SUP PAKCOY
Divalidasi oleh:
Tanggal 16 Maret 2022
I. Deskripsi Perusahaan
Karakteristik produk
3
akhir yang penting Sup pakcoy berkuah bening dengan tambahan wortel
Metode pengolahan
4 (urutan pengolahan Baby pakcoy dan wortel diblansir, kemudian diberi kuah
yang dilakukan) kaldu
Penerimaan Bahan Baku (Pakcoy, Ayam, Bawang Bombay, Daun Bawang, Daun
Seledri, Wortel, Bawang Putih, Bawang Merah, Kaldu jamur, Gula)
Penyimpanan bahan
Pencucian bahan
Penerimaan bahan baku Penerimaan Bahan Baku (Ayam, Bawang Bombay, Daun
pakcoy dan wortel Bawang, Daun Seledri, Bawang Putih, Bawang Merah,
Kaldu jamur, Gula). Bahan baku yang diterima telah
dilakukan proses penyortiran sehingga bahan yang
diterima sudah terjamin berkualitas
Pakcoy dan wortel dilakukan
pemotongan sesuai ukuran
standar Penyimpanan bahan
BM basah: chiller (3,5oC)
BM kering: wadah pada suhu ruang (25oC)
Daging ayam: freezer (-18oC)
Pakcoy dan wortel dicuci di
bawah air mengalir hingga
bersih
Pencucian bahan dilakukan
pada air yang mengalir
K - - - - - -
F - - - - - -
VIII. Penetapan Tingkat CCP
Bahaya CCP/Bukan
Tahap/Input Jenis Bahaya P1 P2 P3 P4
(M/K/F) CCP
APM Escherichia coli, APM
Koliform, Salmonella sp.,
Penerimaan M ALT, kapang, khamir, Y T Y Y Bukan CCP
Bahan Baku Staphylococcus aureus,
Campylobacter sp.
K Pestisida Y T Y Y Bukan CCP
Kontaminasi tangan pekerja
Pencucian Bahan M mengandung Staphylococus Y T Y Y Bukan CCP
aureus
Pemotongan
Bawang Putih Escherichia coli, salmonella
M Y T T - Bukan CCP
dan Bawang sp, dan serangga
Merah
Penumisan
Bawang Putih
M APM E coli dan salmonella sp Y T Y Y Bukan CCP
dan Bawang
Merah
APM Koliform, Salmonella
Pembuatan Kuah sp., ALT, kapang, khamir,
M Y T Y T CCP
Kaldu Staphylococcus aureus,
Campylobacter sp.
Pemblansiran
APM Escherichia coli,
Pakcoy dan M Y T Y T CCP
Salmonella sp.
Wortel
Pemasukkan
Kuah ke Dalam Escherichia coli dan
M Y T T - Bukan CCP
Wadah Berisi salmonella sp
Pakcoy
Escherichia coli dan
Pemorsian M Y T Y T CCP
salmonella sp
Escherichia coli dan
Pendistribusian M Y T Y T CCP
salmonella sp
IX. Rencana HACCP
2. Sanitasi Lingkungan
Berdasarkan data hasil observasi, sanitasi lingkungan sudah baik. Pada
aspek GMP, Instalasi Nutrisi Klinik RS Immanuel hampir semua kriteria
tergolong minor.
3. Peralatan masak
Berdasarkan data hasil observasi, peralatan yang digunakan dalam memasak
tahu asam manis yaitu sebagai berikut:
1. Alat persiapan seperti pisau dan talenan
2. Alat pengolahan seperti kompor, wajan besar, dan spatula
3. Alat pemorsian seperti alat makan (plato, piring, sendok, dll), wadah
stainless steel, dan ladle
4. Alat distribusi seperti kereta makan
Syarat peralatan masak adalah food grade, tahan lama, mudah dibersihkan,
tidak mudah berkarat, tidak mudah pecah, dan mudah pengoperasiannya. Alat
alat yang terdapat di INK RS Immanuel sudah tergolong baik dan sesuai dengan
syarat mutu. Namun, pada sanitasi peralatan, seharusnya dilakukan pencucian
alat secara berkala atau dilakukan sebelum melakukan pengolahan makanan.
Teknik dalam pencucian alat yaitu scrabbing, flushing, washing, rinsing,
sanitizing, dan drying.
4. Penjamah makanan
Menurut FAO (2001) tenaga penjamah makanan adalah setiap orang yang
secara langsung menangani makanan baik yang dikemas maupun tidak,
menangani peralatan makanan atau yang melakukan kontak langsung dengan
permukaan makanan. Adapun tujuan higienitas dan sanitasi penjamah makanan
adalah:
1. Makanan yang diproduksi terjamin keamanan dan kemurniannya
2. Dapat mencegah terjadinya kerusakan makanan.
3. Berperan juga dalam mengendalikan faktor makanan, tempat dan
perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit
atau gangguan kesehatan lainnya.
Setiap tenaga penjamah makanan pada saat bekerja harus berperilaku:
1. Tidak makan atau mengunyah makanan kecil/permen.
2. Tidak memakai perhiasan (cincin).
3. Tidak bercakap-cakap.
4. Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar
kecil.
5. Tidak memanjangkan kuku.
6. Selalu memakai pakaian yang bersih.
Berdasarkan hasil observasi, penjamah makanan di Instalasi Nutrisi Klinik
RS Immanuel sudah baik dan sesuai dengan SOP. Namun, ada beberapa saat
ketika penjamah makanan tidak menggunakan masker dan sarung tangan. Hal
ini dapat mengakibatkan pencemaran makanan. Kulit tidak pernah bebas dari
kuman mikroorganisme, termasuk bakteri, kapang, khamir dan protozoa.
Terdapat pula mikroba patogen yang berpotensi menimbulkan berbagai penyakit
perut (gastroenteritis) melalui makanan. Secara umum flora bakteri yang
terdapat pada kulit manusia antra lain Staphylococcus epider dan
Staphylococcus aureus. Bakteri ini dapat berkembang biak dalam makanan dan
membentuk toksin dan dapat menimbulkan keracunan makanan. Pada daerah
sekitar mulut, hidung, tenggorokan pada tubuh yang normal banyak
mengandung mikroba. Dari beberapa mikroba yang ada salah satunya
staphylococcus aureus yang berada dalam saluran pernapasan dari manusia
sehat. Pekerja yang menangani pangan dapat memindahkan patogen ke bumbu-
bumbu dan bahan pangan bila mereka tidak mencuci tangan setelah dari kamar
kecil. Bakteri patogen penting dari alat pencernaan dapat menyebabkan kolera,
disentri basiller, demam tifus, dan hepatitis.
5. Proses pemasakan
Pada pembuatan sup pakcoy dilakukan proses pemasakan yaitu perebusan
kuah kaldu dan pemblansiran sayuran. Berdasarkan observasi, suhu dan waktu
perebusan kuah kaldu yang digunakan sudah sesuai dengan literatur. Proses
perebusan kuah kaldu dimulai dari air mendidih yang secara perlahan masuk ke
dalam bagian dalam dari bahan makanan yang direbus sehingga sari dari bahan
makanan yang direbus dapat ditarik keluar dan bercampur dengan air perebus.
Selama proses perebusan kuah kaldu, sebaiknya alat tidak ditutup terlalu rapat
sehingga air tidak keluar dari alat dan mengurangi zat gizi yang terkandung.
Pada proses pembuatan kaldu di Instalasi Nutrisi Klinik Rumah Sakit
Immanuel Bandung juga ditambahkan potongan daun seledri dan daun bawang
yang diiris ke dalam kuah kaldu matang. Pemotongan daun seledri dan daun
bawang yang digunakan menggunakan talenan dan pisau yang sama dengan
bahan makanan lainnya, seperti lauk hewani. Talenan yang digunakan untuk
segala jenis bahan makanan tersebut dapat menyebabkan kontaminasi silang
terhadap bahan makanan lain, terutama dari lauk hewani ke lauk nabati atau
sayuran. Oleh karena itu, talenan dan pisau yang digunakan seharusnya
dibedakan atau setidaknya dicuci setiap selesai memotong suatu bahan makanan.
Sebelum dilakukan pemblansiran, sayur pakcoy dan wortel dipotong dan
dicuci menggunakan air mengalir. Wadah hasil pemotongan pakcoy dipisahkan
bagian batang dan daunnya untuk mempermudah proses pematangan. Pada
proses pemblansiran, sayur pakcoy dan wortel dilakukan pada suhu ±90 oC. Suhu
pemblansiran tersebut sudah sesuai dengan literatur. Berdasarkan literatur,
pemblansiran yang dilakukan pada suhu tinggi dapat meningkatkan kecerahan,
gizi, dan tekstur sayuran. Namun, suhu pemblansiran tidak boleh melebihi 100oC
karena dapat mempengaruhi zat gizi yang terkandung dalam sayuran. Setelah
proses blansir harus segera dilakukan pendinginan sehingga dapat menghentikan
proses pemasakan pada sayuran dan meminimalisasi zat gizi yang berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
Pembuatan kuah kaldu Pengecekan suhu kuah kaldu Pemotongan daun untuk kuah
kaldu