Anda di halaman 1dari 14

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan ISSN 2407-4268

ANALISIS POSISI BERSAING UNTUK MENENTUKAN


STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KRIPIK TEMPE
DI KOTA MALANG

RIRIL MARDIANA FIRDAUS

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi bersaing dan penetapan strategi
pemasaran produsen kripik tempe di Kota Malang. Penelitian ini merupakan
penelitian survei, dengan mengandalkan kuesioner sebagai instrumen
pengumpulan data. Metode penelitian ini dimaksudkan sebagai rancangan untuk
menguji atau membuktikan sesuatu melalui pengujian hipotesis (Confirmatory
research). Populasidalampenelitianiniadalahpengusahaindustri keripik
tempeyang berlokasidiKecamatanBlimbing, KotaMalang.Berdasarkan hasil
penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa posisi bersaing Industri Kripik
Tempe di Sanan terdapat 4 cluster yang terbagi dalam: Cluster 1 (pemimpin
pasar/market leader)beranggotakan 1 perusahaan atau usaha yaitu usaha tempe
yang dimiliki oleh Abdul Majid. Cluster 2 (penceruk pasar/market nicher)
beranggotakan 13 perusahaan atau usaha yaitu usaha tempe yang dimiliki oleh
Suwono, Kasturi, Bambang, Djumadi, Darto, Laili, Abd. Sholeh, Darmadji,
Suci, Priyo, Rokhim, Abdul Rochman, dan Wawan. Cluster 3 (penantang
pasar/market challenger) beranggotakan 8 perusahaan atau usaha yaitu usaha
tempe yang dimiliki oleh Bawon, Setyowati, Djuari, Kutiya, Priyo, Hari,
Tumiran, dan Hasan. Cluster 4 (pengikut pasar/market follower) beranggotakan
11 perusahaan atau usaha yaitu usaha tempe yang dimiliki oleh Choiri, Ema,
Maslikah, Gunari, Suparmi, Zaini, M. Ainur, H. Taufik, Agus, Chifni, dan Hj. R.
Jannah.

Kata kunci: Posisi Bersaing, Strategi Pemasaran

LATAR BELAKANG unjungnya. Mereka dapat menikmati


Paris van East Java yang beragam makanan khas kota Malang.
tidak lain adalah kota Malang, Misalnya bakso Malang (Oskab
memiliki daya tarik tersendiri bagi Malang) dan kripik tempe Malang.
para pengunjungnya. Selain berhawa Terkait dengan salah satu isi
dingin, kota Malang terkenal dengan Tri Bina Cita kota Malang yaitu
berbagai macam sebutan, antara lain Malang sebagai kota Industri, kripik
kota pesiar, kota peristirahatan, dan tempe Malang merupakan produk
kota bunga. Hal tersebut tercetus industri unggulan di kota Malang.
dalam Tri Bina Cita kota Malang, Namun baru-baru ini kita dikejutkan
yaitu Malang sebagai kota dengan naiknya harga bahan pokok
Pendidikan, Pariwisata, dan Industri. pembuatan kripik tempe yaitu
Bahkan Malang pun juga memiliki minyak goreng dan harga kedelai.
bahasa khas, yaitu bahasa balikan Sehingga hal ini menjadikan kripik
dan bahasa ini sering digunakan oleh tempe sulit bersaing dalam hal harga
Arema (Arek-arek Malang) asli. (cost). Sehingga diperlukan alternatif
Kota Malang juga memberi persaingan lainnya yaitu salah
pelayanan khusus bagi para peng- satunya persaingan dalam bentuk
Alamat Korespondensia:
Riril Mardiana Firdaus,M.Pd, Dosen FKIP Universitas Kanjuruhan Malang
Email: riril_smart@yahoo.com
391 | Riril Mardiana Firdaus

rasa dan juga kualitas. Kripik tempe dalam perjalanannya industri ini
Malang terkenal gurih, renyah, enak banyak mengalami masalah antara
dan terutama kekhasan rasanya yang lain banyaknya pesaing yang terus
tidak dapat ditiru oleh kripik-kripik masuk dalam bisnis ini. Hal ini
tempe lainnya. Serta inovasi, mengakibatkan persaingan yang
kreatifitas, dan keunikan rasa dari semakin ketat sehingga para pelaku
produksi kripik tempe Malang yang atau produsen kripik tempe harus
sangat berbeda dengan kripik tempe dapat menentukan strategi untuk
kota lainnya. Beragam rasa kripik dapat memenangkan persaingan.
tempe Malang seperti kripik tempe Strategi pemasaran yang tepat dapat
spesial rasa original, barbeque, diru-muskan jika perusahaan mampu
pedas, manis, jagung bakar, balado, mengidentifikasi posisi bersaingnya.
keju, pizza, dan rumput laut. Posisi bersaing terdiri dari pemimpin
Konsumennya pun mulai dari pasar (market leader), penantang
kalangan menengah ke bawah hingga pasar (market challenger), pengikut
menengah ke atas. Sampai saat ini pasar (market follower), dan
industri kripik tempe hanya tersebar penceruk pasar (market nicher).
di beberapa kawasan kota Malang, Seiring dengan kenaikan
seperti kawasan Sanan yang telah harga kedelai yang mencapai Rp
menjadi sentra industri kripik tempe, 8.500,00/ kg, otomatis biaya
Blimbing dan Purwantoro saja. produksi juga tinggi, sehingga
Kawasan industri kripik tempe pemasaran kripik tempe menurun
tersebut akan ramai didatangi dan ratusan perajin kripik tempe
pembeli dan banjir pesanan saat hari- berhenti berproduksi. Kondisi
hari besar saja, karena mereka tersebut, diperpuruk dengan kenaikan
cenderung memanfaatkan kripik harga minyak mencapai Rp
tempe Malang sebagai oleh-oleh. 11.800,00/kg. Keuntungan yang
Sebaliknya, kondisi tersebut berbeda didapat oleh produsen kripik tempe
jauh dengan keseharian produksi mengalami penurunan hingga 40
kripik tempe Malang yang cenderung persen. Namun, para produsen kripik
hanya dipasarkan pada rumah tangga tempe tidak akan menaikkan harga
dan pasar saja. Selain itu, produksi jualnya pada konsumen. Karena
kripik tempe kota Malang masih mereka khawatir konsumen akan lari
berkutat memenuhi konsumsi pasar dari para produsen kripik tempe yang
lokal. Padahal kripik tempe masih tersisa. Para produsen kripik
merupakan salah satu potensi ekspor tempe mengeluhkan semakin mem-
yang bisa dikembangkan. bengkaknya biaya produksi, bila
Industri kripik tempe di Desa sebelumnya mereka membeli minyak
Sanan Malang yang merupakan goreng dengan harga Rp 8.500 kini
bagian dari UMKM mengalami naik menjadi sekitar Rp 11.800 per
perkembangan yang cukup baik. kilogram (kg). "Setiap hari rata-rata
Hingga kini berjumlah kurang lebih menghabiskan minyak goreng hingga
65 pengrajin dari total penduduk 30 kg," kata Ibu Bawon salah
yang ada di Desa Sanan. Bahkan saat seorang pengrajin,
ini Sanan sudah menjadi sentra Menghadapi kondisi industri
industri kecil penghasil kripik tempe kripik tempe seperti saat ini,
dan menjadi salah satu produk diperlukan terobosan baru bagi
unggulan Kota Malang. Namun industri kripik tempe Malang, baik

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan


Analaisis Posisi Bersaing… | 392

dalam hal peningkatan kualitas


produksi kripik tempe Malang, TINJAUAN PUSTAKA
pema-saran kripik tempe Malang 1. Posisi Bersaing
serta operasional kripik tempe Michael Porter (1994:1)
Malang. Sehingga produksi kripik mengungkapkan bahwa persaingan
tempe yang hanya berkutat di adalah inti dari keberhasilan atau
kawasan lokal saja (go local), dapat kegagalan perusahaan. Hal ini
bersaing dengan kota-kota lainnya mengandung pengertian bahwa
melalui berbagai ide kreatif dan kegagalan tergantung pada
inovatif. Semua pihak, baik keberanian perusahaan untuk
pemerintah, akademisi, serta bersaing, tidak mungkin keber-
masyarakat kota Malang harus hasilan bisa diperoleh. Persaingan
bertindak bersama-sama untuk menentukan ketepatan aktivitas
mewujudkan kembali kondisi perusahaan yang dapat menyokong
industri kripik tempe Malang agar kinerjanya,seperti inovasi,budaya
lebih maju dari kondisi sebelumnya. kohesif atau pelaksanaan yang baik.
Rumusan Masalah Strategi bersaing adalah pencarian
Mengingat pentingnya akan posisi bersaing yang
penentuan strategi pemasaran menguntungkan di dalam suatu
berdasar-kan posisi bersaing maka industri, area fundamental tempat
rumusan masalah dalam penelitian persaingan terjadi. Strategi bersaing
ini adalah: Bagaimana posisi bertujuan untuk mene-gakan posisi
bersaing dan penetapan strategi yang menguntungkan dan dapat
pemasaran produsen kripik tempe di dipertahankan terhadap kerkuatan-
Kota Malang? kekuatan yang menen-tukan
Tujuan dan Manfaat penelitian persaingan industri.
1. Tujuan Perusahaan-perusahaan yang
Untuk menganalisis posisi bersaing pada pasar sasaran yang
bersaing dan penetapan strategi sama, pada waktu tertentu mem-
pemasaran produsen kripik tempe punyai sasaran dan sumber daya
di Kota Malang. yang berbeda. Sebagian perusahaan
2. Manfaat mempunyai banyak sumber daya
a. Bagi industri kripik tempe sedangkan yang lain tidak, sebagian
Malang, merupakan merupakan perusahaan yang sudah
terobosan baru dalam hal tua dan mapan sedangkan yang lain
produksi, pemasaran, dan masih baru, dan sebagainya.
operasional untuk Perusahaan menempati posisi
meningkatkan daya saing bersaing yang berbeda-beda dalam
terhadap kota-kota lainnya. satu pasar sasaran.
b. Mengaplikasikan Posisi bersaing yang
multidisiplin ilmu untuk didasarkan pada peran yang dimain-
menghasilkan produk kan perusahaan dalam pasar sasaran
industri unggulan. dibagi menjadi empat (Kotler &
c. Bagi peneliti, menambah Amstrong, 2001), yaitu:
wawasan mengenai 1) Pemimpin pasar (Market
produksi, pemasaran, dan leader). Perusahaan dalam suatu
operasional industri kripik industri dengan pangsa pasar
tempe Malang. terbesar, perusahaan ini biasanya

ISSN 2407-4268
393 | Riril Mardiana Firdaus

memimpin peru-sahaan lain pangsa pasar 30%, selalu


dalam perubahan harga, berusaha untuk mencari kele-
pengenalan produk baru, cakupan mahan pemimpin pasar dan
distribusi, dan intensitas promosi. menyerangnya baik secara
2) Penantang pasar (Market langsung maupun tidak langsung,
challenger) Perusahaan pering- memusatkan upaya mereka pada
kat kedua dalam suatu industri tindakan mengambil alih
yang sedang berjuang keras perusahaan-perusahaan yang
untuk meningkatkan pangsa lemah.
pasarnya. 3). Pengikut pasar (Market follower)
3) Pengikut pasar (Market follower). adalah pedagang yang selalu
Perusahaan pering-kat kedua mencoba untuk menonjolkan ciri
dalam suatu industri yang ingin khasnya kepada pasar sasaran
mempertahankan pangsa pasar- seperti lokasi, pelayanan,
nya tanpa mengganggu keseim- keunggulan produk, dan sebagai-
bangan. nya, memilih untuk meniru
4) Perelung pasar (Market nicher). produk atau strategi pemimpin
Perusahaan dalam suatu industri pasar dan penantang pasar
yang melayani segmen kecil yang daripada menyerang mereka,
dilupakan atau diabaikan biasanya memperoleh laba yang
perusahaan lain. tinggi karena tidak menanggung
Tjiptono (2001:49) membagi beban pengeluaran yang besar
posisi bersaing perusahaan dan untuk inovasi.
karakteristiknya sebagai berikut : 4). Perelung pasar (Market nicher)
1). Pemimpin pasar (Market leader) pedagang yang biasanya berspe-
adalah yang memiliki pangsa sialisasi secara geografis,
pasar yang terbesar (40%) dalam merupakan perusahaan yang daya
pasar produk yang relevan, lebih beli dan ukurannya cukup besar
unggul dari perusahaan lain agar dapat menguntungkan,
dalam hal pengenalan produk memiliki potensi untuk
baru, cakupan distribusi, dan berkembang.
intensitas promosi, dan Meru- Shimaguchi (2006)
pakan pusat orientasi para mengemukakan Matriks Posisi
pesaing (diserang, ditiru, atau Bersaing (Competitive Position
dijauhi). Matrix) sebagai berikut :
2). Penantang pasar (Market
challenger) adalah yang memiliki
Relative Position of Quantity
Managerial Resources Large Small
Quality High Leader Nicher
Low Chalengger Follower
Sumber : Shimaguchi, 2006
Quantitative managerial pemasaran, teknologi, kepe-
resources terdiri dari jumlah mimpinan, dan lain-lain. Hasil dari
penjualan, kekuatan modal, kapasitas mapping inilah yang digunakan
produksi, dan sebagainya. Sedangkan sebagai dasar penentuan strategi
qualitative managerial resources bersaing bagi masing-masing
terdiri dari kekuatan merek, perusahaan.

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan


Analaisis Posisi Bersaing… | 394

Pertama, Pemimpin pasar


(Market leader) peranannya yaitu;
2. Strategi Pemasaran a). mengembangkan pasar
Menurut Kotler(2002: 6) keseluruhan dapat dilakukan
pemasaran adalah proses sosial yang dengan mencari pemakai baru,
didalamnya ada individu dan mencari kegunaan baru,
kelompok memperoleh apa yang penggunaan yang lebih banyak
mereka butuhkan atau inginkan (lebih sering),
dengan menciptakan, menawarkan, b). Melindungi pangsa pasar dapat
dan mempertukarkan barang atau dilakukan dengan pertahanan
jasa yang bernilai dengan pihak lain. posisi, pertahanan samping,
Sedangkan pemasaran menurut pertahanan aktif mendahului,
Stanton dalam Dharmesta (2005: 5) pertahanan serang balik,
adalah suatu sistem keseluruhan dari pertahanan bergerak, dan
kegiatan-kegiatan bisnis yang pertahanan penciutan
ditujukan untuk merencanakan, c). Memperluas pangsa pasar dapat
menentukan harga, mempromosikan, dilakukan dengan keunggulan
dan mendistribusikan barang dan jasa operasional, kepemimpinan
yang memuaskan kebutuhan baik produk, dan keakraban dengan
kepada pembeli yang ada maupun pelanggan.
pembeli potensial. Kemudian, Kedua, Penantang pasar
pemasaran yang dikutip Saladin (Market challenger) akan
(2003:1) adalah suatu sistem total melakukan Serangan dari depan,
dari kegiatan bisnis yang dirancang serangan mengepung, serangan
untuk merencanakan, menentukan menyamping, serangan lintas,
harga, promosi dan mendistribusikan serangan gerilya. Strategi-strategi
barang-barang yang dapat menyerang di atas sangat luas
memuaskan keinginan dan mencapai sifatnya. Berikut ini adalah beberapa
pasar sasaran setta tujuan perusahaan strategi serangan yang spesifik bagi
Dengan demikian, dapat penantang pasar (Kotler &
disimpulkan bahwa pengertian Keller,2007) ; Strategi pemotongan
pemasaran adalah suatu proses sosial harga, strategi produk murah,
dan manajerial dari individu maupun strategi produk prestise, strategi
kelompok untuk memenuhi pengembangbiakan produk, strategi
kebutuhan dan keinginannya melalui inovasi produk, strategi penyem-
penciptaan, penawaran, dan pertuka- purnaan layanan, strategi inovasi
ran produk (nilai) dengan pihak lain, distribusi, strategi penekanan biaya
dalam hal ini diharapkan mampu produksi, dan promosi yang intensif.
memberikan kepuasan kepada Ketiga, Pengikut pasar
konsumennya. (Market follower) melakukan
Setelah perusahaan menge- kegiatan seperti a) Cloner yaitu
tahui posisi bersaingnya maka meniru dan menyamai segmen pasar
selanjutnya adalah menentukan stra- dan bauran pemasaran pemimpin
tegi bersaing atau strategi pema- pasar.b) Imitiator yaitu membuat
saran. Strategi pemasaran berda- beberapa differensiasi namun tetap
sarkan posisi bersaing (Tjiptono, meniru pemimpin pasar dalam hal
2001) antara lain: pembaruan pasar dan bauran
pemasaran. c) Adapter yaitu

ISSN 2407-4268
395 | Riril Mardiana Firdaus

mencontoh produk-produk pemimpin bahwa setelah dicari kaitan antar


pasar, memproduksinya namun faktor yang saling mendukung
dengan improvisasi. didapatkan strategi generik
Keempat, Perelung pasar terpilih. Strategi generik yang
(Market nicher) Gagasan pokok direkomendasikan bagi PT
dalam menggarap ceruk pasar adalah Ayodya Puri Nugraha adalah
spesialisasi antara lain spesialis melakukan strategi diferensiasi
pemakai akhir, tingkat vertikal, yang implementasinya meliputi
ukuran pelanggan, pelanggan posisi produk, bauran pemasaran
tertentu, geografis, produk atau lini dan proses.
produk, sifat (karakteristik) produk,
pesanan, kualitas atau harga, jasa, METODE PENELITIAN
dan saluran distribusi. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ditetapkan
Kajian Empirik di Dusun Sanan Kelurahan
1. Dewi (2001) melakukan Purwantoro Kecamatan Blimbing
penelitian mengenai penentuan Kota Malang dengan objek penelitian
posisi bersaing poliklinik PMI di adalah pengusaha kripik tempe .
Bogor.Penelitian yang ditujukan Alasan umum ditetapkannya daerah
untuk menganalisis penentuan ini sebagai lokasi penelitian adalah
posisi bersaing ini, menggunakan karena Kota Malang merupakan
rancangan penelitian deskriptif salah satu daerah yang merupakan
analitik dengan pendekatan pusat industri di Jawa Timur, baik
kualitatif dan kuantitatif. Hasil itu sektor industri berskala besar,
penelitian menunjukkan bahwa sedang maupun kecil. Sedangkan
karakteristik pelanggan Poliklinik alasan khususnya adalah karena
Spesialis RSU PMI Bogor industri kripik tempe merupakan
terbanyak berasal dari kotamadya salah satu produk unggulan di Kota
Bogor, mayoritas kelompok usia Malang dan paling banyak dikenal
produktif dari kelas menengah oleh masyarakat (Kanwil
bawah dengan pendidikan Departemen Industri dan
menengah dan pekerjaan pegawai Perdagangan Kota Malang, 2000)
negeri. Karakteristik pelanggan Jenis Penelitian
ini menjadi dasar persepsi Penelitian ini merupakan
mengenai posisi poliklinik itu penelitian survei, dengan mengan-
sendiri dan posisi pesaing. dalkan kuesioner sebagai instrumen
Berdasar persepsi pelanggan pengumpulan data ( Singarimbun,
disimpulkan posisi poliklinik ini 1995). Metode penelitian ini
dengan pelayanan yang baik dan dimaksud-kan sebagai rancangan
terjangkau. untuk menguji atau membuktikan
2. Daniar Arifin (2000) meneliti sesuatu melalui pengujian hipotesis
tentang analisis posisi bersaing (Confirmatory research).
untuk menentukan strategi Populasi dan Sampel Penelitian
pemasaran Perumahan ekslusif Populasi dalam penelitian
Puri Ayodya di kawasan kota ini adalah pengusaha industri keripik
Semarang. Hasil analisis SWOT tempe yang berlokasi di Kecamatan
yang menggunakan analisis Blimbing, Kota Malang. Populasi
TOWS Matrix menunjukkan dalam penelitian ini yaitu pemilik

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan


Analaisis Posisi Bersaing… | 396

industri keripik tempe yang berjum- Pada penelitian ini pencarian


lah 65 pemilik home industri data akan lebih ditekankan pada
(Koperasi Tempe Tahu Malang, penggunaan kuesioner. Dimana
2013). Teknik pengambilan sampel kuesioner akan diberikan kepada
pada penelitian ini menggunakan pengusaha industri kripik tempe
metode simple random sampling yang telah terpilih sebagai
dilakukan secara acak tanpa sampel penelitian.
didasarkan atas strata yang ada 2. Data sekunder, merupakan data
dalam populasi itu. Jumlah sampel pendukung data primer yang
yang diambil dalam penelitian ini diperoleh dari Biro Pusat
adalah 33 pengusaha industri keripik Statistik, Departemen Perindus-
tempe. Data dianalisis dengan trian dan Perdagangan, Kantor
analisis dekriptif dan tabulasi silang. Kecamatan dan Kantor Desa.
Variabel Penelitian Teknik Pengumpulan Data
Variabel dalam penelitian Teknik yang digunakan yaitu
terdiri dari penjualan, jumlah dengan menggunakan kuesioner,
produksi, harga, modal, lama usaha, melakukan wawancara dan studi
dan jumlah tenaga kerja. dokumen
Definisi Operasional Skala dan Pengukuran
1. Penjualan adalah total pemasu- Dalam penelitian ini akan
kan yang diperoleh dari dibagikan kuesioner yang disusun
penjualan sebelum dikurangi dalam kalimat-kalimat pernya-taan.
biaya yang dikeluarkan. Responden diminta membe-rikan
2. Jumlah produksi kripik tempe tanggapannya dengan memberikan
yang dihasilkan per bulan dalam tanda pada salah satu pilihan.
satuan kilogram (kg). Jawaban dari responden yang bersifat
3. Harga merupakan harga jual per kualitatif kemudian dikuantitatifkan
kilogram dari setiap produk yang dan diukur dengan skala likert.
ditawarkan oleh perusahaan. Metode Analisis Data
4. Modal adalah biaya yang Model analisis yang
dikeluarkan dalam proses digunakan dalam penelitian ini
produksi dan habis dalam satu didahului oleh pengujian validitas
kali proses produksi tidak dan reliabilitas variabel kemudian
termasuk biaya peralatan. dilanjutkan dengan menggunakan
5. Lama usaha adalah lamanya analisis Cluster
profesi yang dijalani oleh Uji Validitas
pengusaha kripik tempe yang Uji validitas digunakan untuk
dinyatakan dalam tahun. mengetahui valid tidaknya instrumen
6. Jumlah tenaga kerja adalah pengukuran. Dimana instrumen
jumlah tenaga kerja yang ada saat dikatakan valid apabila dapat
ini. mengukur apa yang semesti-
Jenis dan Sumber Data nya diukur secara tepat (Arikunto,
Dalam penelitian ini Suharsimi, 1991). Valid tidaknya
digunakan dua sumber data yaitu : suatu instrumen dapat dilihat dari
1. Data primer, merupakan data nilai koefisien korelasi antara skor
yang diperoleh secara langsung item dengan skor totalnya pada taraf
dari responden ( pengusaha signifikansi 5%.
Kripik Tempe di Kota Malang) Uji Reliabilitas

ISSN 2407-4268
397 | Riril Mardiana Firdaus

Suatu instrumen dikatakan tidak mirip. Alat yang membantu


reliabel apabila dapat mengukur untuk memperjeas proses hirarki ini
variabel dengan hasil yang mantap disebut dendogram.
atau bisa dipercaya untuk digunakan Kedua, Metode Non-
sebagai alat pengumpul data karena Hirarkis. Pada metode ini,
sudah dianggap baik (Arikunto dan pengelompokan dimulai dengan
Suharsimi, 1991). Suatu instrumen menentukan terlebih dahulu jumlah
dapat diterima apabila memiliki nilai cluster yang diinginkan (dua, tiga,
koefisien reliabilitas minimal 0,50. empat, atau yang lain). Setelah
Analisis Cluster jumlah cluster ditentukan kemudian
Penelitian ini menggunakan dilakukan proses analisis cluster
metode analisis cluster yang dengan tanpa mengikuti proses
bertujuan untuk mengelompokkan hirarki. Metode ini disebut dengan
obyek berdasarkan kesamaan K-Means Cluster. Analisis cluster
karakteristik diantara obyek-obyek dalam penelitian ini menggunakan
tersebut (Malhotra, 2006). Data metode non-hirarkis atau K-Means
mengenai masing-masing perusahaan Cluster. Jika data yang digunakan
yang terdiri dari data penjualan, memiliki variabilitas satuan maka
jumlah produksi, harga, modal, dan harus dilakukan proses
jumlah tenaga kerja dianalisis untuk standarisasi/transformasi data
melakukan mapping posisi bersaing terlebih dahulu dan sebaliknya, jika
perusahaan dengan menggunakan tidak mempunyai variabilitas satuan
matriks posisi bersaing. Dari hasil maka proses analisis cluster dapat
mapping tersebut akan diketahui di langsung dilakukan tanpa terlebih
mana posisi bersaing masing-masing, dahulu melakukan proses
bisa sebagai pemimpin, penantang, standarisasi/transformasi data.
pengikut, atau perelung pasar. Metode analisis cluster dilakukan
Tujuan utama dalam analisis cluster dengan program SPSS.
adalah mempartisi suatu set obyek
menjadi dua kelompok atau lebih HASIL DAN PEMBAHASAN
berdasarkan kesamaan karakteristik Gambaran Umum Obyek
khusus yang dimiliki. Kelompok atau Penelitian
cluster yang terbentuk merefleksikan Tempe sebenarnya merupa-
struktur yang melekat pada data kan produk andalan kampung Sanan.
seperti yang didefinisikan oleh Sebelum dikenal sebagai sentra
variabel-veriabel. Metode kripik tempe. Sanan telah lama
pengelompokan dalam analisis dikenal sebagai sentra tempe.
cluster terdiri dari : Pertama, Metode Hampir seluruh penduduk kampung
Hirarkis. Pada metode ini, tersebut sejak puluhan tahun lalu
pengelompokan dimulai dengan dua bergiat sebagai produsen tempe.
atau lebih obyek yang mempunyai Usaha tempe sudah menjadi usaha
kesamaan paling dekat. Kemudian turun temurun di kampung ini.
diteruskan pada obyek yang lain dan Jika tempe-tempe yang dijual
seterusnya hingga cluster akan di pasar tidak laku, tempe tersebut
membentuk semacam “pohon” akan dijadikan kripik tempe. Hal ini
dimana terdapat tingkatan atau untuk menghindari kerugian. Tempe
hirarki yang jelas antar obyek, dari yang tidak laku, ketika sudah diolah
yang paling mirip hingga yang paling menjadi kripik tempe maka umur

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan


Analaisis Posisi Bersaing… | 398

kadaluarsanya bertambah. Selain itu negeri. Harga bumbunya Rp.


nilai jual produk tempe ini juga ikut 30.000,- perkilogram. Namun, tak
terangkat. semua pengrajian memproduksi
Semakin tumbuh dan kripik tempe dengan variasi rasa
berkembangnya usaha kripik di yang banyak. Ada sebagian pengrajin
kampung Sanan ini, maka semakin tempe yang membuat satu macam
berkembang pula inovasi rasa kripik rasa saja. Lalu, pengrajin lain yang
tempe yang dikemas dalam kemasan akan memberikan tambahan bumbu
cantik dan beraneka ragam rasa sendiri. Sehingga terjadilah simbiosis
memang merupakan salah satu mutualisme yang saling mengun-
kreatifitas para pengrajin tempe tungkan dikalangan pengrajin.
Sanan. Mereka tahu betul, rasa kripik Di sentra Sanan sudah ada
tempe yang semata gurih akan koperasi, yakni Primkopti Bangkit
membuat orang bosan. Rasa kripik Usaha. Koperasi tersebut merupakan
yang membosankan tentu saja akan wadah bagi para pengrajin, baik
menurunkan minat pembeli, ujung- pengrajin tempe maupun pengrajin
ujungnya omset mereka bisa turun. kripik tempe. Namun, koperasi
Oleh karena itu, perlu adanya tersebut hanya mengurusi masalah
perubahan rasa. pasokan kedelai, bukan masalah
Awalnya, kripik tempe Sanan pemasaran.
memang hanya diproduksi dala satu Hasil Analisis Statistik
rasa yaitu gurih. Tak berbeda dengan 1. Uji Validitas
kripik tempe buatan pengrajin di Uji validitas dilakukan untuk
daerah-daerah lain. Tapi ketika usaha mengetahui kesahihan atau
kripik tempe di Sanan semakin kehandalan item-item pertanyaan
menggeliat, para pengrajin mulai yang terdapat pada kuesioner
membuat berbagai inovasi rasa. penelitian. Peneliti melakukan uji
Pengrajin kripik tempe dengan merek validitas dengan memberikan
Burung Swarilah penggagas kuesioner kepada 33 responden.
membuat kripik tempe dengan rasa Pengujian dilakukan dengan cara
yang bermacam-macam. Muncul ide melihat koefisien korelasi product
tersebut dari adanya produk-produk moment antara tiap item dengan skor
makanan ringan atau cemilan di total dari item tersebut. Instrumen
supermarket yang memiliki beragam dinyatakan sahih atau handal apabila
cita rasa. mempunyai koefisiensi di atas harga
Kini pengrajin kripik tempe korelasi pada tabel product moment.
di kampung Sanan mampu menjual Berdasarkan hasil uji validitas
kripik tempe dengan 18 macam rasa. yang dilakukan peneliti, menyatakan
Ada kripik tempe rasa ayam bakar, bahwa item-item pertanyaan yang
ayam kecap, ayam bawang, bumbu digunakan adalah sahih atau handal
rujak, jagung manis dan sambal karena memiliki nilai koefisiensi
udang. Ada juga inovasi rasa yang korelasi di atas nilai r tabel (0,361),
mencoba meniru rasa masakan luar sehingga kuesioner dapat
negeri. Contohnya kripik tempe rasa dipergunakan sebagai alat
beef barbeque, jagung amerika, pengumpul data penelitian.
pepperoni, lada hitam dan rasa pizza. 2. Uji Reliabilitas
Bumbu-bumbu kripik Untuk menguji konsistensi alat
tersebut harus diimpor dari luar ukur penelitian digunakan formula

ISSN 2407-4268
399 | Riril Mardiana Firdaus

Alpha Cronbach. Instrumen untuk mengungkap data yang bisa


dikatakan reliabilitas tinggi bila ra dipercaya pula.
≥0,5. Dari hasil perhitungan Hasil Analisis Cluster
diperoleh hasil ra = 0,5075 maka Karena data yang digunakan
dapat dinyatakan tingkat reliabilitas memiliki variabilitas satuan maka
instrumen ini tinggi. Hal ini dilakukan proses standarisasi/
mengindikasikan bahwa instrumen transformasi data terlebih dahulu.
dapat dipercaya, sehingga mampu Setelah itu baru dilakukan proses
analisis cluster.
Hasil analisis cluster dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.2 Iteration History
Iteration Change in Cluster Center
1 2 3 4
1 .000 2.245 1.661 2.006
2 .000 .219 .308 .172
3 .000 .158 .000 .206
4 .000 .000 .000 .000
Sumber: Data diolah (2013)
Berdasarkan tabel 4.2 diatas iterasi dengan jarak minimum antar
diketahui bahwa untuk mendapat-kan pusat cluster yang terjadi dari hasil
cluster yang tepat, proses clustering iterasi adalah 4, 456
yang dilakukan melalui 4 tahapan

Tabel 4.3 Final Cluster Centres


Cluster
1 2 3 4
Z score 4.10824 -.41930 .54251 -.19123
(Penjualan) 4.27863 -.45950 .60375 -.19276
Z score -1.34694 .49784 -.30662 -.32852
(Produksi) 2.73673 -.78997 .37274 .52965
Z score (Harga) -.45772 -.57960 1.56683 -.14084
Z score (Modal) 2.24829 -.55279 -.37242 .71724
Z score (Lama)
Z score (Tenaga
Kerja)

Sumber: Data diolah (2013)


Output final cluster centres produksi, jumlah modal, dan jumlah
tersebut masih terkait dengan proses tenaga kerja di atas rata-rata.
standarisasi data sebelumnya, yang Sedangkan harga dan lama usaha di
mengacu pada z-score dengan bawah rata-rata. Dengan demikian
ketentuan sebagai berikut : 1) Nilai maka dapat disimpulkan bahwa
negatif (-) berarti data berada di bawah cluster 1 merupakan pengelom-pokan
rata-rata total, 2) Nilai positif (+) dari perusahaan yang termasuk
berarti data berada di atas rata-rata kategori pemimpin pasar (leader)
total dicirikan dengan jumlah penjualan,
Tabel 4.3 dapat didefinisikan jumlah produksi, jumlah modal, dan
sebagai berikut : Cluster 1 terdiri dari jumlah tenaga kerja di atas rata-rata.
perusahaan atau usaha yang Cluster 2 terdiri dari
mempunyai jumlah penjualan, jumlah perusahaan atau usaha yang

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan


Analaisis Posisi Bersaing… | 400

mempunyai harga di atas rata-rata demikian maka dapat disimpulkan


sedangkan jumlah penjualan, jumlah bahwa cluster 3 merupakan
produksi, jumlah modal, lama pengelompokan dari perusahaan
usaha, dan jumlah tenaga kerja di yang termasuk kategori penantang
bawah rata-rata. Dengan demikian pasar (challenger).
maka dapat disimpulkan bahwa Cluster 4 terdiri dari
cluster 2 merupakan penge- perusahaan atau usaha yang
lompokan dari perusahaan yang mempunyai jumlah modal dan
termasuk kategori penceruk pasar jumlah tenaga kerja di atas rata-rata
(nicher). sedangkan jumlah penjualan, jumlah
Cluster 3 terdiri dari produksi, harga, dan lama usaha di
perusahaan atau usaha yang bawah rata-rata. Dengan demikian
mempunyai jumlah penjualan, maka dapat disimpulkan bahwa
jumlah produksi, jumlah modal, dan cluster 4 merupakan penge-
lama usaha di atas rata-rata, lompokan dari perusahaan yang
sedangkan harga dan jumlah tenaga termasuk kategori pengikut pasar
kerja di bawah rata-rata. Dengan (follower).
Tabel 4.4 Hasil ANOVA
Cluster Error F Sig
Mean df Mean df
Square Square
Z score
(Penjualan) 7.098 3 .296 26 23.952 .000
Z score
(Produksi) 7.870 3 .207 26 37.965 .000
Z score
(Harga) 2.227 3 .858 26 2.594 .074
Z score
(Modal) 6.414 3 .375 26 17.088 .000
Z score
(Lama) 6.502 3 .365 26 17.803 .000
Z score
(Tenaga Kerja) 5.001 3 .538 26 9.291 .000

Sumber: Data diolah (2013)


Nilai F dan nilai probabilitas cluster yang terbentuk. Berdasarkan
(sig) masing-masing variabel tabel 3 di atas maka diketahui
digunakan untuk melihat nilai bahwa perbedaan variabel pada
perbedaan variabel pada cluster cluster yang terbesar ada pada
yang terbentuk. Semakin besar nilai jumlah produksi dengan nilai F
F dan (sig < 0,05), maka semakin sebesar 37,965 dan sig = 0,00.
besar perbedaan variabel pada
Tabel 4.5.Jumlah setiap cluster
Cluster 1 1.000
2 13.000
3 6.000
4 10.000
Valid 30.000
Missing 12.000

ISSN 2407-4268
401 | Riril Mardiana Firdaus

Sumber: Data diolah (2013)


Tabel 4.5 menunjukkan bahwa melindungi pangsa pasar dapat
: Cluster 1 (pemimpin pasar/market dilakukan dengan pertahanan posisi,
leader)beranggotakan 1 perusahaan pertahanan samping, pertahanan aktif
atau usaha yaitu usaha tempe yang mendahului, pertahanan serang balik,
dimiliki oleh Abdul Majid. Cluster 2 pertahanan bergerak, dan pertahanan
(penceruk pasar/market nicher) penciutan; 3, memperluas pangsa
beranggotakan 13 perusahaan atau pasar dapat dilakukan dengan
usaha yaitu usaha tempe yang keunggulan operasional, kepemim-
dimiliki oleh Suwono, Kasturi, pinan produk, dan keakraban dengan
Bambang, Djumadi, Darto, Laili, pelanggan.
Abd. Sholeh, Darmadji, Suci, Priyo, Perusahaan atau usaha yang
Rokhim, Abdul Rochman, dan termasuk cluster 2 merupakan
Wawan. Cluster 3 (penantang perusahaan berposisi sebagai
pasar/market challenger) penceruk pasar/market nicher.
beranggotakan 8 perusahaan atau Beberapa strategi pemasaran yang
usaha yaitu usaha tempe yang dapat diterapkan oleh penceruk
dimiliki oleh Bawon, Setyowati , pasar adalah spesialisasi antara lain
Djuari, Kutiya, Priyo, Hari, Tumiran, spesialis pemakai akhir, tingkat
dan Hasan. Cluster 4 (pengikut vertikal, ukuran pelanggan,
pasar/market follower) berang- pelanggan tertentu, geografis,
gotakan 11 perusahaan atau usaha produk atau lini produk, sifat
yaitu usaha tempe yang dimiliki oleh (karakteristik) produk, pesanan,
Choiri, Ema, Maslikah, Gunari, kualitas atau harga, jasa, dan saluran
Suparmi, Zaini, M. Ainur, H. Taufik, distribusi.
Agus, Chifni, dan Hj. R. Jannah. Perusahaan atau usaha yang
Dengan demikian maka telah termasuk cluster 3 merupakan
diketahui posisi bersaing masing- perusahaan berposisi sebagai penan-
masing perusahaan sebagai tang pasar/market chalenger. Bebe-
pemimpin pasar, penceruk pasar, rapa strategi pemasaran yang dapat
penantang pasar, dan pengikut pasar. diterapkan oleh penantang pasar
Hal ini dapat dijadikan dasar dalam antara lain : strategi pemotongan
penentuan strategi pemasaran harga, strategi produk murah, strategi
selanjutnya karena strategi pema- produk prestise, strategi pengem-
saran berbeda pada tiap-tiap posisi. bangbiakan produk, strategi inovasi
produk, strategi penyem-purnaan
PEMBAHASAN layanan, strategi inovasi distribusi,
Perusahaan atau usaha yang strategi penekanan biaya produksi,
termasuk cluster 1 merupakan dan strategi promosi yang intensif.
perusahaan berposisi sebagai Perusahaan atau usaha yang
pemimpin pasar/market leader. Be- termasuk cluster 4 merupakan
be-rapa strategi pemasaran yang perusahaan berposisi sebagai
dapat diterapkan oleh pemimpin pengikut pasar/market follower.
pasar antara lain: 1, mengembangkan Beberapa strategi pemasaran yang
pasar keseluruhan dapat dilakukan dapat diterapkan oleh pengikut pasar
dengan mencari pemakai baru, antara lain: cloner yaitu meniru dan
mencari kegunaan baru, penggunaan menyamai segmen pasar dan bauran
yang lebih banyak (lebih sering); 2, pemasaran pemimpin pasar, imitiator

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan


Analaisis Posisi Bersaing… | 402

yaitu membuat beberapa differensiasi meningkatkan kualitas dari kripik


namun tetap meniru pemimpin pasar tempe tersebut sehingga industri
dalam hal pembaruan pasar dan kripik tempe yang merupakan
bauran pemasaran, dan adapter yaitu salah satu produk unggulan di
mencontoh produk-produk pemimpin Kota Malang dapat lebih eksis
pasar, memproduksinya namun dan mempunyai daya tarik
dengan improvisasi. tersendiri.
2. Para pengusaha industri kripik
KESIMPULAN tempe di Kota Malang
Berdasarkan hasil penelitian dapat diharapkan dapat memilih
diambil kesimpulan bahwa posisi strategi pemasaran yang tepat dan
bersaing Industri Kripik Tempe di sesuai dengan kondisi yang ada,
Sanan terdapat 4 cluster yang terbagi selain itu juga diharapkan turut
dalam: Cluster 1 (pemimpin mempertimbangkan variasi
pasar/market leader)beranggotakan 1 produk dan harga produk yang
perusahaan atau usaha yaitu usaha ditawarkan.
tempe yang dimiliki oleh Abdul 3. Bagi peneliti selanjutnya diha-
Majid. Cluster 2 (penceruk pasar/ rapkan hasil penelitian ini dapat
market nicher) beranggotakan 13 dijadikan sebagai referensi untuk
perusahaan atau usaha yaitu usaha melakukan penelitian lebih lanjut
tempe yang dimiliki oleh Suwono, dengan cakupan yang lebih luas
Kasturi, Bambang, Djumadi, Darto, dan lebih mendalam.
Laili, Abd. Sholeh, Darmadji, Suci,
Priyo, Rokhim, Abdul Rochman, dan DAFTAR PUSTAKA
Wawan. Cluster 3 (penantang Badan Pusat Statistik Jawa Timur.
pasar/market challenger) beranggo- 2011. Jawa Timur dalam
takan 8 perusahaan atau usaha yaitu angka. jatim.bps.go.id
usaha tempe yang dimiliki oleh Dewi, Susi Arfina. 2001. Analisis
Bawon, Setyowati, Djuari, Kutiya, Penentuan Posisi Bersaing
Priyo, Hari, Tumiran, dan Hasan. Poliklinik Spesialis Rumah
Cluster 4 (pengikut pasar/market Sakit Umum Palang Merah
follower) beranggotakan 11 Indonesia
perusahaan atau usaha yaitu usaha Bogor.http://digilib.ui.ac.id/o
tempe yang dimiliki oleh Choiri, pac/themes/libri2/detail....
Ema, Maslikah, Gunari, Suparmi, diunduh tanggal 12 Maret
Zaini, M. Ainur, H. Taufik, Agus, 2013.
Chifni, dan Hj. R. Jannah. Hasan, M. Iqbal. 2003. Pokok-pokok
Saran Materi Metodologi Penelitian
Berdasarkan kesimpulan di dan Aplikasinya. Jakarta:
atas maka dapat dikemukakan saran- Ghalia Indonesia.
saran sebagai berikut: Kotler, Philip dan Kevin Lane
1. Hasil penelitian ini diharapkan Keller. 2007. Manajemen
menjadi motivator bagi para Pemasaran. Edisi 12. Jakarta:
pengusaha industri kripik tempe PT Indeks.
di Kota Malang untuk selalu Kotler, Philip dan Gary Amstrong.
berupaya lebih inovatif terutama 2001. Prinsip-prinsip
pada bentuk dan aneka macam Pemasaran. Edisi 8. Jakarta:
rasa yang dihasilkan serta lebih Erlangga.

ISSN 2407-4268
403 | Riril Mardiana Firdaus

Malhotra, Naresh K. 2006. Riset 06/TH.XXXIX 2010 Hal 50-


Pemasaran Pendekatan 55.
Terapan Edisi Keempat Jilid Shimaguchi. 2006. Genre of Market
2. Jakarta: PT. Indeks. Position. Lecture Notes Vol.
Setyawan, Anton A. 2010. 7 for Management Strategy.
Manajemen Usahawan Tjiptono, Fandy. 2001. Strategi
Indonesia. No. Pemasaran. Edisi II.
Yogyakarta: Andi.

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai