unit dasar tempat semut mengatur siklus hidupnya. Koloni semut
bersifat eusosial, komunal, dan terorganisir secara efisien dan sangat mirip dengan yang ditemukan di
Hymenoptera sosial lainnya meskipun berbagai kelompok sosialitas ini berkembang secara
independen melalui evolusi konvergen.

Koloni khas terdiri dari satu atau lebih ratu bertelur, banyak betina mandul (pekerja, tentara)
dan, secara musiman, banyak jantan dan betina seksual bersayap. Untuk membangun koloni baru,
semut melakukan penerbangan yang terjadi pada waktu karakteristik spesies dalam sehari. Kawanan
seksual bersayap (dikenal sebagai alates ) meninggalkan sarang untuk mencari sarang lain. Jantan
mati tak lama kemudian, bersama dengan sebagian besar betina. Sebagian kecil betina bertahan untuk
memulai sarang baru.

12
11. Tikus Mol Telanjang

Tikus mol telanjang adalah satu-satunya mamalia yang membentuk koloni. Dikutip dari
Smithsonian menyebut bahwa koloni tikus mol telanjang rata-rata berisi 70 individu, namun bisa juga
mencapai sekitar 200 ekor. Ada satu ratu alias betina subur, satu sampai 3 penantang subur, dan tikus-
tikus lain yang berperan sebagai pekerja. Semua pekerja sterill (mandul).

Tikus mol telanjang hidup dalam koloni yang terorganisir secara ketat, "kata Lewin" Setiap
hewan tahu peringkatnya dan tugas yang harus dilakukan. tikus mol telanjang dari peringkat sosial
yang lebih tinggi memiliki limpa yang lebih besar. Organ ini memainkan peran kunci dalam sistem
kekebalan dan terlibat dalam pembentukan, pematangan, dan retensi sel-sel kekebalan. "Ini bisa
berarti bahwa hewan berperingkat lebih tinggi memiliki pertahanan bawaan yang lebih baik daripada
hewan di bawah mereka dalam hierarki sosial.

12. Udang Pistol

Udang pistol adalah sejenis udang mirip lobster yang terkenal karena kemampuannya
menghasilkan suara yang sangat keras dengan mengatupkan capitnya yang besar. Kebanyakan Jenis
udang pistol hidup sendiri, tapi ada beberapa spesies yang hidup dalam koloni. Fakta itu menjadikan
udang pistol satu-satunya hewan air yang hidup berkoloni.

National geograpich menjelaskan bahwa koloni udang pistol terdiri dari ratu, udang pekerja
yang memiliki capit berukuran normal, dan udang prajurit yang memiliki satu capit besar dan bisa
menghasilkan suara keras. Prajurit bertugas untuk menjaga sarang dan sang ratu, sedangkan para
pekerja bertugas untuk mencari makan dan merawat anak-anak ratu sang ratu.

13
13. Ubur-Ubur Portugis

Hydrozoa ( hydrozoans ; dari bahasa Yunani Kuno ( húdōr ) ' air ', dan ( zôion ) 'hewan')
adalah kelas taksonomi yang sangat kecil, hewan pemangsa , beberapa soliter dan beberapa kolonial,
yang sebagian besar menghuni air asin . Koloni spesies kolonial bisa besar, dan dalam beberapa kasus
individu hewan khusus tidak dapat bertahan hidup di luar koloni .

Polip-polip hydrozoa ada yang membentuk bagian Medusa atau kepala, ada yang membentuk
tantakel, ada yang membentuk organ reproduksi, dan sebagainya. Maka setiap polip tidak bisa hidup
terpisah dari koloninya karena mereka saling membutuhkan untuk bertahan hidup. Benar-benar
kelompok yang bersatu padu.

14
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

a) Koloni adalah sekelompok makhluk hidup yang hidup bersama dalam hubungan yang dekat
dan saling bergantung. Koloni berbeda dengan kelompok hewan biasa, karena dalam koloni
ada pembagian kasta yang mencangkup ratu, pejantan subur, dan hewan-hewan pekerja.
Bekerja sama atau berkoloni adalah hal yang sangat bagus dalam mengalahkan lawan,jika
sendirian hewan tersebut akan terlihat enteng namun jika banyak mereka akan sangat
menakutkan.
b) Efisien mencari makan, meningkatnya pertahanan dari predator, dan pembiakan, serta
menambah populasi dari hewan tersebut.
c) Semakin mudah untuk terlihat dan terdeteksi oleh predator, bahkan dari kejauhan sekalipun.
d) Timbulnya kompetisi di wilayah dengan ketersediaan pakan yang sedikit, yang dapat
menimbulkan perpecahan, bahkan hingga kematian individu yang lebih lemah

2. Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan
perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang
bisa membangun dari para pembaca, Terimakasih.

15
LAMPIRAN

Berikut adalah pertanyaan dari para audience ;

1. Doni Haduaci ( 202080818 )

Apa manfaat masing-masing koloni ?

2. Ivana Manuputty ( 202180098 )

Kenapa koloni itu dikatakan tertutup ?

3. Colin Sapardi ( 202080015 )

Apa arti eusosial dan komunal ?

4. Rizka Ayu Wahyuli Sanaki (202080001)

Faktor apa saja yang menyebabkan penurunan produktivitas individu muda, sehingga
menyebabkan keluarnya individu muda dari suatu kelompok saat mencapai usia tertentu?

5. Rian Miru (202080023)

Apa pengaruh hewan berkoloni bagi ekosistem?

6. Rohani Rahmawati Tanasi ( 202080023 )

Apa saja dampak kerusakan bagi lingkungan atau ekosistem dari hewan yang hidup berkoloni?

7. Puput Sugianto (20218000)

Bagaimana cara mengurangi kekurangan unsur hara akibat ulah rayap tersebut ?

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/www.idntimes.com/science/discovery/amp/peter-eduard/
hewan-yang-hidup-dalam-koloni-exp-c1c2

Semut - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

org.translate.goog/wiki/Ant_colony?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc,sc

https://www.kompasiana.com/rudywiryadi2002/5b37004bdd0fa858152d01b2/udang

https://m.kumparan.com/amp/berita-update/tujuan-hewan-hidup-berkelompok-serta-keuntungan-dan-
kerugiannya-1wJREkW3qpx

17

Anda mungkin juga menyukai