Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI

PCM
(Pulse Code Modulation)

DISUSUN OLEH :

NAMA PRAKTIKAN : SHAFFANAH GHANIYAH ( NIM. 2003332017 )


NAMA REKAN KERJA : 1. GIFTRI FAZA ( NIM. 2003332013 )
2. YUSRON ARDIANSYAH ( NIM. 2003332096 )
KELAS / KELOMPOK : TT3D / 06
TANGGAL PRAKTIKUM : 27 DESEMBER 2021

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2021/2022
I. Tujuan
1. Menjelaskan prinsip dari transmisi PCM
2. Menggambarkan bentuk rangkaian PCM
3. Mengerti bagaimana metode konversi dari analog/digital dan paralel/serial
4. Menyebutkan beberapa penggunaan dari PCM.

II. Diagram Rangkaian

III. Alat dan Komponen


No. Alat Jumlah
1 DC Power Supply +15 Volt SO 3538-8D 1
2 Pulse Amplitude Modulator SO 3537–7G 1
3 Pulse Amplitude Demodulator SO 3537–7H 1
4 Pulse Code Modulator SO 3537-7N 1
5 Pulse Code Demodulator SO 3537-7P 1
6 Universal Counter HP-5314 A 1
7 Function Generator GW-INSTEK GFG-9210 1
8 Oscilloscope GW-INSTEK GOS-653G 1
9 BNC to Banana Cable 4
10 Jumper plug-in besar 15

Lab. Sistem Telekomunikasi Pengajar : Rifqi Fuadi Hasani S.T, M.T


IV. Dasar Teori
Pengertian
PCM (Pulse Code Modulation) adalah salah satu teknik memproses suatu sinyal
analog menjadi sinyal digital melalui kode-kode pulsa. Proses-proses utama pada
sistem PCM, diantaranya Proses Sampling (Pencuplikan), Quantizing (Kuantisasi),
Coding (Pengkodean), Decoding (Pengkodean Kembali).
• Sampling : Proses pengambilan sample atau contoh besaran sinyal analog pada
titik tertentu secara teratur dan berurutan. Frekuensi sampling harus lebih besar
dari 2 x frekuensi yang disampling (sekurang-kurangnya memperoleh puncak
dan lembah) [teorema Nyqust]. Hasil penyamplingan berupa PAM (Pulse
Amplitude Modulation)
• Quantizing : Proses menentukan segmen-segmen dari amplitudo sampling
dalam level-level kuantisasi. Amplitudo dari masing-masing sample dinyatakan
dengan harga integer dari level kuantisasi yang terdekat.
• Coding : Proses mengubah (mengkodekan) besaran amplitudo sampling ke
bentuk kode digital biner.
• Multiplexing : Dari banyak input menjadi satu output. Berfungsi untuk
penghematan transmisi dan menjadi dasar penyambungan digital
Pulse Code Modulator
Rangkaian PCM (Pulse Code Modulator) terdiri atas :
- Sebuah band limiting filter
- Rangkaian sample dan hold
- Quantizer
- Coder
- Paralel / serial converter

Lab. Sistem Telekomunikasi Pengajar : Rifqi Fuadi Hasani S.T, M.T


Gambar 1. Rangkaian Pulse Code Modulator
Bandwidth sinyal yang ditransmisikan s(t) dibatasi oleh LPF dan menurut
sampling, selanjutnya diberikan pada rangkaian sample dan hold. Sinyal sampling
selanjutnya dikuantisasi dan kemudian dikodekan ke dalam bentuk binary. Data
dalam bentuk paralel tersebut dikonversikan ke serial hingga dapat bentuk sinyal
PCM. Sinyal inilah yang selanjutnya ditransmisikan. Pulse code demodulator
terdiri atas :
- Paralel / serial converter
- Digital / analog converter
- LPF
Pulse Code Demodulator

Gambar 2. Rangkaian Pulse Code Demodulator


Informasi yang diterima dikonversikan ke bentuk paralel, oleh digital/analog
converter. Selanjutnya dikonversikan lagi untuk memperoleh kembali sinyal analog
dengan jalan menekan atau menghilangkan frekuensi clock. Pada jaringan telepon
digital menurut standar CCITT, PCM 30 / 32 mempunyai spesifikasi sebagai
berikut :
- Bandwitdh frekuensi 3,1 KHz

Lab. Sistem Telekomunikasi Pengajar : Rifqi Fuadi Hasani S.T, M.T


- Batas frekuensi 8 bit
- Frekuensi clock 8 KHz
- Data rate per kanal 64 Kbit/sec
- 30 Speech, 1 Sync, 1 kanal dialing tone
Kuantisasi dan Coding
Pada proses kuantisasi merupakan proses pemberian nilai terhadap trap Sample.
Cara termudah untuk mengkuantisasi sebuah sinyal PAM yaitu dengan membagi
dinamik [ kira-kira 60 dB untuk sebuah kanal pebicaraan ] menjadi sejumlah
interval kuantisasi yang sama. Batas-batas dari interval kuantisasi ini disebut nilai-
nilai seleksi, di mana sebuah pulsa akan ditentukan, termasuk interval kuantisasi
yang mana mendapatkan nilai berapa. Setiap pulsa yang terdapat di dalam sebuah
interval kuantisasi akan di encode sebagai memiliki nilai yang sama dengan nilai
pada tengah-tengah interval.

Lab. Sistem Telekomunikasi Pengajar : Rifqi Fuadi Hasani S.T, M.T


V. Data Hasil Percobaan
• Hubungkan rangkaian seperti pada diagram rangkaian.
• Set function generator pada : sinusoidal, 1 kHz, 1 Vpp.
• Hubungkan ke input Filter (1). Set tegangan sampling (2) pada maksimum.
• Gambarkan sinyal pada :
- input filter (1),
- output Frekuensi sampling (2),
- output sinyal PAM (3)

Jelaskan fungsi dari Pulse Amplitude Modulator :


Dalam Pulse Code Modulation, PAM berfungsi dalam proses sampling
(sample), sehingga dapat menghasilkan cuplikan berupa deretan pulsa. Dimana
selanjutnya amplitude itu akan dikuantisasi dalam proses quantizing.

Lab. Sistem Telekomunikasi Pengajar : Rifqi Fuadi Hasani S.T, M.T


• Gambarkan sinyal pada :
- input Pulse Code Modulator (3)
- output Pulse Code Demodulator (5)
- output Pulse Amplitude Demodulator (8).

Bandingkan kedua sinyal output (3) dan output (5)


Jelaskan setiap langkah pemrosesan sinyal :
TP3 merupakan sinyal PAM yang merupakan hasil dari proses sampling.
Selanjutnya, sinyal akan melewati Hold dan Pulse Shaper yang akan
menghasilkan sinyal PAM yang Terkuantisasi. Kemudian, sinyal akan
melewati A/D Converter dengan P/S (Parallel to Seri) sehingga pada TP5
menghasilkan sinyal PCM.

Lab. Sistem Telekomunikasi Pengajar : Rifqi Fuadi Hasani S.T, M.T


Bandingkan kedua sinyal output (5) dan output (8)
Jelaskan hubungan kedua sinyal tersebut :
TP5 dan TP8 memiliki Sinyal Output dengan bentuk yang sama. Namun TP5
merupakan hasil dari sinyal PCM sedangkan TP8 merupakan Sinyal CK.

• Gambarkan :
- Sinyal SYN (7)
- Sinyal CK (8)

Jelaskan maksud dari kedua sinyal tersebut dan delay antara kedua sinyal itu.
TP7 merupakan Sinyal SYN sedangkan TP8 merupakan Sinyal CK yang mana
pada proses ini dinamakan Proses Coding (Pengkodean). Hal ini menyebabkan
delay karena adanya perbedaan lebar pulsa antara TP7 dan juga TP8, dimana
TP8 itu sendiri memiliki lebar pulsa yang lebih sempit dibanding TP7.

• Lepas function generator


• Hubungkan sumber DC dengan output 15 Volt ke
input PAM modulator (1) gambar :
- Sinyal output Pulse Code Modulator (5)
- Sinyal CK (8)

Lab. Sistem Telekomunikasi Pengajar : Rifqi Fuadi Hasani S.T, M.T


Berikan Penjelasan :
Sinyal PCM pada TP5 digambarkan dengan bit-bit aktif. Sinyal CK pada TP8
berjalan dan ketika ada bit-bit yang tidak aktif (dari significant bit paling rendah,
maka bit dengan nilai 0 tidak ditransmisikan.

• Pasang kembali Function Generator


• Tunjukkan sinyal output dari Pulsa Code Modulator (5) dan sinyal CK (8)
• Switch off tiap-tiap bit dari A/D converter
• Gambar hasilnya

• Berikan keterangan mengenai kualitas transmisinya. Jelaskan prinsip kerja


dari transmisinya :

Lab. Sistem Telekomunikasi Pengajar : Rifqi Fuadi Hasani S.T, M.T


Sinyal PCM pada TP5 digambarkan dengan bit-bit aktif. Sinyal CK pada TP8
berjalan dan ketika ada bit-bit yang tidak aktif (dari significant bit paling rendah),
maka bit dengan nilai 0 tidak ditransmisikan.

• Bandingkan sinyal – sinyal input (1) dan output (10). Switch off bit – bit, berturut
– turut dari switch yang paling atas (significant bit yang paling rendah) ke bawah.

• Amati pengaruhnya dalam transmisi dan terangkan bagaimana kualitas sinyal


yang dihasilkan.
Setelah sinyal dikonversikan kembali ke bentuk parallel, oleh A/D Converter,
maka akan diperoleh kembali sinyal hasil Demodulasi.

Lab. Sistem Telekomunikasi Pengajar : Rifqi Fuadi Hasani S.T, M.T


VI. Analisis Data
• Giftri Faza
Pada percobaan ini digunakan gelombang informasi berupa gelombang
sinus 1Vpp dengan frekuensi 1 KHz dari function generator. Pada gelombang ini
akan dilakukan proses PCM (Pulse Code Modulation). Caranya adalah dengan
terlebih dahulu memproses sinyal ini menggunakan modulator PAM (Pulse
AmplitudeModulation). Output dari modulator PAM ini kemudian diproses
menggunakan modulator PCM. Pada modulator PAM, frekuensi clock generator
(frekuensi sampling )diatur sampai maksimum, yaitu 11,36 KHz. Sinyal informasi
disampling denganmenggunakan frekuensi clock tersebut. Output dari proses
sampling ini seperti yangditunjukkan pada oscilloscope. Bentuk gelombang output
berupa step-step yang membentuk tangga naik dan turun. Jika diperhatikan, bentuk
tangga ini menyerupai gelombang sinus. Hal ini berarti pada gelombang informasi,
level tegangan pada rentang waktu kontinyu tertentu diubah menjadi suatu nilai
step dengan waktu diskrit. Jadi nilai step-step ini mewakili rentang nilai/level
tegangan pada gelombang informasi, pada rentang waktu tertentu. Proses ini
disebut dengan Kuantisasi (Quantization). Dengan kata lain, pada modulator PAM
dilakukan proses sampling dan kuantisasi pada gelombang informasi.Sinyal hasil
kuantisasi dimasukkan ke rangkaian Hold dan Pulse Shaper. Rangkaian ini
berfungsi untuk menahan sementara gelombang input dengan waktu tertentu
kemudian diteruskankembali. Proses ini dilakukan bergantian secara terus-
menerus. Hasilnya seperti yang terlihat pada oscilloscope. Bentuk gelombang
output berubah, yaitu adanya step dengan nilai/level tegangan nol. Step bernilai nol
ini bergantian dengan step yang memiliki nilai/level tegangan (tidak nol). Hal ini
terjadi karena adanya proses menahangelombang sementara pada rangkaian Hold
dan Pulse Shaper, sehingga ketika gelombang ditahan sementara, nilai step menjadi
nol. Sinyal tersebut merupakan sinyal PAM.
• Shaffanah Ghaniyah Miranda
Kemudian pada percobaan selanjutnya, Sinyal PAM masuk ke modulator

Lab. Sistem Telekomunikasi Pengajar : Rifqi Fuadi Hasani S.T, M.T


PCM. Pada modulator PCM, sinyal PAM diubah menjadi sinyal digital dengan
menggunakan ADC (Analog to Digital Converter). Hasilnya dikonversikan dari
bentuk parallel menjadi bentuk serial. Setelah mengalami proses ini, sinyal akan
berubah menjadi deretan pulsa (sinyal digital). Deretan pulsa inilah yang disebut
sebagai sinyal PCM. Deretan pulsa ini terdiri dari 8 bit.Pada modulator PCM,
setelah ADC terdapat switch-switch. Setiap switch mewakili satu bit pada deretan
pulsa (sinyal PCM). Switch-switch ini mempengaruhisinyal PCM. Hal ini
ditunjukkan oleh gambar pada oscilloscope. Jika switch-switch ini dimatikan (off),
bit-bit akan menghilang dari sinyal PCM. Bit yang menghilang ini tergantung pada
switch mana yang dimatikan. Jika switch pertama (paling atas) yang dimatikan,
maka bit pertama (ujung kiri) yang akan menghilang. Begitu pula seterusnya,
sampai pada switch kedelapan (paling bawah) yang mewakili bit terakhir (ujung
kanan). Dengan demikian dapat diketahui bahwa switch pertama mewakili bit
paling kecil atau LSB (Least Significant Bit) dan switch terakhir mewakili bit
paling besar atau MSB (Most Significant Bit).
Pada modulator PCM digunakan dua sinyal khusus dalam proses modulasi.
Keduasinyal tersebut adalah sinyal SYN (Synchronous) dan sinyal CK. Sinyal SYN
digunakan untuk proses ADC sedangkan sinyal CK digunakan untuk proses
konversi dari parallel ke serial. Sinyal SYN berasal dari clock generator pada
modulator PAM.Sinyal CK merupakan sinyal SYN yang diubah menjadi deretan
pulsa 8 bit. Kedua sinyal ini digunakan untuk sinkronisasi sinyal pada proses
modulasi dan demodulasi. Tujuannya untuk menghindari kesalahan pada proses
modulasi dan demodulasi sinyal,selain itu menghindari kesalahan sewaktu
pengkodean sinyal menjadi 8 bit. Sinyal SYN dan CK memiliki perbedaan, seperti
yang ditunjukkan oleh oscilloscope. Sinyal CK memiliki lebar pulsa yang jauh
lebih kecil dibandingkan dengan lebar pulsa sinyal SYN. Selain itu antara sinyal
SYN dan sinyal CK terdapat jeda waktu (delay).
• Yusron Ardiansyah
Selanjutnya, dilakukan proses demodulasi pada sinyal PCM. pada

Lab. Sistem Telekomunikasi Pengajar : Rifqi Fuadi Hasani S.T, M.T


demodulasidilakukan proses yang sebaliknya, yaitu konversi dari serial ke parallel
dan konversidari digital ke analog. Pada konversi serial ke parallel digunakan
kembali sinyal CK.Sinyal SYN juga digunakan kembali pada konversi digital ke
analog. Hasil dari demodulator PCM seperti yang ditunjukkan oleh oscilloscope.
Jika dibandingkan dengan input modulator PCM (sinyal PAM) terlihat adanya
perbedaan. Sinyal output demodulator PCM tidak berubah kembali menjadi bentuk
sinyal PAM. Sinyal tersebut berbentuk tangga naik dan turun seperti sinyal
sampling yang belum melewati rangkaian Hold dan Pulse Shaper pada modulator
PAM. Sinyal ini kemudian diproses menggunakan demodulator PAM untuk
mengembalikan sinyal ke bentuk semula (gelombang sinus). Pada demodulator
PAM, digunakan sinyal SYN untuk mengatur clock. Output dari proses ini seperti
yang ditunjukkan pada oscilloscope. Gelombang output berbentuk sinusoida
sempurnaseperti gelombang input. Selanjutnya, dilakukan pengujian untuk
mengetahui pengaruh dari switch pada modulator PCM terhadap gelombang output
demodulator.
Pada oscilloscope, terlihat bahwa jika switch pertama dimatikan,
gelombang output masih berbentuk sinus yang bagus sehingga tidak terlalu
berpengaruh pada gelombang output.Jika switch selanjutnya dimatikan, terlihat
perubahan perlahan dari gelombang output. Gelombang akan semakin rusak
(cacat). Ketika switch terakhir dimatikan, gelombangoutput menjadi sangat cacat.
Gelombang tidak lagi berbentuk sinusoida. Hal ini membuktikan bahwa bit LSB
tidak terlalu berpengaruh pada gelombang output,sedangkan bit MSB sangat
berpengaruh pada gelombang output. Dengan kata lain, jika terjadi kesalahan
pengkodean pada bit MSB, maka akan terjadi kesalahan yang fatal karena
gelombang output tidak sesuai dengan gelombang informasi.

Lab. Sistem Telekomunikasi Pengajar : Rifqi Fuadi Hasani S.T, M.T


VII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
• PCM (Pulse Code Modulation) adalah salah satu teknik memproses suatu sinyal
analog menjadi sinyal digital melalui kode-kode pulsa. Proses-proses utama pada
sistem PCM, diantaranya Proses Sampling (Pencuplikan), Quantizing (Kuantisasi),
Coding (Pengkodean), Decoding (Pengkodean Kembali). (Giftri Faza)
• Proses PCM dilakukan dengan melakukan sampling dan kuantisasi terlebih dahulu
pada sinyal informasi, kemudian diubah menjadi deretan pulsa 8 bit. Pada modulasi
PCM sinyal PAM diproses kembali dengan mengubah sinyal sampling ke dalam
bentuk kode bit yang dapat ditransmisikan secara seri maupun paralel. Semakin
banyak bit yang digunakan dalam pengkodean maka hasil keluaran sinyal akan
semakin akurat dan apabila salah satu bit dinonaktifkan maka sinyal keluaran akan
mengalami kecacatan. (Shaffanah Ghaniyah Miranda)
• Pada PCM digunakan dua sinyal untuk sinkronisasi yaitu SYN dan CK. Tujuannya
untuk menghindari kesalahan pada proses modulasi, demodulasi, dan pengkodean.
Dan PCM ini berguna untuk menghemat jarak tempuh atau jalur yang digunakan
sehingga juga dapat menghemat biaya. (Yusron Ardiansyah)

VIII. Referensi
Triprijooetomo, S.T., M.T. Laboratorium Sistem Telekomunikasi : Pulse Code
Modulation. Depok : Politeknik Negeri Jakarta

Rafsyam, Yenniwarti, “Bahan Ajar : Pulse Code Modulation”

Susilawati, Indah, S.T., M.Eng. 2009. Teknik Telekomunikasi Dasar - Modulasi


Pulsa. Yogyakarta : Universitas Mercu Buana

https://fit.labs.telkomuniversity.ac.id/pcm-pulse-code-modulation/ diakses pada


30 Desember 2021

http://irham93.blogspot.com/2013/06/karakteristik-pcm-3032.html diakses pada


30 Desember 2021

Lab. Sistem Telekomunikasi Pengajar : Rifqi Fuadi Hasani S.T, M.T


IX. Lampiran

Lab. Sistem Telekomunikasi Pengajar : Rifqi Fuadi Hasani S.T, M.T


Lab. Sistem Telekomunikasi Pengajar : Rifqi Fuadi Hasani S.T, M.T
Lab. Sistem Telekomunikasi Pengajar : Rifqi Fuadi Hasani S.T, M.T
Lab. Sistem Telekomunikasi Pengajar : Rifqi Fuadi Hasani S.T, M.T
Lab. Sistem Telekomunikasi Pengajar : Rifqi Fuadi Hasani S.T, M.T
Lab. Sistem Telekomunikasi Pengajar : Rifqi Fuadi Hasani S.T, M.T
Lab. Sistem Telekomunikasi Pengajar : Rifqi Fuadi Hasani S.T, M.T

Anda mungkin juga menyukai